Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

ATRESIA ANI

1. Pengertian

Atresia ani adalah Merupakan suatu kelainan bawaan dimana tidak ada lubang tetap

pada anus. (Depkes RI-1993)

2. Etiologi

1. Kelainan kromosom : kelainan genetic pada suami atau istri

2. Penyakit infeksi yang diderita ibu pada waktu hamil triwulan.

3. Otab-obatan (zat teragenik) saat hamil

4. Trauma / Jatuh

5. Radiasi

3. Manifestasi klinik

1. Kembung yang progesip

2. Kadang - kadang disertai : muntah pada umur 24- 48 jam

3. Urine bercampur mekanium

4. Tampak anus merah, pada jenis rendah anus lebih hitam dan keriput

5. Dapat terjadi fistel, pada anak perempuan sering fistel retro vaginal, sedang pada anak

laki - laki sering fistel rekro urinal

4. Komplikasi

1. Iritasi kulit

2. Infeksipada luka operasi

3. Pendarahan stoma

4. Prolap kolostomi

5. Pemeriksaan penunjang

1. Foto Rongen Abdomen

2. Laboratorium; Pemeriksaan urin, untuk mengetahui apakah terdapat mekanium

didalamnya sehingga fistula dapat diketahui lebih dini.


6. Penatalaksanaan

1. Operasi:

a. Eksisi anal membrure

b. Kolostomi sementara , kemudian setelah 3 bulan dilakukan perbaikan total


7. Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kreteria Intervensi Rasional

1 Pola napas tidak efektif b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi, kedalam pernapasan dan 1. Sebagai pedoman untuk melakukan
penekanan pada paru akibat keperawatan dalam waktu 3x24 ekspensi dada intervensi selanjutnya
ditensi abdomen. jam diharapkan pola nafas 2. Observasi adanya perubahan distensi 2. Deteksi dini terhadap adanya gejala
kembali efektif. abdomen. gagal napas
Kriteria Hasil : 3. Tinggikan kepala 30” dan ubah posisi 3. Mengurangi penekanan pada diafragma
1. Tanda-tanda vital dalam batas istirahat pasien senyaman mungkin. memungkinkan ekpensi paru dengan
normal 4. Bantu pengolongan usus dengan washart bebas
2. Sesak berkurang 5. Kolaborasi 4. Mengurangi distensi sediaan oksigen
untuk penurunan kerja dan pertukaran
gas.

2 Gangguan keseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Catat Karekteristik muntah 1. Membantu membedakan penyebab
cairan dan eletrolit b/d keperawatan dalam waktu 2x24 2. Awasi perubahan tanda vital setiap jam distres gaster
pengeluaran yang terus- jam diharapkan kebutuhan cairan 3. Catat respon fisiologis klien : gelisah, 2. Perubahan tanda tanda vital menunjukan
menerus. kembali seimbang/ terpenuhi kelemahan anastes, pucat, takipnea penurunan volume sirkulasi
Kriteria Hasil : 4. Awasi masukan dan keluaran 3. Berguna dalam mengukur menduga
1. Turgor kulit baik 5. Observasi setiap perubahan hasil beratnya gangguan kehilangan cairan dan
2. Mukosa mulut lembab laboratorium eletrolit tubuh
3. Tanda vital normal 6. Kolaberasi 4. Pedoman mengganti cairan
4. Klien tampak segar 5. Identifikasi berat dan jenis eletrolit yang
hilang
6. Mengganti cairan dan eletrolit tubuh
yang hilang.
3 Peningkatan suhu tubuh b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Awasi tanda-tanda vital setiap jam 1. Menunjukan perubahan kondisi tubuh
proses enterokolin disit keperawatan dalam waktu 1x24 2. Lakukan kompres hangat bila suhu klien
jam diharapkan suhu tubuh >36,5*C dan <39*C 2. Menurun kan suhu tubuh dengan cara
kembali normal. 3. Bantu pengosongan usus dengan washaul konduksi
Kriteria Hasil : 4. Kolaborasi, pmberian obat obat sesuai 3. Menurun kan penumpu kan tinja dalam
1. Klien tenang dengan indikasi usus
2. Bising usus normal ( 4-12 kali 4. Merangsang set point untuk menurunkan
permenit) suhu tubuh
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Ringkasan Kasus

An.A usia 7 bulan berobat ke Rumah Sakit Arifin Achmad di poli bedah anak pada

tanggal 10 April 2019 dengan alasan An.A kontrol setelah operasi pembuatan anus. Pada

tanggal 30 Maret 2019 A.n Aku dilakukan operasi pembuatan anus.

An.A lahir pada tanggal 09 September 2018 secara normal dengan berat hadan 3000

gram di rumad bersalin Duri. Sejak lahir An.A tidak mempunyai anus. dan rumah bersalin

dirujuk ke rumah sakit Arifin Achmad Pekanbaru, umur 2 hari An. A dilakukan operasi

colostomi.

Pengkajian dilakukan pada, tanggal 10 April 2019. Dari basil pengkajian didapatkan

data objektif sebagai berikut : Di daerah abdomen sebelah kanan bawah terdapat stoma

dengan diameter 3 cm yang dibungkus dengan donat kolostomi. Tampak donat kolostomi

bersih karena habis dilakukan penggantian kolostomi oleh keluarganya. Kondisi kulit

didaerah sekitar stoma tidak tampak kemerahan. Tampak adanya bekas operasi pembuatan

anus dan didaerah tersebut tampak adanya feces yang keluar dari anus, berat badan 7 kg,

tinggi badan 65 cm, LILA 13 cm, konjungtiva tidak anemis, turgor kulit baik.

Berdasarkan pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesionner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP), diperoleh hasil : Jumlah jawaban “ya” adalah 9, dan 1 jawaban

“tidak” untuk gerak halus dengan pertanyaan: “Dapatkah bayi memungut dengan tangannya

benda-benda kecil, seperti : kacang, potongan biscuit, dengan gerakan miring atau

menggerapai?”. Jumlah jawaban 9 ini berarti perkembangan anak sesuai dengan tahap

perkembangannya (S).

Dari data-data yang di dapatkan berdasarkan hasil pengkajian, ditemukan 3 masalah

keperawatan yang muncul pada An.A, dengan diagnosa keperawatan sebagai


Keluhan Utama

Alasan berobat :

Klien dengan Post Operasi pembuatan anus (30 Maret/19), kontrol di rawat jalan

Diagnosa Medis :

Post op colostomy dan pembuatan anus atau PSARP a/i atresia ani

Riwayat Kesehatan Masa Lampau

1. Penyakit yang pemah diderita : saat lahir tidak mempunyai anus, dan usia 2 hari

dilakukan colostomi, usia 7 bulan dilakukan operasi pembuatan anus

2. Pernah dirawat di rumah sakit: Ya, pernah

3. Obat-obatan yang pernah digunakan : paracetamol sirup, antibiotic (ibu lupa namanya)

4. Pernah dilakukan tindakan operasi : Ya, pernah saat usia 3 hari dan 7 bulan

5. Jika ya, jenis operasi yang dilakukan : Colostomy dan PSARP

6. Alergi (makanan/ obat-obatan/ debu/ cuaca: anak alergi plester

7. Kecelakaan : Tidak pernah

8. Imunisasi yang pernah diterirna: Lengkap , campak beluan Fisik

a. Pemeriksaan umum

Kesadaran : Kompos mentis

Keadaan umum : Baik

TTV : TD: 90/60 mmHg, N=90x/menit, S=36,9°C, RR= 41 x/menit

BB saat ini : 7,5 kg

BB sebelum sakit : 8 kg

PB :67cm

LILA : 13 cm

Lingkar Perut : 48 cm
berikut: 1. Gangguan eliminasi bab b/d adanya tidak lancarnya usus kesaluran anus ini, 2.

Resiko infeksi b/d adanya penusukan atau pelebaran atau businasi pada anus. 3. Perubahan

proses keluarga b/d anak harus mendapatkan perawatan di RS.

Dan evaluasi terakhir yang didapat tanggal 10 April 2019 untuk masalah Gangguan

eliminasi BAB belum teratasi, akan tetapi an A disarankan untuk kontrol setiap hari gar

tidak terjadi penyempitan anus dan menganjurkan keluarga untuk merawat colostomi

setiap bab. Untuk intervensi selanjutnya yaitu mempertahankan teknik perawatan luka

pada klien dengan teknik yang sama, karena dengan prinsip steril membantu mencegah

kontaminasi dan mempercepat penyembuhan.

Berikut ini akan dijelaskan Asuhan keperawatan pada anak dengan masalah Atresia

ani , mulai dan pengkajian sampai dengan evaluasi.

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Nama Klien : An. A

TTL : Duri 9 September 2018

Usia : 7 bulan

Inisial Ayah : Tn. M

Pendidikan Ayah : SMA

Pekerjaan Ayah : Swasta

Inisial Ibu : Ny. 1

Pendidikan Ibu : SMA

Peketjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Duri

Agama : Islam

Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia


1. Gastrointestinal/ Nutrisi

Inspeksi : Tampak bekas luka operasi lapatomy si belah kiri abdomen, dan terdapat Stoma

pada perut sebelah kanan dan disekeliling stoma kulit tampak memerah (iritasi).

Selera makan biasa, seperti anak seusianya An.Y suka makan biscuit, dan ASI.

Palpasi : Kulit supel, teraba sedikit tegang, nyeri tekan (-).

Perkusi : Bunyi timpani (pada lambung), Dullnes (pada hati)

Auskultsi : Bising usus terdengar kuat di empat kuadran, frekuensi 4 kali/ menit.

2. Mata dan Teinga

Inspeksi : Letak dan bentuk mata kanan dan kiri simetris, tidak ada rabas, refleks berkedip

(+), respon pupil (+/+), tidak terdapat pembengkakan, sklera tidak ikterik,

konjungtiva tidak anemis.

Telinga

Inspeksi : Letak kedun telinga simetris, telinga bersih, tidak ada serumen, posisi telinga

sejajar dengan mata, tidak ada tampak pembengkakan, kiien dapat mendengar

dengan baik (menoleh ketilca dipanggil namanya).

Palpasi : Tidak teraba adanya massa, tidak ada nyeri tekan.

3. System Kardiovaskuler

Inspeksi : Tidak terlihat pulsasi atau iktus kordis, tidak ada luka, mukosa kering.

Palpasi : Nadi apikal teraba di IC 4 dan IC 5, N= 90x/menit, CRT <3’

Perkusi : Dullnes di IC2 - IC5 . ,

Auskultasi : Bunyi S1 dan S2, cepat dan reguler, tidak ada bunyi tambahan.
4. System Respiratori

Inspeksi : Bentuk dada normal (normochest), pergerakan simetris antara dada kanan dan

kiri, klien bernafas spontan dan tidak sesak, tidak ada luka, tidak ada

hiperpigmentasi, areola ada, retraksi (-).

Auskultasi : suara nafas vesikuler

Palpasi : Tidak teraba adanya massa abnormal, taktil premitus sama kanan dan kiri.

5. System Urinary

Warna urin kuning jernih, BAK di pampers. BAB keluar di stoma, konsistensi cair,

ada ampas, warna kuning. Dari anus hanya keluar cairan. dan lendir berwarna kuning.

6. System Persarafanl skala GCS

Tingkat kesadaran : Kompos mentis

GCS : 15 E4M6V5)

Pupil : Isokor

7. System Muskuletal/ Mobillitas

Lengkung tulang belakang : normal, skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-)

Mobilitas tulang belakang : Klien mampu miring kin dan kanan

ROM ekstremitas : tidak ada hambatan

Genu varum dan genu valgum clubfoot : bentuk kaki normal.

Kekuatan otot : 5555 5555


5555 5555

8. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak

Anak berada pada rentang usia : 0-12 bulan

 Perkembangan psikososial (Freud): Basic Trust vs Mistrust, Anak mulai

mengembangkan sense mengenai dunia yang baik dan aman. Trust merupakan

kemampuan untuk menjalin hubungan yang intim dengan orang lain. Mistrust adalah
kemampuan anak untuk melindungi dirinya sendiri, baik dan orang asing maupun benda

asing.

 Perkembangan kognitif (Piaget): anak mempunyai kemampuan dalam mengasilmilasi

dan mengakomodasi informasi dengan cara meliliat, mendengar, menyentuh dan

aktifitas motorik. Semua gerakan akan diarahkan ke mulut dengan merasakan

keingintahuan sesuatu dan yang dilihat, didengar dan disentuh.

 Berdasarkan tahap tumbuh kembangnya, anak tidak mengalami masalah atau gangguan.

Semua tugas anak pada tahap perkembangan 0-9 bulan dapat terpenuhi dengan baik.

OBAT-OBATAN/ TINDAKAN MEDIS

 Zaif gentamicin

 paracetamol

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium serum (15 Maret 2019)

 WBC : 9600/µl (N: 5.000-10.000/ µl)

 Hb : 11,5 gr/dl (N: 12-16 gr/dl)

 Ht : 35,5 9% (N: 36-48%)

 PLT : 307.000/ µl (N: 150.000-400.000/ µl)

 Ph :6 (N: 4,5-8)

 BJ : 1,010 (N: 1.003-1.030)


ANALISA DATA

Data Masalah Keperawatan


DS :
 Ibu klien mengatakan ada stoma yang di bungkus Perubahan eliminal BAB b/d
dengan donat dengan kassa (kantong kolostomi) tidak lancarnya saluran
pada perut sebelah kanan. pencernaan

 Ibu klien mengatakan baru mengganti kantong


colostomy
DO :
 Tampak stoma pada abdomen sebelah kanan
 Kulit disekitar stoma tidak tampak kemerahan dan
iritasi
 Diameter stoma lebih kurang 3 cm
 Terlihat usus keluar pada stoma lebih kurang 5 cm
 Anak tampak menggaruk kulit di sekitar stoma
 Terlihat adanya sedikit feses di anus
 Kantong kolostomi tampak bersih
DS :
 Ibu mengatakan 2 minggu yang lalu anaknya baru
di operasi pembuatan anus
 Ibu mengatakan BAB anaknya sering rewel jika
mau BAB
 Ibu mengatakan BAB anaknya sedikit keluar dari
anus
 Ibu mengatakan anaknya sudah 1 x di businasi.
DO : Resiko Infeksi b/d adanya
 BAB tampak sedikit di anus tindakan businasi
 Kantong colostomy tampak bersih habis diganti
 Anak tampak menangis
 Anak tidak demam, leukositosis
S+ 36,7oC, WBC = 9600/ µl
 Tidak tampak tanda-tanda infeksi: luka operasi
kering, tidak tampak kemerahan dan tidak panas.
Diagnosa keperawatan yang muncul :

1. Gangguan eliminasi bab b/d tidak lancarnya saluran pencernaan

2. Resiko Infeksi b/d tindakan businasi


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional

1. Gangguan eliminasi BAB Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji stoma/ area kulit peristomal pada 7. Pengkajian terhadap kerusakan integritas
b/d tidak lancarnya saluran keperawatan 7x kunjungan, tiap penggantian kolostomi bag. kulit di sekitar colostomi
pencernaan (pembangunan) diharapkan gangguan 2. Ukur stoma secara periodik setiap 8. Mengetahui pelebaran pada daerah
eliminasi BAB dapat diatasi, perubahan kantong stoma
dengan kriteria hasil : 3. Lakukan perawat kolostomi secara 9. Penawaran Kolostomi dilakukan agar
- Dapat BAB lewat anus bertahap dan berkala kondisi sekitar stoma tidak mengalami
secara spontan 4. Ajarkan dan anjurkan keluarga untuk gangguan kulit.
- Anak tidak menangis lagi melakukan perawatan kolostomi secara 10.Meningkatkan pengetahuan dan
saat mau Bab rutin memandirikan keluarga dalam
- Keluarga mampu 5. Anjurkan kepada keluarga untuk perawatan kolostomi pada anak
melakukan perawatan membawa anaknya ke RS tiap hari untuk 11.Salah satu support keluarga dalam
kolostomi dan kebersihan dilakukan businasi. pencapaian tujuan
di anus dengan benar 6. Lakukan businasi tiap hari. 12.Mencegah penyempitan anus

2. Resiko Infeksi b/d 1. Menurunkan resiko infeksi dan


kontaminasi insisi oleh Setelah dilakukan tindakan 1. Segeralah ganti kantong kolostomi jika
feces keperawatan 7x kunjungan, penuh atau bocor dengan cara yang benar mempertahankan integritas kulit
diharapkan infeksi tidak 2. Kolaborasi dengan dokter pemberian 2. Mengurangi nyeri
terjadi, dengan kriteria hasil : paracetamol 3. Kemerahan merupakan tada yang paling
3. Perhatikan tanda-tanda infeksi disekitar umum jika terjadi infeksi
- Tidak tampak tanda-tanda stoma dan anus 4. Keadaan badan yang kurang bersih dan
infeksi : Rubor, Kalor, 4. Perhatikan tanda-tanda infeksi disekitar lipatan paha yang lembab, merupakan
tumor, dan kerusakan stoma dan anus area yang meningkan resiko infeksi
kulit pada daerah anus 5. Perhatikan kebersihan badan anak, 5. Mencegah terjadinya infeksi
- Tidak demam seperti di daerah colostomi dan
perineum.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antibiotik

CATATAN PERKEMBANGAN
Inisial Klien : An. A

Umur : 7 Bulan

Jenis Kelamin : Laki – laki

Diagnosa medis : post op PSARP + colostomI a/i atresia ani

Diagnosa
Tanggal Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) PARAF
Keperawatan

Selasa, 10 Gangguan eliminasi 08.00 WIB 1. Mengkaji stoma/area kulit peristomal Pukul : 09.30 WIB
April 2019 BAB b/d tidak lancarnya pada tiap penggantian kolostomi bag. S : Ibu mengatakan sudah tau cara
saluran pencernaan (kulit disekitar stoma memerah) mengganti kolostomi Ibu klien
(pembuangan) 2. Mengukur stoma secara periodik setiap mengatakan akan membawa anaknya
perubahan kantong (diameter 3 cm, besok/ tiap hari
tampak usus keluar dari stoma 5 cm O : Businasi masuk No. 10
3. Melakukan perawatan kolostomi - Tampak keluar darah 0,5 cc
4. Mengajarkan dan anjurkan keluarga A : masalah gangguan eliminasi
untuk melakukan perawatan kolostomi BAB belum teratasi
secara rutin. P : Businasi tiap hari sampai No. 12
5. Melakukan busimasi dan tidak berdarah
6. Menganjurkan keluarga untuk
membawa anaknya setiap hari
Selasa, 10 Resiko Infeksi b/d 08.00 1. Melakukan businasi dari No yang kecil Jan : 09.35
April 2019 dilakukannya tindak 2. Melakukan businasi engan jelli yang S : Ibu mengatakan belum sudah
businasi cukup dan tehnik yang benar mengerti cara mengganti kantong
3. Memperhatikan tanda-tanda infeksi kolostomi
setiap melakukan businasi dan - Ibu klien mengatakan
peningkatan suhu tubuh (tidak tampak anaknya tidak ada demam
tanda-tanda infeksi seperti yang O : Tidak tampak tanda-tanda infeksi
disebutkan sebelumnya) A : Masalah resiko terjadinya infeksi
4. Memperhatikan kebersihan badan anak, tidak terjadi
seperti area lipatan paha, daerah P : Intervensi keperawatan
colostomi dan perineum. dilanjutkan,
(daerah lipatan paha tampak lembab
dan anak memakai pampers (popok)
yang sudah penuh.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas asuhan keperawatan anak dengan post operasi colostomi dan

PSARP atas indikasi Atresia ani secara teori dan dengan kasus yang didapatkan mulai dari

pengkajian, diagnosa, rencana tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi. .

1. Pengkajian

Secara teoritis banyak hal yang dapat menyebabkan atau indikasi dilakukannya

operasi colostomy pada anak, yaitu kondisi anak dengan atresia ani, hischprung, malformasi

anorektum seperti: fistula rektovesika, fistula retrouretra, atresia rectum, fistula vestibular,

dan kloaka persisten.

Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 10 April 2019. tidak banyak menemukan

kesenjangan antara teori dengan kasus. Pada tinjauan teoritis terjadi resiko kekurangan

volume cairan akibat gangguan absorpsi cairan, sedangkan pada kasus kelompok tidak

menemukan masalah kekurangan volume cairan dan berdasarkan perhitungan kebutuhan

cairan anak usia 7 bulan dengan berat badan 8 kg, kebutuhan cairan pasien sudah terpenuhi,

dengan kata lain tidak terjadi kekurangan volume cairan pada An.A. Selain itu pada

manifestasi klinis tidak ditemukan adanya sesak nafas pada klien dikarenakan tidak ada

penekanan didaerah diafragma. Hal ini disebabkan oleh karena sudah dilakukan tindakan

colostomi. Pada sistem lain tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.

Data-data lain yang kami dapatkan yaitu, kulit disekitar stoma tidak tampak merah

dan anak tampak menggaruk area tersebut, tampak luka bekas operasi di daeran perineum

dan tampak stoma berdiameter 3 cm disebelah kanan, Tampak BAB menempel di daerah

perineum. Selain ita keluarga juga mengalami masalah dengan mengatakan seringnya

kontrol ke rumah sakit sedangkan rumahnya jauh sedangkan bapak an A harus bekerja.

Pada saat pengkajian di kumpulkan data melalui teknik wawancara dengan keluarga

karena An.A belum bisa berbicara, observasi langsung, dengan catatan medis sebelumnya.

Tidak ada faktor penghambat saat melakukan pengkajian karena klien dan keluarga sangat

kooperatif.
2. Diagnosa Keperawatan

Pada teori terdapat 3 diagnosa keperawatan dan pada kasus ditemukan 3 diagnosa

keperawatan. Diagnosa keperawata yang ada di kasus yaitu:

a. Gangguan eliminasi BAB b/d tidak lancarnya saluran pencernaan atau proses

pembuangan

b. Resiko Infeksi b/d adanya tindakan businasi

c. Perubahan proses keluarga b/d penyakit serius yang derita anak dan harus mendapatkan

perawatan di RS

3. Intervensi Keperawatan

Pembuatan rencana keperawatan pada An.A disesuaikan denga tujuan dan kriteria hasil, dan

perencanaan ini berdasarkan keluhan, data subjektif dan data objektif yang ada. Karena data ini

sangat mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan.

Diagnosa pertama: Gangguan eliminasi BAB b/d tidak lancarnya saluran pencernaan atau

pembuangan, perencanaan yang dilakukan yaitu Lakukan businasi tiap hari dan no yang mulai

kecil. Kaji stoma/ area kulit peristomal pada, tiap penggantian kolostomi bag, ukur stoma secara

periodik setiap perubahan kantong, Iakukan perawat kolostomi secara bertahap dan berkala,

ajarkan dan anjurkan keluarga untuk melakukan perawatan kolostomi secara rutin. Diagnosa

kedua: Resiko Infeksi b/d tindakan businasi, perencanaannya adalah: Lakukan tindakan

kolostomi dengan tehnik yang benar, perhatikan tanda-tanda infeksi setiap : terjadi kemerahan,

kerusakan kulit, drainase purulen, dan peningkatan suhu tubuh, perhatikan kebersihan badan

anak, seperti area lipatan paha dan perineum, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

antibiotik dan paracetamol.

Diagnosa ketiga: Perubahan proses keluarga b/d penyakit serius yang derita anak dan harus

mendapatkan perawatan di RS, perencanaan yang akan dilakukan adalah: Berikan kesempatan

keluarga untuk mengekspresikan perasaan untuk didiskusikan, berikan informasi yang jelas pada

proses penanganan yang telah diberikan, libatkankeluarga dalam tindakan keperawatan, ajari

keterampilan dalam merawat anak di rumah nantinya.


4. Implernentasi atau penatalaksanaan keperawatan

Dalam tahap pelaksanaan ini dapat melakukan sesuai rencana tindakan keperawatan yang

telah dibuat sesuai kemampuan, fasilitas, dan kewenangan . Serta didokumentasikan dalam

catatan keperawatan.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dalam asuhan keperawatan. Pada tahap evaluasi ini,

menilai sejauh mana tujuan dapat dicapai. Dari diagnosa yang ada pada An.A dengan post

operasi PSARP + colostomy a/i hatresia ani didapat 3 diagnosa keperawatan. Dari tiga diagnosa

yang ada. secara keseluruhan belum teratasi, karena masih perlu observasi tiap hari sehingga

masih menganjurkan an A untuk kontrol tiap hari karena masih belum no paling besar yaitu no

12 saat businas. Untuk keluarga harus rajin mengganti kolostomi di rumah.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kolostomi merupakan suatu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan cara pembuatan

lubang (stoma) pada dinding abdomen sebagai tempat pengeluaran feces yang sifatnya

sementara atau permanen. Tindakan ini dilakukan bila terjadi penyumbatan usus oleh keadaan

yang patologis, seperti tumor, trauma, atresia ani, hisprung dan malformasi anorektum. Pada

pasien dengan atresia ani setelah colostomi akan dilakukan operasi PSARP selanjutnya op tutup

colostomi.

Dan hasil pengkajian yang dilakukan, diketahui An.A telah dilakukan operasi kolostomi

sejak usia 2 hari dan operasi PSARP saat usia 7 bulan tepatnya 2 minggu yang lalu atas indikasi

atresia ani. Sant ini An.A kontrol ke poli bedah anak dengan keluhan post PSARP 2 mimggu

yang lalu dan sudah 1 x dilakukan businasi rencana akan dilakukan businasi ulang. Terdapat 3

masalah keperawatan yang terjadi pada An.A yaitu: Gangguan eliminasi BAB, resiko tinggi

terjadinya infeksi dan perubahan proses keluarga.

Setelah diberikan asuhan keperawatan kepada An.A dan keluarga, masalah keperawatan

yang muncul belum teratasi, masih memerlukan tindakan perawatan selanjutnya kerja sama

dengan keluarga, agar masalah keperawatan teratasi dan tidak terjadi.

B. Saran

1. Perawat

Perlu adanya mengikuti pelatihan tentang kasus yang berhubungan dengan bedah

anak sehingga para perawat meningkat ilmunya dan dapat merawat klien dengan

maksimali penjelasan kepada keluarga tentang cara mengganti colostomy bag.

Diharapkan setelah diberi penjelasan, keluarga dapat melakukan perawatan mandiri

yang benar.

2. Institusi

Bagi institusi harus sering mengadakan atau mengirim perawat untuk mengikuti

pelatihan yang berhubungan dengan bedah anak dan menyediakan dana untuk pelatihan
tersebut dan menyediakan untuk tempat tinggal keluarga pasien karena pasien akan

dilakukan businasi sedangkan businasi tiap hari.

Anda mungkin juga menyukai