DOSEN PEMBIMBING:
NIP. 197212262000031001
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpah rahmat dan Karunia- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Rekayasa Sungai dan Muara dengan baik dan tepat pada
waktunya. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
menyelesaikan makalah.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
2.3.1. KARAKTERISTIK SEDIMEN ............................................... 12
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Hasil pengujian sedimen dasar analisa saringan Sungai Maros ..20
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini disebabkan kondisi ekosistem kawasan hutan di sekitar hulu yang
tidak lagi menjadi catchment area yang berfungsi sebagai reservoir. Akibat tanah
yang tidak kuat lagi akan mengalir juga sebagai lumpur akibat proses yang lebih
dominan sehingga berbagai sedimen yang terbawa banjir di hulu dan di tengah akan
diendapkan di hilir sungai.
1
1.2. PERUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui hasil karakteristik sedimen pada bagian hilir Sungai Maros
Kabupaten Maros, dan
2. Untuk mengetahui hasil hasil volume sedimen akibat erosi pada bagian hilir
Sungai Maros Kabupaten Maros.
1.4. MANFAAT
Berdasarkan maka manfaat yang diperoleh dari pembuatan tugas makalah ini
ialah:
1.5. LUARAN
1. Dapat terpenuhinya salah satu tugas pembuatan makalah pada mata kuliah
Rekayasa Sungai dan Muara,
2. Dapat digunakan sebagai pembanding perhitungan-perhitungan dari sumber
terdahulu, dan
2
3. Dapat digunakan sebagai data pendukung dan penyokong dalam
pembangunan infrastruktur di Sungai Maros.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sedimen merupakan hasil proses erosi, baik erosi permukaan, erosi parit,
maupun erosi tanah jenis erosi tanah lainnya. Sedimen umumnya mengendap di
bagian bawah kaki perbukitan, di daerah banjir, saluran air, sungai, dan waduk.
Hasil sedimen adalah jumlah sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi daerah
tangkapan air yang diukur pada waktu dan tempat tertentu. Proses Erosi terdiri dari
tiga bagian yaitu detasemen, transport, dan pengendapan (Asdak, 2014).
Sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi dan terbawa oleh aliran udara akan
diendapkan dimana kecepatan aliran dihentikan atau dihentikan. Peristiwa ini
dikenal sebagai peristiwa atau proses sedimentasi. Proses sedimentasinya sangat
kompleks, diawali dengan hujan lebat menghasilkan energi kinetik yang merupakan
awal dari proses erosi. Kapan tanah menjadi partikel halus, lalu menggelinding
mengikuti arus, sebagian akan dibiarkan di tanah sementara bagian lainnya masuk
ke sungai terbawa arus menjadi angkutan sedimen.
Karena aliran air, ada gaya yang bekerja pada material endapan. Kekuatan-
kekuatan ini memiliki kecenderungan untuk bergerak atau menyeret butir-butir
material sedimen. Ketika gaya yang bekerja pada butiran sedimen mencapai nilai
tertentu, sehingga jika sedikit ditambahkan akan menyebabkan butir-butir sedimen
4
bergerak, maka kondisi tersebut disebut kondisi kritis. Parameter aliran dalam
kondisi ini, seperti tegangan 7 geser (T0), kecepatan aliran (U) juga mencapai
kondisi kritis (sumber: thesis studi tentang perubahan pola gerusan di tikungan
sungai akibat peningkatan debit).
5
Tabel 2.1. Proses sedimentasi dasar
Partikel kasar bergerak di sepanjang dasar sungai beban total disebut beban
dasar. Ada biayanya sedimen dasar ditunjukkan oleh pergerakan partikel dasar
sungai. Pergerakanitu bisa bergeser, berguling, atau melompat, tetapi tidak pernah
dari dasar sungai. Gerakan ini dapat terjadi hingga jarak tertentu denganditandai
dengan pencampuran partikel yang bergerak ke hilir.
Ukuran sedimen yang diangkut oleh aliran air ditentukan oleh interaksi
faktor-faktor sebagai berikut: ukuran sedimen yang masuk ke sungai/saluran air,
karakteristik saluran, debit, dan karakteristik fisik partikel endapan. Besarnya
sedimen yang masuk ke sungai dan besarnya debit ditentukan oleh faktor iklim,
topografi, geologi, vegetasi, dan metode pertanian di daerah tersebut resapan air
yang merupakan asal mula sedimen. Sedangkan ciri-cirinya sungai-sungai penting,
6
terutama morfologi sungai, tingkat kekasaran dasarnya sungai, dan lereng sungai.
Interaksi dari masing-masing faktor yang disebutkan di atas akan menentukan
jumlah dan jenis sedimen serta kecepatan pengangkutan sedimen. Berdasarkan
jenis sedimen dan ukuran partikel tanah serta komposisi mineral dari bahan induk
yang menyusunnya, diketahui berbagai jenisnya sedimen seperti pasir, lempung,
dan lain-lain. Tergantung pada ukuran partikel, sedimen ditentukan untuk larut di
sungai atau disebut muatan sedimen (sedimen tersuspensi) dan merayap di dasar
sungai atau dikenal sebagai sedimen dasar (bed load).
Sungai adalah aliran air di atas permukaan bumi yang selain mengedarkan
udara, juga mengangkut sedimen yang terkandung dalam air sungai itu. Pergerakan
butiran tanah atau butiran pasir individu karena dihancurkan tetesan air hujan atau
didorong oleh aliran air di alur-alur kecil ini gerakan fluvial. Gaya yang
7
menyebabkan partikel bergerak ditemukan di atas permukaan dasar sungai dan gaya
geser dan gaya angkat yang ditimbulkan oleh kekuatan aliran air sungai.
Bahan utama sedimen yang membusuk biasanya terdiri dari pasir atau lanau
yang kerikil dan batu dengan berbagai proporsi dan ukuran. Ukuran batubatuan
yang terdapat pada endapan peluruhan bervariasi dari beberapa (cm) sampai (m).
Sedimen pelapukan yang materialnya berasal dari pelapukan batuan yangsebagian
besar berupa pasir disebut aliran pasir (sand flow) dan ada pula yang Lumpur yang
banyak itu disebut slurry (aliran lumpur). Selain itu sedimennya lurus Material yang
berasal dari hasil letusan gunung berapi disebut banjir lahar dingin.
8
b) Suspended Load Transport atau angkutan sedimen tersuspensi. Yaitu,
detailnya tanah bergerak di udara. Pergerakan butir-butir tanah ini terus
berlanjut terus menerus dikompresi oleh gerakan aliran yang turbulen
sehinggA butir-butir tanah bergerak di atas saluran. Material beban
tersuspensi terjadi dari pasir
c) Saltation Load Transport atau angkutan sedimen loncat, yaitu perpindahan
butir-butir tanah bergerak dalam aliran air di antara gerakan-gerakan yang
ditangguhkan beban dan beban tempat tidur. Partikel tanah bergerak terus
menerus dengan meloncat dan memantul di sepanjang saluran tanpa
menyentuh dasar saluran. Bed Load Transport atau angkutan sedimen dasar
yaitu adalah pengangkutan butir-butir tanah berupa pasir kasar (kasar dan)
yang bergerak dengan cara menggelinding (rolling), mendorong dan
menggeser (mendorong dan meluncur) terus menerus atas dasar aliran yang
gerakannya dipengaruhi oleh gaya tarik. Gerakan ini kadang-kadang dapat
mencapai jarak tertentu yang ditandai oleh partikel bergerak ke hilir.
9
2.2. HIDROLOGI
a) Saluran drainase pinggir jalan buatan, saluran irigasi untuk mengairi sawah,
selokan, saluran untuk menyediakan air ke pembangkit listrik pembangkit
listrik tenaga air, kanal untuk memasok air minum dan saluran banjir.
b) Saluran alami mencakup semua saluran udara yang terjadi secara alami di
bumi, mulai dari parit kecil di pegunungan, sungai, sungai besar hingga muara
sungai, dan air bawah tanah mengalir dengan permukaan bebas.
Sifat independen saluran alam biasanya sangat tidak pasti, dalam beberapa
hal dapat dibuat menurut asumsi yang cukup sesuai dengan pengamatan dan
pengalaman nyata, jadi aliran di saluran ini dapat diterima untuk menyelesaikan
analisis hidrolika teoritis. Studi selanjutnya tentang perilaku aliran alam
membutuhkan pengetahuan di bidang lain, seperti hidrologi, geomorfologi,
transpor sedimen dan sebagainya ini membutuhkan pengetahuan yang disebut
hidrolika sungai. (Chow, 1992).
10
Gambar 2.3. Rumus luas penampang basah pada bentuk-bentuk umum saluran
Kecepatan aliran yang disebabkan oleh tekanan pada permukaan air karena
adanya Perbedaan cairan antara udara dan air juga disebabkan oleh gaya pada
dinding saluran maka kecepatan aliran pada a penampang tidak seragam (Chow
1959).
Laju aliran Laju aliran air (dalam hal volume air) yang melewati sebuah
bagian melintasi keselarasan waktu. Dalam SI. sistem unit Jumlah debit dinyatakan
dalam meter kubik per detik (m3/titik) (Chay Asdak, 2014).
11
c) Mengukur debit menggunakan bahan kimia yang digunakan dalam aliran
(substance tracing method).
d) Pengukuran debit dengan membuat alat ukur seperti weir (aliran air lambat)
atau flume (aliran air cepat)
2.3.2. Gradasi
Ukuran butir sedimen adalah salah satu karakteristik terpenting penting dan
banyak digunakan dalam persamaan transpor sedimen. Berikut ini ukuran butiran
yang direpresentasikan :
a) Diameter nominal (dn), yaitu diameter bola yang memiliki volume sama
dengan volume butiran
12
b) Diameter jatuh (Fall velocity), yaitu diameter bola dengan berat jenis 2.65
yang memberikan kecepatan penurunan butir standar
c) Diameter sedimen, yaitu diameter bola yang memiliki berat dan kecepatan
deposit butiran sedimen, dalam cairan yang sama dan dalam kondisi yang
berbeda sama.
d) Diameter saringan, yang paling sering digunakan dengan ukuran butir
sedimen yang diukur dengan ayakan yang mengukur diameter butir sedimen,
cara ini dilakukan untuk butir yang memiliki diameter lebih besar dari 0,06
mm, sesuai dengan ukuran terkecil terkecil.
Bentuk butir sedimen adalah salah satu sifat sedimen yang paling umum
diduga berpengaruh pada proses transpor sedimen. Bentuk biji-bijian sedimen
diwakili oleh koefisien/parameter yang menjadi tiga bagian yaitu:
a. Sphericity
1) Koefisien/parameter yang sering digunakan untuk mendefinisikan bentuk
butir sedimen berdasarkan volumenya adalah sphericity.
2) Untuk bentuk butir sedimen berbentuk bola, nilai sphericity sama dengan
satu.
3) Untuk bentuk yang lain, nilai sphericity kurang dari pada satu.
b. Roundness
1) Koefisien/parameter yang biasa digunakan untuk mendefinisikan bentuk
sedimen berdasarkan proyeksi luasan butir sedimen adalah roundness
2) Koefisien roundness digunakan untuk menunjukkan keruncingan
ujungujung butir sedimen
c. Shape factor
1) Untuk nilai shape factor didasarkan pada nilai-nilai sumbu triaxial yang
saling tegak lurus, yaitu sumbu panjang a, sumbu menengah b, sumbu
pendek 1
13
2) Untuk butiran berbentuk bola,nilai shape factor ini akan sama dengan satu.
sedangkan untuk butiran dengan bentuk selain bola, nilai shape factor lebih
kecil dari satu.
3) Shape factor mempengaruhi besar kecilnya hambatan aliran CD.
Berat volume sedimen adalah berat butir partikel sedimen per satuan volume
sedangkan berat jenis (specific gravity) sedimen adalah rasio berat butir partikel
sedimen dengan berat volume udara (Ponce, 1989). Berat jenis sedimen umumnya
diperkirakan sekitar 2,65 kecuali material yang berat seperti magnetit (berat jenis
5.18).
Untuk bilangan Reynol partikel lebih besar dari 0,1, CD masih merupakan
fungsi dari
Bilangan Reynolds, tetapi mungkin tidak terlihat dalam bentuk analitis. Oleh
karena itu kecepatan jatuh bervariasi dengan suhu dan viskositas, dua partikel
dengan ukuran, bentuk, dan kerapatan yang sama jatuh pada dua cairan dengan
viskositas berbeda atau pada suhu cairan yang sama berbeda, itu akan memiliki
kecepatan jatuh yang berbeda.
14
BAB III
METODOLOGI
15
3.2. LOKASI YANG DIKAJI
3.3.1. Prosedur
16
2) Setelah itu contoh tanah yang telah diambil dikeringkan (angin), untuk
percobaan analisa ayakan dan berat jenis.
3) Analisa saringan dimaksudkan untuk menentukan jenis material sedimen
berdasarkan butiran..
4) Dari pengujian ini didapatkan jumlah dan distribusi ukuran sedimen
dengan menggunakan saringan yang sesuai dengan standar ASTMD 422.
5) Pengujian berat jenis sedimen dilakukan berdasarkan SNI 1964:
2008. Standar ini menetapkan prosedur uji untuk menentukan berat
menentukanerat jenis tanah lolos saringan yang diameter 0,425 mm (NO.
40).
6) Setelah mendapatkan sampel yang lolos saringan NO. 40, sampel yang
telah dilarutkan tersebut di masukkan kedalam wadah (pan), setelah itu
di oven selama 24 jam.
7) Setelah sampel dioven selama 24 jam, sampel siap untuk diambil
datanya. Selanjudnya, untuk penentuan berat jenis.
8) Pada data yang telah di peroleh dari laboratorium, maka perhitungan sedimen
dasar sudah dapat di olah. Sedangkan untuk perhitungan sedimen
melayang dapat dihitung pula dengan menggunakan data kadar lumpur.
17
Gambar 3.3. Bagan alir prosedur
1. Sumber Data
Data yang digunakan berupa data sekunder yang bersumber dari sumber
peneliti terdahulu, sebagai berikut:
18
1) Data peta topografi
2) Data DAS
3) Data dimensi sungai
4) Data konserpasi sungai
5) Data Profil sungai
A=bxh
Q=VxA
19
BAB IV
Dalam penelitian ini, penulis mengambil data dan sampel di kawasan hilir
jembatan poros Makassar–Maros, Kota Maros, secara geografis 050 00” 31.6’ LS -
1190 34’ 30.6 ’BT.
Data sedimen dasar dalam penelitian ini diperoleh dari data primer, dimana
data diambil dari lapangan yaitu kecepatan aliran sungai, sampel Sedimen dasar,
dan sampel yang telah diambil, diuji di laboratorium. Adapun hasil tes
laboratorium:
Tabel 4.1. Hasil pengujian sedimen dasar analisa saringan Sungai Maros
Persen (%)
Saringan No Berat tertahan (gr) Berat komulatif (gr)
Tertahan Lolos
4 4,75 5,8 5,8 1,16 98,84
10 2 25 29,7 5,94 94,06
18 0,825 77 78,8 15,76 84,24
40 0,425 165 119,5 23,9 76,1
60 0,25 136 156,1 31,22 68,78
100 0,15 57 274,1 54,82 45,18
200 0,075 34,2 336 67,2 32,8
Pan 0 500 100 0 0
Penentuan diameter sedimen dalam hal ini melalui percobaan Analisis filter
dilakukan di laboratorium, sehingga dari hasil percobaan Dari sini bisa
mendapatkan nilai diameter butir atau koefisien gradasi sedimen Dari Tabel 4.1
dapat dilihat dengan menghitung filter No 90 sebagai berikut :
20
a. Saringan No. 90 (D90)
100 − 60 0,15 − 0,25
=
100 − 90 0,15 − 𝐷90
40 −0,103
=
10 0,15 − 𝐷90
1,03 = 6 − 40. 𝐷90
40. 𝐷90 = 7,03
7,03
𝐷90 =
40
𝐷90 = 0,173 mm
b. Saringan No.90 (Lolos saringan)
100 − 60 45,18 − 68,78
=
100 − 90 45,18 − 𝐷90
40 −23,6
=
10 45,18 − 𝐷90
−236 = 1,807 − 40. 𝐷90
40. 𝐷90 = 2,043
2,043
𝐷90 =
40
𝐷90 = 51,07 %
𝐴 = 103,656
21
𝑉 = 103,656 m/det
𝑄 = 1,678
𝐻 = 0,80
𝑆 = 0,0025
𝑃 = 68,64
𝑅 = 1,756
𝐷90 = 0,73
𝐵 = 69,600
𝐺 = 9,81 m2/s
𝛾𝑠 = 2,332
𝛾𝑤 = 1
Maka :
1
3 𝛾𝑤 1
√𝜌 = 𝑔
= 9,81 = (0,102)3
𝜌 = 0,467 t/m3
k/k diambil 1
3 3
1,0(2,332)(1,0)2(0,0025) (𝑞𝑠)2
= − 0,047 = 0,25(0,467) 0,173(2,54−1)
0,173(2,54−1)
3
0,757
= − 0,047 = 3,2076 = 0,0475(𝑞𝑠)2
0,0236
𝑞𝑠 = 0,0148
𝑄𝑠 = 𝐵. 𝑞𝑠
𝑄𝑠 = 69,600 × 0,0475
𝑄𝑠 = 3,306 kg/s
22
Jadi :
4.3. PEMBAHASAN
23
BAB V
KESIMPULAN
5.1. KESIMPULAN
5.2. SARAN
Adapun saran yang dapat ditulis pada pembuatan makalah ini adalah tentunya
terhadap penulis telah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Mulai dari sistematika
penulisan dan Analisa-analisa dalam pembuatan makalah ini.
24
DAFTAR PUSTAKA