Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Pengkajian Kelayakan Ekonomi dan Finansial


1.1.1 Biaya Investasi Proyek Bendungan Limbah
1. Investasi sarana dan prasarana bendungan limbah meliputi:
a. Investasi untuk pembangunan sistem setempat (on-site).
b. Investasi untuk pembangunan Sistem Pengelolaan Limbah Terpusat dalam
berbagai skala pengembangan (off-site).
2. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek bendungan limbah harus
meperhitungkan perbedaan karakteristik biaya yang timbul antara proyek-proyek
sebagai berikut:
a. Perluasan prasarana yang sudah ada.
b. Rehabilitasi prasarana yang sudah ada.
c. Pengembangan prasarana pada daerah baru.

1.1.2 Proses Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan


Proses perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek air limbah harus
memperkirakan seluruh biaya yang timbul dan manfaat yang timbul dari kegiatan
investasi dan operasi serta memperkirakan selisih atau membandingkan antara biaya
dan manfaat selama tahun proyeksi.
1. Perhitungan Kelayakan Ekonomi
a. Perhitungan kelayakan ekonomi proyek dihitung dengan metode Economic
Internal Rate of Return (EIRR). Rumus dasar yang digunakan adalah :
n
I CF
0=∑ t
+ t
t=1 (1+ IRR) (1+ IRR)
dimana :
IRR = Tingkat Bunga Kegiatan (Internal Rate of Return)
I = Modal (Investment) awal
CF = Cash Flow tiap tahunnya
n = tahun ke n
b. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka prosentase (%)
lebih besar dari discount factor, maka perhitungan tersebut merekomendasikan
bahwa proyek layak diterima dalam pengertian melaksanakan proyek lebih baik
dibanding tidak melaksanakan proyek. Tidak melaksanakan proyek berarti
membiarkan pencemaran air limbah tetap berlangsung dengan konsekuensi
kerugian yang lebih besar akibat penurunan kualitas lingkungan/sumber daya air
dan penurunan derajat kesehatan manusia;
c. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka prosentase (%)
lebih kecil dari discount faktor, maka proyek ditolak. Proyek ini perlu direvisi
skala investasinya agar biaya investasi tidak terlalu berlebihan (over investment).

2. Perhitungan Kelayakan Keuangan


a. Perhitungan kelayakan keuangan proyek dihitung dengan metode Keuangan
Financial Internal Rate of Return (FIRR) dan Net Present Value (NPV). Rumus
dasar FIRR sama dengan EIRR, sedangkan untuk rumus NPV adalah sebagai
berikut :
n
I CF
NPV =∑ +
t=1 (1+ R) (1+ R)t
t

dimana :
NPV = Nilai sekarang dari investasi (Net Present Value)
I= Modal (Investment) awal
CF = Cash Flow tiap tahunnya
r= tingkat bunga (interest rate) %
n = tahun ke n
b. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%) lebih besar
dari discount factor, maka pendanaan investasi proyek dapat dibiayai dari
pinjaman komersial tanpa membebani Anggaran untuk pengembalian cicilan
pokok dan bunganya. Bahkan proyek ini mendapat manfaat keuangan sebesar
nilai NPV- nya (NPV positif);
c. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%) sama
dengan nol yang berarti lebih kecil dari discount faktor, maka pendanaan
investasi proyek hanya layak apabila dibiayai dari sumber dana lain yang tidak
mengandung unsur bunga pinjaman dan pembayaran cicilan pokok.
d. Apabila kelayakan keuangan proyek tidak dapat menutup biaya operasional
(deficit O/M), maka proyek ditolak. Proyek ini perlu direvisi perencanaannya
dan pilihan teknologinya agar biaya O/Mnya dapat menjadi lebih rendah.

1.1.3 Perkiraan Biaya Investasi dan Pengendalian Modal


1. Seluruh biaya investasi yang diperlukan dalam proyek bendungan limbah harus
diperkirakan baik berupa investasi awal maupun investasi lanjutan yang diperlukan
sesuai tahapan pengembangan proyek termasuk investasi penggantian
(replacement) aset yang sudah usang;
2. Seluruh biaya pengembalian modal investasi harus diperkirakan berdasarkan
perhitungan depresiasi (penyusutan) terhadap prasarana terbangun. Perhitungan
depresiasi masing-masing komponen prasarana terbangun dihitung bedasarkan
standard usia/umur manfaat prasarana;
3. Apabila biaya investasi pembangunan sarana dan prasarana tersebut dibiayai dari
dana pinjaman (Loan), maka biaya bunga pinjaman harus diperhitungkan dalam
komponen pengembalian modal.

1.1.4 Perkiraan Biaya Operasional


1. Seluruh biaya operasi dan pemeliharaan (O dan P) yang diperlukan untuk
mengoperasikan sarana dan prasarana terbangun sesuai Standard Operating
Procedur (SOP) harus diperkirakan dalam satuan Rp/Thn serta diproyeksikan
selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi;
2. Seluruh biaya umum dan administrasi yang diperlukan untuk membiayai operasi
lembaga pengelola harus diperkirakan dalam Rp/Thn serta diproyeksikan selama
tahun proyeksi dengan memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi dan
pengembangan kapasitas lembaga pengelola.

1.1.5 Perkiraan Manfaat Ekonomi


1. Seluruh manfaat ekonomi yang timbul dari keberadaan proyek limbah tailing harus
diperkirakan baik berupa manfaat yang dapat diukur dengan uang (Tangible)
maupun manfaat yang tidak dapat diukur dengan uang (Intangible);
2. Manfaat ekonomi proyek limbah yang dapat diukur dengan nilai uang (Tangible)
baik berupa manfaat langsung (Direct) maupun manfaat tidak langsung (Indirect)
harus dikonversikan dengan standard konversi yang dapat dipertanggung jawabkan
berdasarkan kaidah ekonomi yang dihitung dalam satuan Rp/Thn;
3. Manfaat ekonomi proyek limbah yang tidak dapat diukur dengan nilai uang
(Intangible) harus dijelaskan dengan menggunakan data-data statistik yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai