1. Nova Nastika
2. Neri
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan sosial ekonomi yang begitu cepat dan situasi social politik Indonesia yang
tidak menentu menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran, kemiskinan dan
kejahatan, kondisi ini dapat meningkatkan angka kejadian gangguan mental dalam
kehidupan manusia, saat ini terjadi peningkatan sekitar 20% (Antal otong, 1994). Aspek
lingkungan adalah salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari manusia, oleh karena
itu perlu mendapatkan perhatian khusus untuk menjaga dan memelihara kesehatan
manusia.
Pasien dengan gangguan mental sering kali mendapat isolasi social, diasingkan dari
lingkungan, terbuang dari keluarga dan bahkan sampai mendapat perlakuan fisik yang
kuran manusiawi sehingga pentingnya terapi lingkungan pada pasien dapat membantu
secara psikologi pasien. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bloom yang menyatakan
bahwa 60% factor yang menentukan status kesehatan seseorang adalah kondisi
lingkungannya.
Lingkungan sendiri dapat memberikan dampak baik secara fisik dan psikologis pada
seseorang. Kondisi lingkungan rumah sakit yang asing dan pengalaman yang tidak
menyenangkan berpengaruh besar terhadap kemampuan adaptasi pasien dengan gangguan
fisik dan gangguan mental. Lingkungan tersebut juga berpengaruh terhadap keberhasilan
proses perawatan di rumah sakit yang nantinya akan menentukan keberhasilan perawatan
dan pengobatan.
Lingkungan merupakan kondisi yang sangat berpengaruh besar terhadap proses
penyembuhan terutama dengan gangguan jiwa. Terapi lingkungan adalah suatu tindakan
penyembuhan pasien dengan gangguan jiwa melalui manipulasi unsure yang ada di
lingkungan dan berpengaruh terhadap proses penyumbuhan pasien. Dalam
pelaksanaannya, terapi ini perlu melibatkan kerja sama dengan tim yang terdiri dari
berbagai ahli di bidangnya masing-masing dengan maksud untuk mengoptimalkan proses
penyembuhan pasien. Tim tersebut terdiri atas dokter ahli jiwa, perawat jiwa, ahli sanitasi
lingkungan, pekerja social dan petugas kesehatan lainnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membekali pasien kemampuan untuk kembali kemasyarakat dan dapat menjalankan
kehidupan fisik dan sosial seoptimal mungkin.
2. Tujuan Khusus
Pengertian terapi lingkungan
Karakteristik Terapi Lingkungan
Model Terapi Lingkungan
Peran Perawat dalam Terapi Lingkungan
Jenis-jenis kegiatan terapi lingkungan
Indikasi
Prosedur terapi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F. Indikasi
Terapi lingkungan biasanya dilakukan pada pasien-pasien dengan :
1. Pasien rendah diri( low self esteem), depresi (depression), dan bunuh diri ( suicide).
2. Pasien dengan amuk
G. Prosedur terapi
1. Pasien rendah diri( low self esteem), depresi (depression), dan bunuh diri ( suicide)
a. Syarat lingkungan secara psikologis harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
Ruangan aman dan nyaman
Terhindar dari alat-alat yang dapat digunakan untuk mencederai diri sendiri
atau orang lain.
Alat-alat medis, juga obat-obatan serta jenis cairan medis di lemari pastikan
dalam keadaan terkunci
Ruangan yang dipakai harus dilantai 1 dan ruangan tersebut mudah di pantau
oleh petugas kesehatan
Ruangan harus ditata agar menarik dengan cara menenmpelkan gambar-
gambar yang cerah dan gambar-gambar yang meningkatkan gairah hidup
pasien
Warna dinding harus cerah
Harus adanya bacaan ringan, lucu dan memotivasi hidup.
Memutar music yang ceria, televise dan film komedi
Menyiapkan lemari khusus untuk menyimpan barang-barang pribadi pasien
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPILAN
1. Diharapkan dapat membantu pasien untuk mengembangkan rasa harga diri.
2. Kemampuan pasien untuk berhubungan dengan orang lain mengalami
perkembangan.
3. Pasien mulai mempercayai orang lain disekitarnya.
4. Pasien dapat mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat dan mencapai
perubahan kesehatan kesehatan yang positif.
B. SARAN
1. Agar petugas harus mendorong pasien dalam menyerap pengetahuan dan
informasi dari apa yang dikerjakannya.
2. Petugas diharapkan agar selalu memberi kritik yang konstruktif terhadap cara
kerja pasien dan pola pikir pasien untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengatasi masalah.
3. Petugas diharapkan senantiasa memberikan reward positif atas upaya pasien
untuk terbuka dan berani dalam mengikuti terapi lingkungan.
4. Petugas harus dapat menciptakan sebuah suasana yang aman dengan
menujukkan sikap penerimaan pada pasien, sehingga dapat memberi ruang
kepada petugas untuk memotivasi pasien mencoba sesuatu yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Nasir & Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori. Salemba Medika. Jakarta
Copel, Linda Carman. 2007. Kesehatan Jiwa & Psikiatri. edisi 2. EGC. Jakarta