Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok

Mata Kuliah Energi Baru Dan Terbarukan


Potensi Indonesia Dalam Memanfaatkan Energi Nuklir Reactor PWR

Disusun Oleh:
Nama : Feraldo Sandrio
NIM : 21137131
Prodi : Transfer S-1

Dosen Pengampu:
Nama : Ansosry, S.T., M.T.
NIDN : 0020057302

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
Menganalisis Video Teori

A. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


1. Penjelasan Singkat
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit
daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber
panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt
Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin.
Putaran turbin inlah yang diubah menjadi energi listrik. Perbedaannya ialah sumber
panas yang digunakan untuk menghasilkan panas. Sebuah PLTN menggunakan
Uranium sebagai sumber panasnya. Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium
menghasilkan energi panas yang sangat besar.
2. Prinsip Kerja PLTN

Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir(PLTN) hampir mirip dengan


cara kerja pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar fosil. Jika PLTU
menggunakan boiler untuk menghasilkan energi panasnya, PLTN menggantinya
dengan menggunakan reaktor nuklir. PLTU menggunakan bahan bakar batubara,
minyak bumi, gas alam dan sebagainya untuk menghasilkan panas dengan cara
dibakar. Kemudian panas yang diperoleh digunakan untuk memanaskan air di
dalam boiler sehingga menghasilkan uap air untuk memutar turbin uap. Generator
dapat menghasilkan listrik karena ikut berputar seporos dengan turbin uap.
Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional, bahan bakar untuk
menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti ; batubara, minyak dan
gas, sementara itu, pada PLTN, panas diperoleh dari reaksi inti atom di dalam
reaktor. Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini pada pembangkit listrik
konvensional, akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2)
dan nitrogen oksida (Nox), serta debu yang mengandung logam berat. Sisa
pembakaran tersebut akan teremisikan ke udara dan berpotensi mencemari
lingkungan hidu karena menimbulkan hujan asam dan peningkatan suhu global.
B. PLTN Berbasis Reaktor Daya PWR
Desain pembangkit uap untuk reaktor daya PWR yang pertama ini adalah
sebuah boiler 20 MW yang ditiru dari pembangkit uap kapal selam nuklir USA 50 MW
dan Pembangkit di Shipping Port yang berbasis teknologi PWR. Integritas sistem
pembangkit uap PLTN penting untuk diperhatikan karena selain berfungsi
menghasilkan uap juga berfungsi sebagai pemisah antara pendingin primer yang
mengandung substansi aktif dengan pendingin sekunder. Integritas pembangkit uap
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor desain, faktor manusia, faktor
lingkungan, dan sebagainya. Faktor desain PLTN tentunya mencakup kemampuan dan
keandalan komponen yang digunakan. PLTN selama beroperasi tentunya akan
menyebabkan interaksi antara material/komponen dengan tegangan dan regangan
(stress and strain), getaran, korosi, dsb.
Sistem pembangkit uap ini pada dasarnya didesain untuk dapat dioperasikan 30
sampai 40 tahun. Namun dari beberapa laporan banyak sistem pembangkit uap dari
berbagai jenis PLTN yang mengalami permasalahan dan kurang berfungsi sebelum
waktunya. Dibahas bagaimana perkembangan desain pembangkit uap sejak desain awal
hingga desain pembangkit uap mutakhir, kajian mencakup kriteria dan persyaratan
keselamatan, serta berbagai pengalaman pengoperasian PWR. Desain dan teknologi
keselamatan dari pembangkit uap PLTN jenis PWR dikembangkan secara bertahap
untuk memenuhi peningkatan keandalan. Di era ini desain pembangkit uap PWR telah
dikembangkan lebih kompak, vertical, kualitas uap yang tinggi, serta menunjukkan
kemampuan pengoperasian dan efisiensi yang lebih baik.
C. Kriteria Keselamatan
1. Menjaga agar resiko kerusakan teras sebagai akibat dari kerusakan tabung
pembangkit uap berada dalam tingkat yang dapat diterima.
2. Menjamin agar integritas tabung pembangkit uap terjaga dan memenuhi batas dosis
yang telah ditetapkan.
3. Menjamin kebolehjadian rusaknya tabung sekecil mungkin pada kondisi operasi
normal.
4. Menjamin kebolehjadian hancurnya tabung pada kondisi kecelakaan adalah
serendah mungkin.
5. Menjamin kebocoran primer ke sekunder selama operasi normal dan selama
kejadian kecelakaan terpostulasi tetap konsisten dalam batas dosis yang
diperuntukkan bagi pembatas (boundary) bertekanan.
D. Desain Pembangkit UAP (PLTN Reactor PWR)
Pada awalnya dipilih desain PWR Amerika Serikat, namun ada pertimbangan
tentang siklus CANDU dan biaya/harga air berat cukup tinggi. Oleh karenanya
diinginkan desain boiler untuk CANDU yang mempunyai luas permukaan transfer
panas yang lebih rendah untuk mengvurangi volume air berat sebagai fluida pendingin
primer.
Hal ini didasari pula bahwa reaktor PWR di Amerika Serikat banyak mengalami
kegagalan. Penyangga tabung berfungsi untuk menyangga tabung dan mencegah
vibrasi tabung, dan membuat turunnya tekanan (pressure drop) air yang lebih rendah
agar didapatkan aliran sirkulasi yang tinggi. Masalah yang terdapat pada penyangga
tabung model piringan adalah timbulnya endapan (sludge) pada sekitar daerah aliran.
Kerusakan ini menyebabkan semua boiler harus di atur ulang dan diretubed. Jika
penyangga grid kisi yang digunakan, kerusakan ini tidak akan terjadi, dengan desain ini
tabung akan bebas mengembang Penyangga yang berbentuk kisi membuat aliran
sirkulasi lebih tinggi, lebih luwes, dan terminimalisirnya akumulasi endapan. Selain itu
penyangga tabung jenis kisi ini memberikan kendali vibrasi yang lebih baik dan tidak
ada keretakan
E. Keuntungan PLTN Reactor PWR
a. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca
b. Tidak mencemari udara
c. Sedikit menghasilkan limbah padat
F. Kekurangan PLTN Reactor PWR
Mekanisme kerusakan yang paling kritis pada pembangkit uap adalah antara lain
fretting, wastage, crack, dan fatik. Untuk meningkatkan kinerja pembangkit uap perlu
dilakukan upaya berupa strategi pengendalian perawatan dan perbaikan.
G. Potensi PLTN di Indonesia
PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) memiliki beberapa keuntungan untuk di
jadikan energi primer di Indonesia.
1. Nuklir adalah sumber energi yang sangat besar dan efisien. reaksi fisi dalam reaktor
daya menghasilkan energi panas yang sangat besar. Satu gram uranium
menghasilkan energi panas setara dengan 1 ton batubara. PLTN jauh lebih efisien
jika dibandingkan dengan penggunaan energi fosil yang sekarang semakin mahal
dan menipis.
2. Persediaan bahan bakar nuklir di dunia masih cukup banyak.
3. PLTN lebih bersih. Apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga fosil
(minyak, batubara, dan gas) maka polusi udara yang ditimbulkan oleh PLTN jauh
lebih sedikit.
4. Volume limbah nuklir relatif sedikit. Di samping itu, Indonesia mempunyai wilayah
yang sangat luas dan banyak pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni. Tempat
tersebut dapat digunakan untuk menyimpan limbah radioaktif yang bersifat lestari
(permanen).
5. Masa pakai PLTN cukup lama. PLTN dapat digunakan selama 50 tahun. Ini lebih
lama dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga fosil.
6. Energi nuklir sangat reliable, tidak tergantung cuaca, tidak seperti PLTS atau
PLTA.

Anda mungkin juga menyukai