PENDAHULUAN
A. Pengertian
B. Etiologi
diantaranya ialah:
1. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya
dan lain-lain.
(premature)
C. Klasifikasi
diraba bokong.
diraba kaki.
footling) (10-30%).
kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada
presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.
D. Patofisiologi
jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai
terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati
ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih
1. Pemeriksaan luar
a. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah di bawah pusat
dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga
b. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus
uteri
c. Punggung anak dapat teraba pada salah satu sisi perut dan bagian –
2. Pemeriksaan Dalam
banyak. Setelah ketuban pecah dapat lebih jelas adanya bokong vang
Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada
kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari vang
letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang
alveola tanpa ada hambatan, mulut dan tulang pipi akan membentuk
segitiga, sedangkan anus dan tuberosis iskii membentuk garis lurus. Pada
presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong,
F. Pemeriksaan Penunjang
menentukan posisi tungkai bawah, konfirmasi letak janin serta fleksi kepala,
G. Diagnosis
penunjang yang telah dilakukan. Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil
akan merasakan perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan anak lebih
ditemukan dari Leopold I difundus akan teraba bagian bulat dan keras yakni
kepala, Leopold II teraba punggung dan bagian kecil pada sisi samping perut
Disini akan teraba os sakrum, kedua tuberosis iskii dan anus. Pemeriksaan
H. Penatalaksanaan
1. Dalam Kehamilan
pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position atau dengan
2. Dalam Persalinan
breech), pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak
ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi CPD, kepala fleksi. Mekanisme
a. Persalinan bokong
1) Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang
atau miring.
simfisis.
panggul.
s ebagai hipomoklion.
lahir.
lahir.
b. Persalinan bahu
atau miring.
kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara,
Bracht.
Tahapan :
3. Tahap ketiga: fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh
kepala lahir.
Teknik :
Piper.
4. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir
berturut-turut lahir pusar, perut, badan lengan, dagu, mulut dan akhirnya
kepala.
5. Janin yang baru lahir segera diletakan diperut ibu. Bersihkan jalan
Keuntungan :
penolong tidak ikut masuk ke dalam jalan lahir. Dan juga cara ini
yang paling mendekati persalinan fisiologik, sehingga mengurangi trauma
pada janin.
Kerugian :
Indikasi :
Tahapan :
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong.
a) Klasik (Deventer)
b) Mueller
c) Lovset
d) Bickenbach.
a) Mauriceau (Veit-Smellie)
b) Najouks
c) Wigand Martin-Winckel
d) Parague terbalik
e) Cunam piper
Tehnik :
1. Cara klasik
2. Cara Mueller
lebih dulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan
belakang.
3. Cara lovset
Prinsip melahirkan
sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan pada semua letak sungsang,
4. Cara Bickhenbach
cara klasik.
1. Cara Mauriceau
penolong seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga
oleh penolong yang mencengkeram leher janin dari arah punggung. Bila
hidung, mata dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya lahirnya seluruh kepala
janin.