Anda di halaman 1dari 46

BUKU RANGKUMAN

ELEKTRONIKA TERINTEGRASI

Dosen Pengampu:
Torib Hamzah, S.Pd, M.Pd
NIP 19670910 200604 1 001

Disusun Oleh :
Kelas 1A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan
buku rangkuman “Elektronikaterintegrasi Semester II” dengan buku ini diharapkan
pembaca dapat mengetahui semua hal yang berhubungan dengan rangkaian Penguat
Operasional Amplifier menggunakan komponen IC LM 741.

Buku ini disusun sebagai paduan untuk meningkatkan kemampuan pembaca di


bidang elektronika, yang membahas macam – macam bentuk rangkaian Operasional
Amplifier menggunakan komponen IC LM 741, konfigurasi pin LM 741, karakteristik
rangkaian penguat operasional amplifier dan cara menghitung rangkaian penguat
Operasinal Amplifier, serta untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Elektronikaterintegrasi.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan buku rangkuman ini baik langsung maupun tak langsung. Buku ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena yang sempurna hanyalah milik Allah SWT
semata. Oleh karena itu, saran dari pembaca yang budiman diterima selapang –
lapangnya.

Surabaya, Maret 2021

penulis

ii
DAFTAR ISI

BUKU RANGKUMAN ...................................................................................................................... i


ELEKTRONIKA TERINTEGRASI ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................iii
OP-AMP IC LM 741 ........................................................................................................................ 1
KOMPARATOR ............................................................................................................................... 3
WINDOW KOMPARATOR .............................................................................................................. 6
INVERTING AMPLIFIER .................................................................................................................. 8
NON-INVERTING AMPLIFIER ....................................................................................................... 11
RANGKAIAN DIFFERENCE AMPLIFIER .......................................................................................... 14
RANGKAIAN SUMMING AMPLIFIER ............................................................................................ 17
RANGKAIAN DIFFERENSIATOR .................................................................................................... 22
RANGKAIAN INTEGRATOR ........................................................................................................... 28
OSILATOR SQUARE WAVE ........................................................................................................... 30
OSILATOR TRIANGULAR WAVE ................................................................................................... 34
RANGKAIAN PENGUAT INSTRUMENTASI .................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………..………...42

iii
OP-AMP IC LM 741

A. Pengertian Penguat Operasional (Op-Amp)


Penguat operasional (Op-Amp) adalah suatu blok penguat yang
mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional (Op-Amp)
dikemas dalam suatu rangkaian terpadu (integrated circuit-IC). Salah satu tipe
operasional amplifier (Op-Amp) yang popular adalah LM741. Op-amp yang
paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter,
integrator dan differensiator. Secara umum, Op-Amp didesain untuk catu dengan
tegangan catu kembar, yang mana secara tipikal dalam jangkauan ± 5V sampai
dengan ± 15V. Ini berarti, terminal positif catu mendapat tegangan + 5V sampai
dengan + 15V terhadap Ground, dan terminal catu negative mendapat tegangan
– 5V sampai – 15V terhadap ground.

B. Konfigurasi Pin IC Op-Amp 741

1 8

2 7
-
3
+ 6

4 5

Keterangan:

Pin 1 = Offset Null Pin 5 = Offset Null


Pin 2 = Inverting Input Pin 6 = Output
Pin 3 = Non-Inverting Input Pin 7 = V+
Pin 4 = V- Pin 8 = No Connection

1
C. Karakteristik IC Op-Amp 741
1. Pertama, tegangan maksimum power supply tidak boleh melebihi rating
maksimum, karena akan merusak IC.
2. Kedua, tegangan output dari IC op amp biasanya satu atau dua volt lebih kecil
dari tegangan power supply. Sebagai contoh, tegangan swing output dari suatu
op amp dengan tegangan supply 15 V adalah ±13V.
3. Ketiga, arus output dari sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA, yang
berarti bahwa resistansi beban yang ditambahkan pada output op amp harus
cukup besar sehingga pada tegangan output maksimum, arus output yang
mengalir tidak melebihi batas arus maksimum.

2
KOMPARATOR

A. Definisi Komparator

Komparator merupakan salah satu pengaplikasian Op-Amp yang berfungsi


untuk membandingkan dua tegangan input yaitu tegangan input dan tegangan
input yang lain atau biasa disebut dengan tegangan refrensi. Tegangan refrensi
adalah tegangan tetap yang akan dibandingkan dengan tegangan input, dengan
menghasilkan output yang menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.
Tegangan output yang dihasilkan adalah berupa tegangan high atau low sesuai
dengan perbandingan Vin dan Vref.

Prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan amplitude


tegangan dari dua buah sinyal input +Vin dan –Vin. Jika Vo adalah
tegangan output danVsat tegangan saturasi. Tegangan saturasi yang dimaksud
adalah tegangan supply yang diberikan pada Op-Amp. Maka prinsip dasar dari
komparator adalah sebagai berikut:

𝑉in(−) > 𝑉in(+) → 𝑉𝑜 = −𝑉EE

𝑉in(−) < 𝑉𝑖𝑛(+) → 𝑉𝑜 = +𝑉CC

𝑉in(−) = 𝑉𝑖𝑛(+) → 𝑉𝑜 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑉𝑜

Keterangan:
+Vin = Amplitudo sinyal input tak membalik (V)
−Vin = Amplitudo sinyal input membalik (V)
VCC = Tegangan supply (+V)
VEE = Tegangan supply (-V)
Vout = Tegangan output (Vout)

3
Gambar Rangkaian Komparator

B. Persamaan

Rumus yang digunakan pada rangkaian komparator adalah rumus


pembagian tegangan. Rumus pembagi tegangan :

R2
Vout = × Vin
R1+R2

C. Contoh Soal Komparator

Diketahui nilai :
R1 = 100 Ohm
R2 = 10K
Vdc = 5 Vdc
VCC = +12V
VEE = -12V
Berapa nilai Vout jika Vin 6 V= ?

4
Jawab :
Untuk menghitung Vreff dapat menggunakan rumus pembagi tegangan :
R2
Vout = × Vin
R1+R2
10K
= ×5
100Ω+10K
= 4,95 V
Dari perhitungan diatas : Vin + = 6 V
Vin - = 4.95 V
Dapat diketahui bahwa (Vin +) > (Vin -) sehingga tegangan output / Vout dari
persoalan diatas = VCC yaitu Vout = +12 VDC

5
WINDOW KOMPARATOR

A. Definisi Window Komparator


Window komparator merupakan beberapa OP-Amp yang dirangkai
dengan rangkaian komparator. Masing - masing Op-Amp memilki tegangan
referensi yang berbeda.

Gambar Rangkaian Window Komparator

Pada ilustrasi diatas kita misalkan VU adalah Vref pertama dan VL


adalah Vref kedua. Dari ilustrasi tersebut dapat kita lihat Vref VL masuk pada
inputan non inverting dan Vref VU berada pada inputan inverting pada op-amp
yang lain. Sehingga apabila VL lebih besar dari Vin maka output akan
mendapatkan logika 1 dari op-amp yang memiliki Vref VL. Saat Vin lebih besar

6
dari VL dan Vin lebih kecil dari VU maka kedua op-amp akan berlogika 0.
Sedangkan apabila Vin lebih besardari VU maka op-amp yang memiliki Vref
VU akan mengeluarkan logika 1 dan op-amp lainnya berlogika 0.
B. Fungsi Window Koparator
Fungsi Window Komparator adalah sebagai berikut :
1. Sebagai detector penyilang nol dari gelombang sinus yang akan menghasilkan
output, TINGGI atau RENDAH setiap kali gelombang sinus melintasi garis nol
volt dari positif ke negative atau negative ke positif.
Contoh : Jika menggunakan catu daya ganda dan mengatur tingkat perjalanan
atas dan bawah untuk mengatakan ±10 volt dan VIN adalah bentuk Gelombang
sinusoidal.

2. Dapat mengambil gagasan untuk mendeteksi level tegangan lebih jauh dengan
menghubungkan sejumlah komparator Op-amp yang berbeda bersama-sama
dengan mereka semua menggunakan sinyal input yang sama, tetapi dengan
masing-masing komparator menggunakan tegangan referensi yang berbeda yang
ditetapkan oleh jaringan pembagi tegangan yang sekarang kita kenal di seluruh
supply.

7
INVERTING AMPLIFIER

A. Penjelasan Inverting Amplifier


Inverting Amplifier merupakan sebuah penguat pembalik menggunakan
umpan balik negative untuk membalik dan menguatkan sebuah tegangan.
Resistor R2 melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena
keluaran tak sefase sebesar 180°, maka nilai keluaran tersebut secara efektif
mengurangi besar masukan. Ini mengurangi penguatan keseluruhan dari penguat
dan disebut dengan umpan balik negatif. Rangkaian penguat inverting
menggunakan IC yang sering dipakai dan mudah dicari yaitu IC Op-Amp
LM741.

Gambar Rangkaian Inverting Amplifier

Output yang akan dihasilkan oleh rangkaian penguatan inverting dengan


membalik nilai tegangan, maksudnya apabila input positif maka output menjadi
negatif dan apabila input negatif maka output menjadi positif.

8
Bentuk Gelombang Inverting Amplifier

B. Persamaan

Dengan nilai penguatan dari perbandingan nilai resistor feedback dan


resistor input. Rumusnya adalah :

Keterangan :
Vo = Tegangan Output
Vi = Tegangan Input
Rb = Resistor feedback
Ra = Resistor Input

Jika penguatan merupakan perbandingan antara tegangan keluaran dan tegangan


masukan, maka dapat diperoleh rumus penguatan dari penguat inverting yaitu :

Keterangan:
AV = Penguatan Tegangan

9
Vin = Tegangan Masukan
Vout = Tegangan Keluaran

C. Contoh Soal Inverting Amplifier


Sebuah inputan sensor suhu LM35 = 30 mV, besarnya nilai Rf = 1k, R1=100
ohm, berapakah nilai Vout dan penguat tegangan AV?
Diketahui :
Vin = 30mV
Rf (resistor feedback) = 1k
R1 = 100 Ω

Ditanya :
a) Vout
b) Penguattegangan (Av)

Jawab :
𝑅
1. 𝑉𝑜𝑢𝑡 = − 𝑅 𝑓 𝑉𝑖𝑛
𝑖𝑛

1000
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − 30𝑚𝑉
100
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −300𝑚𝑉

𝑉𝑜𝑢𝑡
2. 𝐴𝑉 = − 𝑉𝑖𝑛

300
𝐴𝑉 = −
30
𝐴𝑣 = −10𝑥 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛

10
NON-INVERTING AMPLIFIER

A. Penjelasan Non-Inverting Amplifier


Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat
sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa
yang sama dengan sinyal input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier)
dapat dibangun menggunakan penguat operasional, karena penguat operasional
memang didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik.
Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat
AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya.
Dimana input-nya dimasukkan pada input non-inverting sehingga polaritas
output akan sama dengan polaritas input tetapi memiliki penguatan yang
tergantung dari besarnya Rfeedback (Rb) dan Rinput (Ra) seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar Rangkaian Non Inverting Amplifier

Output yang akan dihasilkan oleh rangkaian penguatang non inverting


tidak akan membalik nilai tegangan maksudnya apabila input positif maka
output tetap positif dan apabila input negatif maka output tetap negatif.

11
Bentuk Gelombang Non Inverting Amplifier

B. Persamaan
Rumus persamaan tegangan keluaran dari penguat non-inverting sebagai berikut:

Keterangan :
Vo = Tegangan Output
Vi = Tegangan Input
Rb = Resistor feedback
Ra = Resistor Input

Jika penguatan merupakan perbandingan antara tegangan keluaran dan


tegangan masukan, maka dari persamaan dapat diperoleh rumus penguatan dari
penguat non-inverting yaitu:

12
C. Contoh Soal Non-Inverting Amplifier
Diketahuisebuahinputan sensor suhu LM35 = 300 mV, besarnyanilai Rf = 1k,
Rg =100 ohm, berapakahnilaiVout ?

Jawab :

13
RANGKAIAN DIFFERENCE AMPLIFIER

A. Definisi Difference Amplifier

P
enguat Diferensial atau Differential Amplifier adalah penguat
operasional (Op-amp) standar memiliki dua input, inverting dan non-
inverting. kita juga dapat menghubungkan sinyal ke kedua input ini
pada saat yang sama menghasilkan jenis umum rangkaian Op-amp. Penguat
differensial merupakan penguat yang berfungsi untuk menguatkan hasil operasi
pengurangan terhadap dua sinyal masukan yang diberikan. Penguat differensial
juga sering disebut sebagai penguat substractor. Pada penguat differensial, sinyal
tidak diberikan pada salah satu input Op-Amp melainkan pada kedua input Op-
Amp.

Op-Amp (Operational Amplifier) sendiri memiliki pengertian yaitu salah


satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian
elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok
bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar,
yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator dan integrator.

Rangkaian Difference amplifier :

(Sumber : https://www.samrasyid.com/)

14
Pada rangkaian Difference Amplifier ini, Op-Amp yang kita gunakan
yaitu IC LM 741. Dimana IC tersebut akan digunakan sebagai differensiator.
LM741 adalah salah satu IC (Integrated Circuit) Op-Amp (Operational
Amplifier) yang memiliki 8 pin. IC Op-Amp ini terdapat 2 jenis bentuk, yaitu
tabung (lingkaran) dan kotak (persegi), tetapi yang umum adalah yang berbentuk
persegi. Op-Amp banyak digunakan dalam sistem analog komputer, penguat
video/gambar, penguat audio, osilator, detector dan lainnya. LM741 biasanya
bekerja pada tegangan positif/negatif 12 volt, dibawah itu IC tidak akan bekerja.

Komponen IC LM741 beserta kaki-kakinya :

(Sumber : https://www.theengineeringprojects.com/)

B. Persamaan penguat Difference Amplifier

Jika semua Resistor semuanya memiliki nilai ohm yang sama, yaitu: R1
= R2 = R3 = R4 maka rangkaian akan menjadi Penguat Diferensial Gain
Unity dan gain tegangan penguat akan tepat satu atau kesatuan. Maka ekspresi
output hanya akan menjadi Vout = V2 - V1.

15
Perhatikan juga bahwa jika input V1 lebih tinggi dari input V2, jumlah
tegangan output akan negatif, dan jika V2 lebih tinggi dari V1, jumlah tegangan
output akan positif. Rangkaian Penguat Diferensial adalah rangkaian Op-amp
yang sangat berguna dan dengan menambahkan lebih banyak resistor secara
paralel dengan resistor input R1 dan R3, rangkaian yang dihasilkan dapat dibuat
untuk “Tambah” atau “Kurangi” tegangan yang diterapkan pada masing-masing
input.

C. Contoh Soal Difference Amplifier

(Sumber : http://soalujian-78.blogspot.com/)

16
RANGKAIAN SUMMING AMPLIFIER

A. Definisi Summing Amplifier


Penguat Penjumlah atau Summing Amplifier adalah jenis lain dari
konfigurasi rangkaian penguat operasional (Op-amp) yang digunakan untuk
menggabungkan tegangan hadir pada dua atau lebih input menjadi tegangan
output. Jika kita menambahkan lebih banyak Resistor input ke input, masing-
masing sama nilainya dengan resistor input asli, (Rin) kita berakhir dengan
rangkaian penguat operasional lain yang disebut Penguat Penjumlah, atau
"Summing Amplifier".

Rangkaian Summing Amplifier


(Sumber : https://abdulelektro.blogspot.com)

B. Macam – Macam Rangkaian Penjumlah


a. Penguat Penjumlah Pembalik (inverting)

Rangkaian penguat penjumlah pembalik (inverting)

(Sumber : https://sekaputalam.blogspot.com)

17
Prinsip kerja rangkaian
Pada operasi summing/penjumlahan sinyal secara inverting, input yang
berada pada V1,V2,V3 di hubungkan dengan hambatan yaitu R1,R2, dan R3
setelah di hubungkan dengan hambatan, lalu di hubungkan dengan masukan
negatif pada op-amp. Besarnya penjumlahan sinyal masukan tersebut bernilai
negative karena penguat operasional dioperasikan pada mode
membalik.Besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai
perbandingan Rf dan resistor input masing-masing (R1,R2,R3).

Penurunan Rumus

18
Contoh soal :

Dari gambar di atas, hitunglah besar nilai tegangan keluaran?


Jawab :

b. Penguat Penjumlah Tak Pembalik (Non – Inverting)

Rangkaian penguat penjumlah tak membalik (non – inverting)

(Sumber : https://sekaputalam.blogspot.com)

19
Prinsip kerja rangkaian
Rangkaian penjumlah non-inverting memiliki penguatan tegangan yang
tidak melibatkan nilai resistansi input yang digunakan. Oleh karena itu dalam
rangkaian penjumlah non-inverting nilai resistor input (R1, R2, R3) sebaiknya
bernilai sama persis, hal ini bertujuan untuk mendapatkan kestabilan dan akurasi
penjumlahan sinyal yang diberikan ke rangkaian. Pada rangkaian penjumlah
non-inverting diatas sinyal input (V1, V2, V3) diberikan ke jalur input melalui
resistor input masing- masing (R1, R2, R3). Besarnya penguatan tegangan (Av)
pada rangkaian penguat penjumlah non-inverting diatas diatur oleh Resistor
feedback (Rf) dan resistor inverting (Ri).

PenurunanRumus

20
Contoh soal :

Dari gambar di atas, hitunglah besar tegangan keluaran tegangan rangkaian diatas!
Jawab:

21
RANGKAIAN DIFFERENSIATOR

A. Definisi Differensiator
Differensiator merupakan konfigurasi Op-Amp yang berfungsi untuk
menguatkan hasil differensiasi dari sinyal masukan yang diberikan. Penguat
differensiator adalah “lawan” dari penguat integrator. Konfigurasi untai Op-Amp
pengutat differensiator adalah sama dengan konfigurasi untai penguat inverting.
Perbedaannya terletak pada komponen hambatan input Rin yang digunakan.
Pada penguat inverting, komponen hambatan input adalah berupa resistor (Rin)
sedangkan differensiator, komponen hambatan inputnya berupa kapasitor (C).
Kapasitor disini merupakan komponen penghambat atau isolasi berbasis pada
frekuensi (Frequency Dependent Impendence) yang disimpolkan dengan huruf
Z.

Misalnya jika sinyal masukan dari berbentuk gelombang sinus maka


akan menghasilkan sinyal keluaran berupa gelombang cosinus. Dengan fungsi
tersebut, differensiator sering digunakan untuk mengubah bentuk sinyal.
Beberapa bentuk sinyal yang dapat diubah oleh differensiator yaitu gelombang
persegi menjadi gelombang spike, gelombang sinus menjadi cosinus, dan
gelombang segitiga menjadi gelombang persegi. Rangkaian dari differensiator
pada dasarnya berupa penguat inverting yang resistor inputnya diganti dengan
komponen kapasitor.

Seperti untai integrator, pada untai differensiator terdapat sebuah resistor


dan kapasitor yang membentuk sebuah rangkaian RC yang dihubungkan dengan
penguat operasional dan juga reaktansi (XC) dari kapasitor yang memegang
peran penting dalam kinerja sebuah penguat differensiator.Kapasitor akan
menghambat semua sinyal arus masukan berfrekuensi rendah (DC) dan hanya
meloloskan sinyal arus masukan yang berfrekuensi tinggi (AC). Pada sinyal
frekuensi rendah, reaktansi kapasitor (XC) akan bernilai tinggi sehingga Op-
Amp akan menghasilkan penguatan yang lemah (RF/XC) dan tegangan output
rendah.

22
Pada sinyal frekuensi tinggi, reaktansi kapasitor (XC) bernilai lebih
rendah sehingga penguat differensiator akan menghasilkan penguatan (gain) dan
tegangan output yang lebih tinggi. Namun demikian, pada frekuensi tinggi
sebuah untai differensiator akan menjadi tidak stabil dan akan mulai terjadi
osilasi. Untuk menghindari penguatan frekuensi tinggi dari kebutuhan untai,
maka dapat dilakukan pengurangan frekuensi dengan menambahkan sebuah
kapasitor (CF) tambahan bernilai kecil yang dirangkai parallel terhadap resistor
feedback (RF).

Rangkaian Differensiator

(Sumber : http://www.electronics-tutorial.ws/)

B. Persamaan Differensiator

Berikut ini persamaan-persamaan yang akan memberikan gambaran


secara matematis apa yang sebenarnya terjadi. Selama tegangan input pada
terminal inverting (pada untai penguat differensiator) bernilai nol, arus input
akan melalui kapasitor dengan nilai sebagai berikut.

…...………………....…(1)

23
Kemudian muatan kapasitor dapat dirumuskan sebagai berikut :

……………………………………....…(2)

Dimana:

Q : Muatan kapasitor (coulumb)

C : Kapasitansi kapasitor

Vin : Tegangan input (Volt)

Rata-rata perubahan muatan disumuskan dengan :

𝑑𝑄 𝑑𝑉𝑖𝑛
=𝐶 ……………………(3)
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑𝑄
Tetapi adalah arus kapasitor Iin,
𝑑𝑡

..…………….......…………………....…(4)

.…………………………........………....…(5)

Dari persamaan diatas, maka dapat dirumuskan pula besar tegangan output untuk
penguat differensiator sebagai berikut :

..…………………...…................…(6)

Nilai tegangan output adalah konstan. Tanda minus (-) pada persamaan Vout
menunjukkan adanya pergeseran sudut phase sebesar 180 derajat, hal ini terjadi
karena sinyal input terhubung langsung dengan terminal input inverting op-amp.

24
Bentuk untai penguat differensiator adalah mirip dengan rangkaian untai penguat
inverting. Sehingga jika berangkat dari rumus penguat inverting

……..……………….......................…(7)

dan pada rangkaian penguat differensiator diketahui :

……..………………................................…(8)

……..………………...........................................…(9)

Jika besaran ini disubtitusikan pada persamaan (7), maka akan didapat rumus
penguatan (gain) differensiator sebagai berikut:

……………….......………………….…..(10)

Untuk mencari persamaan penguatan dari rangkaian differensiator dapat


dilakukan menggunakan persamaan penguatan penguat inverting, karena
konfigurasi rangkaian differensiator mirip dengan konfigurasi penguat inverting.
hanya saja hambatan R1 diganti dengan reaktansi kapasitif (XC) dari kapasitor
C1.

………………………………. (11)

Dimana nilai XC sendiri didapat dari :

25
…………………………………..(12)

Keterangan:

𝑋𝐶 = reaktansi kapasitif (Ω)

𝜔 = 2𝜋𝑓 = frekuensi radian (rad/s)

𝜋 = 3,14

𝑓 = frekuensi (Hz)

𝐶1 = Kapasitor umpan balik (F)

Dengan mensubstitusikan pwersamaan (12) ke dalam persamaan (11), dapat


diperoleh persamaan penguatan dari differensiator :

………………………….…(13)

Karena 𝜔 nilainnya sama dengan 2𝜋𝑓, penguatan differensiator pada persamaan


(14)

Keterangan:

AV = penguatan tegangan

26
Vin = tegangan masukan

Vout = Tegangan Keluaran

Dari persamaan (14) dapat diketahui bahwa nilai penguatan differensiator


berbanding lurus dengan frekuensi, semakin besar nilai frekuensi akan membuat
nilai penguatan semakin besar dan sebaliknya. Hal ini menyebabkan rangkaian
differensiator sering digunakan sebagai high pass filter, yaitu filter yang
meloloskan sinyal dengan frekuensi tinggi dan meredam sinyal dengan frekuensi
rendah.

Kekurangan Penguat Differensiator :

· Penguat differensiator pada frekuensi tinggi akan menjadi tidak stabil dan akan
mulai terjadi osilasi.

· Input kapasitif (C) membuat penguat differensiator rentan terkena sinyal-sinyal


noise acak

C. Contoh Soal

Differensiator memiliki nilai C1 = 100 uF, dan Rf = 1 kΩ. Tentukan berapa nilai
penguatan dari differensiator tersebut jika diberi sinyal masukan dengan frekuensi
100 Hz!

Jawab :

27
RANGKAIAN INTEGRATOR

A. Definisi Integrator

Integrator merupakan konfigurasi Op-Amp yang berfungsi untuk


menguatkan hasil integrasi dari sinyal masukan yang diberikan. Misalnya jika
sinyal masukan dari integrator berbentuk gelombang sinus maka akan
menghasilkan sinyal keluaran berupa gelombang negatif cosinus

B. Aplikasi Op-Amp Integrator


1. Digunakan untuk melakukan operasi kalkulus di komputer analog.
2. Mengintegrasikan sirkuit yang digunakan dalam konverter Analog-ke-Digital,
3. Mengintegrasikan sinyal yang mewakili aliran air, menghasilkan sinyal yang
mewakili jumlah total air yang dilewati oleh pengukur aliran.
4. Aplikasi integrator kadang sebagai penghitung dalam perdagangan
5. Instrumentasi Industri.

C. Fungsi rangkaian integrator anatara lain:


1. Untuk membuat rangkaian dengan responsfrekuensi, misalnya rangkaian pena
pis
2. Sebagai pengubah tegangan kotak menjaditegangan segitiga
3. Sebagai rangkaian filter lulus bawah (low passfilter)
4. Banyak digunakan dalam “computer analog”
sebagai alat untuk memecahkan persamaanintegral

D. Gambar Rangkaian
Untuk rangkaian integrator RC, sinyal input diterapkan pada resistor
dengan output diambil pada kapasitor, maka VOUT sama VC. Karena kapasitor
adalah elemen yang tergantung pada frekuensi, jumlah muatan yang dipasang
melintasi plat sama dengan integral domain waktu dari arus. Itu membutuhkan
sejumlah waktu untuk kapasitor untuk mengisi penuh karena kapasitor tidak
dapat mengisi secara instan hanya mengisi secara eksponensial.

28
E. Contoh Soal dan Pembahasan

Integrator memiliki nilai R1 = 100 kΩ, dan Cf = 1 uF. Tentukan berapa nilai
tegangan keluar dari integrator tersebut jika diberi tegangan masukan berupa
gelombang sinus dengan nilai 2 sin 4t V!
Jawab :

29
OSILATOR SQUARE WAVE

A. Pengertian Osilator
Osilator (Oscillator) adalah suatu rangkaian elektronika yang
menghasilkan sejumlah getaran atau sinyal listrik secara periodic dengan
amplitudo yang konstan. Gelombang sinyal yang dihasilkan ada yang berbentuk
Gelombang Sinus (Sinusoide Wave), Gelombang Kotak (Square Wave) dan
Gelombang Gigi Gergaji (Saw Tooth Wave).

Pada dasarnya sinyal arus searah atau DC dari pencatu daya (power
supply) dikonversikan oleh Rangkaian Osilator menjadi sinyal arus bolak-balik
atau AC sehingga menghasilkan sinyal listrik yang periodic dengan amplitude
konstan. Tiga istilah yang berkaitan erat dengan rangkaian Osilator adalah
“Periodik”, “Amplitudo” dan “Frekuensi”. Berikut ini adalah pengertian dari
ketiga istilah penting tersebut.

• Periodik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 1 kali getaran atau
waktu yang dibutuhkan pada 1 siklus gelombang bolak-balik, biasanya
dilambangkan dengan t dengan satuan detik (second).

• Amplitudo adalah simpangan terjauh yang diukur dari titik keseimbangan


dalam suatu getaran.

• Frekuensi adalah sejumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik, satuan


frekuensi adalah Hertz.

B. Penggolongan Osilator
Penggolongan Osilator biasanya dilakukan berdasarkan Karakteristik
Frekuensi keluaran yang dihasilkannya. Berikut dibawah ini adalah
Penggolongan Osilator berdasarkan Frekuensi keluaran, yaitu:

• Osilator Frekuensi Rendah (Low Frequency Oscilator), yaitu Osilator yang


dapat membangkitkan frekuensi rendah dibawah 20Hz.

• Osilator Audio (Audio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat membangkitkan


frekuensi Audio diantara 16Hz hingga 20kHz.

30
• Osilator Frequency Radio (Radio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat
membangkitkan Frekuensi Radio diantara 100kHz hingga 100GHz.

Rangkaian Osilator banyak digunakan dalam perangkat-perangkat


Elektronika seperti Pemancar Radio, Pemancar Televisi, Jam, Beeper dan
Konsol video Games.

C. Prinsip Kerja Osilator


Sebuah Rangkaian Osilator sederhana terdiri dari dua bagian utama,
yaitu Penguat (Amplifier) dan Umpan Balik (Feedback). Berikut ini Blok
Diagram dasar sebuah RangkaianOsilator.

Pada dasarnya, Osilator rmenggunakan sinyal kecil yang berasal dari


Penguat itu sendiri. Pada saat Penguatatau Amplifier diberikan arus listrik,
sinyal kecilakan terjadi, sinya kecil tersebut kemudian diumpan balik kepenguat
sehingga terjadi penguatan sinyal, jikakeluaran (output) penguat sefasa dengan
sinyal yang diumpan balik (masukan) tersebut, maka Osilasi akan terjadi.

D. Pengertian Osilator Squarewave


Pengertian dari osilator squarwave ialah pembangkit sinyal
gelombangkotak. Dan untuk pengertian osilator itu sendiri adalah pembangkit
sinyal, Rangkaian op-amp berikut merupakan jenis osilator relaksasi yang
menghasilkan keluaran gelombang persegi. Pengoperasian rangkaian ini
mengandalkan konstanta waktu RC untuk pengisian dan pengosongan kapasitor.
Selama rangkaian start-up, tegangan pada kapasitor berada di ground. Karena
kapasitor terhubung ke terminal pembalik op-amp, saat terminal negatif op-amp
mencapai atau sedikit di bawah tanah, keluaran op-amp menjadi tinggi. Dari titik

31
tersebut, tegangan kapasitor naik sebagai fungsi dari konstanta waktu RC.
Ketika tegangan naik ke terminal non-pembalik, keluaran op-amp menjadi
rendah dan rangkaian RC dilepaskan dengan konstanta waktu RC.

E. Rumus dan Pembahasan Soal Osilator Squarewave


1. Rumus Osilator Squarewave
1
𝐹𝑜𝑢𝑡 =
2 × 𝑅1𝐶

2. Pembahasan Soal Osilator Squarewave


Untuk membuat sebuah pembangkit gelombang kotak dengan gelombang uji 1
kHz, ambil R1=10 KΩ, C = 0,05µF, R2 = 100 KΩ, dan R3 = 86 KΩ. Berapa
Frekuensi keluarannya ?

➢ Diketahui :
R1= 10KΩ = 10.000Ω
C = 0,05µF = 0,05 × 10-6
➢ Ditanya : Fout
➢ Jawab :
1
𝐹𝑜𝑢𝑡 =
2 × 𝑅1𝐶
1
𝐹𝑜𝑢𝑡 =
(2 × 10.000)(0,00000005)

1
𝐹𝑜𝑢𝑡 =
 2 (0,5 × 0.001)

1
𝐹𝑜𝑢𝑡 =
Â(1 × 0,001)

𝐹𝑜𝑢𝑡 = 1 𝐾𝐻𝑧

32
F. Rangkaian Osilator Squarewave dan Cara Kerjanya
1. Rangkaian Osilator Squarewave

R 100K

C 0,1uF - 12V

2
- 4
6 Vo
OSCILOSCOPE
CH2
3
+ 7
CH1
GND
+ 12V

R2
R1
10K
3,3K

2. Cara Kerja
Pada saat rangkaian diberikan sumber tegangan untuk pertama kali maka
titik output gerbang NOT IC1 dan IC2 akan terjadi perubahan logika dari high
(1) ke low (0). Untuk memudahkan penjelasan dapat diambil asumsi dari titik A
(output gerbang NOT IC1) yang akan memberikan perubahan logika sesaat dari
logika 1 (high) ke logika 0 (low). Proses perubahan logika pada titik A ini akan
direspon oleh rangkaian differensiator kapasitor (C) dan resistor (R) sebagai
input.

Kapasitor akan melakukan proses charging (pengisian) dan discharging


(pelepasan) muatan listrik dari perubahan logika pada titik A tersebut dan
memberikan perubahan level tegangan dari high ke low dan berangsur berubah
lagi ke high lagi pada titik C. Dan perubahan level tegangan pada titik C ini
direspon oleh IC2 sebagai input sehingga IC2 akan memberikan output logika 0
(low) kemudian berubah sesuai level tegangan titik C kemudian IC2 meberikan
perubahan output menjadi logika 1 (high) dan mejadi input untuk IC1 sehingga
terjadi perubahan input untuk differensiator dan proses ini berulang terus pada
rangkaian (terjadi osilasi).

33
OSILATOR TRIANGULAR WAVE

A. Oscillator
Osilator (Oscillator) adalah suatu rangkaian elektronika yang
menghasilkan sejumlah getaran atau sinyal listrik secara periodik dengan
amplitudo yang konstan. Gelombang sinyal yang dihasilkan ada yang berbentuk
Gelombang Sinus (Sinusoide Wave), Gelombang Kotak (Square Wave) dan
Gelombang Gigi Gergaji (Saw Tooth Wave). Pada dasarnya sinyal arus searah
atau DC dari pencatu daya (power supply) dikonversikan oleh Rangkaian
Osilator menjadi sinyal arus bolak-balik atau AC sehingga menghasilkan sinyal
listrik yang periodik dengan amplitudo konstan. Tiga istilah yang berkaitan erat
dengan rangkaian Osilator adalah “Periodik”, “Amplitudo” dan “Frekuensi”.
Berikut ini adalah pengertian dari ketiga istilah penting tersebut.
➢ Periodik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 1 kali getaran atau
waktu yang dibutuhkan pada 1 siklus gelombang bolak-balik, biasanya
dilambangkan dengan t dengan satuan detik (second).
➢ Amplitudo adalah simpangan terjauh yang diukur dari titik keseimbangan
dalam suatu getaran.
➢ Frekuensi adalah sejumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik, satuan
frekuensi adalah Hertz.
Prinsip Kerja Osilator yaitu sebuah Rangkaian Osilator sederhana terdiri
dari Dua bagian utama, yaitu Penguat (Amplifier) dan Umpan Balik (Feedback).
Berikut ini Blok Diagram dasar sebuah Rangkaian Osilator. Pada dasarnya,
Osilator menggunakan sinyal kecil atau desahan kecil yang berasal dari Penguat
itu sendiri. Pada saat Penguat atau Amplifier diberikan arus listrik, desah kecil
akan terjadi, desah kecil tersebut kemudian diumpanbalik ke Penguat sehingga
terjadi penguatan sinyal, jika keluaran (output) penguat sefasa dengan sinyal
yang diumpanbalik (masukan) tersebut, maka Osilasi akan terjadi.

B. Penggolongan Oscillator

34
Penggolongan Osilator biasanya dilakukan berdasarkan Karakteristik
Frekuensi keluaran yang dihasilkannya. Berikut dibawah ini adalah
Penggolongan Osilator berdasarkan Frekuensi keluaran.
▪ Osilator Frekuensi Rendah (Low Frequency Oscilator), yaitu Osilator yang
dapat membangkitkan frekuensi rendah dibawah 20Hz.
▪ Osilator Audio (Audio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat membangkitkan
frekuensi Audio diantara 16Hz hingga 20kHz.
▪ Osilator Frequency Radio (Radio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat
membangkitkan Frekuensi Radio diantara 100kHz hingga 100GHz.

C. Pengaplikasian Oscillator
Osilator biasa digunakan dalam perangkat bel rumah, remote control,
pemancar radio, serta penerima (receiver) televisi dalam mengatur berkas
elektron pada tabung gambar. Pada remote control (terlebih yang menggunakan
led sebagai pemancar sinar inframerah), osilator berperan dalam membangkitkan
sinyal listrik berbentuk gelombang kotak dengan frekuensi sekitar 3GHz -
400THz (rentang frekuensi inframerah), dari sebuah pencatu daya berupa baterai
DC. Gelombang kotak (square wave) yang dibangkitkan nantinya akan
dikodekan dalam bentuk pulsa dan dikirim sesuai dengan frekuensi gelombang
yang diinginkan dan disepakati oleh transmitter (remote) dan receiver (televisi)
melalui sinyal inframerah, dengan terlebih dahulu dimodulasi dengan sinyal
carrier tertentu.

D. Oscillator Triangular Wave


Oscilator gelombang segitiga atau sering juga disebut triangle oscillator
adalah gabungan rangkaian schmitt triger dan integrator dengan operasional
amplifier. Rangkaian oscilator gelombang segitiga ini dapat memberikan output
pada titik output 1 berupa sinyal dengan bentuk gelombang segitiga dan pada
titik output 2 berupa sinyal dengan bentuk gelombang kotak. Penguat
operasional pertama (IC(1/2) merupakan rangkaian schmitt triger analog dan
penguat operasional kedua (IC(2/2) di konfigurasikan sebagai integrator aktif.

35
(Sumber : elektronika-dasar.web.id)

Rangkaian oscilator gelombang segitiga diatas dibuat dengan operasional


amplifier IC TL082 yang disusun sebagai rangkaian schmitt triger dan rangkaian
integrator. Rangkaian schmitt triger akan memberikan output berupa gelombang
kotak sedangkan rangkaian integrator akan memberikan output berupa
gelombang segitiga apabila diberikan input berupa gelombang kotak.

E. Frekuensi Osilasi Oscillator Gelombang Segitiga


Frekuensi kerja atau frekuensi osilasi rangkaian oscilator gelombang
segitiga diatas ditentukan oleh waktu proses pengisian dan pengosongan
kapasitor (C1), dimana proses pengisian dan pengosongan kapasitor (C1)
ditentukan oleh nilai kapasitas C1 resistansi R1 dan R3. Frekuensi kerja
rangkaian oscilator gelombang segitiga diatas dapat ditentukan dengan rumus
berikut.
1 𝑅
f= ( 2)
4.𝐶.𝑅1 𝑅3

36
F. Prinsip Kerja Oscillator Triangular Wave

Pada saat tegangan sumber pertama kali diberikan pada rangkaian


oscliator gelombang segitiga diatas output rangkaian schmitt triger akan berada
pada kondisi jenuh positif atau negatif. Apabila diasumsikan kondisi output pada
output schmitt triger adalah jenuh positif maka arus listrik mengalir melalui
kapasitor C melalui resistor R1 ketika titik A kondisi jenuh positif tersebut.
Ketika muatan listrik mulai menyimpan di kapasitor, tegangan dari kedua sisi
dari kapasitor mulai naik. Karena jalur input inverting dari IC2 adalah sekitar 0
V, tegangan output (titik B) dari rangakain integrator turun secara bertahap.
Tegangan pada titik C juga turun ketika tegangan dari titik B mulai turun.
(Persentase penurunan tergantung pada rasio resistor R2 dan R3). Ketika
tegangan titik C turun di bawah 0 V, tegangan output (titik A) schmitt triger
berubah ke minus dengan cepat. Agar tegangan dari titik C turun di bawah 0 V,
dibutuhkan nilai R2>R3. Kemudian, aliran arus reverse dari kapasitor (C) ke
titik A melalui R1 resistor. Dengan kondisi ini, tegangan pada titik B naik secara
bertahap. Ketika tegangan dari titik C melebihi 0 V, output (titik A) schmitt
berubah menjadi positif dengan cepat sehingga membuat perubahan pada titik B
ke arah negatif. Proses diatas berulang terus sehingga terbentuk sinyal output
gelombang segitiga pada titik B (output 1) dan gelombang kotak pada titik A
(output 2) pada rangkaian oscilator gelombang segitiga.

37
G. Konversi dari gelombang segitiga ke persegi

Pembangkit gelombang segitiga menghasilkan isyarat keluaran


berbentuk segitiga. Salah satu alternatif membentuk gelombang segitiga dengan
jalan mengkombinasikan pembangkit gelombang persegi dengan rangkaian
integrator aktif menggunakan op-amp. Tegangan keluaran dari pembangkit
gelombang persegi dibutuhkan kebagian masukan dari rangkaian integrator.
Arus yang mengalir pada rangkaian integrator berasal dari tegangan keluaran
dari pembangkit gelombang persegi.

Contoh Soal
Pada rangkaian osilator gelombang segitiga seperti pada gambar, nilai C1 adalah
100nF kemudian R1 adalah 2,2 KΩ ; R2 adalah 10 KΩ ; dan R3 adalah 8,2 KΩ.
Dari nilai komponen yang telah diketahui tersebut, hitung frekuensi kerja
rangkaian osilator gelombang segitiga tersebut!
Jawaban :
1 𝑅2
𝑓= ( )
4𝐶1𝑅1 𝑅3
1 10 𝑥 10−3
𝑓= ( )
4.0,1 𝑥 10−6 . 2,2 𝑥 10−6 8,2 𝑥 10−3
1
𝑓= (1,22)
0,88 𝑥 10−3
𝑓 = 1386 𝐻𝑧

38
RANGKAIAN PENGUAT INSTRUMENTASI

A. Definisi Instrumentasi
Penguat instrumentasi merupakan penguat yang dibangun dari dua buah
penguat non-inverting yang kemudian output-nya dihubungkan dengan sebuah
penguat differensial. Fungsi utama penguat instrumentasi adalah untuk
memperkuat tegangan yang tepat berasal dari sensor atau transducer secara
akurat.

B. Kelebihan Instrumentasi

Dengan kombinasi dari beberapa rangkaian penguat membuat penguat


instrumentasi memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1.Memiliki level penguatan yang tinggi
2.Memiliki parameter CMMR yang tinggi
3.Memiliki impedansi masukan yang tinggi
4.Tahan terhadap derau (noise)
5.Konsumsi daya yang rendah

C. Pengaplikasian
Aplikasi dari penguat instrumentasi meliputi berikut ini.Penguat
(Amplifier) ini terutama melibatkan di mana keakuratan perolehan diferensial
tinggi diperlukan, kekuatan harus dipertahankan di lingkungan yang bising, serta
di mana ada sinyal mode umum yang besar. Beberapa aplikasi adalah
•Penguat instrumentasi digunakan dalam akuisisi data dari transduser output
daya kecil seperti termokopel, pengukur regangan, pengukuran jembatan
Wheatstone, dll.
•Penguat (Amplifier) ini digunakan dalam navigasi, medis, radar, dll.
•Penguat (Amplifier) ini digunakan untuk meningkatkan rasio S/N ( sinyal
terhadap noise ) dalam aplikasi audio seperti sinyal audio dengan amplitudo
rendah.
•Penguat (Amplifier) ini digunakan untuk pencitraan serta akuisisi data video
dalam pengkondisian sinyal berkecepatan tinggi.

39
•Penguat (Amplifier) digunakan dalam sistem kabel RF untuk amplifikasi sinyal
frekuensi tinggi.

D. Gambar Rangkaian

E. Persamaan

Contoh Soal :

Penguat instrumentasi memiliki nilai Rg1 = 400 Ω, Rf1 = Rf2 = 800 Ω, R1 = R2


= 1k2 Ω, dan Rg2 = Rf3 = 2k4 Ω. Tentukan berapa nilai tegangan keluar dan

40
penguatan total dari penguat instrumentasi tersebut jika tegangan masukan yang
diberikan yaitu V1 = 4 V dan V2 = 6 V!

Jawaban :

a) Nilai tegangan keluaran

b) Penguatan

41
DAFTAR PUSTAKA

[1] A, Faricha, "PrinsipKerjaKomparator," 22 Mei 2012 [Online]. Available:http://faricha-


ariefzh.blogspot.com/2012/05/prinsipkerja-komparator.html.[Accessed 19 Maret
2021].

[2] Idakhaa," Komparator," 5 Mei 2014 [Online]. Available: http://idakhaa.blogspot.com.


[Accessed 19 Maret 2021].

[3] A, Rasyid, “Op-Amp sebagaiKomparator” 17 Agustus 2019 [Online]. Availible :


https://www.samrasyid.com/2019/08/op-amp-sebagai-komparator.html. [Accessed
19 Maret 2021]

[4] Anonim. 2016.”Op-Amp Inverting Amplifier”, http://elektronika


dasar.web.id/karakteristik-penguat-membalik-inverting-amplifier/ Diakses :19
Maret 2021
[5] Anonim. 2012. “KarakteristikPenguatpembalik (Inverting Amplifier)”.
https://depokinstruments.com/2016/02/29/op-amp-inverting-amplifier/ Diakses :19
Maret 2021
[6] Anonim. 2016. ”Op-Amp Non Inverting Amplifier”, http://elektronika-
dasar.web.id/karakteristik-penguat-tak-membalik-non-inverting amplifier/ Diakses
:19 Maret 2021
[7] Anonim. 2012. “KarakteristikPenguattakpembalik (Non Inverting Amplifier)”.
https://depokinstruments.com/2016/02/29/op-amp-non-inverting-amplifier/ Diakses
:19 Maret 2021
[8] Noname. 2020. “ContohSoal Op-Amp Inverting”
https://www.duniasosial.id/2020/09/contoh-soal-dan-jawaban-op-amp-inverting/
[9] Noname, 2015 “Contoh soal Op-Amp Differensial”.http://soalujian
78.blogspot.com/2019/07/contoh-soal-op-amp-diferensial.html (Diakses 18 Maret
2021)

[10] Noname, 2019 “ Op-Amp sebagai penguat Differensial”.


https://www.samrasyid.com/2019/08/op-amp-sebagai-penguat-differensial.html
(Diakses 18 Maret 2021)

42
[11] Noname, 2019 “Penguat penjumlah Summing Amplifier”.
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/07/penguat-penjumlah-summing
amplifier.html (Diakses 19 Maret 2021)
[12] Rahman, 2016 “Makalah Summing Amplifier ”.
https://sekaputalam.blogspot.com/2016/05/makalah-summing-amplifier
penguat.html (Diakses 19 Maret 2021)
[13] Suyadhi. Taufiq D. S. November 2019. “Penguat Differensiator”
Available:https://www.robotics-university.com/2014/11/penguat-differensiator.html

[14]Abdurrahman Rasyid, S.Pd. 19 Mei 2020. “Op-Amp Sebagai Differensiator”


Available:https://www.samrasyid.com/2020/05/op-amp-sebagai differensiator.html

[15] Noname, 2019 “Rangkaian Integrator RC”.


https://abdulelektro.blogspot.com/2019/07/rangkaian-integrator-rc.html

[16] Abdurrahman Rasyid, S. Pd. 2020. “Op – Amp Sebagai Integrator”.


https://www.samrasyid.com/2020/05/op-amp-sebagai-integrator.html

[17] Hari, 2016. “Rangkaian Integrator Op Amp”.


https://www.uniksharianja.com/2016/02/rangkaian-integrator-op-amp.html

[18]Kho, Dickson. “PengertianOsilator dan PrinsipKerjanya”.


Available:https://teknikelektronika.com/pengertian-osilator-prinsip-kerja-oscillator/
(Diaksespada : 17 Maret 2021).
[19]Noname, “Cara MembuatOscilatorGelombang Kotak dengan IC NOT Gate”.
Available:https://elektronikdot.blogspot.com/2014/11/oscilator-gelombang-
kotak.html (Diakses pada : 18 Maret 2021)
[20] Noname, “Osilator Gelombang Segitiga”.
https://elektronika-dasar.web.id/oscilator-gelombang-segitiga/
[21] Noname, “Penguat Instrumentasi”
http://elektro.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/LAB-STL-02-Jobsheet-6-
Penguat-Instrumentasi.pdf.

[22] Abdurrahman Rasyid, S.Pd. 2020. “Op Amp sebagai Penguat Instrumentasi”
https://www.samrasyid.com/2020/05/op-amp-sebagai-penguat-instrumentasi.html.

43

Anda mungkin juga menyukai