Anda di halaman 1dari 5

UJI EFEK ANTELMINTIK INFUS BIJI PINANG SIRIH (ARECA CATECHU L)

TERHADAP CACING GELANG (ASCARIS SUUM).

Adeanne C. Wullur
Jurusan Gizi Poltekkes Depkes Manado JL. Parigi Tujuh No. 22 Malalayang Manado

Abstract: An investigation Anthelmintic effects test infusions Sirih Pinang (Areca catechu L)
Bracelet Against Worms (Ascaris suum) Areca betel can cure diseases one of which is a wormy.
Seeds of betel nut have usefulness in the seeds kills worms because the betel nut alkaloids contained
substances such as arekolin, arekolidin, arekain, guvakolin, guvasin and isoguvasin that can kill the
worms. People usually treat the worms with betel nut powder with boiling water and then drink water
the rest of the decoction. This study aims to determine anthelmintic effects of betel nut seed infusion
to Ascaris suum which causes disease in swine ascariasis. Areca betel first infusion and then made
preparations made in several concentration is the concentration of 10%, 20%, 30%. At each of
concentration included a tail of Ascaris suum. Observations were made after the worm was incubated
at a temperature of 37oC and then observed every hour for three consecutive hours. The test results
showed that infusion of betel nut seeds at a concentration of 10%, 20% and 30% not effective as an
anthelmintic against Ascaris suum, but only makes worms experiencing paralysis at a concentration of
30%.

Kata kunci : Infus biji pinang sirih, Antelmintik, Ascaris suum.

Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang dengan aman, cepat dan tepat tetapi dengan biaya
paling umum tersebar dan menjangkiti lebih dari 2 yang lebih murah dan dapat dijangkau oleh seluruh
milyar manusia di seluruh dunia. Walaupun tersedia lapisan masyarakat. Indonesia memiliki kekayaan
obat-obat baru yang lebih spesifik dan dengan kerja alam yang tak terhingga termasuk tumbuh-tumbuhan
lebih efektif, eradikasi penyakit cacing masih tetap yang berkhasiat obat, sayangnya belum semua
merupakan suatu masalah karena kondisi sosial masyarakat mengetahui cara pemanfaatan dan
ekonomi di beberapa bagian dunia. Jumlah manusia pengolahan tanaman berkhasiat obat. Padahal nenek
yang dihinggapinya juga semakin bertambah akibat moyang kita telah memanfaatkan tanaman obat di
migrasi, lalu lintas dan ke-pariwisataan udara sekitar kita entah itu berupa daun, buah, batang, biji
modern. Proyek-proyek irigasi bertujuan untuk atau akar bisa kita manfaatkan sebagai upaya untuk
meningkatkan agrikultur dapat pula menyebabkan memelihara kesehatan (Geocities, 2007). Kesadaran
perluasan kemungkinan infeksi (Tan Hoan dan pada bahaya bahan kimiawi obat-obatan sintetik
Rahardja, 2002). yang membuat orang berpaling pada pengobatan
Pada umumnya cacing jarang menimbulkan tradisional. Meskipun pengobatan modern sudah
penyakit serius, tetapi dapat menyebabkan gangguan semakin maju, berbagai teknologi kedokteran
kesehatan kronis yang merupakan suatu faktor mutakhir dimanfaatkan, namun tak sedikit orang
ekonomis yang sangat penting. Di negara-negara yang tetap setia dan bahkan mulai beralih pada
berkembang termasuk Indonesia, penyakit cacing pengobatan alternatif berupa obat-obat tradisional
adalah penyakit rakyat umum. Infeksinya pun dapat (Gizi.net, 2007).
terjadi simultan oleh beberapa jenis cacing sekaligus. Pemanfaatan tanaman obat memang cukup
Diperkirakan bahwa lebih dari 60% anak-anak di menarik, karena semakin hari semakin bertambah
Indonesia menderita suatu infeksi cacing (Tan Hoan jenis tanaman yang berpotensi sebagai obat dan
dan Rahardja, 2002). semakin bertambah pula orang yang tertarik
Berbagai upaya dilakukan oleh masyarakat menggunakan tanaman obat. Dari sekian banyak
Indonesia belakang ini untuk dapat mencapai derajat jenis tanaman obat yang telah diketahui saat ini, satu
kesehatan yang setinggi-tingginya dengan meng- diantaranya yang berpotensi untuk terus di-
gunakan metode-metode alternatif yang dapat kembangkan sebagai tanaman obat adalah tanaman
meningkatkan kesehatan dan menyembuhkan penyakit pinang sirih (Lutony, 1993). Jenis penyakit yang
102
103 JIK Volume 4 No. 2 April 2010 Wullur, A,C. Uji Efek Antelmintik Infus Biji

dapat diobati oleh biji pinang sirih adalah cacingan, diangin-anginkan di bawah sinar matahari sampai
luka baru, batuk, peluruh haid, pelangsing tubuh, kering lalu diserbukkan dengan derajat halus serbuk.
peluruh air seni, urus-urus (Nala, 2003). Biji pinang Prosedur pengujian dilakukan dengan langkah-
sirih mempunyai khasiat untuk membunuh cacing, langkah sbb :
hal ini disebabkan oleh karena dalam biji pinang 1. Pembuatan infus
sirih terkandung zat-zat alkaloida 0,25% terutama Biji pinang diserbukkan dengan derajat halus
alkaloida arekolina yang berkhasiat sebagai obat (16).
antelmintik atau obat cacing pada konsentrasi 1-4%, 2. Pembuatan larutan uji dengan konsentrasi 10%,
terutama terhadap cacing pita dalam bentuk sediaan 20%, 30%
infusa (Kartasapoetra,1992). Berdasarkan hal ter- 3. Perlakuan
sebut, maka penulis ingin mengadakan penelitian Masukkan larutan uji dengan konsentrasi 10%,
untuk mengetahui efek antelmintik dari biji pinang 20%, 30%, larutan kontrol negatif dan kontrol
sirih terhadap Ascaris suum. Penelitian ini bertujuan positif pada masing-masing cawan petri. Pada
mengetahui efek infus biji pinang sirih sebagai masing-masing cawan petri dimasukkan 1 ekor
antelmentik terhadap Ascaris suum. cacing Ascaris suum, usahakan agar cacing
terendam dalam larutan uji. Inkubasikan selama
METODE 3 jam pada suhu 37oC. Usik dengan batang
Penelitian ini dikerjakan di Laboratorium pengaduk dan amati Jika cacing diam, di-
Farmakologi Program Studi Farmasi Poltekkes pindahkan ke dalam air panas pada suhu 50 oC.
Depkes Manado pada bulan Februari 2007. Jenis Apabila dengan cara ini cacing tetap diam,
penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium berarti mati, tetapi jika bergerak berarti cacing
dengan desain penelitian only post control design paralisis. Data diambil dengan mengamati
group. Sampel dalam penelitian ini adalah biji keadaan cacing Ascaris suum setelah dicelupkan
pinang yang sudah masak yaitu yang berwarna ke dalam infus biji pinang sirih yang telah
kuning jingga sampai kemerah-merahan yang diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37 oC
didapat di kecamatan Mapanget kelurahan Paniki II selama 3 jam berturut-turut.
Perumahan Kilu Permai, dikupas kulit buahnya,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan Uji Efek Antelmintik Terhadap Ascaris suum

Pengamatan Kontrol Kontrol Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi


jam ke negatif positif 10 % 20 % 30 %
Hidup, warna Pada menit ke- 15 Hidup, gerakan masih Hidup, warna coklat Hidup, warna
1 coklat kekuningan, sudah mati, warna lincah/aktif, warna kekuningan, gerakan coklat kekuningan,
lincah coklat kekuningan coklat kekuningan lincah/aktif gerakan lincah/aktif
Hidup, warna Warna coklat pucat, Warna coklat pucat, Hidup, kuning
2 coklat kekuningan, Mati hidup, gerak masih hidup, gerak masih pucat, gerakan
lincah aktif aktif menurun
Hidup, warna Warna coklat pucat, Warna coklat Warna kuning
3 coklat kekuningan, Mati gerak aktif keputihan, gerak aktif pucat, gerak
lincah berkurang
Hidup, warna Warna coklat pucat, Warna coklat pucat, Warna kuning
4 coklat kekuningan, Mati gerak aktif gerak aktif pucat, hampir tak
lincah ada gerakan
Hidup, warna Warna coklat pucat, Warna coklat pucat, Warna kuning
5 coklat kekuningan, Mati gerak lambat gerak berkurang pucat, tak ada
lincah gerakan (paralisis)
104 JIK Volume 4 No. 2 April 2010 Wullur, A,C. Uji Efek Antelmintik Infus Biji

Pembahasan Kontrol positif berupa suspensi pirantel


pamoat. Pirantel dan derivat-derivatnya efektif
Konsentrasi 10 %, cacing sebelum dimasukkan pada terhadap Ascaris, Oxyuris, dan cacing tambang tetapi
larutan infus, berwarna coklat kekuningan dan tidak efektif terhadap Trichiuris (Tan Hoan dan
bergerak lincah. Pada jam ke-1 cacing belum Kirana, 2002). Mekanisme kerja pirantel pamoat
mengalami perubahan dimana warna cacing masih adalah berdasarkan pelumpuhan cacing dengan jalan
normal yaitu berwarna coklat kekuningan dan masih menghambat penerusan impuls neuromuskuler
bergerak lincah. Pada jam ke-2 cacing warna cacing (seperti piperazin) kemudian parasit dikeluarkan oleh
sudah berubah menjadi coklat pucat tetapi peristaltik usus tanpa diperlukan laksansia. Keadaan
gerakannya masih aktif. Hal ini terus berlanjut cacing sebelum dimasukkan bergerak lincah dan
sampai jam ke-4. Pada jam ke-5 warna cacing tidak berwarna coklat kekuningan, tetapi setelah
berubah tetapi pergerakan cacing mengalami dimasukkan ke dalam kontrol positif pada 15 menit
penurunan menjadi lebih lambat dari sebelumnya pertama cacing telah mati tetapi tak ada terjadi
jika diusik dengan batang pengaduk. perubahan warna pada tubuh cacing. Ini mem-
Konsentrasi 20% sebelum dimasukkan ke buktikan bahwa pirantel pamoat efektif sebagai
dalam larutan infus cacing berwarna coklat ke- antelmintik pada Ascaris suum.
kuningan dan bergerak lincah. Pada jam ke-1 belum Kontrol negatif adalah larutan NaCl 0,9% b/v.
menunjukkan perubahan sedangkan pada jam ke-2 Larutan ini digunakan karena NaCl 0,9% b/v hampir
gerakan cacing mulai menurun dan bila diusik masih sama dengan cairan tubuh atau isotonis. Hal ini
dapat bergerak aktif serta terjadi perubahan warna untuk mempertahankan keadaan cacing seperti masih
menjadi coklat pucat. Keadaan ini terus berlangsung berada dalam tubuh hospes. Dari hasil pengamatan,
sampai jam ke-4 dan pada jam ke-5 warna cacing keadaan cacing sebelum dan sesudah dimasukkan
tidak berubah tetapi mengalami penurunan per- tetap sama yaitu bergerak lincah dan berwarna coklat
gerakan bila diusik dengan batang pengaduk. kekuningan. Pada pemberian perlakuan sebenarnya
Gerakan cacing hanya sebatas meliukkan badan dan cacing hanya diamati setelah diinkubasikan pada
mengangkat kepala dengan lemah. suhu 37oC selama 3 jam berturut-turut, tetapi pada
Konsentrasi 30% larutan uji dalam waktu 5 pengamatan dilakukan 5 jam berturut-turut hal ini
jam dapat membuat cacing mengalami paralisis. terjadi karena setelah jam ke-3 cacing belum
Pada konsentrasi ini sebelum dimasukkan ke dalam memberikan respon yang memuaskan sehingga
larutan infus, cacing berwarna coklat kekuningan waktu pengamatan ditambah 2 jam agar perubahan
dan bergerak lincah. Pada jam ke-1 cacing masih yang terjadi pada cacing dapat terlihat jelas.
belum mengalami perubahan, tetapi pada jam ke-2 Dari hasil pengamatan tersebut, maka dapat
warna cacing yang semula berwarna coklat dilihat bahwa infus biji pinang dengan konsentrasi
kekuningan berubah menjadi kuning pucat dan 10%, 20% dan 30% belum efektif berkhasiat sebagai
gerakannya yang dari semulanya lincah menjadi antelmintik terhadap Ascaris suum, tetapi konsentrasi
menurun jika diusik dengan batang pengaduk. 30% sudah dapat membuat cacing mengalami
Cacing juga berusaha mengangkat kepala paralisis. Paralisis adalah suatu keadaan dimana
untuk keluar dari larutan uji. Pada jam ke-3 gerakan cacing mengalami kelumpuhan otot dan syaraf
cacing menjadi berkurang. Cacing hanya menggeliat sehingga mengakibatkan hilangnya daya untuk
sebentar dan mengangkat kepala dengan lemah jika bergerak. Hal ini mungkin disebabkan karena larutan
diusik. Pada jam ke-4 cacing hampir tidak ada uji dibuat dalam bentuk infus dengan bahan penarik
gerakan sama sekali tetapi setelah diteliti gerakan- yaitu air belum dapat mengekstraksi senyawa
nya hanya sebatas mengangkat kepala dengan sangat bioaktif berupa alkaloid yang berkhasiat sebagai
lemah. Pada jam ke-5 tidak memberikan respon jika antelmintik sehingga hasilnya belum optimal
diusik. Kemudian ketika dimasukkan ke dalam air dibandingkan jika larutan uji yang digunakan berupa
pada suhu 50oC cacing menggeliat dan masih hasil ekstraksi bukan dalam bentuk infus melainkan
bergerak. Ini berarti cacing hanya mengalami dalam bentuk hasil maserasi, soklet ataupun refluks.
paralisis. Tidak efektifnya infus biji pinang sirih sebagai
105 JIK Volume 4 No. 2 April 2010 Wullur, A,C. Uji Efek Antelmintik Infus Biji

antelmintik juga dikarenakan infus biji pinang sirih Brown, W.H. 1979. Dasar Parasitologi Klinis. PT.
tidak efektif terhadap semua macam cacing, karena Gramedia, Jakarta.
itu untuk memberantas atau mengobati penyakit
cacingan harus diperlukan diagnosis yang tepat Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope
sebelum menggunakan obat cacing tertentu. Indonesia Edisi Keempat. Departemen
Perubahan warna yang terjadi pada tubuh cacing Kesehatan RI, Jakarta.
yang semula berwarna coklat menjadi kuning pucat
diduga karena adanya senyawa fenol yang merupakan Gandahusada, S. 1998. Parasitologi Kedokteran
oksidator kuat yang dapat meng-koagulasikan Edisi 3. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta..
protein dalam tubuh cacing.
Kartasapoetra G. 1992. Budidaya Tanaman
Berkhasiat Obat. Rineka Cipta, Jakarta
KESIMPULAN DAN SARAN Lutony, L.T. 1993. Pinang Sirih. Kanisus,
Yogyakarta.
Kesimpulan
Nala, A. 2003. Manfaat Apotik Hidup. Bina Karya,
Infus pinang sirih dengan konsentrasi 10%, Semarang.
20% dan 30% tidak efektif sebagai antelmintik
terhadap cacing Ascaris suum, tetapi dapat Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian
menyebabkan paralisis pada konsentrasi 30%. Kesehatan. Rineke Cipta, Jakarta.

Saran Robertson, A. 1976. Handbook on Animal Diseases


in the Tropics. British Veterinary
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk Association, London.
mengetahui konsentrasi yang tepat dalam
membunuh cacing penyebab ascariasis dengan Tan Hoan, Rahardja K. 2002. Obat-Obat Penting
konsentrasi yang lebih tinggi. Edisi Kelima Cetakan Pertama. PT. Elex
2. Perlu diketahui dosis yang tepat dalam Media Komputindo, Jakarta.
membunuh cacing Ascaris suum yang dapat
dikonversi pada dosis manusia sehingga Thienpont D., Rochette F. 1979. Diagnosing
penggunaan tanaman obat pinang dapat Helminthiasis Through Coprological
digunakan oleh masyarakat sebagai obat cacing. Examination. Janssen Research Foundation
Beerse, Belgium.

DAFTAR PUSTAKA

Arisandi, Y., Andriani, Y. 2005. Khasiat Tanaman


Obat. Pustaka Buku Murah, Jakarta
106

Anda mungkin juga menyukai