BerAHLAK dalam Pelaksanaan “Work from Anywhere” bagi PNS,
Mungkinkah ?
17 Mei 2022 dalam pernyataan persnya, Presiden Joko Widodo telah
mengumumkan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker bagi masyarakat yang sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang. Hal ini mengundang berbagai komentar dari berbagai masyarakat, baik dari kalangan ahli maupun masyarakat awam biasa. Tentunya komentar yang lahir selalu ada pro dan kontra. Seperti pandangan para ahli epidemiolog UI Pandu Riono contohnya, di dalam artikel yang dibagikan oleh media digital terkemuka tribunnews.com, beliau menyebutkan bahwa anjuran Presiden Jokowi terkait pelonggaran masker adalah hal yang kurang tepat. Beliau menganjurkan kepada masyarakat untuk tetap menggunakan masker. “"Kalau presiden memperbolehkan, tapi menurut saya enggak usah diikutin, tetap pakai masker. Ya kan kita enggak tahu pandemi kan belum selesai," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (18/5/2023) sore. Menurutnya pemerintah seharusnya bukan menganjurkan ihwal pelonggaran penggunaan masker di ruang terbuka. Namun fokus pada pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sehingga dengan dicabutnya PPKM gerak masyarakat bisa lebih bebas tapi tetap dengan menerapkan penggunaan masker. (1) Berbeda dengan pandangan para ahli, dukungan malah datang dari masyarakat yang diwakili oleh wakil rakyat dari Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB Luqman Hakim. Menurut beliau dalam artikel yang dibagikan oleh media digital tribunnews.com , hal itu menunjukkan keberhasilan pemerintah mengatasi pandemi Covid-19. "Keputusan ini menunjukkan keberhasilan penanganan atas pandemi covid-19 yang dilaksanakan pemerintah selama ini. Keberhasilan ini juga berkat peran aktif masyarakat yang secara umum mematuhi berbagai kebijakan pengendalian covid-19 yang ditetapkan pemerintah," kata Luqman, kepada wartawan, Selasa (17/5/2022). (2)
epidemiolog-ui-enggak-usah-diikutin) (2) (Sumber : https://www.tribunnews.com/corona/2022/05/17/dukung-kebijakan-pelonggaran-penggunaan-masker-bukti-pemerintah-berhasil-atas- pandemi-covid-19 ) Terlepas dari polemik tersebut di atas, kondisi saat ini merupakan situasi yang tentatif, yang tentunya masih belum jelas keadaannya, apakah masih dalam situasi pandemi seperti pernyataan para ahli atau telah dalam situasi yang normal seperti ungkapan pemerintah dan masyarakat. Tentunya hal ini dapat kita sikapi dengan bijak bahwa saat ini merupakan masa transisi yang harus kita hadapi bersama untuk terus bersinergi demi tercapainya pemulihan ekonomi dan kesehatan masyarakat. Sebagai seorang ASN yang terus dituntut untuk dapat melaksanakan kebijakan publik dan melaksanakan pelayanan publik dengan mengedepankan core values berAKHLAK, di masa transisi ini tentunya ASN harus dapat terus berinovasi sesuai perkembangan zaman guna tercapainya pelayanan publik yang prima bagi masyarakat. Setelah sebelumnya pemerintah mencanangkan untuk ASN bekerja dari rumah atau yang akrab disapa WFH (Work From Home) saat pandemi sedang meningkat tajam dan bekerja dari kantor atau yang akrab disapa WFO (Work From Office) saat istilah New Normal diberlakukan, saat ini muncul wacana tentang kebijakan terbaru yaitu WFA (Work From Anywhere) atau bekerja dari mana saja. Hal ini tentunya dapat kita sikapi positif dengan mengedepankan sikap adaptif yaitu cepat menyesuaikan dengan perubahan dan proaktif dalam berinovasi mewujudkan pelayanan yang prima di segala macam kondisi dan situasi saat ini dan yang akan datang. Diantara dampak positif yang dapat kita peroleh dari wacana kebijakan penerapan WFA bagi ASN, yaitu : 1. Efisiensi Belanja Daerah Pemerintah dalam hal ini sebagai pemangku kebijakan dan pengatur anggaran daerah, dapat melakukan rasionalisasi anggaran belanja daerah dengan mengurangi belanja modal maupun jasa yang tidak perlu, seperti belanja makan dan minum rapat, belanja bahan bakar transportasi kendaraan dinas, dan lain-lain, karena rapat pada kebijakan WFA dapat dilaksanakan secara virtual dari mana saja dan tentunya tidak berimbas pada pengeluaran biaya belanja daerah. 2. Peningkatan Produktifitas Individu Dengan hadirnya kebijakan ini, implementasi core values berAKHLAK pada pelaksanaan tugas ASN menjadi lebih efektif dan efisien, disebabkan : - Lebih mudah memberikan pelayanan yang prima dimanapun berada secara efektif dan efisien, tidak seperti stigma terdulu bahwa ASN sering dianggap mangkir dari jam kerja sehingga pelayanan tidak dapat berjalan dengan baik - Lebih mudah mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan oleh atasan dengan lebih nyaman dan tanpa tekanan yang tinggi, sehingga hasil yang diharapkan dapat lebih baik, cermat, dan terukur - Lebih bersemangat dalam meningkatkan pengetahuannya, terutama peningkatan pengetahuan teknologi yang dapat menunjang kinerjanya saat pelaksanaan kebijakan WFA ini - Lebih menjaga harmonisasi kerja, dikarenakan lingkungan kerja yang lebih kondusif dan jauh dari gesekan dan gangguan dari rekan kerja - Lebih mudah mengaktualisasi nilai-nilai berbangsa dan bernegara, seperti pengamalan sila pertama yaitu beribadah dengan lebih khusyuk tanpa tekanan kerja - Lebih mudah meyesuaikan diri dengan perubahan yang begitu cepat dengan bersikap proaktif dan inovatif dalam memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat - Lebih mudah terkoneksi dengan rekan kerja dimanapun dan kapanpun, hal ini dapat meningkatkan sinergitas antara sesame ASN, demi terwujudnya tujuan bersama yang lebih baik
3. Output yang Dihasilkan Lebih Jelas dan Terukur
Dengan adanya kebijakan ini tentunya menginisiasi berbagai pihak untuk berinovasi menciptakan berbagai aplikasi-aplikasi berbasis teknologi yang dapat memudahkan kinerja ASN, dengan begitu output yang dihasilkan ASN berupa pelayanan publik dapat dilihat dan diukur dengan lebih cepat dan efisien, sehingga pemerintah dapat lebih mudah dan terukur dalam membuat kebijakan-kebijakan yang strategis dalam meningkatkan stabilitas pemerintahannya serta meningkatkan pendapatan asli daerahnya.