KI2241 Energetika
Percobaan E-3
Diagram Terner
NIM : 10518038
Hari : Rabu
Asisten :
2022
Percobaan E-3
Sistem Zat Cair Tiga Komponen
I. Tujuan Percobaan
- Membuat kurva kelarutan suatu cairan yang terdapat dalam campuran dua cairan
tertentu.
- Menentukan massa jenis zat yang digunakan dalam percobaan.
- Menentukan kelarutan dan kurva kelarutan suatu cairan yang ditambahkan ke dalam
suatu campuran biner dan menggambarkan dalam suatu diagram.
Aturan fase gibbs memberikan suatu hubungan antar derajat kebebasan dalam suatu
sistem dengan komponen (C) dan fase (P). Hubungan komponen dan fase tersebut dapat
dinyatakan kedalam sebuah rumus yaitu :
V=C–P+2
Dengan:
V = jumlah derajat kebebasan
C = jumlah komponen
P = jumlah fasa
Persamaan diatas disebut juga Hukum Fasa Gibbs, yaitu jumlah terkecil
perubahan bebas yang diperlukan untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat
pada kesetimbangan. Kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan komposisi
sistem. Jumlah derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan
tetap dapat dinyatakan sebagai:
𝑉=3−𝑃
Konsentrasi dapat dinyatakan dengan istilah persen berat atau fraksi mol. Fraksi
mol tiga komponen dari sistem terner (C = 3) sesuai dengan 𝑋𝐴 + 𝑋𝐵 + 𝑋𝐶 = 1. Tiap
sudut segitiga tersebut menggambarkan suatu komponen murni. Komposisi dapat
dinyatakan dalam fraksi massa (untuk cairan) atau fraksi mol (untuk gas). Diagram tiga
sudut atau diagram segitiga berbentuk segitiga sama sisi dimana setiap sudutnya
ditempati komponen zat. Sisi-sisinya itu terbagi dalam ukuran yang menyatakan bagian
100% zat yang berada pada setiap sudutnya.
- Bahan
1. 100 ml Aseton
2. Air (aqua DM)
3. 100 ml Toluol
4. 100 ml Kloroform
5. 100 ml Etanol
6. 100 ml Asam asetat glasial
Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
ml A 2 4 6 8 10 12 14 16 18
ml B 18 16 14 12 10 8 6 4 2
Kemudian, ditiitrasi tiap campuran dalam labu 1 s.d. 9 dengan zat C sampai tepat timbul
keruh, dan dicatat jumlah volume zat C yang digunakan. Titrasi dilakukan secara
perlahanlahan. Setelah itu, ditentukan rapat massa masing-masing cairan murni A,B, dan C.
Dicatat suhu kamar sebelum dan sesudah percobaan.
V. Data Pengamatan
Suhu kamar sebelum percobaan = 26°C
𝜌𝑎𝑖𝑟 (26℃) = 0,996783 gr/mL
Tabel 5.1 Massa Piknometer dan zat
1
0,104429576 0,85335 0,042221
2
0,20465798 0,743599 0,051743
3
0,30108052 0,638056 0,060863
4
0,397798076 0,541891 0,060311
5
0,417675175 0,379538 0,202787
6
0,445210532 0,269619 0,28517
7
0,388532952 0,151197 0,46027
8
0,254392356 0,057795 0,687812
9
0,239272121 0,02415 0,736577
E. Diagram Terner
Pada sistem 3 komponen, diagram fasanya digambarkan pada suatu diagram terner. Pada
praktikum kali ini, dilakukan percobaan untuk membuat diagram terner yang berfungsi untuk
menunjukkan kelarutan suatu cairan yang terdapat di dalam campuran dua cairan tertentu.
Diagram Terner merupakan suatu diagram fasa berbentuk segitiga sama sisi dalam satu bidang
datar yang dapat menggambarkan sistem tiga komponen zat dalam berbagai fasa. Dimana saat
tiga titik dalam segitiga terbentuk menandakan telah terjadinya kesetimbangan pada tiga
komponen yang dipakai dalam diagram terner. Dalam diagram terner, terdapat suatu garis yaitu
tie-line, tie-line merupakan garis yang menandakan telah terbentuknya dua fasa pada larutan.
Tititk-titik yang berada pada tie-line menunjukan kesetimbangan antara 2 zat dalam
sistem, antara fasa yang satu dengan fasa yang lainnya memiliki kemiringan tie-line yang
berbeda yang diperoleh berdasarkan hasil eksperimen. Berdasarkan aturan fasa Gibbs, ketika
sistem berada pada dua fasa kesetimbangan, maka derajat kebebasan adalah 1. Derajat
kebebasan adalah derajat indenpendasi yang diperlukan untuk menyatakan posisi suatu
sistem, untuk memperoleh nilai tersebut digunakan persamaan F = C – P + 2, dengan C
merupakan jumlah komponen, dan P adalah jumlah fasa dalam sistem.
Percobaan ini menggunakan prinsip like dissolve like yang artinya senyawa dapat
larut sempurna ketika berada pada pelarut yang memiliki sifat kepolaran yang sama dengan
zat terlarut. Pemisahan yang dilakukan pada ketiga zat dalam suatu campuran menggunakan
pelarut yang tidak larut sempurna terhadap campuran, tetapi pelarut tersebut dapat
melarutkan salah satu komponen zat dalam suatu campuran dengan menggunakan metode
titrasi. Pada percobaan ini, dilakukan percobaan pada dua sistem, sistem pertama adalah
campuran dari toluene – aseton – air, dan sistem kedua adalah campuran toluene – kloroform
– air. Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan massa jenis larutan yang akan diuji
menggunakan piknomoter. Piknometer adalah sebuah alat yang dirancang khusus untuk
menentukan massa jenis dari suatu zat. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh massa jenis
untuk kloroform, aseton, toluen dan etanol berturut-turut adalah 1.4851 𝑔/𝑚𝐿, 0.7954 𝑔/𝑚𝐿,
0.8420 𝑔/𝑚𝐿 dan 0.8104 𝑔/𝑚𝐿.
Pada sistem campuran aseton, klorofom dan air, ketiga cairan memiliki sifat
kepolaran yang berbeda beda. klorof bersifat non polar, aseton bersifat semipolar, dan air
adalah senyawa yang bersifat polar. Pertama, klorofom dicampurkan dengan aseton dengan
keadaan volume yang berbeda beda, setelah itu campuran tersebut ditirasi dengan air hingga
mencapai kesetimbangan. Penambahan air ini menyebabkan terputuskan ikatan antara
klorofom dan aseton, hal ini terjadi karena klorofm tidak dapat saling larut dengan air karena
memiliki sifat kepolaran yang jauh berbeda, sementara aseton akan berikatan dengan air. Hal
ini ditandai dengan terbentuknya larutan yang keruh menendakan telah terjadinya
pembentukan dua larutan terner terkonjugasi.
Jumlah fasa dalam suatu sistem zat cair tiga komponen bergantung kepada daya
saling larut antar zat cair di dalam sistem tersebut. Ketika suatu larutan yang mengandung
dua komponen yang saling larut sempurna, maka akan terbentuk daerah fase tunggal,
sedangkan untuk komponen yang tidak saling larut sempurna atau hanya larut sebagian,
maka akan terbentuk daerah dua fasa.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh massa jenis untuk kloroform, aseton, toluena dan
etanol berturut-turut adalah 1.4851 𝑔/𝑚𝐿, 0.7954 𝑔/𝑚𝐿, 0.8420 𝑔/𝑚𝐿 dan 0.8104 𝑔/𝑚𝐿.
Diperoleh diagram terner untuk kedua sistem yang berada pada gambar 6.1.
IX. Daftar Pustaka
Atkins, P. W. 2006. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga Halaman 110
Oktaviana, Dian. 2012. Campuran Tiga Komponen (Diagram Biner). Jakarta : FMIPA- UI .
Halaman 1-3.
Selvaduray, Guna, San Jose University, One Washington Square, San Jose. USA.
Lide, David R., 2004. CRC Handbook of Chemistry and Physics. Stanford: Stanford
University
-
-