Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

BAHAN BAHAN LISTRIK


SEMIKONDUKTOR PADA ELETRONIKA

Disusun oleh :

ADITYA NUGRAHA
NIM.2107125638

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. AZRIYENNI,S.T,M.Eng

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat
mengerjakan dan menyelesaikan penyusunan makalah ini, meskipun
disadari sepenuhnya makalah ini masih banyak kekurangannya.
Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
bahan-bahan listrik dan untuk mengetahui lebih lanjut tentang ilmu bahan
khususnya bahan Semikonduktor.
Tidak ada kalimat yang pantas kami ucapkan kepada semua pihak
yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan tugas makalah
Semikonduktor ini selain ucapan terima kasih.
Tiada yang sempurna di dunia ini selain Allah SWT, dan penyusun
menyadari bahwa masih banyak kesalahan-kesalahan dalam penulisan
makalah Semikonduktor ini. Untuk itu penyusun mohon kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca. Penyusun berharap tugas makalah
semikonduktor ini dapat bermanfaat bagi penyusun pribadi dan pembaca
pada umumnya.

Pekanbaru, 1 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B.Rumusan masalah...........................................................................................2
BAB II ISI...............................................................................................................3
A.PENGERTIAN..................................................................................................3
B.SUSUNAN ATOM SEMIKONDUKTOR............................................................4
C.PROSES SEMIKONDUKTOR............................................................................5
D.BAHAN SEMIKONDUKTOR............................................................................6
E.CARA KERJA SEMIKONDUKTOR....................................................................9
F.PENGELOMPOKAN SEMIKONDUKTOR.......................................................12
G.ALAT SEMIKONDUKTOR.............................................................................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................22
A.KESIMPULAN................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini ditandai dengan banyaknya manusia


memenfaatkan peralatan modern yang berbasiskan komputer atau
elektronik untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Adanya
kemudahan – kemudahan peralatan yang semakin canggih merupakan
sumbangan yang banyak dan tak ternilai dari kemajuan teknologi
peralatan yang menggunakan komponen elektronika.

Banyak orang yang bekerja di bidang industri dan kependidikan


teknik khususnya kelistrikan atau elektro, misalnya teknisi, instalatir,
jaringan dan tenaga listrik. Mereka sebaiknya harus memiliki
pengetahuan yang luas tentang ilmu daripada bahan-bahan yang
berhubungan dengan profesinya masing – masing. Mempunyai
pengetahuan mengenai asal bahan, jenis-jenis bahan, fungsi bahan, dan
sifat-sifat dari bahan adalah sangat penting dimiliki bagi mereka yang
bekerja di bidang industri dan kependidikan teknik. Kita sebagai
mahasiswa juga harus lebih tahu tentang uraian diatas serta bagaimana
struktur bahan, proses kinerja bahan agar mampu menguasai
pengetahuan tersebut, berfikir secara kritis dan mengembangkannya
dalam mata kuliah maupun di luar jam kuliah.

Dengan pengetahuan tersebut mereka tahu bagaimana


memperlakukan bahan-bahan yang mereka gunakan dengan
sebagaimana mestinya atau memanfaatkan bahan – bahan. Menghindari
penggunaan yang berbahaya hal utama yang perlu diperhatikan atau
dilakukan demi keamanan dalam bekerja. Mereka mengerti bahan apa
yang harus dipakai untuk suatu maksud tertentu, dapat mencari

1
alternatif bahan pengganti yang efisien, fungsioner, segi ekonomis dan
sebagainya.

Dalam mata kuliah ilmu bahan listrik di jurusan pendidikan teknik


elektro kita juga lebih memperhatikan hal keamanan tersebut karena
dalam pembelajaran maupun praktikum kelistrikan, listrik tidak dapat
kita lihat dengan mata kita.

Secara khusus kami menghambil salah satu jenis bahan yaitu bahan
Semikonduktor untuk pembahasan dan penyusunan karena dalam
perkuliahan tentang kelistrikan akan banyak di jumpai pembahasan
komponen – komponen elektronika yang bersifat semikonduktor dalam
skala jumlah arus yang kecil maupun besar.

B.Rumusan masalah

Uraian rumusan masalah tentang Semikonduktor yang dapat penulis


batasi meliputi:

A. Apa yang dimaksud dengan semikonduktor.


B. Bagaimana struktur atom semikonduktor.
C. Proses dan cara kerja bahan tersebut.
D. Bagaimana pengelompokan bahan semikonduktor.
E. Macam – macam semikonduktor dan penggunaannya.
F. Manfaat dan aplikasi bahan semikonduktor dalam bidang kelistrikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

a. Pengertian Umum
Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang
bukan konduktor murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator
dan konduktor. Bahan – bahan logam seperti tembaga, besi, timah
disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan
atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak
bebas.
 
b. Pengertian Khusus
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik
yang berada di antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor
bersifat sebagai insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun
pada temperatur ruangan besifat sebagai konduktor (K. Muller 1986).
Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan
untuk menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik
ditempatkan pada ujung-ujung sebuah konduktor, muatan-muatan
bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik. Konduktivitas
listrik didefinsikan sebagai ratio dari rapat arus terhadap kuat
medan listrik :

3
Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat
konduktivitas listrik yang anisotropik. Lawan dari konduktivitas
listrik adalah resistivitas listrik atau biasa disebut sebagai
resistivitas saja, yaitu ;

Isolator adalah materi yang dapat mencegah penghantaran panas,


ataupun muatan listrik. Lawan dari isolator, adalah konduktor, yaitu
materi yang dapat menghantar panas Untuk sejenis polimer,silikon.

B. SUSUNAN ATOM SEMIKONDUKTOR

Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon


(Si), Germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu
adalah bahan satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen
semikonduktor. Namun belakangan, silikon menjadi popular  setelah
ditemukan cara mengekstrak bahan ini dari alam. Silikon merupakan
bahan terbanyak ke dua yang ada dibumi setelah oksigen (O2).
Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing
memiliki 4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika
dikelilingi oleh 8 elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal
tersebut membentuk ikatan kovalen dengan ion-ion atom tetangganya.
Pada suhu yang sangat rendah (0°K). Struktur atom silikon
divisualisasikan seperti pada gambar berikut.

4
Gambar 1. Struktur dua dimensi kristal Silikon.

Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari


satu inti atom ke inti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan
semikonduktor bersifat isolator karena tidak ada elektron yang dapat
berpindah untuk menghantarkan listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa
ikatan kovalen yang lepas karena energi panas, sehingga memungkinkan
elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya beberapa jumlah kecil
yang dapat terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi
konduktor yang baik.
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa
itu mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini.
Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi
bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan
dapat menghantarkan listrik.

C. PROSES SEMIKONDUKTOR

Doping semikonduktor

5
Gambar 2. diagram doping semikonduktor.
Distribusi Fermi-Dirac sebagai dasar struktur pita dalam semikonduktor.

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam


elektronik adalah sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah
cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian.
Ketidakmurnian ini disebut dopant.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan
konduktivitasnya dengan faktor lebih besar dari satu milyar. Dalam
sirkuit terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-berat
seringkali digunakan sebagai pengganti logam (J.G. Bednarz 1986).
Doping dalam produksi semikonduktor, doping menunjuk ke
proses yang bertujuan menambah ketidakmurnian (impuritya) kepada
semikonduktor sangat murni (juga disebut intrinsik) dalam rangka
mengubah sifat listriknya. Ketidakmurnian ini tergantung dari jenis
semikonduktor. Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan
elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen, yang
diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik.

Beberapa dopant biasanya ditambahkan ketika boule


ditumbuhkan, memberikan setiap wafer doping awal yang hampir
seragam. Untuk membedakan unsur sirkuit, wilayah terpilih (biasanya
dikontrol oleh photolithografi) didop lebih lanjut dengan Proses difusi

6
atau implantasi ion, metode kedua lebih populer dalam produksi skala
besar karena kemudahan pengontrolannya.

Jumlah atom dopant yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah


perbedaan dalam kemampuan sebuah semikonduktor sangat kecil. Bila
sejumlah kecil atom dopant ditambahkan (dalam order 1 setiap
100.000.000 atom), doping ini disebut rendah atau ringan. Ketika lebih
banyak atom dopant ditambahkan (dalam order 10.000) doping ini
disebut sebagai berat atau tinggi. Hal ini ditunjukkan sebagai n+ untuk
dopant tipe-n atau p+ untuk doping tipe-p.

D. BAHAN SEMIKONDUKTOR

c. Persiapan Bahan semikonduktor

Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi


dan handal diperlukan untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia
yang diperlukan sangat tinggi karena adanya ketidaksempurnaan,
bahkan dalam proporsi sangat kecil dapat memiliki efek besar pada
properti dari material. Kristal dengan tingkat kesempurnaan yang t
inggi juga diperlukan, karena kesalahan dalam struktur kristal (seperti
dislokasi, kembaran, dan retak tumpukan) menganggu properti
semikonduktivitas dari material. Retakan kristal merupakan penyebab
utama rusaknya perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal,
semakin sulit mencapai kesempurnaan yang diperlukan. Proses
produksi massa saat ini menggunakan ingot (bahan dasar) kristal
dengan diameter antara empat hingga dua belas inci (300 mm) yang
ditumbuhkan sebagai silinder kemudian diiris menjadi wafer.

Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan


kesempurnaan struktur kristal untuk membuat perangkat

7
semikonduktor, metode khusus telah dikembangkan untuk
memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik untuk
mencapai kemurnian tinggi termasuk pertumbuhan kristal
menggunakan proses Czochralski. Langkah tambahan yang dapat
digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai
perbaikan zona. Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat
dicairkan. Impuritas cenderung berkonsentrasi di daerah yang
dicairkan, sedangkan material yang diinginkan mengkristal kembali
sehingga menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan lebih
sedikit kesalahan.

Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan


heterojunction antara bahan-bahan semikonduktor yang berbeda,
konstanta kisi, yaitu panjang dari struktur kristal yang berulang,
penting untuk menentukan kompatibilitas antar bahan.

Macam – macam Semikonduktor dan Penggunaannya

Tabel 1. Macam-macam semikonduktor

No Nama SemiKonduktor Penggunaannya


1 Barium Titinate (Ba Ti) Termistor (PTC)
2 Bismut Telurida (Bi2 Te3) Konversi termo elektrik
3 Cadmium sulfide (Cd S) Sel Fotokonduktif
4 Gallium arsenide (Ga As) Dioda, transistor, laser, led,
generator gelombang
Mikro
5 Germanium (Ge) Diode, transistor
6 Indium antimonida (In Sb) Magnetoresistor,

8
piezoresistor, detektor
radiasi inframerah
7 Indium arsenida (In As) Piezoresistor
8 Silikon (Si) Diode, transistor, IC
9 Silikon Carbida (Si Cb) Varistor
10 Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan
elektro
11 Germanium Silikon (Ge Si) Pembangkitan termoelektrik
12 Selenium (Se) Rectifier
13 Aluminium Stibium (Al Sb) Diode penerangan
14 Gallium pospor (Ga P) Diode penerangan
15 Indium pospor (In P) Filter inframerah
16 Tembaga Oksida Rectifier
17 Plumbun Sulfur (Pb S) Foto sel
18 Plumbun Selenium (Pb Se) Foto sel
19 Indium Stibium (In Sb) Detektor inframerah, filter
inframerah,
generator Hall

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang


memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Merupakan unsur terbanyak
kedua di bumi. Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur
kimia ini ditemukan oleh (Jons Jakob Berzelius 1923) silikon hampir
25.7% mengikut berat. Biasanya dalam bentuk silikon dioksida (silika)
dan silikat. Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan
dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien
dalam bentuk silikon.

9
E. CARA KERJA SEMIKONDUKTOR

Dalam kinerja semikonduktor kami mengambil transistor sebagai


contoh dari cara kerja semikonduktor. Pada dasarnya, transistor dan
tabung vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya mengatur jumlah
aliran arus listrik.

Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas


berisi air murni. Jika sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan
diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum
air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus
mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge carriers).
Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur
dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena
sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk.
Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun
tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator),
karena pembawa muatanya tidak bebas.

Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit


pencemar ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang
dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak
mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan
electron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus
listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya,
sedangkan Silikon hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan
bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam
kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa
muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.

Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk


membuat semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3

10
elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatan yang baru,
dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di
dalam tata letak kristal silikon.

Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan


dipancarkan oleh emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan
oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat
pembawa muatan positif (hole).

Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama


akan saling tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain,
pembawa-pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di
dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor
bipolar (atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan
sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon,
pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah
sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan
tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari
seberangnya.

Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan


meningkatkan konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-
letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah transistor
bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih
besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara
doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang
menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor
tersebut.

Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah


sangat kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini
menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal,

11
populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan
untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi
isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda
tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari
yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah
semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta
atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa
muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan
mudah. Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible
(tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam
semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan.
Semikonduktor dengan doping dapat dirubah menjadi isolator,
sedangkan metal tidak.

Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh


pembawa muatan, yaitu elektron atau lubang, namun dasarnya
transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut
untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini
terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik,
oleh tegangan yang diberikan di antara basis dan emiter. Walau
transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode yang disambungkan,
sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan
dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat
dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat
tipis.

F. PENGELOMPOKAN SEMIKONDUKTOR

Semikonduktor saat ini mempunyai peranan penting di bidang


elektronika dan penggunaannya tidak terbatas pada arus lemah. Hal

12
penting dalam semi konduktor adalah memahami susunan pita dan atom
konduksi elektroniknya baik pada bahan konduktor maupun pada semi
konduktor. Pada bahan tersebut terdapat pita konduksi maupun pita
valensi, dimana kedua pita tersebut saling menumpuk, dan pada isolator
jarak keduanya cukup jauh. Pada semi konduktor jarak keduanya tidak
terlalu jauh dan ini memungkinkan terjadinya tumpang tindih jika
dipengaruhi : panas, medan magnet, dan tegangan yang cukup tinggi.
Perbandingan jarak kedua pita disebut celah energi.
Berbagai penelitian celah energi pada intan 6 ev dan intan
merupakan bahan isolator dengan resistivitas tinggi, sedangkan bahan
semikonduktor mempunyai celah energi lebih sempit daripada isolator
0,12 – 5,3 ev seperti Si sebagai salah satu bahan semikonduktor dengan
celah energi 1,1 ev.
Berdasarkan lebar dan sempitnya celah energi dari bahan-bahan
intan, semikonduktor, konduktor terlihat bahwa untuk menjadikan
bahan semikonduktor agar menghantar listrik diperlukan energi yang
tidak besar. Silikon dan germanium murni disebut semi konduktor
intrinsik jika belum mendapatkan bahan tambahan, sedangkan yang
sudah mendapatkan bahan tambahan disebut ekstrinsik. Bahan
tambahan yang dimaksud arsenikum (As) atau boron (B). Bahan
semikonduktor yang mendapatkan tambahan As akan menjadi semi
konduktor jenis N, sedangkan yang mendapatkan tambahan B akan
menjadi semi konduktor jenis P.
Beberapa bahan tambahan untuk semikonduktor dapat dilihat pada
tabel Enegi Ionisasi di bawah ini ;
Tabel 2. Energi Ionisasi
Bahan Pengotoran Si (ev) Ge (ev)
(Tipe – N)
Pospor 0,044 0,012
Arsen 0,049 0,013

13
Antimon 0,039 0,010

Bahan Pengotoran Si (ev) Ge (ev)


(Tipe – P)
Boron 0,045 0,010
Aluminium 0,057 0,010
Gallium 0,065 0,011
Indium 0,16 0,011

Semikonduktor dikelompokkan menjadi dua yaitu ;

a. Semikonduktor Intrinsik

Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum


disisipkan atom-atom lain (atom pengotor). Untuk menjadikan pita
valensi bertumpang tindih dengan pita konduksi diantaranya
diperlukan medan. Sebagai contoh : Si mempunyai celah energi 1 ev. Ini
diperkirakan beda energi antara dua inti ion yang terdekat dengan

±1 A 0 ( 10−10 m )
jarak . Maka dari itu diperlukan gradien medan
−10
±1V /10 m
untuk menggerakan elektron dari bagian atas pita valensi
ke bagian bawah pita konduksi. Namun gradien sebesar itu kurang
praktis. Kemungkinan lain untuk keadaan transisi yaitu tumpang tindih
kedua pita dapat diperoleh dengan pemanasan. Pada suhu kamar ada
juga beberapa elektron yang melintasi celah energi dan hal ini
menyebabkanterjadinya semi konduksi. Pada semikonduktor intrinsik,
konduksi tersebut disebabkan proses intrinsik dari bahan tanpa adanya
pengaruh tambahan. Kristal Si dan Ge murni adalah semikonduktor
intrinsik.

14
Elektron-elektron yang dikeluarkan dari bagian teratas pita
valensi ke bagian pita konduksi karena energi termal adalah penyeban
konduksi. Banyaknya elektron yang terkuat untuk bergerak melintasi
celah energi dapat dihitung dengan distribusi kemungkinan Fermi –
Dirac ;
1
P (E )?
( 1 ? e )( E ? Ef )/ K . T

Dimana Ef : tingkat fermi, K : konstanta boltzman = 8,64.10–5 ev /0K, E-


Ef : Eg/2, Eg : besaran celah energi termal KT pada suhu kamar (0,026
ev). Karena nilai 1 pada penyebut dapat diabaikan, maka persamaan di
atas dapat ditulis :

P(E) ? e(? Eg / 2KT )

Karena perpindahan elektron dari pita valensi, maka pada pita


valensi terjadi lubang di setiap tempat yang ditinggalkan elektron
tersebut. Suatu semi konduktor intrinsik mempunyai lubang yang sama
pada pita valensi dan elektron pada pita konduksi. Pada pemakaian
elektron yang lari ke pita konduksi dari pita valensi, misalnya karena
panas dapat dipercepat menggunakan keadaan kosong yang
memungkinkan pada pita konduksi. Pada waktu yang sama lubang pita
valensi juga bergerak tetapi berlawanan arah dengan gerakan elektron.
Konduktivitas dari semi konduktor intrinsik tergantung konsentrasi
muatan pembawa tersebut yaitu ne dan nh.

b. Semikonduktor ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang sudah
dimasukkan sedikit ketidakmurnian (doping) atau pengotoran dari luar
(ekstraneous inqurities). Akibat doping ini maka hambatan jenis

15
semikonduktor mengalami penurunan Semikonduktor jenis ini terdiri
dari dua macam, yaitu tipe-N (pembawa muatan elektron) dan
semikonduktor tipe-P (pembawa muatan hole).

1) TIPE – N

Misalnya pada bahan silikon diberi doping phosphorus atau


arsenic yang pentavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom
memiliki 5 elektron valensi. Dengan doping, Silikon yang tidak lagi
murni ini (impurity semiconductor) akan memiliki kelebihan
elektron. Kelebihan elektron membentuk semikonduktor tipe-n.
Semikonduktor tipe-n disebut juga donor yang siap melepaskan
elektron.

gambar 3. struktur stom semikonduktor type – n.

2) TIPE – P

Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan dopingnya adalah


bahan trivalent yaitu unsur dengan ion yang memiliki 3 elektron
pada pita valensi. Karena ion silikon memiliki 4 elektron, dengan
demikian ada ikatan kovalen yang bolong (hole). Hole ini
digambarkan sebagai akseptor yang siap menerima elektron.
Dengan demikian, kekurangan elektron menyebabkan
semikonduktor ini menjadi tipe-p.

16
gb 4. struktur stom semikonduktor type – p.

G. ALAT SEMIKONDUKTOR

d. Alat Semikonduktor

Alat Semikonduktor atau semiconductor devices, adalah sejumlah


komponen elektronik yang menggunakan sifat-sifat materi
semikonduktor, yaitu Silikon, Germanium, dan Gallium Arsenide. Alat-
alat semikonduktor jaman sekarang telah menggantikan alat
thermionik (seperti tabung hampa). Alat-alat semikonduktor ini
menggunakan konduksi elektronik dalam bentuk padat (solid state),
bukannya bentuk hampa (vacuum state) atau bentuk gas (gaseous
state). Alat-alat semikonduktor dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk
dicrete (potongan) seperti transistor, diode, dll, atau dapat juga
ditemukan sebagai bentuk terintegrasi dalam jumlah yang sangat besar
(jutaan) dalam satu keping Silikon yang dinamakan Sirkuit terpadu (IC).
adapun jenis IC yang bertegangan tinggi (High Voltage IC) adalah IC
berdaya monolitik bertegangan tinggi dengan menggunakan struktur
bebas-pengancing dielektrik yang unik. Penggerak motor chip tunggal
(single chip motor driver), gate driver dan IC pencitraan ultrasound
untuk aplikasi industri, konsumen dan medis.

17
e. Dasar alat semikonduktor

Bila sebuah semikonduktor murni dan tidak ter"eksitasi" oleh


sebuah input seperti medan listrik dia mengijinkan hanya jumlah
sangat kecil arus listrik untuk berada dalam dirinya, dan ia merupakan
sebuah insulator. Alasan utama mengapa semikonduktor begitu
berguna adalah konduktivitas semikonduktor yang dapat dimanipulasi
dengan menambahkan ketidakmurnian (doping, dengan pemberian
sebuah medan listrik, dikenai cahaya, atau dengan cara lain. CCD,
sebagai contoh, unit utama dalam kamera digital, bergantung pada
kenyataan bahwa konduktivitas semikonduktor meningkat dengan
terkenanya sinar. Operasi transistor tergantung konduktivitas
semikonduktor yang dapat ditingkatkan dengan hadirnya sebuah
medan listrik.

Konduksi arus dalam sebuah semikonduktor terjadi melalui


elektron yang dapat bergerak atau bebas dan lubang. Lubang bukan
partikel asli; dalam keadaan yang membutuhkan pengetahuan fisika
semikonduktor untuk dapat mengerti: sebuah lubang adalah ketiadaan
sebuah elektron. Ketiadaan ini, atau lubang ini, dapat diperlakukan
sebagai muatan-positif yang merupakan lawan dari elektron yang
bermuatan-negatif. Untuk mudahnya penjelasan "elektron bebas"
disebut "elektron", tetapi harus dimengerti bahwa mayoritas elektron
dalam benda padat, tidak bebas, tidak menyumbang kepada
konduktivitas.

Bila sebuah kristal semikonduktor murni sempurna, tanpa


ketidakmurnian, dan ditaruh di suhu yang mendekati nol mutlak
dengan tanpa "eksitasi" (yaitu, medan listrik atau cahaya), dia tidak
akan berisi elektron bebas dan tidak ada lubang, dan oleh karena itu
akan menjadi sebuah insulator sempurna. Pada suhu ruangan, eksitasi

18
panas memproduksi beberapa elektron bebas dan lubang dalam
pasangan-pasangan, tetapi kebanyakan semikonduktor pada suhu
ruangan adalah insulator untuk kegunaan praktikum.

Sebagai contoh aplikasi Semikonduktor yaitu ; dioda dan transistor.

DIODA

Jika dua tipe bahan semikonduktor ini dilekatkan–pakai lem


barangkali ya :), maka akan didapat sambungan P-N (p-n junction)
yang dikenal sebagai dioda. Pada pembuatannya memang material
tipe P dan tipe N bukan disambung secara harpiah, melainkan dari
satu bahan (monolithic) dengan memberi doping (impurity material)
yang berbeda.

gb 5. simbol sambungan p-n

Jika diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi


P lebih besar dari sisi N, elektron dengan mudah dapat mengalir dari
sisi N mengisi kekosongan elektron (hole) di sisi P.

gb 6. forward bias.

19
Sebaliknya jika diberi tegangan balik (reverse bias), dapat
dipahami tidak ada elektron yang dapat mengalir dari sisi N mengisi
hole di sisi P, karena tegangan potensial di sisi N lebih tinggi. Dioda
akan hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja, sehingga dipakai
untuk aplikasi rangkaian penyearah (rectifier). Dioda, Zener, LED, dan
Varactor.

Dioda Bertegangan Tinggi (High Voltage Diodes)

Menyediakan jajaran produk dioda daya yang serbaguna


termasuk tipe dioda kaca dengan keandalan yang tinggi, perangkat
pelindung tekanan tegangan (surge suppression) untuk melindungi
peralatan elektronik (terutama dalam aplikasi otomotif) dan jenis
bertegangan tinggi untuk pengoperasian tampilan pada frekuensi
tinggi. Tersedia dalam bentuk axial lead, press-fit dan paket
pemasangan permukaan (surface mount).

TRANSISTOR

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai


penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.

20
GB 7. Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter).

Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan


(junction). Sambungan itu membentuk transistor PNP maupun NPN.
Ujung-ujung terminalnya berturut-turut disebut emitor, base dan
kolektor. Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan kolektor.
Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip
kerjanya tergantung dari perpindahan elektron di kutup negatif
mengisi kekurangan elektron (hole) di kutup positif. bi = 2 dan polar =
kutup. (William Schockley pada tahun 1951) adalah seseorang yang
pertama kali menemukan transistor bipolar.

GB 7.Transistor NPN dan PNP.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau


arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih
besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen
yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian
analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian
analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat
sinyal radio. Dalam rangkaian – rangkaian digital, transistor
digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor

21
juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic
gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

Cara Kerja Transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua


tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor
bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja
secara berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi


utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron
dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama
harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion
zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi
dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan


satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe
FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal
konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya
(dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis
memotong arah arus listrik utama). Ketebalan dari daerah perbatasan
ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk
mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.

22
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil presentasi pembahasan dan penyusunan makalah ini sekiranya


saya dapat menyimpulkan isi dari makalah ini yakni :

Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik


yang berada di antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor

23
pada umumnya bersifat isolator (tidak menghantarkan arus listrik) pada
suhu mendekati 0°, pada suhu kamar bersifat konduktor, makin tinggi
suhunya makin bersifat konduktor. Semikonduktor bisa diubah
konduktivitasnya dengan cara menyuntikkan menanbah atau
mengurangi materi lain yang bersifat konduktor atau isolator, sehingga
semikonduktor memiliki resistansi. Pemberian doping dimaksudkan
untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak
dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik.
Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum
disisipkan atom-atom lain (atom pengotor).Semikonduktor ekstrinsik
adalah semikonduktor yang sudah dimasukkan sedikit ketidakmurnian
(doping).
Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam bidang
elektronik adalah sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah
cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian dan
ini tidak terbatas penggunaannya dalam arus lemah. Dalam sirkuit
terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-berat seringkali
digunakan sebagai pengganti logam.

DAFTAR PUSTAKA

Priowirjanto Gatot. (2003) Ilmu Bahan Listrik 2.


(http://ilmubahanlistrik/pdf)

Setiabudy Rudy. (2007) Material Teknik Listrik. Jakarta. Universitas


Indonesia
(UI-Press)

24
Sumanto. (2005) Pengetahuan Bahan Mesin dan Listrik. Yogyakarta. Andi
Offset

S Wasito. (1998) Pelajaran Elektronika 1A. Jakarta. Pusat Kursus – Kursus

Zuhair. (2006) Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika. Yokyakarta.


SMK N 3 Yogyakarta

______(http://semikonduktor/pengertian/alat/susunanatom/bahan/ppt/)

25

Anda mungkin juga menyukai