Anda di halaman 1dari 28

KAMUS INDIKATOR

MUTU PELAYANAN
KESEHATAN
KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN (KIP)
Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
3. Kesinambungan
Tujuan Terlaksananya proses identifikasi pasien agar
menjamin keselamatan pasien
Definisi  Identifikasi pasien secara benar adalah proses
Operasional pengecekan identitas pasien menggunakan
minimal 2 identitas dari 3 identitas yang
tercantum pada gelang, label atau bentuk
identitas lainnya sebelum memberikan
pelayanan sesuai dengan regulasi yang berlaku
di rumah sakit.
 Identifikasi pasien secara benar sebelum
pemberian pengobatan adalah proses
identifikasi pasien oleh petugas yang dilakukan
secara aktif dengan menanyakan minimal 2
Identitas pasien
 Peluang adalah indikasi dilakukan Identifikasi
pasien secara benar pada saat :
 pemberian pengobatan : pemberian obat,
pemberian cairan intravena, darah, tranfusi
darah, radioterapi, nutrisi
 prosedur tindakan : tindakan Operasi /
tindakan invasif sesuai kebijakan yang di
tetapkan rumah sakit.
 pemeriksaan diagnostik : pengambilan
sampel, pungsi lumbal, endoskopi,
kateterisasi jantung, pemeriksaan radiologi
dll
 kondisi khusus : pasien koma, bayi baru
lahir yang belum diberi nama, pasien tidak
sadar tanpa Identifikasi sesuai kebijakan RS.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Presentase
Numerator Jumlah proses identifikasi pasien secara benar
(pembilang)
Denominator Jumlah total peluang yang di observasi
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria:
- Inklusi Semua Pasien Rawat Inap
- Eksklusi
Formula Jumlah proses identifikasi pasien secara benar x
100%
Jumlah total peluang yang di observasi
Sumber data Hasi Data observasi
Frekuensi Harian
pengumpulan
data
Periode Waktu Bulanan
Pelaporan Data
Periode Analisa Triwulan
Data
Metode Concurrent
Pengumpulan
Data
Sampel Sampel : 200 Peluang
Rencana Analisis Run chart ƒ Control Chart
Data
Instrumen Formulir Observasi KIP
Pengambilan Data
Penanggung Kepala Bidang Medik
Jawab
Rencana A. Bulanan
Komunikasi Data 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
A. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning
Report/Focus Group Discussion) dengan
Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim
Mutu ke Bidang / Bagian / Instalasi / Unit /
Komite / Tim

1. RERATA WAKTU TANGGAP PELAYANAN IGD (RTWP)


Judul Indikator Rerata Waktu Tanggap Pelayanan Gawat darurat ≤
5 menit
Dasar Pemikirran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
3. Kesinambungan
Dimensi Terselenggaranya pelayanan kegawatdaruratan
yang cepat dan tepat sehingga mampu
mengoptimalkan upaya menyelamatkan pasien
gawat darurat.
Emergency Response Time (waktu tanggap) adalah
waktu yang dibutuhkan sejak pasien tiba di IGD, di
triage, sampai mendapat pelayanan dokter IGD.
Triage adalah proses pemilahan pasien berdasarkan
tingkat kegawatdaruratannya
Standar waktu tanggap IGD adalah ≤ 5 menit.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Menit
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang dibutuhkan sejak
(pembilang) pasien tiba di IGD, di triage sampai mendapat
pelayanan dokter IGD.
Denominator Jumlah pasien IGD yang di survei
(penyebut)
Target waktu ≤ 5 menit
Kriteria: Pasien IGD
- Inklusi Situasi bencana (disaster) , tidak gawat dan tidak
- Eksklusi darurat (False emergency)
Formula Jumlah kumulatif waktu yang dibutuhkan sejak
pasien tiba di IGD, di triage sampai mendapat
pelayanan dokter IGD (menit)
Jumlah pasien IGD yang di survey
Sumber Data Rekam medik IGD : Formulir Triage dan Formulir
Asesmen medis IGD
Frekuensi Harian
pengumpulan
data
Periode Pelaporan Bulanan
data
Periode analisis Triwulan

Cara Concurent
Pengumpulan
Data
Sampel Populasi
ƒ Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Run chart ƒ Control Chart
Data
Instrumen Formulir RWTP IGD
Pengambilan Data
Rencana A. Bulanan
Komunikasi Data 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim ke Komite / Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning
Report / Focus Group Discussion) dengan
Bidang / Bagian / Instalasi / Unit / Komite /
Tim
3. Feed back (Laporan / Story Board) Komite /
Tim Mutu ke Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim

3. RERARTA WAKTU TUNGGU RAWAT JALAN (RWTRJ)


Judul Indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan
Dasar Pemikiran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Aksesibilitas
2. Keselamatan
3. Fokus kepada pasien
4. Kesinambungan
Tujuan Tersedianya pelayanan dokter/ dokter spesialis di
rawat jalan yang mudah dan cepat diakses oleh
pasien pada hari kerja
Definisi Waktu tunggu rawat jalan adalah waktu yang
Operasional dibutuhkan mulai saat pasien kontak dengan
petugas pendaftaran sampai mendapat pelayanan
dokter / dokter spesialis.
Kontak dengan petugas pendaftaran adalah
proses saat petugas pendaftaran menanyakan dan
mencatat / menginput data pasien.
Pelayanan dokter / dokter spesialis adalah proses
saat pasien kontak dengan dokter / dokter
spesialis.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Menit
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan
(Pembilang)
Denumerator Jumlah pasien rawat jalan yang disurvei
(Penyebut)
Target ≤ 60 menit
Kriteria: Pasien yang berobat di Rawat Jalan
- Inklusi Pasien medical check up / pasien tidak datang saat
- Eksklusi dipanggil
Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan
(menit)
Jumlah pasien rawat jalan yang disurvei
Sumber Data Catatan Pendaftaran Pasien Rawat jalan
Rekam medik Pasien Rawat jalan
Frekuensi Harian
pengumpulan
data
Pelaporan Data Bulanan
Periode Analisis Triwulan
Cara Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sampel ƒ Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Run chart ƒControl chart
Data
Instrumen Formulir WTRJ Waktu tunggu Rawat jalan
Pengambilan Data
Penanggung Kepala Instalasi Rawat Jalan
Jawab
Rencana A. Bulanan
Komunikasi Data 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite / Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat / Morning
Report / Focus Group Discussion) dengan
Bidang / Bagian / Instalasi / Unit / Komite /
Tim
3. Feed back (Laporan / Story Board) Komite /
Tim Mutu ke Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim

4. PENUNDAAN OPERASI ELEKTIF (POE)


Judul Indikator Penundaan Waktu Operasi Elektif
Dasar Pemikiran Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
3. Kesinambungan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan bedah dan
ketepatan penjadwalan operasi
Definisi Penundaan operasi elektif adalah perubahan
Operasional jadwal operasi yang sudah direncanakan
sebelumnya.
Operasi elektif adalah operasi atau tindakan yang
terencana / dijadwalkan.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Persentase
Numerator Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya
(Penyebut) berubah
Denuminator Jumlah pasien operasi elektif
(Pembilang)
Target Pencapaian >5%
Kriteria: Pasien Operasi Elektif
- Inklusi Penundaan operasi atas indikasi medis.
- Eksklusi Operasi sebelumnya memanjang waktunya
Formula Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya
berubah x 100%
Jumlah pasien operasi elektif
Sumber Data Data pasien yang dijadwalkan operasi dan data
pelaksanaan operasi.
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan
Data
Periode Analisa Triwulan
Cara Pengumpulan Retrospektif
Data
Sampel ƒ Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Run chart ƒ Control chart
Data
Instrumen Formulir POE
Pengambilan Data
Rencana A. Bulanan
Komunikasi Data 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian/ Instalasi/
Unit/Komite/Tim ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning
Report/Focus Group Discussion) dengan
Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board)
Komite/Tim Mutu ke
Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim

5. KEPATUHAN WAKTU VISITE DOKTER SPESIALIS / DPJP


(KWV)
Judul Indikator Kepatuhan waktu Visite DPJP
Dasar Pemikiran - Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik
- Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
3. Kesinambungan
Tujuan Tergambarnya kepatuhan dokter spesialis
terhadap ketepatan waktu melakukan visitasi
kepada pasien rawat inap.
Definisi Waktu visite Dokter Spesialis adalah waktu
Operasional kunjungan DPJP untuk melihat perkembangan
pasien yang menjadi tanggung jawabnya setiap
hari termasuk hari libur.
Standar waktu visite DPJP : visite pasien < jam
14:00.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Persentase
Numerator Jumlah visite Dokter Spesialis sebelum jam 14:00
Denumerator Jumlah visite Dokter Spesialis yang harus divisit
pada hari tersebut
Standar ≥ 80%
Kriteria: Pasien Rawat Inap
- Inklusi  Pasien yang baru masuk rawat inap hari itu
- Eksklusi  Pasien konsul
Formula Jumlah visite Dokter Spesialis sebelum jam 14:00
x 100%
Jumlah visite Dokter Spesialis yang harus divisit
pada hari tersebut
Sumber Data Laporan visite rawat inap dalam rekam medik
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan
Data
Periode Analisis Triwulan
Cara Pengumpulan Retrospektif
Data
Sampel ƒ Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Run chart ƒ Control chart
Data
Instrumen Formulir KWV DPJP
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi rawat Inap
Rencana A. Bulanan
Komunikasi Data 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian /
Instalasi / Unit / Komite / Tim ke Komite /
Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning
Report/Focus Group Discussion) dengan
Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board)
Komite/Tim Mutu ke
Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim

6. PELAPORAN HASIL KRITIS LABORATORIUM < 30 MENIT


(PHKL)
Judul Indikator Pelaporan hasil Kritis Laboratorium < 30 menit
Dasar Pemikiran Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
3. Kesinambungan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan
laboratorium
Definisi  Hasil kritis adalah hasil pemeriksaan
Operasional yang termasuk kategori kritis sesuai
kebijakan rumah sakit dan memerlukan
penatalaksanaan segera
 Waktu lapor hasil kritis laboratorium
adalah waktu yang dibutuhkan sejak hasil
pemeriksaan keluar dan telah dibaca oleh
dokter / analis yang diberi kewenangan
hingga petugas melaporkan hasilnya
kepada dokter yang meminta pemeriksaan
 Standar Waktu lapor hasil kritis
laboratorium adalah waktu pelaporan <
30 menit.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Persentase
Numerator Jumlah hasil kritis laboratorium yang
(Pembilang) dilaporkan < 30 menit
Denomirator Jumlah hasil kritis laboratorium yang survey
(Penyebut)
Target Pencapaian 100%
Kriteria:
- Inklusi Semua hasil pemeriksaan laboratorium yang
- Eksklusi tidak kritis
Formula Jumlahhasil kritis laboratorium yang dilaporkan
< 30 menit x 100%
Jumlah hasil kritis laboratorium yang survey
Sumber Data  Catatan data Laporan Hasil Tes kritis
Laboratorium
 Rekam medik
Frekuensi Harian
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan
Data
Periode analisis Triwulan
Cara Pengumpulan Concurent
Data
Sampel Populasi
ƒ Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Run chart ƒ Control chart
Data
Instrumen Formulir PHKL
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Laboratorium
Rencana A. Bulanan
Komunikasi Data 1. Laporan Kepala
Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning
Report/Focus Group Discussion) dengan
Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board)
Komite/Tim Mutu ke
Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim

7. KEPATUHAN PENGGUNAAN FORMULARIUM NASIONAL (KPFN)


Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/ MENKES/137/2016 tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.02.02/MENKES/ 523/2015 tentang
Formularium Nasional
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
Tujuan Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada
pasien berdasarkan daftar yang ditetapkan
secara nasional.
Definisi  Formularium Nasional adalah daftar obat
Operasional yang disusun berdasarkan bukti ilmiah
muktahir oleh komite nasional penyusunan
Formularium Nasional.
 Kepatuhan Penggunaan Formularium
Nasional adalah Peresepan obat oleh DPJP
kepada pasien sesuai daftar obat di
Formularium Nasional.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Persentase
Numerator Jumlah R/ yang sesuai dengan formularium
(pembilang) nasional.
Denominator Jumlah R/ yang disurvei
(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria:  Resep yang dilayani di RS
- Inklusi - Obat yang diresepkan diluar FORNAS tetapi
- Eksklusi dibutuhkan pasien dan telah mendapatkan
persetujuan komite medik dan direktur.
- Bila dalam resep terdapat obat diluar
FORNAS karena stok obat nasional
berdasarkan e-katalog habis/kosong.
Formula Jumlah R/ yang sesuai dengan formularium
nasional x 100%
Jumlah R/ yang disurvei
Sumber data Lembar resep di Instalasi Farmasi
Frekuensi Harian
pengumpulan data
Periode pelaporan Bulanan
data
Periode analisis Triwulan
Metode Concurent
Pengumpulan Data
Sampel Populasi
ƒ Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Run chart ƒ Control chart
Data
Instrumen Formulir KPFN
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi
Rencana A. Bulanan
Komunikasi Data 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian /
Instalasi / Unit / Komite / Tim ke
Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite / Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian
Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back dari Dewan
Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat/Morning
Report / Focus Group Discussion) dengan
Bidang / Bagian / Instalasi / Unit /
Komite / Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite /
Tim Mutu ke Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim

8. KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN (KKT)


Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien
Tujuan Terwujudnya layanan kesehatan yang
berorientasi pada standar keselamatan pasien
untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Definisi Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala
Operasional usaha yang dilakukan untuk membersihkan
kotoran yang secara kasat mata terlihat dan
pengangkatan mikroorganisme yang tinggal
sementara di tangan dengan menggunakan
sabun dan air mengalir (hand wash) atau
dengan cairan berbasis alkohol (handrub) dalam
6 langkah (WHO,2009). Audit kebersihan tangan
adalah prosedur penilaian kepatuhan petugas
melakukan kebersihan tangan sesuai 5 indikasi
dari WHO yaitu sebelum kontak dengan pasien,
setelah kontak dengan pasien, sebelum
melakukan tindakan invasif dan aseptik, setelah
kontak dengan cairan tubuh, dan setelah kontak
dengan lingkungan dgn menjalankan 6 tahap
teknik melakukan kebersihan tangan.
Indikasi kebersihan tangan:
1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu
sebelum masuk ruangan perawatan pasien.
2. Sesudah Kontak dengan pasien meliputi
menyentuh tubuh pasien, baju atau pakaian.
3. Sebelum melakukan Prosedur aseptik contoh:
tindakan transfusi, perawatan luka,
pemasangan kateter urin, suctioning,
perawatan daerah tindakan invasif.
4. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien seperti muntah, darah, nanah, urin,
feces, produksi drain, dan lain-lain.
5. Setelah menyentuh lingkungan meliputi:
menyentuh tempat tidur pasien, linen yang
terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar
pasien atau peralatan lain yang digunakan
pasien, kertas/lembar untuk menulis yang
ada di sekitar pasien. Petugas yang dinilai
adalah semua petugas yang bertugas di
ruangan (dokter, perawat, peserta didik,
pekarya, cleaning service).Total kebersihan
tangan adalah jumlah kebersihan tangan
yang dilakukan (Hand rub (HR) dan
Handwash (HW)Peluang kebersihan tangan
adalah Indikasi cuci tangan sesuai lima
kondisi (five moments) yang diwajibkan cuci
tangan Sessi adalah Lama waktu untuk
observasi yang dihitung sejak mulai sampai
selesai
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Persentase
Numerator Total kebersihan tangan yang dilakukan
(pembilang)
Denominator Peluang kebersihan tangan
(penyebut)
Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria: Semua peluang kebersihan tangan
- Inklusi
- Eksklusi
Formula Total kebersihan tangan yang dilakukan x 100%
Peluang kebersihan tangan
Sumber data Catatan data dan observasi kebersihan tangan
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode pelaporan Bulanan
data
Periode analisis Triwulan
Metode Concurrent
Pengumpulan Data
Sampel Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel : 200 peluang dalam 1
periode dibagi dalam beberapa lokasi
Rencana Analisis Run chart ƒ Control chart
Data
Instrumen Formulir KKT
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Komite PPI RS
Rencana A. Bulanan
Komunikasi Data 1. Laporan Kepala
Bidang/Bagian/Instalasi/Unit/Komite/Tim
ke Komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian
Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat /Morning
Report /Focus Group Discussion) dengan
Bidang / Bagian / Instalasi / Unit / Komite
/ Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite /
Tim Mutu ke Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim

9. KEPATUHAN TERHADAP CLINICAL PATHWAY (KTCP)


Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
Dasar pemikiran - Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran
- Standar Akreditasi Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
3. Keselamatan
4. Kesinambungan

Tujuan Terselenggaranya standarisasi proses asuhan


klinis di rumah sakit sehingga dapat
memberikan jaminan kepada pasien untuk
memperoleh pelayanan klinis berdasarkan pada
nilai ilmiah sesuai kebutuhan medis/klinis
pasien.
Definisi Clinical Pathway adalah suatu konsep
Operasional perencanaan pelayanan terpadu / terintegrasi
yang merangkum setiap langkah yang diberikan
pada pasien, yang berdasarkan standar
pelayanan medis, standar pelayanan
keperawatan & standar pelayanan PPA lainnya
yang berbasis bukti dengan hasil terukur, pada
jangka waktu tertentu selama pasien di rawat di
Rumah Sakit.
Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah
proses pelayanan secara terintegrasi yang
diberikan kepada pasien oleh DPJP, Perawat,
Farmasi, Gizi yang sesuai dengan clinical
pathway yang ditetapkan Rumah Sakit.
Varian adalah perbedaan pelayanan yang
diberikan dengan clinical pathway yang
ditetapkan rumah sakit meliputi komponen :
Pemberian Terapi, Pemeriksaan penunjang
(Laboratorium dan Radiologi) dan Lama hari
rawat (LOS),
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Persentase
Numerator Jumlah proses pelayanan yang sesuai dengan
(pembilang) clinical pathway
Denominator Jumlah clinical pathway yang disurvey
(penyebut)
Target Pencapaian 80%
Kriteria: Pasien yang menderita penyakit sesuai CP yang
- Inklusi diukur
- Eksklusi Pasien yang pulang atas permintaan sendiri
selama perawatan.
Pasien yang meninggal
Formula Jumlah proses pelayanan yang sesuai dengan
clinical pathway x 100%
Jumlah clinical pathway yang disurvey
Sumber data Rekam medis pasien
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Pelaporan data Bulanan
Periode analisa Triwulan
Metode Retrospektif
Pengumpulan Data
Sampel ƒ Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Run chart ƒ Control chart
Data
Instrumen Formulir Clinical Pathway
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Bidang Pelayanan Medik & Sub Komite
Peningkatan Mutu Komite Medik
Rencana A. Bulanan
Komunikasi Data 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian / Instalasi
/ Unit / Komite / Tim ke Komite / Tim
Mutu
2. Laporan Komite / Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian
Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat /Morning
Report /Focus Group Discussion) dengan
Bidang / Bagian / Instalasi / Unit / Komite
/ Tim
3. Feed back (Laporan / Story Board) Komite /
Tim Mutu ke Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim

10. KEPATUHAN UPAYA PENCEGAHAN PASIEN RESIKO JATUH


(KUPRPJ)
Judul Indikator Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera
Akibat Pasien Jatuh pada pasien Rawat Inap
Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.
Dimensi Mutu 1. Keselamatan
2. Fokus kepada pasien

Tujuan Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang


aman dan efektif bagi pasien dalam upaya
mencapai pemenuhan sasaran keselamatan
pasien.
Definisi Upaya pencegahan risiko jatuh meliputi :
Operasional 1. Asesmen awal risiko jatuh Rawat inap
2. Assesment Ulang risiko jatuh
3. Intervensi pencegahan risiko jatuh
Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien
jatuh adalah pelaksanaan ketiga upaya
pencegahan jatuh pada pasien yang berisiko
jatuh sesuai dengan standar yang ditetapkan
rumah sakit.
Tipe Indikator Proses
Ukuran Indikator Persentase
Numerator Jumlah pasien berisiko jatuh yang
(pembilang) mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko
jatuh
Denominator Jumlah pasien rawat inap berisiko jatuh yang
(penyebut) disurvei
Target Pencapaian 100%
Kriteria:   Pasien Rawat inap
- Inklusi • Pasien baru rawat inap
- Eksklusi • Pasien yang tidak dapat dilakukan asesmen
ulang maupun edukasi seperti pasien
meninggal, pasien gangguan jiwa yang sudah
melewati fase akut, dan pasien menolak
intervensi
Formula Jumlah pasien berisiko jatuh yang
mendapatkan ketiga upaya pencegahan risiko
jatuh x 100%
Jumlah pasien rawat inap yang berisiko jatuh
yang di survei
Sumber data Rekam Medis pasien
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode pelaporan Bulanan
data
Periode analisis Triwulan
Metode Retrospektif
Pengumpulan Data
Sampel ƒ Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Run chart ƒControl Chart
Data
Instrumen Formulir KUPRC
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Kepala Bidang Keperawatan dan Ketua Sub
Komite Keselamatan pasien
Rencana A. Bulanan
Komunikasi Data 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian /
Instalasi / Unit / Komite / Tim ke
Komite / Tim Mutu
2. Laporan Komite / Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian
Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back dari Dewan
Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat / Morning
Report / Focus Group Discussion) dengan
Bidang / Bagian / Instalasi / Unit /
Komite / Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite /
Tim Mutu ke Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim

11. KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA (KPK)


Judul Indikator Kepuasan Pasien dan Keluarga
Dasar pemikiran - Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Publik
- Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang
Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Fokus kepada pasien
2. Kesinambungan
Tujuan  Terwujudnya pemantauan dan pengukuran
tingkat kepuasan pasien dan keluarga sebagai
dasar upaya-upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
 Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang
mampu memberikan kepuasan pelanggan.
Definisi Operasional - Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi
pelanggan terhadap jasa pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh rumah sakit.Kepuasan
pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang
diberikan sesuai atau melampaui harapan
pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan
melakukan survei kepuasan pelanggan untuk
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan
mengacu pada kepuasan pelanggan berdasarkan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
- Pemantauan dan pengukuran kepuasan pasien
dan keluarga adalah kegiatan untuk mengukur
tingkat kesenjangan pelayanan rumah sakit yang
diberikan dengan harapan pasien dan keluarga
di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.
- Pelayanan yang diukur berdasarkan persepsi dan
pengalaman pasien terhadap:
1. Fasilitas : sarana, prasarana, alat
2. SDM : perawat, dokter, petugas lain
3. Farmasi : kecepatan, sikap petugas,
penjelasan penggunaan obat
4. Servis  pendaftaran, ruang tunggu dan
pelayanan: kecepatan, kemudahan,
kenyamanan
U1 – U9 Unsur peelayanan (9 unsur)
Jumlah Nilai Total Nilai masing-masing Unsur
per Unsur
NRR per Unsur Total Nilai masing-masing Unsur
(Nilai Rata-rata dibagi Jumlah Kuesioner yang
per Unsur) terisi
Bobot NRR Jumlah Bobot (1) dibagi jumlah
tertimbang unsur pelayanan (9) = 1 / 9 =
0,11
NRR NRR per unsur x 0,11
Tertimbang
Unsur
Tipe Indikator Outcome
Ukuran Indikator Persentase
Target Pencapaian Nilai Interval Konversi > 76,61 (B = Baik)
Kriteria: Semua pasien, keluarga, pengunjung
- Inklusi
- Eksklusi
Formula IKM Total NRR Tertimbang Unsur x Nilai Konversi
(Indeks Kepuasan Interval terkecil (25)
Masyarakat)
Sumber data Kuesioner kepuasan
Bulanan
Periode Pelaporan Bulanan
data
Periode analisis Bulanan
Metode Survei
Pengumpulan Data
Sampel Tabel Kreji Morgan (terlampir)
Rencana Analisis Run chart  Control chart
Data
Instrumen Kuesioner kepuasan pasien
Pengambilan Data
Penanggung Jawab Kepala Bagian Humas
Rencana Komunikasi A. Bulanan
Data 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim ke Komite / Tim Mutu
2. Laporan Komite / Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat /Morning Report
/ Focus Group Discussion) dengan Bidang /
Bagian / Instalasi / Unit / Komite / Tim
3. Feed back (Laporan / Story Board) Komite /
Tim Mutu ke Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim
12. KECEPATAN WAKTU TANGGAP KOMPLAIN (KWTK)
Judul Indikator Kecepatan waktu tanggap Komplain
Dasar pemikiran Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Fokus kepada pasien
2. Kesinambungan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang
mampu memberikan kepuasan pelanggan.
Definisi  Kecepatan waktu tanggap komplain adalah
Operasional rentang waktu Rumah sakit dalam menanggapi
komplain tertulis, lisan atau melalui media masa
melalui tahapan identfikasi, penetapan grading
risiko, analisa hingga tindak lanjutnya.
 Grading risiko Komplain dan standar waktu
tanggap Komplain :
o Grading Merah (Ekstrim) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 1 x 24 jam. Kriteria :
cenderung berhubungan dengan polisi,
pengadilan, kematian, mengancam sistem /
kelangsungan organisasi, poptensi kerugian
material, dan lain-lain.
o Grading Kuning (Tinggi) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 3 hari. Kriteria :
cenderung berhubungan dengan pemberitaan
media, potensi kerugian in material, dan lain-
lain.
o Grading Hijau (rendah) ditanggapi dan
ditindaklanjuti maksimal 7 hari. Kriteria :
tidak menimbulkan kerugian berarti baik
material maupun immaterial
TipeIndikator Proses
Ukuran Indikator Persentase
Numerator Jumlah komplain yang ditanggapi dan
(pembilang) ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan
Denominator Jumlah komplain yang disurvei
(penyebut)
Target Pencapaian > 75%
Kriteria:  Semua komplain (lisan, tertulis, media massa)
- Inklusi
- Eksklusi
Formula Jumlah komplain yang ditanggapi dan
ditindaklanjuti sesuai waktu yang ditetapkan x 100%
Jumlah komplain yang disurvei
Sumber data Data Komplain
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode Pelaporan Bulanan
data
Periode analisis Triwulan
Metode Retrospektif
Pengumpulan Data
Sampel ƒ Populasi
Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel >= 640 = 128 sampel
320 – 639 = 20% dari total
populasi
64 – 319 = 64 Sampel
< 64 = 100 % populasi
Rencana Analisis Run chart ƒ Control chart
Data
Instrumen Formulir Komplain
Pengambilan Data Formulir analisa dan laporan tindak lanjut
komplain
Penanggung Jawab Kepala Bagian Humas / Unit Pengaduan / Bagian
yang menangani Komplain
Rencana A. Bulanan
Komunikasi Data 1. Laporan Kepala Bidang / Bagian / Instalasi /
Unit / Komite / Tim ke Komite / Tim Mutu
2. Laporan Komite / Tim Mutu ke Direktur
3. Laporan Direktur ke Kementerian Kesehatan
B. Triwulan
1. Laporan Direktur ke Dewan Pengawas
(termasuk Feed back dari Dewan Pengawas)
2. Koordinasi & Integrasi (Rapat / Morning Report
/ Focus Group Discussion) dengan Bidang /
Bagian / Instalasi / Unit / Komite / Tim
3. Feed back (Laporan/Story Board) Komite/Tim
Mutu ke Bidang / Bagian / Instalasi / Unit /
Komite / Tim

Anda mungkin juga menyukai