Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TERORISME DALAM PANDANGAN PANCASILA SEBAGAI


SISTEM ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA BERNEGARA DAN
SOLUSINYA DAN CONTOH KASUS

Disusun Oleh:

Kelompok ?

Mirna Zahra Baco (2111102431)

Muhammad Iqbal (21111024)

Muhammad Luqman Ardiansyah (21111024)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah


Subhanahuwata’ala, oleh karena rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini membahas tentang LEMBAGA KEUANGAN
KOPERASI SIMPAN PINJAM. Selain sebagai tugas, makalah yang kami
buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang lembaga
keuangan lainnya lebih khususnya koperasi simpan pinjam.
Dengan demikian tidak akan tertinggal informasi mengenai lembaga
keuangan lainnya ini. Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan agar ke depannya kami mampu menjadi lebih baik lagi.

i
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca pada
umumnya.

Samarinda, 27 Mei 2022

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………. i


Daftar Isi ……………………………………………………………….. ii
BAB I Pendahuluan ……………………………………………………. 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………………….. 2
1.2. Rumusan Masalah …...……………………………………………… 2
1.3. Tujuan ……………………………………………………………… 2
BAB II Pembahasan ……….…………………………………………… 3
2.1. Pengertian & Prinsip Koperasi Simpan Pinjam ……………………. 3
2.2. Penghimpun/ Sumber Dana Koperasi ..…………………………….. 7
2.3. Jenis-jenis Koperasi ………………………………………………… 9
2.4. Keuntungan Koperasi ……………………………………………… 12
2.5. Pendirian Koperasi ………………………………………………… 13
2.6. Solusi Permasalahan yang ditawarkan dalam Koperasi …………….. 16
BAB III Penutup ………………………………………………………… 18
3.1. Kesimpulan ………………………………………………………… 18
3.2. Saran ………………………………………………………………. 18
Daftar Pustaka ………………………………………………………….. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki


kepentingan, berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam
pelaksanaan kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-
prinsip yang mencirikannya sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai
etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri
sendiri (self help), percaya pada diri sendiri (self reliance), dan kebersamaan
(cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu
kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan
para pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi
sebagai badan usaha yang cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai
tujuan-tujuan ekonomis yang pada gilirannya berdampak pada masyarakat
secara luas. Pada era Orde Baru (Orba), pembangunan koperasi sangat
signifikan. Diwarnai oleh kesuksesan gerakan para petani di pedesaan yang
tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD).
Koperasi tampil sebagai lokomotif perekonomian desa, antara lain dalam
penyaluran sarana produksi pertanian (saprotan), prosesing hasil pertanian
hingga kegiatan pemasaran ke Bulog dan pasaran umum. Selain itu, koperasi
juga telah mulai aktif dalam bidang usaha peternakan, perikanan, jasa
distribusi/konsumen, dan simpan pinjam/perkreditan. Kegiatan koperasi
tersebut sudah diterima keberadaannya oleh masyarakat sebagai gerakan
ekonomi rakyat dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.
Berdasarkan fenomena yang terjadi selama ini, sudah banyak jumlah koperasi
yang berdiri utamanya di pedesaan. Misalnya, KUD dan Kopersi Simpan
Pinjam (KSP) yang mampu memposisikan diri sebagai lembaga dalam
program pengadaan pangan nasional serta pengelolaan dan penyaluran
keuangan kepada masyarakat. Pendirian koperasi di desa umumnya disambut

1
baik oleh warga dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian desa.
Menurut data statistik perkoprasian 2007 menunjukkan bahwa tahun 2006
jumlah koperasi mencapai 141.326 unit meningkat sebesar 4,71% dari tahun
2005 sejumlah 134.963 unit (www.depkop.go.id). Kondisi ini menggambarkan
keberadaan koperasi setidaknya diharapkan mampu menumbuhkan posisi
tawar (bergaining position) rakyat terhadap pasar.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan pendahuluan tersebut, maka makalah ini akan


membahas tentang :
 Apa sebenarnya koperasi simpan pinjam?
 Apa tujuan pendirian koperasi dan kegiatan apa saja yang dijalankan
oleh koperasi simpan pinjam tersebut?

1.3. Tujuan

Setelah melihat rumusan masalah dari makalah ini, diharapkan pembaca


mampu untuk ;
 Menjelaskan koperasi simpan pinjam
 Menguraikan sumber dana koperasi simpan pinjam
 Menjelaskan jenis-jenis koperasi
 Menjelaskan kegiatan usaha koperasi
 Menjelaskan keuntungan koperasi simpan pinjam
 Menjelaskan perjanjian atau syarat-syarat pendirian koperasi simpan
pinjam

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Prinsip Koperasi Simpan Pinjam

Secara harafiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris yaitu


Cooperation yang terdiri dari dua suku kata yaitu “co” yang berarti bersama
dan “operation” yang berarti bekerja. Jadi koperasi berarti bekerja sama,
sehingga setiap bentuk kerja sama dapat disebut koperasi.
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan di operasikan oleh
orang-orang demi kepentingan bersama.
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama
dikenal di Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian di Indonesia
adalah Bun Hatta, dan sampai saat ini beliau sangat dikenal sebagai bapak
koperasi Indonesia. Definisi koperasi menurut “Bapak Koperasi Indonesia”
Moh. Hatta adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong-menolong.
Dalam perjalanannya koperasi yang sebenarnya sangat sesuai dengan jiwa
bangsa Indonesia justru perkembangannya tidak menggembirakan. Koperasi
yang di anggap sebagai anak kandung dan tulang punggung ekonomi
kerakyatan justru hidupnya timbul tenggelam, sekalipun pemerintah telah
berjuang keras untuk menghidupkan dan memberdayakan koperasi di tengah-
tengah masyarakat. Begitu banyak kemudahan yang di peroleh oleh badan
hukum koperasi melalui berbagai fasilitas, namun tidak banyak mengubah
kehidupan koperasi itu sendiri. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa ada
sebagian kecil koperasi yang masih tetap eksis di tengah masyarakat. Berikut
ini akan dibahas rumusan masalah dalam makalah ini.
Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang
mempunyai tujuan atau kepentingan bersama. Jadi koperasi merupakan

3
bentukan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Kelompok
orang inilah yang akan menjadi anggota koperasi yang didirikannya.
Pembentukan koperasi berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong
khususnya untuk membantu para anggotanya yang memerlukan bantuan baik
berbentuk barang ataupun pinjaman uang.
Dalam praktiknya terdapat banyak jenis-jenis koperasi. Pendirian jenis
koperasi tidak lepas dari keinginan para anggota koperasi tersebut. Dalam
makalah ini hanya akan bahas mengenai koperasi yang berkaitan dengan
lembaga keuangan atau pembiayaan. Koperasi yang dapat dikategorikan
sebagai lembaga pembiayaan adalah koperasi simpan pinjam. Walaupun
banyak pihak tidak memasukkannya sebagai lembaga pembiayaan.
Alasan memasukkan koperasi simpan pinjam sebagai lembaga
pembiayaan dikarenakan usaha yang dijalankan oleh koperasi simpan pinjam
adalah usaha pembiayaan, yaitu menghimpun dana dari pada anggotanya yang
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya atau
masyarakat umum. Hal ini tentunya sesuai pula dengan ciri-ciri dan definisi
lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun atau menyalurkan dana
atau kedua-duanya.
Dalam menjalankan kegiatannya koperasi simpan pinjam memungut
sejumlah uang dari setiap anggota koperasi. Uang yang di kumpulkan para
anggota tersebut. Kemudian dijadikan modal untuk di kelola oleh pengurus
koperasi, dipinjamkan kembali bagi anggota yang membutuhkannya.
Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan.
4 unsur koperasi Indonesia :
1. Koperasi adalah badan usaha;
2. Koperasi adalah kumpulan orang – orang atau badan hukum koperasi;
3. Koperasi Indonesia , koperasi yang bekerja berdasarkan prinsip –
prinsip koperasi;
4. Koperasi Indonesia adalah gerakan ekonomi rakyat.

Berdasarkan UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 , tujuan


koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
4
masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional , dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Prinsip-prinsip koperasi (cooperative principles) adalah ketentuan-


ketentuan pokok yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman
kerja koperasi. Lebih jauh, prinsip-prinsip tersebut merupakan "rules of the
game" dalam kehidupan koperasi. Pada dasarnya, prinsip-prinsip koperasi
sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi tersebut. Adanya prinsip
koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan
badan usaha lain.
Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 dan yang berlaku
saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut :
a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Prinsip ini mengandung
pengertian bahwa,seseorang tidak boleh dipaksa untuk menjadi
anggota koperasi, namun harus berdasar atas kesadaran sendiri. Setiap
orang yang akan menjadi anggota harus menyadari bahwa, koperasi
akan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya.
Dengan keyakinan tersebut, maka partisipasi aktif setiap anggota
terhadap organisasi dan usaha koperasi akan timbul.
b) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi. Prinsip pengelolaan secara
demokratis didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota
dalam pengelolaan koperasi. Pemilihan para pengelola koperasi
dilaksanakan pada saat rapat anggota. Para pengelola koperasi berasal
dari para anggota koperasi itu sendiri.
c) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sesuai
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Setiap anggota
yang memberikan partisipasi aktif dalam usaha koperasi akan
mendapat bagian sisa hasil usaha yang lebih besar dari pada anggota
yang pasif. Anggota yang menggunakan jasa koperasi akan membayar
nilai jasa tersebut terhadap koperasi, dan nilai jasa yang diperoleh dari
anggota tersebut akan diperhitungkan pada saat pembagian SHU.
d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Anggota adalah
pemilik koperasi, sekaligus sebagai pemodal dan pelanggan. Simpanan
5
yang disetorkan oleh anggota kepada koperasi akan digunakan
koperasi untuk melayani anggota, termasuk dirinya sendiri. Apabila
anggota menuntut pemberian tingkat suku bunga yang tinggi atas
modal yang ditanamkan pada koperasi, maka hal tersebut berarti akan
membebani dirinya sendiri, karena bunga modal tersebut akan menjadi
bagian dari biaya pelayanan koperasi terhadapnya. Dengan demikian,
tujuan berkoperasi untuk meningkatkan efisiensi dalam mencapai
kepentingan ekonomi bersama tidak akan tercapai. Modal dalam
koperasi pada dasarnya digunakan untuk melayani anggota dan
masyarakat sekitarnya, dengan mengutamakan pelayanan bagi anggota.
Dari pelayanan itu, diharapkan bahwa koperasi mendapatkan nilai
lebih dari selisih antara biaya pelayanan dan pendapatan.
e) Kemandirian. Kemandirian pada koperasi dimaksudkan bahwa
koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan
keputusan usaha dan organisasi. Dalam kemandirian terkandung pula
pengertian kebebasan yang bertanggungjawab, otonomi, swadaya, dan
keberanian mempertanggungjawabkan segala tindakan/perbuatan
sendiri dalam pengelolaan usaha dan organisasi. Agar koperasi dapat
mandiri, peran serta anggota sebagai pemilik dan pengguna jasa sangat
menentukan. Bila setiap anggota konsekuen dengan keanggotaannya
dalam arti melakukan segala aktivitas ekonominya melalui koperasi
dan koperasi mampu menyediakannya, maka prinsip kemandirian ini
akan tercapai.
f) Pendidikan perkoperasian. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
Koperasi (SDMK) adalah sangat vital dalam memajukan koperasinya.
Hanya dengan kualitas SDMK yang baiklah, maka cita-cita atau tujuan
koperasi dapat diwujudkan. Nampaknya UU No. 25/1992
mengantisipasi dampak dari globalisasi ekonomi di mana SDMK
menjadi penentu utama berhasil tidaknya koperasi melaksanakan
fungsi dan tugasnya.
g) Kerja sama antar koperasi. Kerja sama antarkoperasi dapat dilakukan
di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Prinsip ini sebenarnya
lebih bersifat "strategi" dalam bisnis. Dalam teori bisnis ada dikenal

6
"Synergy Strategy" yang salah satu aplikasinya adalah kerja sama antar
dua organisasi atau perusahaan.

Koperasi simpan pinjam memiliki tiga 3 prinsip utama


1) Swadaya
Pengertian Koperasi Swadaya adalah memiliki prinsip bahwa tabungan
hanya diperoleh dari anggotanya.
2) Setia kawan
Pengertian Koperasi Setia Kawan adalah memiliki prinsip bahwa
pinjaman hanya diberikan kepada anggota.
3) Pendidikan dan Penyadaran
Pengertian Koperasi Pendidikan dan Penyadaran adalah memiliki
prinsip membangun watak adalah yang utama, jadi hanya yang
berwatak baik yang dapat diberi pinjaman.

2.2. Penghimpun / Sumber-sumber Dana Koperasi

Untuk bisa menjalankan usahanya koperasi simpan pinjam harus


melakukan penghimpunan dana. Dana-dana tersebut bisa uang yang masuk
kategori hutang atau ekuitas atau kekayaan bersih. Jika dilihat jenis sumber
dana maka dana yang berbentuk hutang berasal dari tabungan kemudian
simpanan berjangka atau pinjaman yang diterima koperasi simpan pinjam
sedangkan yang bersumber dari kekayaan bersin diantaranya berasal dari
sumber  simpanan wajib anggota dan simpanan sukerela, cadangan umum
serta sehu di tahun berjalan. Dari keseluruhan sumber dana tersebut, sumber
dana utama adalah simpanan, sehingga perlu diberikan penjelasan yang lebih
mendalam tentang simpanan. Menurut PP 9 Tahun 1995 simpanan adalah
dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau
anggotanya kepada KSP/USP dalam bentuk tabungan dan simpanan koperasi

7
berjangka. Pengertian simpanan sebagaimana dinyatakan dalam PP tersebut
adalah simpanan yang merupakan hutang bagi KSP/USP, sementara itu
terdapat jenis simpanan lain dari anggota yang merupakan kekayaan bersih
bagi KSP/USP, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib (bagi KSP).
Pembahasan mengenai simpanan di bawah ini, meliputi simpanan yang
merupakan kekayaan bersih, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib serta
simpanan yang merupakan hutang, yaitu tabungan dan simpanan berjangka.
Sumber dana merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan
koperasi simpan pinjam dalam rangka memenuhi kebutuhan dana para
anggotanya. Bagi anggota koperasi yang kelebihan dana diharapkan untuk
menyimpan dananya di koperasi dan kemudian oleh pihak koperasi
dipinjamkan kembali kepada para anggota yang membutuhkan dana dan jika
memungkinkan koperasi juga dapa t meminjamkan dananya kepada
masyarakat luas.
Setiap anggota koperasi diwajibkan untuk menyetor sejumlah uang
sebagai sumbangan pokok anggota, disamping itu, ditetapkan pula sumbangan
wajib kepada para anggotanya. Kemudian sumber dana lainnya dapat
diperoleh dari berbagai lembaga baik lembaga pemerintah maupun lembaga
swasta yang kelebihan dana.
Secara umum sumber dana koperasi adalah :
1. Dari para anggota koperasi berupa :
a. Iuran Wajib
b. Iuran Pokok
c. Iuran Sukarela
2. Dari luar koperasi berupa :
a. Badan Pemerintah
b. Perbankan
c. Lembaga Swasta Lainnya
Pembagian keuntungan diberikan kepada para anggota sangat
tergantung kepada keaktifan para anggotanya dalam meminjamkan dana.
Sebagai contoh dalam koperasi simpan pinjam semakin banyak seorang
anggota meminjam sejumlah uang, maka pembagian keuntungan akan lebih
besar dibandingkan dengan anggota yang tidak meminjam, demikian pula
sebaliknya.
8
2.3. Jenis-jenis Koperasi

Salah satu tujuan pendirian koperasi didasarkan kepada kebutuhan dan


kepentingan para anggotanya. Masing-masing kelompok masyarakat yang
mendirikan koperasi memiliki kepentingan ataupun tujuan yang berbeda.
Perbedaan kepentingan ini menyebabkan koperasi dibentuk dalam beberapa
jenis sesuai dengan kebutuhan kelompok tersebut.
2.3.1. Jenis-jenis koperasi menurut fungsinya :
1. Koperasi Produksi
2. Koperasi Konsumsi
3. Koperasi Simpan Pinjam
4. Koperasi Serbaguna
Koperasi produksi di utamakan diberikan kepada para anggotanya
dalam rangka berproduksi untuk menghasilkan barang maupun jasa. Produksi
dapat dilakukan dalam berbagai bidang seperti pertanian atau industry atau
jasa.
Kemudian koperasi konsumsi, dalam kegiatan usahanya adalah
menyediakan kebutuhan akn barang-barang pokok sehari-hari seperti sandang,
pangan dan kebutuhan yang berbentuk barang lainnya. Koperasi jenis ini
banyak dilakukan oleh karyawan suatu perusahaan dengan menyediakan
berbagai kebutuhan bagi para anggotanya.
Sedangkan koperasi simpan pinjam melakukan usaha penyimpanan
dan peminjaman sejumlah uang untuk keperluan para anggotanya. Koperasi
jenis ini sering disebut dengan koperasi kredit yang khusus menyediakan dana
bagi anggota yang memerlukan dana dengan biaya murah tentunya.

2.3.2. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja


a. Koperasi Primer adalah koperasi yang yang minimal memiliki
anggota sebanyak 20 orang perseorangan.

9
b. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan
badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja
yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi
sekunder dapat dibagi menjadi :
1. Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling
sedikit 5 koperasi primer.
2. Gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya
minimal 3 koperasi pusat.
3. Induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya
adalah 3 gabungan koperasi.

2.3.3. Jenis simpanan koperasi simpan pinjam


1) Simpanan Pokok (KSP)
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya
dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan
pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi
anggota.
2) Simpanan Wajib (KSP)
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak
harus sama, wajib dibayar oleh anggota, kepada koperasi
dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak
dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
3) Tabungan Koperasi
Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang
penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya
hanya dapat dilakukan oleh anggota yang bersangkutan atau
kuasanya dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi,
setiap saat pada hari kerja Koperasi. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan oleh KSP/USP agar anggota berminat menyimpan
di koperasi antara lain adalah:
a.    Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh
pemiliknya sesuai dengan perjanjian.

10
b.    Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpanan
atau insentif lainnya dan diterima oleh anggota sesuai dengan
perjanjian.
c.    Bahwa menabung di KSP/USP merupakan wujud dari
partisipasi anggota di dalam kedudukannya sebagai pengguna
jasa,dan karena itu anggota merasakan adanya  kedudukan
yang lebih istimewa dibandingkan dengan menabung di tempat
lain. Keistimewaan anggota tersebut antara lain misalnya
karena menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun buku, ikut
serta mengambil keputusan koperasi dan lain-lain.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tabungan dapat
meliputi :
a) Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap saat
pada hari kerja;
b) Jumlah setoran minimal pertama (saat pembukaan
tabungan)
dan setoran minimal selanjutnya;
c) Jumlah saldo minimal yang harus ada dalam tabungan;
d) Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus
pemilik tabungan;
e) Pengambilan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemilik
tabungan atau yang diberikan kuasa;
f) Sebagai imbalan, KSP/USP memberikan bunga tabungan
kepada penyimpan;
g) Bunga tabungan dihitung menggunakan metode tertentu
misalnya saldo rata-rata harian, saldo terkecil atau yang
lainnya;
h) Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dengan
menambahkannya ke dalam saldo tabungan;
i) Penanggung jawab penghitungan bunga adalah bagian
pembukuan.
4) Simpanan Berjangka Koperasi
Simpanan berjangka koperasi adalah simpanan pada koperasi
yang penyetorannya dilakukan satu kali untuk suatu jangka
11
waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara penyimpan
dengan koperasi yang bersangkutan dan tidak boleh diambil
sebelum jangka waktu tersebut berakhir. Ketentuan-ketentuan
yang berkaitan dengan simpanan berjangka dapat meliputi:
a. Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan
terlebih dulu untuk menjadi penabung.
b. Jumlah setoran minimal.
c. Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bunga
sesuai dengan jangka waktu dari simpanan berjangka
tersebut.
d. Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiap
akhir bulan dengan menambahkannya ke dalam saldo
tabungan.

2.4. Keuntungan Koperasi

Tujuan utama didirikannya koperasi adalah untuk meningkatkan


kesejahteraan para anggotanya. Dengan pernyataan inilah maka dapat
disimpulkan bahwa koperasi sangat menguntungkan bagi anggotanya baik
secara keuangan (financial) maupun non financial. Manfaat secara keuangan
yang dirasakan oleh para anggotanya adalah sebagai berikut :
a. Dengan adanya koperasi, anggota dapat meminjam uang pada koperasi
untuk modal usaha dengan bunga yang lebih rendah dibandingkan
dengan pinjaman kepada rentenir,
b. Setiap anggota dapat membeli barang – barang kebutuhan pokok
dengan harga yang lebih murah di koperasi,
c. Pada akhir tahun setiap anggota mendapat keuntungan yang disebut
Sisa Hasil   Usaha (SHU) yang tentu saja setelah dikurangi biaya-biaya
operasional. Dimana pembagian keuntungan atau sisa hasil usaha ini
dibagi secara adil sehingga tidak ada yang dirugikan
 

12
Sedangkan secara no financial, anggota koperasi juga akan memperoleh
keuntungan yakni sebagai berikut :
a. Setiap anggota dapat berlatih berorganisasi dan bergotong royong
b. Setiap anggota dapat berlatih bertanggung jawab
 
Dengan terpenuhinya kebutuhan anggota maka semakin meningkatlah
kesejahteraan anggota koperasi. Dengan memajukan kesejahteraan anggotanya
berarti koperasi juga memajukan kesejahteraan masyarakat dan memajukan
tatanan ekonomi nasional.
Dengan demikian koperasi memiliki peran yang besar di masyarakat. Jika
banyak orang yang dapat mengambil kemanfaatan koperasi maka
perekonomian masyarakat pun akan semakin kuat. Oleh karena itu tak heran
jika koperasi disebut sebagai soko guru atau tiang utama perekonomian di
Indonesia.
Keuntungan dari koperasi juga adalah bunga yang dibebankan kepada
peminjam. Semakin banyak uang yang disalurkan akan memperbesar
keuntungan koperasi. Disamping itu, keuntungan lainnya adalah memperoleh
biaya-biaya administrasi yang dibebankan kepada peminjam. Kemudian
keuntungan juga dapat diperoleh dari hasil investasi lain yang dilakukan diluar
kegiatan peminjaman misalnya penempatan uang dalam bidang surat-surat
berharga.
Pembagian keuntungan didalam koperasi simpan pinjam diberikan
terutama bagi peminjam yang tidak pernah lalai memenuhi kewajibannya.
Keuntungan akan diberikan sesuai dengan jumlah yang dipinjam dalam suatu
periode. Semakin besar pinjaman, maka pembagian keuntungannya pun
semakin besar pula, demikian pula sebaliknya.
Dapat disimpulkan bahwa keuntungan koperasi adalah :
1. Biaya Bungan yang dibebankan kepada peminjam;
2. Biaya administrasi setiap kali transaksi;
3. Hasil investasi di luar kegiatan koperasi.

2.5. Pendirian Koperasi

13
Dasar hukum mendirikan koperasi adalah Undang-undang Nomor 25
tahun 1992 tentang Perkoperasian, PP Nomor 4 tahun 1994 tentang
persyaratan dan tata cara pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran
dasar koperasi, kemudian Peraturan Menteri Nomor 01 tahun 2006 yaitu
tentang petunjuk pelaksanaan pembentukan pengesahan akta pendirian dan
perubahan anggaran dasar koperasi. Koperasi merupakan usaha yang dibentuk
oleh sekelompok orang atau anggota masyarakat yang mempunyai kegiatan
dan kepentingan ekonomi yang sama. Dalam agenda pendirian koperasi
sebaiknya didahului dengan penyuluhan kepada seluruh calon anggota
sehingga memiliki persepsi yang sama. 
Mendirikan sebuah koperasi jumlah minimal anggotanya adalah 20
orang. Dalam proses pendiriannya awali dengan rapat pembentukan koperasi
yang harus dihadiri oleh pejabat dinas atau instansi yang membidangi
permasalahan koperasi di wilayah setempat. Ada beberapa poin penting yang
wajib dibicarakan dalam rapat pembentukan koperasi tersebut antara lain:
kesepakatan nama dan tempat kedudukan koperasi, maksud dan tujuan, jenis
koperasi dan bidang usaha yang dilakoni, keanggotaan, rapat anggota,
pengurus, pengawas dan pengelola, membahas tentang permodalan, jangka
waktu serta sisa hasil usaha. Hasil dari keputusan rapat tersebut akan
digunakan sebagai dasar pengajuan akta pendirian ke notaris.
Melalui notaris atau kuasa pendiri, berkas ijin pendirian koperasi
simpan pinjam tersebut diajukan ke pejabat yang berwenang untuk dievaluasi.
Beberapa bukti tertulis yang wajib dilampirkan antara lain berupa salinan akta
pendirian bermaterai, akta pendirian yang telah ditandatangani notaris, surat
bukti tersedianya modal, rencana kegiatan usaha kurang kurangnya untuk 3
tahun ke depan, dan RAPB.

2.5.1. Proses Pengajuan Permohonan Izin dan Pengesahan


Setelah semua berkas komplit, maka pejabat yang berwenang akan
melakukan penelitian dan pengecekan untuk memutuskan layak tidaknya
usaha koperasi tersebut. Jika dari hasil review dan inspeksi diputuskan bahwa
koperasi tersebut telah memenuhi syarat maka selambat-lambatnya dalam
waktu 3 bulan surat pengesahan izin pendirian koperasi harus telah diterima
oleh pengurus koperasi tersebut.
14
Lalu bagaimana jika pengajuan tersebut ditolak? Berkas akan
dikembalikan sertai dengan alasan penolakan. Dalam tempo 1 bulan para
pendiri koperasi harus berusaha memenuhi persyaratan yang belum lengkap
untuk diajukan kembali agar mendapat tinjauan ulang dari pejabat yang
berwenang.

Persyaratan lengkap untuk membentuk dan mendirikan koperasi simpan


pinjam dapat dilihat pada daftar berikut:
1. Fotokopi akta pendirian koperasi dari notaris (rangkap dua)
2. Berita acara rapat pendirian koperasi
3. Daftar hadir rapat pendirian yang telah ditandatangani semua anggota
4. Fotokopi ktp pendiri
5. Kuasa pendiri atau pengurus terpilih yang bertugas untuk mengurus
proses pengesahan pembentukan koperasi
6. Surat bukti tersedianya modal
7. Rencana kegiatan usaha koperasi dalam tiga tahun kedepan
8. Rencana anggaran belanja dan pendapatan koperasi
9. Daftar susunan kepengurusan dan pengawas koperasi
10. Daftar sarana kerja koperasi
11. Surat pernyataan yang menyatakan tidak memiliki hubungan keluarga
antara pengurus
12. Susunan struktur organisasi koperasi

Khusus untuk koperasi simpan pinjam beberapa persyaratan tambahan antara


lain:
1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, itu berupa
deposito pada bank pemerintah atas nama menteri negara koperasi dan
umkm.
2. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan usp yang
dikelola secara kusus dan terpisah dari pembukuan koperasinya.
3. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas
4. Surat perjanjian kerja antara pengurus koperasi dengan pengelola USP
koperasi

15
5. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan
beberapa poin berikut seperti bukti telah mengikuti pelatihan atau
magang usaha simpan pinjam koperasi, surat keterangan berkelakuan
baik atau SKCK, surat pernyataan tidak mempunyai hubungan sedarah
dengan pengurus dan pengawas, dan terakhir adalah surat pernyataan
pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna waktu.
6. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam
7. Menyediakan surat pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai
kesehatan USP koperasinya oleh pejabat yang berwenang. Info lebih
detail, dapat anda lihat di situs Kementerian Negara Koperasi dan
UKM.

Dalam kegiatan peminjaman koperasi simpan pinjam mengutamakan


pemberian pinjaman kepada para anggotanya dengan bunga yang relatif murah
sekitar 12% setahun. Besarnya pinjaman biasanya dibatasi sampai jumlah
tertentu mengingat banyaknya anggota koperasi, sedangkan dana yang tersedia
biasanya terbatas. Jika memang para anggota sudah tidak membutuhkan lagi
dan dana masih lebih, maka tidak menutup kemungkinan koperasi
memberikan pinjaman kepada bukan anggota koperasi.

2.6. Solusi Permasalahan yang ditawarkan dalam Koperasi

Permasalahan korupsi yang terjadi dikoperasi kebanyakan disebabkan


oleh tindakan kepengurusan yang kurang professional, serta kurangnya
keterbukaan dan kerja sama antar anggota yang terdapat dalam koperasi.
Untuk mengatasi permasalhan tersebut maka diperlukan penindakan yang
tegas terhadap kepengurusan koperasi dengan cara mengadakan pengawasan
secara berkala terhadap pengurus dan anggota koperasi. Selain itu diperlukan
juga kepengurusan yang professional. Kepungurusan professional adalah
pengurus yang memiliki keahlian yang nyata serta jiwa yang aktif, kreatif, dan
bertanggung jawab.
Meninjau dari permasalahan yang terjadi maka solusi yang tepat dalam
menangani kasus ini yaitu :

16
1. Membentuk badan pengawas yang mengawasi segala aktifitas dan
keuangan yang berkaitan dengan kegiatan kepengurusan dan
anggota.
2. Menyeleksi setiap anggota dan pengurus yang akan bergabung dalam
koperasi.
3. Memberikan pelatihan secara moral dan nyata tentang
profesionalitas pengurus koperasi.
4. Memberi dan selalu menerapkan akan pentingnya kejujuran dan
kedisiplinan dalam suatu koperasi.

Aktivitas penting dan strategis sehingga Indonesia dipercaya sebagai


salah satu pembicara untuk sharing tentang keberhasilan gerakan Koperasi
terkait Tahun Internasional Koperasi 2012. Pertama, meluncurkan program
Gerakan Masyarakat Koperasi (Gemaskop).Kedua, peluncuran logo gerakan
koperasi yang baru, Sehingga ada spirit baru yang diharapkan bisa merubah
paradigma koperasi. Lalu, ketiga, pelaksanaan revitalisasi koperasi. Keempat,
penyelenggaraan konferensi internasional tentang Micro Finance di
Yogyakarta. Kelima, kami terangkan Cooperative Entrepreneur. Jadi,
entrepreneur tak hanya di bisnis, tapi juga di koperasi," papar Menkop.
Keenam, memfokuskan gerakan koperasi kepada generasi muda dan
mahasiswa sehingga semangat gerakan koperasi lebih meningkat
kesadarannya. Ketujuh, program pendampingan koperasi secara konsisten dari
hulu hingga hilir. Kedelapan, kerjasama secara sinergi dengan sejumlah
Kementerian untuk menggiatkan ekonomi rakyat melalui
koperasi.Kesembilan, menggelar sejumlah training atau pelatihan bagi
koperasi pemuda. Dan ke-,10, menerbitkan revisi terhadap UU Koperasi No
25/1992 menjadi UU No 17/2012 tentang Perkoperasian.
Keberadaan lembaga penjamin simpanan koperasi itu bertujuan
memberi perlindungan bagi nasabah koperasi. Dan Undang-Undang (UU)
Koperasi Nomor 17 Tahun 2012 yang baru saja disahkan, sebenarnya
merupakan pemberian amanat inisiatif dibentuknya Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) Koperasi Selain itu, banyaknya praktik rentenir di koperasi
juga akan diminimalisasi oleh peraturan pemerintah itu. Koperasi yang sehat

17
juga harus melakukan rapat anggota tahunan (RAT) secara rutin. Hasilnya
akan diaudit oleh akuntan publik
UU baru itu akan memperbolehkan investor masuk menanamkan
modalnya, lnvestor dapat menjadi sumber pembiayaan yang efektif bagi
koperasi karena tidak mengenal dana hibah dan modal penyertaan. Seluruh
kegiatan koperasi itu akan diawasi oleh Lembaga Pengawas Koperasi (LPK).

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Koperasi merupakan salah satu bidang usaha yang cocok dengan


kepribadian bangsa Indonesia yaitu gotong royong. Ada beragam jenis dan
tingkatan koperasi di Indonesia, salah satunya adalah koperasi simpan pinjam.
Koperasi simpan pinjam memberikan berjuta manfaat bagi anggotanya,
khususnya terkait dengan permodalan, baik untuk kebutuhan rumah tangga
maupun untuk berwirausaha. Di Indonesia pembentukan usaha koperasi telah
diatur dalam undang undang dan peraturan pemerintah lainnya. Untuk
mendirikan usaha koperasi simpan pinjam ada beberapa hal yang harus di
pahami.

Koperasi Simpan Pinjam didirikan bertujuan untuk memberi


kesempatan kepada anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah
dan dengan bunga ringan. Koperasi simpan pinjam juga berusaha untuk
mencegah para anggotanya agar tidak terlibat dalam jeratan kaum lintah darat
pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan menggiatkan
tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang

18
serendah-rendahnya, Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para
anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para
anggotanya.

3.2. Saran

Koperasi perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan banyak


pelatihan yang diberikan utamanya kepada pengurus koperasi sehingga dapat
membuat kinerja dan pelayanan yang diberikan lebih baik dengan demikian
akan semakin banyak msyarakat yang tertarik untuk berkopersai, tentunya hal
ini diperlukan perhatian yang serius dari pemerintah khusunya instansi yang
terkait. Kepada anggota koperasi untuk lebih aktif berpartisipasi dalam
koperasi sebagai usaha yang dikerjakan secara barsama-sama dan untuk
kepentingan bersama pula.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Kasmir.1998.BankdanLembagaKeuanganLainnya.Jakarta:RajaGrafindo,
PT
http://www.koperasindo.net/2012/12/koperasi-simpan-pinjam-dan-
pengelolaanya.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi

20

Anda mungkin juga menyukai