Disusun oleh :
ADITYA NUGRAHA
NIM.2107125638
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B.Rumusan masalah...........................................................................................2
BAB II ISI...............................................................................................................3
A.PENGERTIAN..................................................................................................3
B.SUSUNAN ATOM SEMIKONDUKTOR............................................................4
C.PROSES SEMIKONDUKTOR............................................................................5
D.BAHAN SEMIKONDUKTOR............................................................................6
E.CARA KERJA SEMIKONDUKTOR....................................................................9
F.PENGELOMPOKAN SEMIKONDUKTOR.......................................................12
G.ALAT SEMIKONDUKTOR.............................................................................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................22
A.KESIMPULAN................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
alternatif bahan pengganti yang efisien, fungsioner, segi ekonomis dan
sebagainya.
Secara khusus kami menghambil salah satu jenis bahan yaitu bahan
Semikonduktor untuk pembahasan dan penyusunan karena dalam
perkuliahan tentang kelistrikan akan banyak di jumpai pembahasan
komponen – komponen elektronika yang bersifat semikonduktor dalam
skala jumlah arus yang kecil maupun besar.
B.Rumusan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
a. Pengertian Umum
Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang
bukan konduktor murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator
dan konduktor. Bahan – bahan logam seperti tembaga, besi, timah
disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan
atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak
bebas.
b. Pengertian Khusus
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik
yang berada di antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor
bersifat sebagai insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun
pada temperatur ruangan besifat sebagai konduktor (K. Muller 1986).
Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan
untuk menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik
ditempatkan pada ujung-ujung sebuah konduktor, muatan-muatan
bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik. Konduktivitas
listrik didefinsikan sebagai ratio dari rapat arus terhadap kuat
medan listrik :
3
Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat
konduktivitas listrik yang anisotropik. Lawan dari konduktivitas
listrik adalah resistivitas listrik atau biasa disebut sebagai
resistivitas saja, yaitu ;
4
Gambar 1. Struktur dua dimensi kristal Silikon.
C. PROSES SEMIKONDUKTOR
Doping semikonduktor
5
Gambar 2. diagram doping semikonduktor.
Distribusi Fermi-Dirac sebagai dasar struktur pita dalam semikonduktor.
6
atau implantasi ion, metode kedua lebih populer dalam produksi skala
besar karena kemudahan pengontrolannya.
D. BAHAN SEMIKONDUKTOR
7
semikonduktor, metode khusus telah dikembangkan untuk
memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik untuk
mencapai kemurnian tinggi termasuk pertumbuhan kristal
menggunakan proses Czochralski. Langkah tambahan yang dapat
digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai
perbaikan zona. Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat
dicairkan. Impuritas cenderung berkonsentrasi di daerah yang
dicairkan, sedangkan material yang diinginkan mengkristal kembali
sehingga menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan lebih
sedikit kesalahan.
8
piezoresistor, detektor
radiasi inframerah
7 Indium arsenida (In As) Piezoresistor
8 Silikon (Si) Diode, transistor, IC
9 Silikon Carbida (Si Cb) Varistor
10 Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan
elektro
11 Germanium Silikon (Ge Si) Pembangkitan termoelektrik
12 Selenium (Se) Rectifier
13 Aluminium Stibium (Al Sb) Diode penerangan
14 Gallium pospor (Ga P) Diode penerangan
15 Indium pospor (In P) Filter inframerah
16 Tembaga Oksida Rectifier
17 Plumbun Sulfur (Pb S) Foto sel
18 Plumbun Selenium (Pb Se) Foto sel
19 Indium Stibium (In Sb) Detektor inframerah, filter
inframerah,
generator Hall
9
E. CARA KERJA SEMIKONDUKTOR
10
elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatan yang baru,
dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di
dalam tata letak kristal silikon.
11
populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan
untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi
isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda
tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari
yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah
semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta
atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa
muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan
mudah. Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible
(tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam
semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan.
Semikonduktor dengan doping dapat dirubah menjadi isolator,
sedangkan metal tidak.
F. PENGELOMPOKAN SEMIKONDUKTOR
12
penting dalam semi konduktor adalah memahami susunan pita dan atom
konduksi elektroniknya baik pada bahan konduktor maupun pada semi
konduktor. Pada bahan tersebut terdapat pita konduksi maupun pita
valensi, dimana kedua pita tersebut saling menumpuk, dan pada isolator
jarak keduanya cukup jauh. Pada semi konduktor jarak keduanya tidak
terlalu jauh dan ini memungkinkan terjadinya tumpang tindih jika
dipengaruhi : panas, medan magnet, dan tegangan yang cukup tinggi.
Perbandingan jarak kedua pita disebut celah energi.
Berbagai penelitian celah energi pada intan 6 ev dan intan
merupakan bahan isolator dengan resistivitas tinggi, sedangkan bahan
semikonduktor mempunyai celah energi lebih sempit daripada isolator
0,12 – 5,3 ev seperti Si sebagai salah satu bahan semikonduktor dengan
celah energi 1,1 ev.
Berdasarkan lebar dan sempitnya celah energi dari bahan-bahan
intan, semikonduktor, konduktor terlihat bahwa untuk menjadikan
bahan semikonduktor agar menghantar listrik diperlukan energi yang
tidak besar. Silikon dan germanium murni disebut semi konduktor
intrinsik jika belum mendapatkan bahan tambahan, sedangkan yang
sudah mendapatkan bahan tambahan disebut ekstrinsik. Bahan
tambahan yang dimaksud arsenikum (As) atau boron (B). Bahan
semikonduktor yang mendapatkan tambahan As akan menjadi semi
konduktor jenis N, sedangkan yang mendapatkan tambahan B akan
menjadi semi konduktor jenis P.
Beberapa bahan tambahan untuk semikonduktor dapat dilihat pada
tabel Enegi Ionisasi di bawah ini ;
Tabel 2. Energi Ionisasi
Bahan Pengotoran Si (ev) Ge (ev)
(Tipe – N)
Pospor 0,044 0,012
Arsen 0,049 0,013
13
Antimon 0,039 0,010
a. Semikonduktor Intrinsik
±1 A 0 ( 10−10 m )
jarak . Maka dari itu diperlukan gradien medan
−10
±1V /10 m
untuk menggerakan elektron dari bagian atas pita valensi
ke bagian bawah pita konduksi. Namun gradien sebesar itu kurang
praktis. Kemungkinan lain untuk keadaan transisi yaitu tumpang tindih
kedua pita dapat diperoleh dengan pemanasan. Pada suhu kamar ada
juga beberapa elektron yang melintasi celah energi dan hal ini
menyebabkanterjadinya semi konduksi. Pada semikonduktor intrinsik,
konduksi tersebut disebabkan proses intrinsik dari bahan tanpa adanya
pengaruh tambahan. Kristal Si dan Ge murni adalah semikonduktor
intrinsik.
14
Elektron-elektron yang dikeluarkan dari bagian teratas pita
valensi ke bagian pita konduksi karena energi termal adalah penyeban
konduksi. Banyaknya elektron yang terkuat untuk bergerak melintasi
celah energi dapat dihitung dengan distribusi kemungkinan Fermi –
Dirac ;
1
P (E )?
( 1 ? e )( E ? Ef )/ K . T
b. Semikonduktor ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang sudah
dimasukkan sedikit ketidakmurnian (doping) atau pengotoran dari luar
(ekstraneous inqurities). Akibat doping ini maka hambatan jenis
15
semikonduktor mengalami penurunan Semikonduktor jenis ini terdiri
dari dua macam, yaitu tipe-N (pembawa muatan elektron) dan
semikonduktor tipe-P (pembawa muatan hole).
1) TIPE – N
2) TIPE – P
16
gb 4. struktur stom semikonduktor type – p.
G. ALAT SEMIKONDUKTOR
d. Alat Semikonduktor
17
e. Dasar alat semikonduktor
18
panas memproduksi beberapa elektron bebas dan lubang dalam
pasangan-pasangan, tetapi kebanyakan semikonduktor pada suhu
ruangan adalah insulator untuk kegunaan praktikum.
DIODA
gb 6. forward bias.
19
Sebaliknya jika diberi tegangan balik (reverse bias), dapat
dipahami tidak ada elektron yang dapat mengalir dari sisi N mengisi
hole di sisi P, karena tegangan potensial di sisi N lebih tinggi. Dioda
akan hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja, sehingga dipakai
untuk aplikasi rangkaian penyearah (rectifier). Dioda, Zener, LED, dan
Varactor.
TRANSISTOR
20
GB 7. Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter).
21
juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic
gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
23
pada umumnya bersifat isolator (tidak menghantarkan arus listrik) pada
suhu mendekati 0°, pada suhu kamar bersifat konduktor, makin tinggi
suhunya makin bersifat konduktor. Semikonduktor bisa diubah
konduktivitasnya dengan cara menyuntikkan menanbah atau
mengurangi materi lain yang bersifat konduktor atau isolator, sehingga
semikonduktor memiliki resistansi. Pemberian doping dimaksudkan
untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak
dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik.
Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum
disisipkan atom-atom lain (atom pengotor).Semikonduktor ekstrinsik
adalah semikonduktor yang sudah dimasukkan sedikit ketidakmurnian
(doping).
Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam bidang
elektronik adalah sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah
cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian dan
ini tidak terbatas penggunaannya dalam arus lemah. Dalam sirkuit
terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-berat seringkali
digunakan sebagai pengganti logam.
DAFTAR PUSTAKA
24
Sumanto. (2005) Pengetahuan Bahan Mesin dan Listrik. Yogyakarta. Andi
Offset
______(http://semikonduktor/pengertian/alat/susunanatom/bahan/ppt/)
25