Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK EVALUASI

PEMBELAJARAN
KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH :
1. RAMADHANI NIKMAH SIAGIAN
(856061242)
2. EVA VERAWATI AMBARITA (859866315)
3. NUR ANNISA SARAGIH (859866007)
4. MARTHA A SIMANJUNTAK (859864841)
5. CHRISTINA ANGELIA SARAGIH
(856059056)

UPBJJ MEDAN
POKJAR TEBING TINGGI
T.A 2022/2023
MODUL 2

PENGEMBANGAN HASIL TES BELAJAR

1.KEGIATAN BELAJAR I : KEUNGGULANDAN KELEMAHAN TES

Tes adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketercapaian suatu
kompetensi belajar.

Ada dua jenis tes yang digunakan di sekolah yaitu tes objectif dan tes uraian.
Tes objektif sering digunakan terutama pada saat penerimaan siswa baru, tes
sumatif, dan Ujian Nasional (UN) sedangkan tes uraian sering digunakan pada
saat ulangan harian.

A.KEUNGGULAN TES OBJEKTIF

1.Tepat objektif digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai


sedang (ingatan,pemahaman,penerapan )
2.Dengan menggunakan tes objektif, semua atau sebagian besar materi yang
telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian sehingga sebagian besar tujuan
pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP dapat diukur ketercapaiannya.
3. Dengan menggunakan tek objektif, pemberian skor pada setiap siswa dapat
dilakukan dengan cepat tepat, dan konsisten karena jawaban yang
benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
4. Dengan tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk
dilakukan analisis butir soal.
5. Tingkat kesukaran soal dapat dikendalikan.
6. Informasi yang diperoleh lebih kaya

B. KELEMAHAN TES OBJEKTIF

1. Walaupun tes objektif dapat digunakan untuk mengukur semua proses


berpikir dalam ranah kognitif mulai dari jenjang berpikir sederhana (ingatan)
sampai dengan jenjang berpikit tinggi (kreasi), tetapi pada kenyataannya butir
soal yang diujikan kepada siswa atau mahasiswa kebanyakan hanya mengukur
proses berpikir rendah, walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur
sebenarnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman.
2. Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada membuat
pertanyaan tes uraian.
3. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan
menerka

4. Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan


idenya sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah
diberikan oleh penulis soal

A. KEUNGGULAN TES URAIAN

1. Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi.


2. tepat digunakan untuk mtngukur hasil belajar yang kompleks yang tidak
dapat diukur dengan tes objektif
3. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat dari pada
waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif
4. Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah dari pada menulis tes
objektif (pilihan ganda) yang baik

B. KELEMAHAN TES URAIAN

1.Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan


2.suka memeriksa jawaban siswa

> Pemberian skor yang kurang Objektif dan kurang Konsisten Dapat
Disebabkan Karena beberapa hal yaitu:

1. Adanya hallo effect


2. Adanya efek bawaan ( carry over effect)
3. Efek urutan pemeriksaan ( order effect)
4. Pengaruh penggunaan bahasa
5. Pengaruh tulisan tangan
6. Upaya menghindari order effect

2. KEGIATAN BELAJAR 2 : MENGEMBANGKAN TES

A. Tes Objektif

1) Tes benar salah / true false item


Fungsi :
> Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu
pernyataan mengenai fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.
>Mengukur kemampuan siswa unuk membedakan antara fakta dengan pendapat
atau opini.
>Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.

Keunggulan : mudah dikonstruksikan, dapat mennanyakan banyak sampel


materi, mudah penskoran, tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir
sederhana.

Kelemahan : probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu


50%, sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa yang sederhana yaitu aspek ingatan.

2) Tes menjodohkan (matching exercise)

< Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah
pokok soal/premis dan kolom kedua adalah jawaban / respon.
< Keunggulan : mudah dibuat, mudah penskorannya, dapat menguji banyak
materi yang telah diajarkan pada siswa.
3) Tes pilihan ganda (multiple choice)

Tes objektif jenis pilihan ganda ini merupakan jenis tes objektif yang paling
banyak digunakan di sekolah. Konstruksi tes pilihan ganda terdiri atas dua
bagian yaitu pokok soal (stem) dan alternatif jawaban (option). Satu di antara
alternative jawaban tersebut adalah jawaban yang benar atau yang paling benar
(kunci jawaban) sedangkan alternatif jawaban yang lain berfungsi sebagai
pengecoh (distractor).

1. Ragam tes pilihan ganda :

a. Melengkapi pilihan ( ragam A)


Tersusun atas pokok soal dengan empat / lima alternatif jawaban.
b. Hubungan antarhal (ragam B)
Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang independen
dipisahkan dengan kata sebab.
c. Analisi kasus (ragam C)
pertanyaan yang dirumuskan pada pokok soal dikembangkan dari kasus yang
disajikan sebelumnya, jadi untuk mengerjakan butir soal ini, peserta tes diminta
untuk menjawab pertanyaan yang dikembangkan dari suatu kasus.
d. Ganda kompleks (ragam D)
tersusun atas pokok soal yang berupa pertanyaan yang disertai dengan tiga atau
empat buah alternative jawaban.
e. Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E )
Dalam pembuatan soal kasusnya tidak dibuat dalam bentuk uraian kalimat tetapi
disampaikan dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram.

> Mengkonstruksi tes objektif yang baik

a. Saran dalam mengkonstruksi tes B-S


> Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari
Pernyataan yang membingungkan/ bermakna ganda.
> Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tdk
mengukur kompetensi.
> Upayakan butir soal tsb menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar
ingatan.
> Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
> Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
> Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan
kalimat.
> Jumlah jawaban untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.
b. Saran dalam mengkonstruksi tes menjodohkan

> Pernyataan pernyataan dibawah kolom pertama atau kedua harus terdiri
dari pernyataan yang homogen.
> Jumlah pernyataan kolom kedua hendaknya dibuat lebih banyak dari jumlah
pernyataan dalam kolom pertama.
> Penulisan kalimat pada respon hendaknya lebih pendek dari premis.
> Jika jawaban pada respon berbentuk angka penulisan harus diurutkan.
> Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respon pada halaman yang
sama.
c. Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda
> Inti permasalahan yang ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas.
> Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban.
> Hindari penggunaan kalimat berlebihan pada pokok soal.
> Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi materi / panjang
pendek kalimat dan pengecoh menarik untuk dipilih.
> Dalam merumuskan soal hindari adanya petunjuk ke jawaban yang benar.
> Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.
> Hindari penggunaan ungkapan negatif dlm penulisan soal. Jika alternatif
jawaban berupa angka, susunlah angka tersebut berurutan.
> Dalam perumusan soal hindari penggunaan istilah teknis.
> Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.

B. Tes Uraian

# Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu

1) Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.


2) Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.
3) Kembangkan butir soal dari suatu kasus.
4) Gunakan tes uraian terbatas.
5) Usahakan pertnyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta.
6) Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.
7) Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian.
8) Hindari penggunaan pernyataan pilihan.
9) Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia mengerjakan
soal dengan benar.

> Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memeriksa hasil tes uraian siswa
yaitu metode analitik atau metode hoilstik tergantung jenis tes uraian yang
digunakan. Pemeriksaan jawaban sisa dengan menggunakan metode holistik
dalam dua tahap. Pertama, pemeriksa memeriksa secara keseluruhan jawaban
siswa kedua, pemeriksa mengulang kembali pemeriksaan tersebut untuk lebih
meyakinkan bahwa jawaban tersebut memang tepat masuk dalam kategori A, B,
C, D, atau E atau tidak. Pemeriksaan jawaban sisa dengan menggunakan metode
analitik dilakukan berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat oleh
penulis soal.

# Pedoman penskoran :

1) apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka
jawaban tersebut harus ditulis.
2) Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban
tersebut.
3) Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.
4) Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada
jawaban tersebut.
5) Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari
yang lain.
3. KEGIATAN BELAJAR 3 : PERENCANAAN TES

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain

a. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus
diupayakan serepresentatif mungkin.
b. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan
digunakan apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau
gabungan antara keduanya harus diperhitungkan terutama terkait dengan materi,
jumlah butir soal dan waktu tes yang disediakan.
c. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan
berpikir yang dilatihkan selama proses pembelajaran.
Dalam hubungan ini kita mengenal ranah kognitif yang dikembangkan oleh
Bloom dan kawan-kawan yang kemudian direvisi ole Karthwoll (2001). Revidi
Krathwoll terhadap tingkatan dalam ranah kognitif adalah ingatan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6).
d. Ragam tes yang digunakan
e. Sebaran tingkat kesukaran butir soal.
f. Waktu ujian yang disediakan
g. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung waktu ujian yang
disediakan.

Anda mungkin juga menyukai