Anda di halaman 1dari 44

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Definisi Persediaan
 Persediaan adalah semua barang atau bahan yang
diperlukan dalam proses produksi dan distribusi untuk
diproses lebih lanjut atau dijual di mana merupakan
investasi yang penting pada suatu perusahaan.
(Sundjaja, 2003)

 Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-


barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan
barang-barang yang masih dalam proses pengerjaan
atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku
yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses
produksi
Fungsi Persediaan
1. Untuk memberikan suatu stok barang-barang agar dapat
memenuhi permintaan yang timbul dari konsumen.
2. Untuk menyesuaikan produksi dengan distribusi.
3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah, karena
pembelian dalam jumlah besar dapat secara substansial
menurunkan biaya produk.
4. Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan
harga.
5. Untuk menghindari dari kekurangan stok yang dapat terjadi
karena cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau
pengiriman yang tidak tepat.
6. Untuk menjaga keberlangsungan operasi dengan cara
"barang-dalam-proses“.
Tipe Persediaan
Ditinjau Dari Fungsinya
 Fluktuation Stock: untuk menjaga terjadinya fluktuasi
permintaan dan untuk mengatasi jika terjadi kesalahan/
penyimpangan dalam perkiraan penjualan, waktu produksi
atau pengirman barang.
 Anticipation Stock: untuk menghadapi permintaan yang dapat
diramalkan, misalnya musim permintaan tinggi atau sukar
memperoleh bahan baku.
 Lot size Inventory: persediaan dalam jumlah besar yang
melebihi kebutuhan saat itu. Hal ini untuk mendapatkan
quantity discount dan penghematan biaya pengangkutan.
 Pipeline Inventory: persediaan yang sedang dalam proses
pengiriman dari tempat asal ke tempat di mana barang
tersebut akan digunakan, yang dapat memakan waktu
beberapa hari/minggu.
Tipe Persediaan
Ditinjau Dari Jenis dan Posisi Barang

 Persediaan Bahan Mentah (Raw Materials) yang


telah dibeli, tetapi belum diproses.
 Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong
(Supplies) yaitu persediaan barang yang diperlukan
dalam proses produksi tetapi tidak merupakan bagian
atau komponen barang jadi.

 Persediaan Barang Dalam Proses (Work in Process


Goods) yang telah mengalami beberapa perubahan
tetapi belum selesai.
Tipe Persediaan
Ditinjau Dari Jenis dan Posisi Barang

 Persediaan Komponen-komponen Rakitan


(Purchase Parts/Components).
MRO (Maintenance/repair/operating) supplies merupa-
kan persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan
pemeliharaan, perbaikan, dan operasi.

 Persediaan Barang Jadi (Finished Goods), termasuk


dalam persediaan karena permintaan konsumen untuk
jangka waktu tertentu mungkin tidak diketahui.
Mengelola Persediaan
1. Analisis ABC
 Merupakan penerapan persediaan dengan
menggunakan Prinsip Pareto, yaitu the critical
few and the trivial many yang memfokuskan
kepada persediaan yang critical (bernilai tinggi)
daripada yang trivial (bernilai rendah)
 Untuk menentukan nilai volume uang tahunan
dalam analisis ABC dengan cara mengukur
permintaan tahunan dari setiap butir persediaan
dikalikan dengan biaya per unit.
 Analisis ABC membagi persediaan ke dalam 3
kelompok berdasarkan nilai volume tahunan dalam
jumlah uang (annual money volume).
 Kelas A: nilai volume uang yang tinggi, mewakili 70-
80% dari nilai total volume uang, meskipun jumlahnya
sedikit (sekitar 15% dari jumlah persediaan)
 Kelas B: Nilai volume uang yang menengah, mewakili
sekitar 15-25% dari nilai total volume uang, dan
sekitar 30% dari jumlah persediaan
 Kelas C: Nilai volume uangnya rendah, hanya mewakili
sekitar 5% dari nilai total volume uang, tetapi terdiri
dari sekitar 55% dari jumlah persediaan.
Representasi Grafik dalam Analisis ABC
Contoh Analisis ABC:
Silicon Chips Inc., produsen chip DRAM superfast akan
mengelompokkan 10 item inventori utamanya menggunakan analisis
ABC
Mengelola Persediaan
2. Pencatatan yang akurat
 Record accuracy is a prerequisite to inventory
management, production scheduling, and,
ultimately, sales.
 Record accuracy requires good incoming and
outgoing record keeping as well as good security.
 Accuracy can be maintained by either periodic or
perpetual systems.
 Periodic systems require regular (periodic) checks of
inventory to determine quantity on hand.
 Perpetual inventory tracks both receipts and
subtractions from inventory on a continuing basis.
Mengelola Persediaan
2. Pencatatan yang akurat
 Stockrooms will have limited access, good
housekeeping, and storage areas that hold fixed
amounts of inventory.
 In both manufacturing and retail facilities, bins, shelf
space, and individual items must be stored and
labeled accurately.
Mengelola Persediaan
3. Perhitungan Siklus (Cycle Counting)
Usaha membuat catatan persediaan yang akurat harus
dilakukan dengan cara catatan atau arsip harus
diverifikasi melalui pemeriksaan atau audit yang
berkelanjutan. Audit seperti ini disebut perhitungan
siklus.
• Perhitungan siklus menggunakan pengelompokkan
persediaan yang dikembangkan melalui analisis ABC.
• Dengan prosedur perhitungan siklus, item-item
dihitung, rekaman catatan diverifikasi dan ketidak-
akuratan didokumentasikan secara periodik. Penyebab
ketidakakuratan dilacak dan tindakan koreksi dilakukan
untuk memastikan integritas sistem inventori
Contoh Perhitungan Siklus:
Cole’s Truck, Inc. adalah perusahaan pembuat truk
sampah yang memiliki 5000 item di inventorinya.
Perusahaan ingin menetapkan seberapa banyak item yang
dihitung siklusnya per hari?
Setelah mempekerjakan Matt Clark, perusahaan memiliki
500 item A, 1750 item B, dan 2750 item C. Kebijakan
perusahaan adalah menghitung semua item A setiap
bulan (setiap 20 hari kerja), semua item B setiap triwulan
(60 hari kerja) dan semua item C setiap semester (120
hari kerja). Kemudian perusahaan mengalokasikan
beberapa item untuk dihitung setiap hari.
Jawaban Perhitungan Siklus:

This daily audit of 77 items is much more efficient and accurate


than conducting a massive inventory count once a year.
 Keunggulan perhitungan siklus:
▪ Mengurangi kerusakan dan gangguan produksi yang
dibutuhkan untuk inventori fisik tahunan
▪ Mengurangi penyesuaian inventori tahunan
▪ Melatih personel audit tentang keakuratan inventori
▪ Memungkinkan penyebab error/kerusakan dapat
diidentifikasi dan tindakan koreksi dapat dilakukan
▪ Memelihara keakuratan rekaman catatan inventori
Mengelola Persediaan
4. Pengendalian Persediaan Jasa
• Perusahaan yang bergerak di sektor jasa pada
kenyataannya tetap memiliki persediaan.
• Persediaan yang tidak terpakai (dalam transit atau
idle), nilainya menjadi hilang.
• Persediaan yang rusak, dicuri atau hilang sebelum
dijual merupakan kerugian.
• Dalam ritel, persediaan yang belum ditemukan mulai
dari saat penerimaan sampai waktu penjualan tiba
disebut sebagai penyusutan.
• Penyusutan bisa terjadi karena kerusakan, pencurian,
ataupun kecerobohan dalam pendokumentasian inventori.
 Teknik yang diterapkan mencakup:
▪ Pemilihan karyawan, pelatihan dan disiplin yang
baik.
▪ Pengendalian yang ketat atas kiriman barang
yang datang. Penerapannya misalkan dengan
pemakaian barcode system yang dapat dirancang
secara komputerisasi atau RFID.
▪ Pengendalian yang efektif atas semua barang
yang keluar dari fasilitas. Bisa dilakukan dengan
barcode, garis magnetic maupun pengamatan
langsung melalui kaca satu arah, video atau
pengawasan oleh manusia.
Model Persediaan
Berdasarkan permintaannya:
Permintaan Independen dan Dependen
 Model pengendalian persediaan mengasumsikan
bahwa permintaan suatu produk bersifat dependen
atau independen terhadap permintaan produk lainnya.
 Misalnya: permintaan kulkas independent terhadap
permintaan oven. Namun, permintaan komponen oven
dependent terhadap persyaratan oven tersebut.
Model Persediaan
Berdasarkan biaya yang terkait dengan persediaan (biaya
persediaan):
 Biaya Penyimpanan (Holding cost, Carrying Cost), yaitu
biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan atau
penahanan (carrying) persediaan sepanjang waktu
tertentu.
▪ Biaya ini mencakup biaya-biaya yang berkaitan dengan gudang,
seperti sewa, administrasi, gaji pelaksana gudang, listrik,
asuransi, penambahan staf, pembayaran bunga/biaya modal,
kerusakan, dsb.
▪ Biaya tersebut adalah variable bila bervariasi dengan tingkat
persediaan.
▪ Apabila biaya fasilitas penyimpanan (gudang) tetap, maka tidak
dimasukkan dalam biaya penyimpanan per unit.
Model Persediaan
 Biaya Pemesanan (Ordering Cost, Procurement Cost),
yaitu biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
kegiatan pemesanan bahan/barang sejak dari
penetapan pemesanan sampai tersedianya barang di
gudang.
▪ Biaya ini mencakup biaya-biaya: administrasi dan penempatan
pesanan, pemilihan vendor/pemasok, formulir pemrosesan
pesanan, tenaga para pekerja, pengepakan dan penimbangan,
inspeksi dan penerimaan barang, pengiriman ke gudang dan
bongkar muat, hutang lancar dsb.
▪ Biaya pemesanan tidak tergantung dari jumlah yang dipesan
tetapi tergantung dari berapa kali pesanan dilakukan.
Model Persediaan
 Biaya pemasangan (Setup Cost) adalah biaya-biaya
untuk mempersiapkan mesin atau proses untuk
memproduksi pesanan.
▪ Biaya ini dapat diefisienkan apabila pemesanan dilakukan secara
elektronik.
▪ Dalam banyak operasi, biaya pemasangan berhubungan erat
dengan waktu pemasangan (setup time), yaitu waktu yang
diperlukan untuk mempersiapkan mesin atau proses untuk
produksi.
Model Persediaan
Untuk Permintaan Independen

Three inventory models that address two important


questions ‘when to order’ and ‘how much to order’ are:

1. Basic Economic Order Quantity (EOQ) model

2. Production Order Quantity (POQ) model

3. Quantity Discount model

The objective of most inventory models is to minimize total


costs.
Model Persediaan
(Untuk Permintaan Independen)
1. Model dasar Economic Order Quantity (EOQ)
An inventory-control technique that minimizes the
total of ordering and holding costs.
Model Persediaan
(Untuk Permintaan Independen)
1. Model dasar Economic Order Quantity (EOQ)
Berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu:
a) Pemintaan diketahui dan bersifat konstan
b) Lead time (waktu antara pemesanan dan penerimaan) diketahui
dan konstan.
c) Permintaan diterima dengan segera.
d) Tidak ada diskon.
e) Biaya yang terjadi hanya biaya setup atau pemesanan diketahui
dan bersifat konstan.
f) Tidak terjadi kehabisan stok.
 Notasi yang digunakan:
Q = Jumlah barang setiap pemesanan
EOQ = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ)
D = Permintaan tahunan barang persediaan (dalam unit)
S = Biaya pemasangan atau pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya penahanan atau penyimpanan per unit per tahun

 Biaya pemesanan tahunan:

 Biaya penyimpanan tahunan:

 Jumlah pemesanan optimal :


 Jumlah pemesanan yang diharapkan:

 Waktu antar pemesanan yang diharapkan:

 Biaya total tahunan:


Costs as a Function of Order Quantity
Contoh Perhitungan EOQ:
 Sharp Inc., a company that markets painless hypodermic needles
to hospitals would like to reduce its inventory cost by
determining the optimal number of hypodermic needles to
obtain per order. If the annual demand is 1.000 units, the setup
or ordering cost is $10 per order, and the holding cost per unit
per year is $0,50.What is its optimal order quantity (EOQ)?
 If Sharp Inc. has 250-day working year, what are the number of
orders (N) and the expected time between orders?
 How much is the total cost?
Model Persediaan
(Untuk Permintaan Independen)
2. Model Production Order Quantity (POQ)
This model is applicable under two situations:
▪ When inventory continuously flows or builds up over a
period of time after an order has been placed; or
▪ When units are produced and sold simultaneously.
 Notasi yang digunakan:

 Jumlah produksi/pemesanan optimal ketika persediaan


diproduksi dan dikonsumsi bersamaan:

atau
Contoh Perhitungan POQ:
Nathan Manufacturing Inc., makes and sells specialty hubcaps for the
retail automobile aftermarket. Nathan’s forecast for its wire-wheel
hubcap is 1.000 units next year, with an average daily demand of 4
units. However, the production process is most efficient at 8 units per
day. So the company produces 8 per day but uses only 4 per day. The
company wants to solve for the optimum number units per
order. (note: this plant schedule production of this hubcap only as
needed, during the 250 days per year the shop operates).
The data of annual demand (D) is 1.000 units, setup cost (S) is $10,
holding cost (H) is $0,50 per unit per year, daily production rate (p) is
8 units daily, and daily demand rate (d) is 4 units daily.
Jawaban Perhitungan POQ:
Jumlah produksi/pemesanan optimal:
Model Persediaan
(Untuk Permintaan Independen)
3. Model Quantity Discount merupakan pengurangan
harga (P) untuk produk-produk ketika dibeli dalam
jumlah besar.
 Terdapat trade-off ketika mempertimbangkan
diskon kuantitas, yaitu antara penurunan biaya
produksi atau peningkatan biaya penahanan/
penyimpanan (holding cost)
 Biaya total persediaan tahunan (dengan memasuk-
kan biaya produk):
Langkah-langkah perhitungan:
 Menghitung jumlah pemesanan optimal.
di mana H = I x P

 Jika jumlah pemesanan terlalu rendah, maka harus


disesuaikan jumlah pesanan ke atas, yaitu ke jumlah
terendah yang memungkinkan diperoleh potongan harga.
 Dengan menggunakan rumus biaya total persediaan,
hitung biaya total persediaan untuk tiap-tiap jumlah
pemesanan (Q*)
 Pilih jumlah pemesanan (Q*) dengan biaya total
persediaan terendah (jumlah pemesanan inilah yang akan
meminimalkan biaya total persediaan)
Contoh Perhitungan Quantity Discount:
Wohl’s discount store stocks toy race cars. Recently, the store has been given a
quantity discount schedule for these cars. This quantity schedule was shown in
Table below. Thus, the normal cost for the toy race cars is $5,00. for orders
between 1.000 and 1.999 units, the unit cost deops to $4,80. for orders of
2000 or more units, the unit costs is only $4,75. furthermore, ordering cost is
$49,00 per order, annual demand is 5.000 race cars, and inventory carrying
charge, ad a percent of cost, I, is 20% or 0,2. what order quantity will
minimize the total inventory cost?
Jawaban:
= PD = DS/Q = QH/2
= 5000.5 = 5000.49/700 = 700(0.2x5)/2
= 25000 = 350 = 350
Reorder Points
 Simple inventory models assume  Reorder point (ROP)
that: The inventory level (point) at which
1. A firm will place an order when action is taken to replenish the
the inventory level for that stocked item.
particular item reaches zero;
and
2. It will receive the ordered items  Safety stock (ss)
immediately. Stok ekstra untuk memungkin-
kan permintaan tidak merata;
 Lead time or delivery time
penyangga (a buffer).
 In purchasing systems, the time
between placing an order and
receiving it;
 In production systems, the wait,
move, queue, setup, and run
times for each component
produced.
The Reorder Point (ROP)

Q * is the optimum order quantity, and lead time represents


the time between placing and receiving an order.
 Titik pemesanan ulang (ROP):

This equation for ROP assumes that demand during lead time
and lead time itself are constant.

 The reorder point with safety stock


ROP = Expected demand during lead time + Safety stock

The demand per day, d , is found by dividing the annual demand,


D , by the number of working days in a year:
Contoh:
An Apple store has a demand (D) for 8,000 iPhones per year.
The firm operates a 250-day working year. On average, delivery
of an order takes 3 working days, but has been known to take as
long as 4 days. The store wants to calculate the reorder point
without a safety stock and then with a one-day safety stock.
Jawaban:

Anda mungkin juga menyukai