ATRESIA ANI
1. Pengertian
Atresia ani adalah Merupakan suatu kelainan bawaan dimana tidak ada lubang tetap
2. Etiologi
4. Trauma / Jatuh
5. Radiasi
3. Manifestasi klinik
4. Tampak anus merah, pada jenis rendah anus lebih hitam dan keriput
5. Dapat terjadi fistel, pada anak perempuan sering fistel retro vaginal, sedang pada anak
4. Komplikasi
1. Iritasi kulit
3. Pendarahan stoma
4. Prolap kolostomi
5. Pemeriksaan penunjang
1. Operasi:
1 Pola napas tidak efektif b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi, kedalam pernapasan dan 1. Sebagai pedoman untuk melakukan
penekanan pada paru akibat keperawatan dalam waktu 3x24 ekspensi dada intervensi selanjutnya
ditensi abdomen. jam diharapkan pola nafas 2. Observasi adanya perubahan distensi 2. Deteksi dini terhadap adanya gejala
kembali efektif. abdomen. gagal napas
Kriteria Hasil : 3. Tinggikan kepala 30” dan ubah posisi 3. Mengurangi penekanan pada diafragma
1. Tanda-tanda vital dalam batas istirahat pasien senyaman mungkin. memungkinkan ekpensi paru dengan
normal 4. Bantu pengolongan usus dengan washart bebas
2. Sesak berkurang 5. Kolaborasi 4. Mengurangi distensi sediaan oksigen
untuk penurunan kerja dan pertukaran
gas.
2 Gangguan keseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Catat Karekteristik muntah 1. Membantu membedakan penyebab
cairan dan eletrolit b/d keperawatan dalam waktu 2x24 2. Awasi perubahan tanda vital setiap jam distres gaster
pengeluaran yang terus- jam diharapkan kebutuhan cairan 3. Catat respon fisiologis klien : gelisah, 2. Perubahan tanda tanda vital menunjukan
menerus. kembali seimbang/ terpenuhi kelemahan anastes, pucat, takipnea penurunan volume sirkulasi
Kriteria Hasil : 4. Awasi masukan dan keluaran 3. Berguna dalam mengukur menduga
1. Turgor kulit baik 5. Observasi setiap perubahan hasil beratnya gangguan kehilangan cairan dan
2. Mukosa mulut lembab laboratorium eletrolit tubuh
3. Tanda vital normal 6. Kolaberasi 4. Pedoman mengganti cairan
4. Klien tampak segar 5. Identifikasi berat dan jenis eletrolit yang
hilang
6. Mengganti cairan dan eletrolit tubuh
yang hilang.
3 Peningkatan suhu tubuh b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Awasi tanda-tanda vital setiap jam 1. Menunjukan perubahan kondisi tubuh
proses enterokolin disit keperawatan dalam waktu 1x24 2. Lakukan kompres hangat bila suhu klien
jam diharapkan suhu tubuh >36,5*C dan <39*C 2. Menurun kan suhu tubuh dengan cara
kembali normal. 3. Bantu pengosongan usus dengan washaul konduksi
Kriteria Hasil : 4. Kolaborasi, pmberian obat obat sesuai 3. Menurun kan penumpu kan tinja dalam
1. Klien tenang dengan indikasi usus
2. Bising usus normal ( 4-12 kali 4. Merangsang set point untuk menurunkan
permenit) suhu tubuh
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Ringkasan Kasus
An.A usia 7 bulan berobat ke Rumah Sakit Arifin Achmad di poli bedah anak pada
tanggal 10 April 2019 dengan alasan An.A kontrol setelah operasi pembuatan anus. Pada
An.A lahir pada tanggal 09 September 2018 secara normal dengan berat hadan 3000
gram di rumad bersalin Duri. Sejak lahir An.A tidak mempunyai anus. dan rumah bersalin
dirujuk ke rumah sakit Arifin Achmad Pekanbaru, umur 2 hari An. A dilakukan operasi
colostomi.
Pengkajian dilakukan pada, tanggal 10 April 2019. Dari basil pengkajian didapatkan
data objektif sebagai berikut : Di daerah abdomen sebelah kanan bawah terdapat stoma
dengan diameter 3 cm yang dibungkus dengan donat kolostomi. Tampak donat kolostomi
bersih karena habis dilakukan penggantian kolostomi oleh keluarganya. Kondisi kulit
didaerah sekitar stoma tidak tampak kemerahan. Tampak adanya bekas operasi pembuatan
anus dan didaerah tersebut tampak adanya feces yang keluar dari anus, berat badan 7 kg,
tinggi badan 65 cm, LILA 13 cm, konjungtiva tidak anemis, turgor kulit baik.
Perkembangan (KPSP), diperoleh hasil : Jumlah jawaban “ya” adalah 9, dan 1 jawaban
“tidak” untuk gerak halus dengan pertanyaan: “Dapatkah bayi memungut dengan tangannya
benda-benda kecil, seperti : kacang, potongan biscuit, dengan gerakan miring atau
menggerapai?”. Jumlah jawaban 9 ini berarti perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S).
Alasan berobat :
Klien dengan Post Operasi pembuatan anus (30 Maret/19), kontrol di rawat jalan
Diagnosa Medis :
Post op colostomy dan pembuatan anus atau PSARP a/i atresia ani
1. Penyakit yang pemah diderita : saat lahir tidak mempunyai anus, dan usia 2 hari
3. Obat-obatan yang pernah digunakan : paracetamol sirup, antibiotic (ibu lupa namanya)
4. Pernah dilakukan tindakan operasi : Ya, pernah saat usia 3 hari dan 7 bulan
a. Pemeriksaan umum
BB sebelum sakit : 8 kg
PB :67cm
LILA : 13 cm
Lingkar Perut : 48 cm
berikut: 1. Gangguan eliminasi bab b/d adanya tidak lancarnya usus kesaluran anus ini, 2.
Resiko infeksi b/d adanya penusukan atau pelebaran atau businasi pada anus. 3. Perubahan
Dan evaluasi terakhir yang didapat tanggal 10 April 2019 untuk masalah Gangguan
eliminasi BAB belum teratasi, akan tetapi an A disarankan untuk kontrol setiap hari gar
tidak terjadi penyempitan anus dan menganjurkan keluarga untuk merawat colostomi
setiap bab. Untuk intervensi selanjutnya yaitu mempertahankan teknik perawatan luka
pada klien dengan teknik yang sama, karena dengan prinsip steril membantu mencegah
Berikut ini akan dijelaskan Asuhan keperawatan pada anak dengan masalah Atresia
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Usia : 7 bulan
Alamat : Duri
Agama : Islam
Inspeksi : Tampak bekas luka operasi lapatomy si belah kiri abdomen, dan terdapat Stoma
pada perut sebelah kanan dan disekeliling stoma kulit tampak memerah (iritasi).
Selera makan biasa, seperti anak seusianya An.Y suka makan biscuit, dan ASI.
Auskultsi : Bising usus terdengar kuat di empat kuadran, frekuensi 4 kali/ menit.
Inspeksi : Letak dan bentuk mata kanan dan kiri simetris, tidak ada rabas, refleks berkedip
(+), respon pupil (+/+), tidak terdapat pembengkakan, sklera tidak ikterik,
Telinga
Inspeksi : Letak kedun telinga simetris, telinga bersih, tidak ada serumen, posisi telinga
sejajar dengan mata, tidak ada tampak pembengkakan, kiien dapat mendengar
3. System Kardiovaskuler
Inspeksi : Tidak terlihat pulsasi atau iktus kordis, tidak ada luka, mukosa kering.
Auskultasi : Bunyi S1 dan S2, cepat dan reguler, tidak ada bunyi tambahan.
4. System Respiratori
Inspeksi : Bentuk dada normal (normochest), pergerakan simetris antara dada kanan dan
kiri, klien bernafas spontan dan tidak sesak, tidak ada luka, tidak ada
Palpasi : Tidak teraba adanya massa abnormal, taktil premitus sama kanan dan kiri.
5. System Urinary
Warna urin kuning jernih, BAK di pampers. BAB keluar di stoma, konsistensi cair,
ada ampas, warna kuning. Dari anus hanya keluar cairan. dan lendir berwarna kuning.
GCS : 15 E4M6V5)
Pupil : Isokor
Lengkung tulang belakang : normal, skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-)
mengembangkan sense mengenai dunia yang baik dan aman. Trust merupakan
kemampuan untuk menjalin hubungan yang intim dengan orang lain. Mistrust adalah
kemampuan anak untuk melindungi dirinya sendiri, baik dan orang asing maupun benda
asing.
Berdasarkan tahap tumbuh kembangnya, anak tidak mengalami masalah atau gangguan.
Semua tugas anak pada tahap perkembangan 0-9 bulan dapat terpenuhi dengan baik.
Zaif gentamicin
paracetamol
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ph :6 (N: 4,5-8)
1. Gangguan eliminasi BAB Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji stoma/ area kulit peristomal pada 7. Pengkajian terhadap kerusakan integritas
b/d tidak lancarnya saluran keperawatan 7x kunjungan, tiap penggantian kolostomi bag. kulit di sekitar colostomi
pencernaan (pembangunan) diharapkan gangguan 2. Ukur stoma secara periodik setiap 8. Mengetahui pelebaran pada daerah
eliminasi BAB dapat diatasi, perubahan kantong stoma
dengan kriteria hasil : 3. Lakukan perawat kolostomi secara 9. Penawaran Kolostomi dilakukan agar
- Dapat BAB lewat anus bertahap dan berkala kondisi sekitar stoma tidak mengalami
secara spontan 4. Ajarkan dan anjurkan keluarga untuk gangguan kulit.
- Anak tidak menangis lagi melakukan perawatan kolostomi secara 10.Meningkatkan pengetahuan dan
saat mau Bab rutin memandirikan keluarga dalam
- Keluarga mampu 5. Anjurkan kepada keluarga untuk perawatan kolostomi pada anak
melakukan perawatan membawa anaknya ke RS tiap hari untuk 11.Salah satu support keluarga dalam
kolostomi dan kebersihan dilakukan businasi. pencapaian tujuan
di anus dengan benar 6. Lakukan businasi tiap hari. 12.Mencegah penyempitan anus
CATATAN PERKEMBANGAN
Inisial Klien : An. A
Umur : 7 Bulan
Diagnosa
Tanggal Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) PARAF
Keperawatan
Selasa, 10 Gangguan eliminasi 08.00 WIB 1. Mengkaji stoma/area kulit peristomal Pukul : 09.30 WIB
April 2019 BAB b/d tidak lancarnya pada tiap penggantian kolostomi bag. S : Ibu mengatakan sudah tau cara
saluran pencernaan (kulit disekitar stoma memerah) mengganti kolostomi Ibu klien
(pembuangan) 2. Mengukur stoma secara periodik setiap mengatakan akan membawa anaknya
perubahan kantong (diameter 3 cm, besok/ tiap hari
tampak usus keluar dari stoma 5 cm O : Businasi masuk No. 10
3. Melakukan perawatan kolostomi - Tampak keluar darah 0,5 cc
4. Mengajarkan dan anjurkan keluarga A : masalah gangguan eliminasi
untuk melakukan perawatan kolostomi BAB belum teratasi
secara rutin. P : Businasi tiap hari sampai No. 12
5. Melakukan busimasi dan tidak berdarah
6. Menganjurkan keluarga untuk
membawa anaknya setiap hari
Selasa, 10 Resiko Infeksi b/d 08.00 1. Melakukan businasi dari No yang kecil Jan : 09.35
April 2019 dilakukannya tindak 2. Melakukan businasi engan jelli yang S : Ibu mengatakan belum sudah
businasi cukup dan tehnik yang benar mengerti cara mengganti kantong
3. Memperhatikan tanda-tanda infeksi kolostomi
setiap melakukan businasi dan - Ibu klien mengatakan
peningkatan suhu tubuh (tidak tampak anaknya tidak ada demam
tanda-tanda infeksi seperti yang O : Tidak tampak tanda-tanda infeksi
disebutkan sebelumnya) A : Masalah resiko terjadinya infeksi
4. Memperhatikan kebersihan badan anak, tidak terjadi
seperti area lipatan paha, daerah P : Intervensi keperawatan
colostomi dan perineum. dilanjutkan,
(daerah lipatan paha tampak lembab
dan anak memakai pampers (popok)
yang sudah penuh.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas asuhan keperawatan anak dengan post operasi colostomi dan
PSARP atas indikasi Atresia ani secara teori dan dengan kasus yang didapatkan mulai dari
1. Pengkajian
Secara teoritis banyak hal yang dapat menyebabkan atau indikasi dilakukannya
operasi colostomy pada anak, yaitu kondisi anak dengan atresia ani, hischprung, malformasi
anorektum seperti: fistula rektovesika, fistula retrouretra, atresia rectum, fistula vestibular,
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 10 April 2019. tidak banyak menemukan
kesenjangan antara teori dengan kasus. Pada tinjauan teoritis terjadi resiko kekurangan
volume cairan akibat gangguan absorpsi cairan, sedangkan pada kasus kelompok tidak
cairan anak usia 7 bulan dengan berat badan 8 kg, kebutuhan cairan pasien sudah terpenuhi,
dengan kata lain tidak terjadi kekurangan volume cairan pada An.A. Selain itu pada
manifestasi klinis tidak ditemukan adanya sesak nafas pada klien dikarenakan tidak ada
penekanan didaerah diafragma. Hal ini disebabkan oleh karena sudah dilakukan tindakan
colostomi. Pada sistem lain tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
Data-data lain yang kami dapatkan yaitu, kulit disekitar stoma tidak tampak merah
dan anak tampak menggaruk area tersebut, tampak luka bekas operasi di daeran perineum
dan tampak stoma berdiameter 3 cm disebelah kanan, Tampak BAB menempel di daerah
perineum. Selain ita keluarga juga mengalami masalah dengan mengatakan seringnya
kontrol ke rumah sakit sedangkan rumahnya jauh sedangkan bapak an A harus bekerja.
Pada saat pengkajian di kumpulkan data melalui teknik wawancara dengan keluarga
karena An.A belum bisa berbicara, observasi langsung, dengan catatan medis sebelumnya.
Tidak ada faktor penghambat saat melakukan pengkajian karena klien dan keluarga sangat
kooperatif.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada teori terdapat 3 diagnosa keperawatan dan pada kasus ditemukan 3 diagnosa
a. Gangguan eliminasi BAB b/d tidak lancarnya saluran pencernaan atau proses
pembuangan
c. Perubahan proses keluarga b/d penyakit serius yang derita anak dan harus mendapatkan
perawatan di RS
3. Intervensi Keperawatan
Pembuatan rencana keperawatan pada An.A disesuaikan denga tujuan dan kriteria hasil, dan
perencanaan ini berdasarkan keluhan, data subjektif dan data objektif yang ada. Karena data ini
Diagnosa pertama: Gangguan eliminasi BAB b/d tidak lancarnya saluran pencernaan atau
pembuangan, perencanaan yang dilakukan yaitu Lakukan businasi tiap hari dan no yang mulai
kecil. Kaji stoma/ area kulit peristomal pada, tiap penggantian kolostomi bag, ukur stoma secara
periodik setiap perubahan kantong, Iakukan perawat kolostomi secara bertahap dan berkala,
ajarkan dan anjurkan keluarga untuk melakukan perawatan kolostomi secara rutin. Diagnosa
kedua: Resiko Infeksi b/d tindakan businasi, perencanaannya adalah: Lakukan tindakan
kolostomi dengan tehnik yang benar, perhatikan tanda-tanda infeksi setiap : terjadi kemerahan,
kerusakan kulit, drainase purulen, dan peningkatan suhu tubuh, perhatikan kebersihan badan
anak, seperti area lipatan paha dan perineum, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
Diagnosa ketiga: Perubahan proses keluarga b/d penyakit serius yang derita anak dan harus
mendapatkan perawatan di RS, perencanaan yang akan dilakukan adalah: Berikan kesempatan
keluarga untuk mengekspresikan perasaan untuk didiskusikan, berikan informasi yang jelas pada
proses penanganan yang telah diberikan, libatkankeluarga dalam tindakan keperawatan, ajari
Dalam tahap pelaksanaan ini dapat melakukan sesuai rencana tindakan keperawatan yang
telah dibuat sesuai kemampuan, fasilitas, dan kewenangan . Serta didokumentasikan dalam
catatan keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam asuhan keperawatan. Pada tahap evaluasi ini,
menilai sejauh mana tujuan dapat dicapai. Dari diagnosa yang ada pada An.A dengan post
operasi PSARP + colostomy a/i hatresia ani didapat 3 diagnosa keperawatan. Dari tiga diagnosa
yang ada. secara keseluruhan belum teratasi, karena masih perlu observasi tiap hari sehingga
masih menganjurkan an A untuk kontrol tiap hari karena masih belum no paling besar yaitu no
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kolostomi merupakan suatu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan cara pembuatan
lubang (stoma) pada dinding abdomen sebagai tempat pengeluaran feces yang sifatnya
sementara atau permanen. Tindakan ini dilakukan bila terjadi penyumbatan usus oleh keadaan
yang patologis, seperti tumor, trauma, atresia ani, hisprung dan malformasi anorektum. Pada
pasien dengan atresia ani setelah colostomi akan dilakukan operasi PSARP selanjutnya op tutup
colostomi.
Dan hasil pengkajian yang dilakukan, diketahui An.A telah dilakukan operasi kolostomi
sejak usia 2 hari dan operasi PSARP saat usia 7 bulan tepatnya 2 minggu yang lalu atas indikasi
atresia ani. Sant ini An.A kontrol ke poli bedah anak dengan keluhan post PSARP 2 mimggu
yang lalu dan sudah 1 x dilakukan businasi rencana akan dilakukan businasi ulang. Terdapat 3
masalah keperawatan yang terjadi pada An.A yaitu: Gangguan eliminasi BAB, resiko tinggi
Setelah diberikan asuhan keperawatan kepada An.A dan keluarga, masalah keperawatan
yang muncul belum teratasi, masih memerlukan tindakan perawatan selanjutnya kerja sama
B. Saran
1. Perawat
Perlu adanya mengikuti pelatihan tentang kasus yang berhubungan dengan bedah
anak sehingga para perawat meningkat ilmunya dan dapat merawat klien dengan
yang benar.
2. Institusi
Bagi institusi harus sering mengadakan atau mengirim perawat untuk mengikuti
pelatihan yang berhubungan dengan bedah anak dan menyediakan dana untuk pelatihan
tersebut dan menyediakan untuk tempat tinggal keluarga pasien karena pasien akan