Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“BARBITURAT”
NIM : PO714203191027
A. PENGERTIAN BARBITURAT
Barbiturat adalah kelas obat penenang-hipnotis. Umumnya digunakan sebagai
antiepilepsi (fenobarbital) dan untuk induksi anestesi umum (thiopental). Beberapa
negara bagian mengelola barbiturat untuk bunuh diri/eutanasia yang dibantu dokter
dan menggunakannya untuk hukuman mati dengan suntikan mematikan.
Penggunaannya dalam praktik klinis sebagian besar telah digantikan oleh
benzodiazepin seperti alprazolam, diazepam, dan lorazepam karena risiko overdosis
yang lebih rendah dan penangkal yang tersedia untuk membalikkan toksisitas.
Barbiturat digunakan sebagai penyangga laboratorium dan dapat ditemukan di
laboratorium klinis dan penelitian.
Barbiturat adalah obat yang bertindak sebagai depresan sistem saraf pusat, dan
menghasilkan spektrum efek yang luas, mulai dari sedasi ringan sampai anestesi total.
Mereka juga efektif sebagai anxiolytics, sebagai hipnotik, dan sebagai antikonvulsan.
Barbiturat memiliki potensi kecanduan, baik fisik dan psikologis. Secara kimia,
barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam barbiturate merupakan hasil
reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat. Barbital-barbital semuanya
bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam pelarut-pelarut non
polar seperti minyak, kloroform dan sebagainya. Berikut beberapa turunan asam
barbiturate:
Barbiturat hanya boleh digunakan sesuai dengan resep dokter. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan barbiturat:
1. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Barbiturat tidak
boleh diberikan kepada pasien yang alergi obat ini.
2. Beri tahu dokter jika Anda menderita asma atau porfiria. Barbiturat tidak
boleh digunakan pada pasien yang mengalami status asmatikus atau porfiria
jenis intermittent variegate.
3. Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit saluran pernapasan yang berat,
ketergantungan NAPZA, apnea tidur, atau kecanduan alkohol, serta memiliki
keinginan untuk bunuh diri. Barbiturat sebaiknya tidak digunakan oleh pasien
dengan kondisi tersebut.
4. Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan
dengan barbiturat karena dapat menyebabkan kehilangan kesadaran bahkan
kematian.
5. Jangan melakukan kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan, seperti
mengemudikan kendaraan saat mengonsumsi barbiturat. Obat ini dapat
menyebabkan pusing atau kantuk.
6. Lakukan kontrol sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter selama menjalani
pengobatan dengan barbiturat. Jangan menambah, mengurangi, atau
menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
7. Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan barbiturat jika Anda sedang
menjalani pengobatan dengan obat, produk herbal, atau suplemen lain.
8. Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan barbiturat jika Anda sedang
hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
9. Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan barbiturat
sebelum menjalani tindakan medis tertentu atau operasi.
10. Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, overdosis, atau efek
samping serius.
B. SIFAT BARBITURAT
Terdapat beberapa sifat dari barbiturat, yaitu :
1. Sukar larut dalam air, kecuali garamnya (Na) bereaksi asam lemah
2. Ada dalam dua bentuk , yaitu bentuk keto yang tidak larut dalam air, dan bentuk
enol yang larut dalam air.
3. Bentuk keto larut dalam pelarut kloroform, eter, etilasetat.
4. Garam Na-nya dalam bentuk larutan mudah terhidrolisa menjadi barbital yang
mengendap.
5. Barbiturat mudah menembus SSP
6. Dapat menyublim (membentuk sublimasi) yang tergantung sekali pada tekanan,
suhu, jarak sublimasinya.
C. PENGGOLONGAN BARBITURAT
Barbiturat dapat digolongkan menjadi empat garis besar yaitu :
1. Barbiturat kerja sangat singkat, terdiri dari jenis thiopental, heksobarbital, tiamilal.
2. Barbiturat kerja singkat, terdiri dari jenis pentobarbital, secobarbital, siklobarbital.
3. Barbiturat kerja sedang, terdiri dari jenis butabarbital, amobarbital, probarbital.
4. Barbiturat kerja lama, terdiri dari jenis fenobarbital, mefobarbital, barbital.
E. TOKSIKOKINETIK BARBITURAT
Barbiturat memiliki berbagai onset aksi, durasi, waktu paruh, dan tingkat
toksik, tergantung pada kelarutan lipid dan laju inaktivasi metabolik.
Onset kerja untuk pemberian oral berkisar antara 20 sampai 60 menit,
Pemberian intravena dapat berkisar dari hampir segera sampai 5 menit.
Kelarutan lipid yang tinggi dalam beberapa (amobarbital, pentobarbital, dan
thiopental) memungkinkan mereka untuk diserap dengan baik dan didistribusikan
kembali dengan cepat. Sebagian besar dengan cepat dimetabolisme menjadi senyawa
tidak aktif sebelum diekskresikan dalam urin. Namun, fenobarbital hanya sebagian
diubah dan dapat ditemukan tidak berubah dalam urin. Fenobarbital adalah obat polar
kerja panjang yang diserap perlahan dan didistribusikan kembali secara perlahan,
berkontribusi pada durasi kerjanya yang lebih lama. Barbiturat dengan mudah
melewati plasenta dan diekskresikan ke dalam ASI.
Barbiturat juga merupakan penginduksi enzim hati yang berarti bahwa mereka
akan menginduksi metabolisme obat lain, termasuk barbiturat lainnya. Pentobarbital
dan fenobarbital telah meningkatkan tingkat pembersihan dan mengurangi konsentrasi
plasma dari beberapa beta-blocker. Penghentian tiba-tiba barbiturat ini saat
menggunakan beta-blocker dapat meningkatkan efek beta-blocker atau menyebabkan
toksisitas yang nyata.
F. FUNGSI BARBITURAT
Barbiturat adalah kelas obat penenang-hipnotis. Mereka umumnya digunakan
sebagai antiepilepsi (fenobarbital) dan untuk induksi anestesi umum (thiopental).
Barbiturat adalah zat terkontrol yang menimbulkan risiko tinggi untuk
disalahgunakan, mengingat efek psikoaktifnya. Pembatasan akses ke barbiturat telah
menyebabkan jumlah overdosis menurun.
Jenis barbiturate beserta fungsinya yaitu :
Methohexital dan thiopental digunakan sebagai anestesi
Fenobarbital dan primidon digunakan dalam pengobatan kejang
Amobarbital digunakan sebagai agen investigasi dalam tes Wada
(penilaian neurologis belahan otak)
Butalbital, dalam kombinasi dengan obat lain, digunakan untuk sakit
kepala dan nyeri otot
G. EFEK BARBITURAT
a. Pada Sistem Saraf Pusat
Barbiturat menimbulkan semua tingkat depresi mulai dari sedasi ringan
sampaikoma. Tingkat depresi tergantung pada jenis barbiturat, dosis yang sampai
ke SSP,cara pemberian, tingkat kepekaan SSP pada waktu pemberian obat, dan
ada tidaknya toleransi.
Seluruh SSP dipengaruhi barbiturat, tetapi yang paling peka adalah
korteksserebri dan sistem retikular. Pada dosis sedatif sudah terjadi depresi daerah
motorisdan sensoris korteks. Yang relatif kebal terhadap barbiturat adalah
vasomotor danpusat pernapasan di medula oblongata.
b. Sistem Kardiovaskular
Menurunkan tekanan darah dan cardiac output, dan dapat
meningkatkan frekwensi jantung, penurunan tekanan darah sangat tergantung dari
konsentrasi obat dalam plasma. Hal ini disebabkan karena efek
depresinya pada otot jantung, sehingga curah jantung turun, dan dilatasi
pembuluh darah. Iritabilitas otot jantung tidak terpengaruh, tetapi bisa
menimbulkan disritmia bila terjadi resistensi Co2 atau hipoksia. Penurunan
tekanan darah yang bersifat ringan akan pulih normal dalam beberapa menit tetapi
bila obat disuntik secara cepat atau dosisnya tinggi dapat terjadi hipotensi yang
berat. Hal ini terutama akibat dilatasi pembuluh darah karena depresi pusat
vasomotor. Dilain pihak turunnya tekanan darah juga dapat terjadi oleh karena
efek depresi langsung obat pada miokard.
c. Saluran Cerna
Tonus dan amplitudo pergerakan otot usus berkurang sedikit karena
barbiturat.Sekresi lambung hanya sedikit berkurang.
d. Sistem Pernafasan
Dosis hipnotik menyebabkan depresi respirasi yang ringan, sementara padadosis
yang lebih besar, dapat terjadi intoksikasi, yang menekan pusat pernapasan
(medulla oblongata), sehingga respon terhadap CO2 berkurang, dan
mengakibatkan ventilasi paru berkurang. Keadaan ini menyebabkan
pengeluaran CO2 dan pemasukan O2 berkurang, sehingga terjadilah hipoksia.
Selain pusat pernapasan, respirasi juga terganggu oleh :
1. Edema pulmonum terutama terjadi dengan barbiturat kerja singkat.
2. Pneumonia hipostatik terutama dengan barbiturat kerja lama.
3. Hiper-refleksia N. vagus yang bisa menyebabkan singulus, batuk,
spasmebronkus dan laringospasme. Ini sering terjadi pada anastesia bila tidak
diberikan pramedikasi sulfas atropin atau skopolamin.
e. Ginjal
Barbiturat tidak mempunyai efek buruk terhadap ginjal yang sehat. Namun
Oliguri dan anuria dapat terjadi pada keracunan akut barbiturat terutama akibat
hipotensi yang nyata.
f. Hati
Pada dosis terapi, barbiturat tidak mengganggu fungsi hepar yang normal.
Namun dapat terjadi kerusakan hepar yang hebat dan disertai dengan dermatitis
serta gejala alergi lainnya pada penderita hipersensitif.
-Terima Kasih-