Anda di halaman 1dari 4

Tugas Tuton 1 Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank

Nama : Rizki Fitriani

Soal :

1. Jika anda merupakan seseorang yang memiliki dana lebih dan ingin memberikan dana
tersebut sebagai investor, sebutkan dan jelaskan aset yang dapat ada kelola?
2. Sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian,
uraikanlah pengertian dari perusahaan asuransi
3. Sesuai dengan situasi saat ini, inovasi sangat diperlukan untuk munculkan ide-ide
baru terutama dalam inovasi keuangan. Sesuai dengan yang anda pelajari silahkan
uraikan pemicu terjadinya inovasi keuangan factor-faktor utama yang mendorong
munculnya inovasi keuangan.
4. Sesuai dengan situasi dunia saat ini, dalam mengatasi kondisi perekonomian
Indonesia khusunya sebagai dampak penyebaran COVID-19, sebutkanlah dan
jelaskan tugas Bank Indonesia yang dapat ditempuh dari aspek kemanusiaan dan
ekonomi untuk mengatasi dampak kepada masyarakat, UMKM, dan dunia usaha!

Jawaban :

1. Aset yang dapat dikelola yaitu :


a. Aset kredit adalah aset berupa tagihan terhadap pihak yang melakukan kredit.
Memberikan kredit kepada nasabah, mempunyai perjanjian yang telah disepakati
yang melakukan pembayaran kepada bank yang telah ditetapkan selama waktu
tertentu. Pembayaran ini berupa pembayaran pokok pinjaman dan bunga yang
telah disepakati.

b. Obligasi (Bonds) merupakan aset keuangan yang berupa suatu pernyataan utang
dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi, di mana penerbit obligasi
(emiten) berjanji untuk membayar bunga (coupon) tiap priode yang dijanjikan dan
membayar kembali pokok utang, ada saat jatuh tempo. Di Indonesia, obligasi bisa
dikeluarkan oleh pemerintah maupun perusahaan (corporate). Masyarakat atau
siapa pun yang memiliki obligasi tersebut investor.

c. Obligasi yang Dikeluarkan Pemerintah Indonesia menerbitkan berbagai macam


surat utang yang disebut Surat Berharga Negara, salah satu di antarnya SUN
(Surat Utang Negara). SUN merupakan aset keuangan, berupa surat pengakuan
utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang asing yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
masa berlakunya. Dalam kasus SUN ini, pemerintah Indonesia sebagai emiten
setuju untuk membayar bunga (coupon) SUN kepada investor setiap periode
secara rutin, sampai saat jatuh tempo dan kemudian saat jatuh tempo pemerintah
membayar pokok pinjamannya. Dalam hal ini arus kas dari SUN adalah bunga
(coupon) dan pokok pinjaman yang dibayar disaat jatuh tempo. Obligasi lain yang
dikeluarkan pemerintah Indonesia adalah ORI (Obligasi Ritel Indonesia). ORI
pada prinsipnya sama dengan SUN , namun nilai nominal ORI jauh lebih kecil
daripada SUN. Investor yang dituju ORI adalah masyarakat luas dan sifatnya ritel
atau eceran. Sementara SUN memiliki nominal besar sehingga yang mampu
melakukan investasi hanya kalangan tertentu.

d. Obligasi yang Dikeluarkan oleh Perusahaan (Corporate) hampir sama dengan


obligasi yang dikeluarkan pemerintah, apabila perusahaan (corporate)
menerbitkan obligasi maka perusahaan merupakan emiten yang berjanji akan
membayar kepada investor bunga obligasi (yield) secara rutin sesuai periode yang
dijanjikan dan membayar pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.

e. Obligasi Syariah atau Sukuk yang telh diuraikan di atas adalah obligasi
konvensional. Selain obligasi konvensional, di Indonesia juga berkembang
Obligasi Syariah atau Sukuk. Sukuk Indonesia adalah investasi obligasi Indonesia
dengan prinsip Indonesia, di mana obligasi syariah tidak mengenal bunga karena
dalam Islam bunga atau riba adalah haram hukumnya. Oleh karena telah
memperoleh pinjaman uang, tentu saja emiten atau penerbit obligasi harus
memberikan imbalan kepada para investor pembeli obligasinya (investor).
Imbalan yang diberikan dapat berupa pembagian hasil, margin pendapatan (fee)
atau sewa.

f. Saham adalah penyertaan modal pada suatu perusahaan. Oleh karena itu,
pemegang saham berhak atas keuntungan yang diperoleh perusahaan dan berhak
atas aset perusahaan bila perusahaan dilikuidasi. Misalnya, PT Telkom menjual
saham pada masyarakat luas maka para pemegang saham mempunyai hak untuk
mendapatkan pembagian deviden (keuntungan yang diperoleh PT Telkom).
Dalam kasus ini, para pemegang saham (investor) juga berhak atas bagian prorata
(proposional) dari nilai bersih aset PT Telkom jika PT Telkom dilikuidasi.

2. Berdasarkan UU tersebut, pengertian perusahaan asuransi adalah usaha jasa keuangan


yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi,
memberikan perlindungan anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap hidup
atau meninggalnya seseorang; dan usaha penunjang usaha jasa asuransi yang
menyelenggarakan jasa ke perantaraan, penilaian kerugian asuransi dan jasa
keaktuariaan. Usaha asuransi terdiri dari :
a. Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas
kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga,
yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
b. Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulan risiko yang
dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
c. Usaha asuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko
yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan Asuransi
Jiwa.

Sedangkan usaha penunjang asuransi terdiri dari :


a. Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa ke perantaraan dalam
penutupan asuransi dan penanganan peneyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.
b. Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa ke perantara dalam penempatan
asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak
untuk kepentingan perusahaan asuransi.
c. Usaha penilaian kerugian asuransi yang memberikan jasa penilaian terhadap
kerugian pada obyek asuransi yang dipertanggungkan.
d. Usaha konsultan aktuaria yang memberikan jasa konsultasi aktuaria.
e. Usaha agen asuransi yang memberikan jasa ke perantaraan dalam rangka
pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.

3. Pemicu timbulnya inovasi keuangan, mengklasifikasikan ada dua kelompok besar


pemicu munculnya inovasi keuangan, yaitu dari sisi internal dan dari sisi eksternal.
Faktor internal muncul dari kebutuhan dan tujuan pengelola usaha, baik usaha di
bindang keuangan, maupun entitas bisnis yang lain. Faktor ini sering disebut faktor
permintaan (demand driven innovation). Sedangkan faktor eksternal ini sering disebut
faktor suplai (supply driven innovation).

Inovasi keuangan muncul karena adanya pihak-pihak yang ingin menyiasati dari
peraturan sehingga inovasi yang muncul merupakan upaya untuk memanfaatkan celah
dalam ketentuan-ketentuan, misalnya ketentuan pajak. Selain itu ada pandangan yang
menyatakan bahwa inovasi adalah munculnya instrumen-instrumen baru yang lebih
efifien dalam hal penyebab risiko antar pelaku pasar.

Faktor-faktor utama yang mendorong munculnya inovasi keuangan :

a. Meningkatnya ketidakstabilan tingkat bunga, inflasi, harga ekuitas, dan nilai


tukar. Meningkatnya ketidakstabilan ini medorong para pelaku pasar untuk
meningkatkan perlindungan sehingga memacu munculnya inovasi keuangan,
terutama perlindungan risiko.

b. Kemajuan teknologi informasi, teknologi komunikasi, dan teknologi komputer.


Kemajuan teknologi ini memungkinkan melakukan inovasi keuangan untuk
menciptakan produk-produk keuangan yang hanya bisa dijalankan dan dipantau
dengan bantuan teknologi.
c. Meningkatnya kapasitas pelaku pasar profesional karena meningkatnya
pendidikan, pelatihan, dan keterampilan. Beberapa produk keuangan sangat rumit,
namun karena pelakupasar kapasitasnya sudah sangat tinggi maka memungkinkan
mereka dengan cepat menerima dan meguasai produk tersebut. Oleh karena itu,
kapasitas pelaku keuangan memungkinkan diciptakannya produk-produk cangih
meskipun dengan matematika yang rumit.

d. Ketatnya persaingan antar lembaga perantara keuangan. Hukum persaingan


menyatakan bahwa semakin ketat persaingan dalam pasar akan menjadikan pelaku
pasar tersebut semakin inovatif. Demikian juga dalam pasar keuangan, semakin
ketatnya persaingan antar lembaga perantara keuangan maka inovasi keuangan
akan meningkat.

e. Insentif untuk menghadapi peraturan-peraturan pajak. Karakter dasar dari


pengusaha adalah mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan agar mereka
memiliki banyak pilihan dalam menyimpan kekayaannya.

4. Salah satunya dengan melakukan koordinasi kebijakan moneter, fisikal, dan sektor
keuangan dilakukan secara bersama dalam tataran global, sesuai kewenangan masing-
masing negara. Peran Lembaga Internasional (IMF dan Bank Dunia) untuk
meningkatkan pendanaan dalam upaya mengatasi keketatan likuiditas dolar Amerika
Serikat (AS) secara global.

Selain itu, Gurbenur BI Perry Warjiyo juga mengatakan, BI, Kementerian Keuangan
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan koordinasi secara erat dari aspek
stabilitas moneter, SSK, dab fisikal, dalam mendorong ekonomi dan mengurangi
beban kepada masyarakat dalam mengatasi dampak COVID-19.

BI juga terus melakukan langkah-langkah memperkuat stabilitas di pasar valas, pasar


keuangan, bersama Pemerintah dan OJK dalam penyediaan pembiayaan dari
perbankan.

Otoritas bank sentral ini juga telah menempuh langkah-langkah kebijakan seperti
penurunan suku bunga kebijakan, stabilisasi nilai tukar rupiah, injeksi likuiditas dalam
jumlah yang besar baik likuiditas rupiah maupun valas, mempermudah bekerjanya
pasar uang dan pasar valas di domestik maupun diluar negeri, relaksasi ketentuan bagi
investor asing terkait lidung nilai dan posisi devisa neto, pelonggaran
makroprudensial agar tersedianya pendanaan bagi eksportir, improtir dan UMKM.

Selanjutnya di Sistem Pembayaran, BI menjamin ketersediaan uang layak edar


higienis, dan mendorong penggunaan pembayaran non-tunai termasuk melalui
perpanjangan masa berlakunya MDR 0% untuk QRIS dari Mei menjadi September
2020, yang desepakati bersama ASPI dan PJSP.

Anda mungkin juga menyukai