Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Strategi Pembelajaran..............................................................3
B. Pengertian Pendekatan yang Tepat untuk Pembelajaran IPS di SD..........5
C. Pendekatan IPS di Kelas Tinggi..............................................................17
D. Analisis Pendekatan Inquiry, Problem solving, dan Sains Teknologi dan
Masyarakat (STM).............................................................................................23
BAB III PENUTUP...............................................................................................34
A. Kesimpulan..............................................................................................34
B. Saran........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Dalam sebuah pendekatan, pastinya tidak terlepas dari sebuah kegiatan
yang berhubungan dengan teknologi dan masyarakat. Kedua kegiatan tersebut
dapat dikatakan sebagai aspek dasar dalam pembelajaran. Oleh karena itu
seorang guru harus mampu memiliki ketrampilan, kompetensi dalam
mengembangkan srategi pembelajaran.
Kemampuan inquiry, problem solving pada dasarnya merupakan
hakikat tujuan pembelajaran yang menjadi sebuah kebutuhan peserta didik
dalam menghadapi kehidupan nyata .
Guru yang berperan sangat penting dalam proses Pendidikan,
khususnya dalam proses belajar mengajar harus memiliki rancangan
pembelajaran yang efektif guna menghasilkan siswa -siswa yang kompeten
dan siap menghadapi persaingan global. Pembelajaran harus direncanakan dan
dikreasikan secara lebih matang agar siswa tidak hanya dapat menghafal,
tetapi juga dapat memahami dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu maka diperlukan landasan pengetahuan dengan
menerapkan macam-macam metode seperti metode inquiry, problem solving
dan sains teknologi dan masyarakat (STM).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari strategi pembelajaran?
2. Apa saja pengertian dari pendekatan pembelajaran yang tepat untuk
pembelajaran IPS di SD ?
3. Bagaimana pendekatan IPS di kelas tinggi ?
4. Bagaimana cara menganalisis pendekatan inquiry,problem solving dan
sains teknologi dan masyarakat (STM)?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari strategi pembelajaran
2. Mengetahui pendekatan pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran IPS
3. Mengetahui pendekatan pembelajaran IPS dikelas tinggi.
1
4. Mengetahui tujuan dari pendekatan inquiry,problem solving dan sains
teknologi dan masyarakat (STM).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
strategi pembelajaran IPS, terletak pada peningkatan kualitas kemampuan
belajar a didik, proses hapalan lebih kuat dari pada pengembangan berpikir
dan nilai. Temyata hal ini diperkuat pula, dengan orientasi pada evaluasi
yang lebih menekankan aspek pengetahuan. Proses strategi pembelajaran
menjadi lemah dan tidak banyak memberikan pengalaman bagi peserta
didik, untuk dapat mengaktualkan hasil belajar dalam kehidupan sehari-
hari. Pemaknaan terhadap peserta didik termyata masih lemah, yang
berdampak guru lebih banyak berperan aktif dari pada peserta didik.
Faktor budaya temyata merupakan faktor penghambat yang cukup kuat
dalam melaksanakan pendekatan belajar siswa aktif, untuk dikembangkan
dalam strategi pembelajaran IPS pada strategi pembelajaran IPS. Proses
strategi pembelajaran direkayasa untuk mencapai tujuan, yang berakibat
pengalaman belajar peserta didik kurang mendapatkan penekanan. Hal ini
semakin kuat dengan tumbuhnya pandangan, bahwa proses strategi
pembelajaran identik dengan proses pencapaian target kurikulum. dalam
strategi pembelajaran tersebut. Kondisi ini diperkuat dengan orientasi yang
lebih menekankan pada tujuan dari pada proses belajar. Analisis hasil
belajar dikaitkan dengan tuntutan masyarakat, yang dapat disimpulkan
dalam meningkatkan mutu strategi pembelajaran IPS, hendaknya lebih
menekankan pada indikator kemampuan belajar peserta didik dari pada
orientasi pemenuhan pasar lapangan kerja, mengingat sebagai bagian
utama dari strategi pembelajaran IPS lebih berfungsi dalam memberikan
pemetaan dan keadilan dalam pendidikan. Buku digunakan sebagai media
yang paling utama dalam PBM, sekaligus sebagai sumber dan bahan
belajar siswa. Secara kuantitas, buku IPS mencukupi dan mudah diperoleh,
namun kualitasnya masih rendah, lebih banyak memuat informasi fakta,
sedikit sekali berisi konsep dan nilai serta pengembangan kemampuan
berpikir.
Materi dicari oleh Puteri Ade Utari dan Esya Fatikhatul Islamy
4
B. Pembelajaran yang Tepat untuk Pembelajaran IPS di SD
a. Pendekatan Inquiry Learning
Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami, karena
inquiry menuntut peserta didik untuk berpikir. Metode ini menempatkan peserta
5
didik pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Meskipun
metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang
peran penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban
menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadangkala guru perlu
menjelaskan, membimbing diskusi, memberikan intruksi-intruksi, melontarkan
pertanyaan, memberikan komentar dan saran kepada peserta didik.
Pendekatan IBL adalah suatu pendekatan yang digunakan dan mengacu pada
suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau
mempelajari suatu gejala. Pembelajaran dengan pendekatan IBL selalu
mengusahakan agar siswa selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang
disajikan guru bukan begitu saja diberitahukan dan diterima oleh siswa, tetapi
siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai
pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang
direncanakan oleh guru.
6
Inquiry Based Learning (IBL) adalah sebuah teknik mengajar di mana guru
melibatkan siswa di dalam proses belajar melalui penggunaan cara-cara bertanya,
aktivitas problem solving, dan berpikir kritis. Hal ini akan memerlukan banyak
waktu dalam persiapannya. Inquiry Based Learning biasanya berupa kerja
kolaboratif. Kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok
diberi sebuah pertanyaan atau permasalahan yang akan mengarahkan semua
anggota kelompok bekerja bersama mengembangkan proyek berdasarkan
pertanyaan tersebut untuk menemukan jawabannya. Karena inquiry- based
learning berbasis pertanyaan, maka guru harus menyiapkan pertanyaan yang
bersifat terbuka sehingga siswa dapat mengembangkan pikirannya. Siswa harus
diberi kesempatan untuk mencoba menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
Lebih dari itu, jika siswa juga diberi kesempatan untuk mengukur kemajuan
belajarnya sendiri, maka hal ini akan membantu mereka belajar.
a. Kelebihan
7
5) Menyebabkan siswa termotivasi untuk belajar
6) Membantu memperkuat konsep diri siswa
7) Berpusat pada siswa, berperan sebagai fasilitator dan
pendinamisator dari penemuan
8) Membantu perkembangan siswa
9) Tidak menjadikan guru atau satu-satunya sumber belajar
b. Kekurangan
a. Kelebihan
1) Membantu pesertadidik untuk mengembangkan, kesiapan, serta
penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
2) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara Individual sehingga
dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya
3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik
untuk belajar lebh giat lagi.
4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuan dan minat masing-masing
5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan
proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada
peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.
b. Kekurangan
8
1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa
harus berani dan berkeinginnan untuk mengetahuai keadaan
sekitarnya dengan baik
2) Keadaan kelas di kita keadannya banyak jumlah siswanya, maka
metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.
3) Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan proses belajar-
mengajar gaya lama maka metode Inquiry ini akan mengecewakan
4) Ada kritik, bahwa proses dalam metode Inquiry terlalu
mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa
9
kelompok. Dengan demikian, akan tercipta suasana belajar yang membuat siswa
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya menuntut
siswa untuk menguasai materi atau pengetahuan saja, tetapi lebih menuntut
hubungan tentang apa yang dipelajari siswa yang dapat berguna dalam
kehidupannya.
B. Problem Solving
Secara bahasa problem solving berasal dari dua kata yaitu problem dan
solves. Makna bahasa dari problem yaitu “a thing that is difficult to deal with or
understand” (suatu hal yang sulit untuk melakukannya atau memahaminya), dapat
jika diartikan “a question to be answered or solved” (pertanyaan yang butuh
jawaban atau jalan keluar), sedangkan solve dapat diartikan “to find an answer to
problem” (mencari jawaban suatu masalah).
Sedangkan secara terminologi problem solving seperti yang diartikan
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain adalah suatu cara berpikir secara ilmiah
untuk mencari pemecahan suatu masalah.1 Sedangkan menurut istilah Mulyasa
problem solving adalah suatu pendekatan pengajaran menghadapkan pada peserta
didik permasalahan sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan permasalahan, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep esensial dari materi pembelajaran.2 Metode problem
solving yang dimaksud adalah suatu pembelajaran yang menjadikan masalah
kehidupan nyata, dan masalah-masalah tersebut dijawab dengan metode ilmiah.
10
menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab
pertanyaan dan masalah. Dalam berpikir rasional siswa dituntut menggunakan
logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisa, menarik kesimpulan, dan
bahkan menciptakan hukum-hukum (kaidah teoritis) dan ramalan-ramalan.
Dari berbagai pendapat di atas metode problem solving atau sering juga
disebut dengan nama metode pemecahan masalah merupakan suatu cara mengajar
yang merangsang seseorang untuk menganalisa dan melakukan sintesa dalam
kesatuan struktur atau situasi di mana masalah itu berada, atas inisiatif sendiri.
Metode ini menuntut kemampuan untuk dapat melihat sebab akibat atau relasi-
relasi diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya dapat menemukan kunci
pembuka masalahnya.
11
Materi dicari oleh Nada Azizah
12
Masyarakat (S-T-M atau SATEMAS) sendiri pertama kali dikemukakan oleh
John Ziman dalam bukunya Teaching and Learning About Science and Society.
Sains dan teknologi dalam kehidupan masyarakat khususnya dunia
pendidikan mempunyai hubungan yang erat. Hal ini dapat dipahami karena ilmu
pengetahuan pada dasarnya menjelaskan tentang konsep. Sedangkan teknologi
merupakan suatu seni/keterampilan sebagai perwujudan dari konsep yang telah
dipelajari dan dipahami. Dengan kata lain untuk memahami sains dan teknologi
berarti harus memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah dengan
menggunakan konsep-konsep ilmu, mengenal teknologi yang ada di masyarakat
serta dampaknya, mampu menggunakan dan memelihara hasil teknologi, kreatif
membuat hasil teknologi sederhana, dan mampu mengambil keputusan
berdasarkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakatnya.
13
pemanfaatan sains, teknologi dan masyarakat dengan tujuan agar konsep sains
dapat diaplikasikan melalui keterampilan yang bermanfaat bagi peserta didik dan
masyarakat.
14
belajar yang dilakukannya. Selain itu proses belajar juga merupakan kesempatan
bagi peserta didik untuk dapat berpartisipasi sebagai warga negara.
a. Kelebihan
15
1. Dalam penerapan pendekatan STM perlu selektif dalam pemilihan topik,
karena tidak semua topik pembelajaran dapat menggunakan pendekatan
STM. Maka dari itu pendekatan STM lebih efektif dan efesien bila
diterapkan sebagai muara/puncak dari beberapa pembelajaran konsep
sebelumnya.
2. Budaya guru yang cendrung mengajar seperti apa yang pernah mereka
terima dari gurunya dan enggan berkreasi/inovasi dalam proses
pembelajaran, apalagi pendekatan STM memerlukan informasi-informasi
yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan STM.
3. Sistem penilaian yang diterapkan secara nasional cendrung berorientasi
pada aspek kognitif saja.
16
memantapkan konsep yang diperoleh siswa tersebut, guru perlu memberikan
umpan balik/peneguhan.
4. Tahap Aplikasi
Pada tahap ini siswa mendapat kesempatan untuk menggunakan konsep
yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Siswa membuat karangan
singkat, poster, karikatur, dari penyelesaian suatu masalah.
Masyarakat (STM) memiliki langkah-langkah atau tahap pembelajaran
yang sudah baku.
Poedjiadi (2005) membagi langkah STM ke dalam lima langkah, yaitu:
(1) invitasi,
(2) pengembangan konsep,
(3) aplikasi konsep dalam kehidupan,
(4) pemantapan konsep, dan
(5) evaluasi.
Pada tahap ini siswa mendapat kesempatan untuk menggunakan konsep
yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Siswa membuat karangan
singkat, poster,karikatur, dari penyelesaian suatu masalah.
17
Menurut kelompok kami mengapa pendekatan Inquiry Learning
dapat digunakan pada pembelajaran IPS di kelas tinggi karena dalam
Karakteristik pembelajaran IPS kelas tinggi di Sekolah Dasar (SD) adalah
menuntut tingginya aktivitas siswa, kemampuan siswa dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti melakukan proses
penyelidikan, melakukan pemecahan masalah dan sebagainya.
b. Implementasi Pada pembelajaran IPS
Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, guru perlu
memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk belajar memecahkan
masalah. Masalah perlu dicarikan jalan keluarnya, bukan dihindari.
Menghindari masalah sama halnya dengan kehilangan kesempatan untuk
membina diri agar terbiasa dengan memecahkan masalah. Untuk itu dalam
pembelajaran yang menggunakan pendekatan inkuiri ini, peran guru
sangat penting untuk merancang pembelajaran dalam bentuk problem atau
masalah.
Pada umumnya pendekatan pembelajaran inkuiri dilakukan dengan
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Orientasi Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi
adalah :
a. Menjelaskan topic, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan
dapat dicapai oleh peserta didik.
b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan
peserta didik untuk mencapai tujuan
c. Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar. Hal ini
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar bagi
peserta didik.
2. Perumusan Masalah Dalam pelaksanaan penelitian, langkah
3. Mengajukan Hipotesis
4. Mengupulkan Data
5. Menguji Hipotesis
6. Merumuskan Kesimpulan
18
1. Problem Solving
a. Alasan
19
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah serta mengambil
keputusan secara objektif dan rasional. Sehingga pendekatan pembelajaran
problem solving cocok untuk pembelajaran IPS di kelas tinggi karena
siswa di kelas tinggi memiliki kemampuan berfikir kritis, logis, dan
analitis.
b. Implementasi STM
20
Dalam penerapan atau implementasinya, terdapat 4 fase. Keempatanya
adalah :
1. Invitasi
2. Eksplorasi
3. Eksplanasi
4. Aksi
No Fase Penjelasan
1 Invitasi Pada fase pertama ini (invitasi) guru mengundang siswa untuk
aktif dalam pembelajaran. Guru mulai menggali isu atau masalah
dari siswa. Untuk melakukan ini guru dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk
memunculkan permaslahan. Jika penggalian isu atau masalah dari
siswa ini sukses, maka siswa akan lebih mudah termotivasi dalam
mengikuti tahapan pembelajaran berikutnya.
21
eksperimen atau percobaan untuk mengumpulkan data.
Dalam hal ini, tentu saja solusi atau pemecahan masalah yang
diberikan sesuai dengan informasi-informasi yang mereka peroleh
dari kegiatan eksplorasi (fase 2). Pada kegiatan belajar di fase 3
ini, guru dapat membantu kelompok-kelompok dengan
mengarahkan mereka apabila tengah menuju kepada kesimpulan
yang bias atau bahkan keliru. Guru dapat membantu mengarahkan
mereka agar penjelasan (ekplanasi) dan penentuan solusi
(pemecahan masalah) didasarkan pada informasi yang telah
mereka dapatkan.
4 Aksi Pada fase keempat (tindak lanjut) yang merupakan fase terakhir
dari penerapan pendekatan STM (sains teknologi dan masyarakat)
ini, guru membantu siswa untuk menjelaskan fenomena alam
berdasarkan konsep-konsep yang baru saja mereka bangun.
22
konsep.
23
Materi dicari oleh Akhmad Muttaqie
24
Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendekatan problem solving merupakan pencarian solusi dari suatu
permasalahan dengan menggunakan identifikasi, mengeksplorasi,
mencari langkah-langkah pemecahan dan akhirnya menemukan solusi
tersebut serta mengevaluasi solusi dari permasalahan tersebut.
25
prinsip, agar meraka dianjurkan untuk memperoleh pengalaman
dan melakukan eksperiment yang mengizinkan mereka untuk
menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.
26
Sedangkan kekurangan pendekatan problem solving antara lain:
a. Memerlukan waktu lama.
b. Dapat menimbulkan frustasi jika penyajiannya terlalu cepat.
c. Manakah siswa yang tidak memiliki minat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit
untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
d. Menentukan suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai
dengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta
pengetahuan dan pengalamanya yang telah memiliki siswa sangat
memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
e. Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan
menerima informasi dari duru menjadi belajar dengan banyak
berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang memerlukan
berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
27
Selain itu terdapat pula langkah-langkah penyelesaian
masalah menurut david johnson dan johnson. Penyelesaian
masalah menurut johnson dan david ini dilakukan melalui
kelompok. Suatu masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan
dalam pelajaran diberikan kepada siswa untuk diselesaikan.
Masalah yang dipilih mempunyai sifat kontroversional, misalnya
dianggap penting (importain), urgen dan dapat diselesaikan
(solutionable). Prosedur penyelesaian adalah sebagai berikut:
b. Mendiagnosi masalah
Setelah berhasil merumuskan masalah, langkah berikut ialah
membentuk kelompok kecil. Kelompok ini mendiskusikan sebab-
sebab timbulnya masalah. Menurut johnson dan david, suatu
masalah muncul karena dua faktor, yaitu:
1) Faktor-faktor yang mendorong ke arah tercapainya tujuan.
2) Faktor-faktor yang menghemat terhambatnya tujuan.
28
Usaha untuk mengubah kedua faktor tersebut akan lebih mudah
jika ada fasilitas yang tersedia.
4) Dicari upaya untuk mengubah kekuatan pada faktor-faktor
pendukung.
5) Memilih beberapa kemungkinan tindakan dari 3 dan 4 yang
dianggap paling memberi harapan. Kemudian disusun kembali
langkah-langkah yang sudah diplih.
6) Mempelajari kembali langkah-langkah kegiatan untuk
mengetahui seberapa jauh masing-masing langkah itu dapat
dipakai dalam penyelesaian masalah.
c. Merencanakan cara mengevaluasi keekfetifan program
penerpanaya dan kemungkinan yang dapat dilakukan dalam
prosedur evaluasi.
29
upaya pemecahan masalah terhadap isu-isu aktual tersebut. Salah
satu isu aktual yang dapat dibahas dalam pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat adalah kerusakan dan pencemaran
lingkungan.harapannya, dengan membahas isu tersebut, sikap
peduli lingkungan dapat ditanamkan pada diri siswa.
Pendekatan STM dalam pendidikan diyakini oleh pakar-
pakar di Amerika sebagai pendekatan yang tepat, sebab pendekatan
ini berusaha untuk menjembatani materi di dalam kelas dengan
situasi dunia nyata di luar kelas yang menyangkut perkembangan
teknologi dan situasi sosial kemasyarakatan. Hal ini
menggambarkan bahwa pendekatan STM dijalankan untuk
mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi masa depannya.
Pendekatan ini menuntut agar peserta didik diikutsertakan dalam
penentuan tujuan, perencanaan, pelaksanaan, cara mendapatkan
informasi, dan evaluasi pembelajaran. Adapun yang digunakan
sebagai penata (organizer) dalam pendekatan STM adalah isu-isu
dalam masyarakat yang ada kaitannya dengan Sains dan
Teknologi.
STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang
senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam
pendekatan ini siswa diajak untuk meningkatakan kreativitas, sikap
ilmiah, menggunakan konsep dan proses sains dalam kehidupan
sehari-hari.
Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan STM
haruslah diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan berbagai
disiplin (ilmu) dalam rangka memahami berbagai hubungan yang
terjadi di antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti
bahwa pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik,
tradisi masyarakat dan bagaimana pengaruh sains dan teknologi
terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian yang
penting dalam pengembangan pembelajaran di era sekarang ini.
30
Berdasarkan dua pandangan tersebut, maka dapat
disederhanakan bahwa STM dikembangkan dengan tujuan agar :
a. Peserta didik mampu menghubungkan realitas sosial dengan
topik pembelajaran di dalam kelas
b. Peserta didik mampu menggunakan berbagai jalan/ perspektif
untuk mensikapi berbagai isu/ situasi yang berkembang di
masyarakat berdasarkan pandangan ilmiah
c. Peserta didik mampu menjadikan dirinya sebagai warga
masyarakat yang memiliki tanggungjwab sosial.
31
proses yang terlalu unik. Ada beberapa prinsip yang harus
dimunculkan dalam pendekatan STM menurut National Science
Teachers Association (1990:2) yaitu sebagai berikut:
a. Peserta didik melakukan identifikasi terhadap persoalan dan
dampak yang ditimbulkan dari persoalan tersebut yang muncul di
sekitar lingkungannya
b. Menggunakan s11mberdaya lokal untuk mencari informasi yang
dapat digunakan dalam penyelesaian persoalan yang telah berhasil
diidentifikasi
c. Menfokuskan pembelajaran pada akibat yang ditim~ulkan oleh
sains dan teknologi bagi peserta didik
d. Pandangan bahwa pemahaman terhadap· konten sains lebih
berharga daripada sekeda,· marnpu mengerjakan soal
e. Adanya penekanan kepada keterampilan proses yang dapat
digunakan peserta didik untuk menyelesaikan persoalannya sendiri
f. Adanya penekanan pada kesadaran berkarir, terutama karir yang
berhubungan dengan sains dan teknologi
g. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memperoleh pengalaman tentang aturan hidup bermasyarakat yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang telah
diidentifikasi
32
a) Kegiatan kerja kelompok dapat memupuk kebiasaan saling
kerjasama antar siswa.
b) Kegiatan diskusidapat memacu siswa untuk berani
mengemukakan pendapat sekaligus melatih keterampilan
siswa untuk dapat berkomunikasi dengan baik.
c) Penciptaan suatu karya atau pengaplikasian suatu gagasan
dapat menimbulkan rasa bangga pada diri siswa bahwa
dirinya dapat berperan atau bermanfaat baik bagi
masyarakat maupun bagi perkembangan sains dan
teknologi.
d) Penggunaan cara evaluasi yang kontinu dan beragam dapat
mendorong siswa untuk serius atau perhatian dalam
mengikuti pembelajaran, karena penilaian tidak hanya
menyangkut kemampuan kognitif saja melainkan juga
partisipasi dan kreativitasnya.
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran adalah suatu langkah-langkah kegiatan yang
dilakukan oleh seorang guru/pendidik dalam sebuah proses pembelajaran
untuk dapat mentransfer suatu pemahaman materi pada mata pelajaran tertentu
kepada para peserta didiknya sehingga tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan dapat berhasil dan mendapatkan hasil yang optimal.
Selain itu, Dalam proses pembelajaran khususnya pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial, ada banyak persiapan sebelumnya. Salah satunya memilih
pendekatan untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran. Namun tidak
semua pendekatan cocok dan sesuai dengan materi dan tingkatan kelas.
Untuk melakukan Pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran IPS di SD
adalah melalui pendekatan Inquiry, Problem solving dan Sains Teknologi dan
Masyarakat (STM).
B. Saran
Kita sebagai calon guru perlu memberikan dorongan serta motivasi kepada
peserta didik untuk mengemukakan pandangan dan pendapatnya. Kebiasaan
untuk memperhatikan, memahami, dan menanggapi secara kritis pembicaraan
orang lain perlu dikembangkan, demikian juga anak-anak perlu diarahkan
untuk dapat menyampaikan kritis secara sopan, dan menerima kritik secara
terbuka. Untuk itu sebagai calon guru hendaknya kami bisa menerapkan
prinsip tersebut untuk mendapatkan kritk yang membangun.
Saran dari makalah ini adalah makalah yang kami buat ini masih perlu
untuk diperbaiki, karena pada penulisan makalah ini diperlukan ketepatan dan
ketelitian yang tinggi. Oleh sebab itu, kami mengharapkan saran, pendapat
maupun kritikan terhadap makalah kami ini, supaya makalah kami ini dapat
disempurnakan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Putra, A., Syarifuddin, H., & Zulfah. (2018). Validitas Lembar Kerja Peserta
Didik Berbasis
35
Ulandari N,dkk. 2019. Efektivitas model pembelajaran inquiry terhadap
kemampuan siswa pada materi Teorema phytagoras. Jurnal
pendidikan matematika. 3,(2),(2019) 229-230.
https://journal.uny.ac.id/index.php/informasi/article/view/6391/5524 diakses 26
februari 2021.
36
Silvinia, S. (2010). Penerapan Pendekatan STM dalam Pembelajaran IPA di Kelas
IV SD YPKK Padang.
37