BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
LAPORAN
OLEH:
LAPORAN
OLEH:
ASISTEN KOREKTOR
Adapun judul laporan ini adalah “Pengenalan Alat dan Bahan Laboratorium
Bioteknologi Pertanian” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen
Ir. Revandy Iskandar Muda Damanik MSi., M.Sc., Ph.D, Irda Safni SP ., MCP , Ph.D,
Dr. Mariani Br. Sembiring SP., MP., Luthfi Aziz Mahmud Siregar SP.,M.Sc., Ph.D
Dr. Lisnawita SP., M.Si., selaku dosen mata kuliah Bioteknologi Pertanian serta abang dan
kakak asisten Laboratorium Bioteknologi Pertanian yang telah membantu dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa la poran ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 5
Hasil ..................................................................................................................................... 10
Pembahasan........................................................................................................................... 32
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 34
Latar Belakang
Bioteknologi pertanian merupakan salah satu cabang yang penting dalam pengembangan
bioteknologi yang diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia akan pangan. Bidang ini telah
berkembang sangat pesat dan menghasilkan temuan dan aplikasi-aplikasi baru dalam produksi
pertanian yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan dapat dicapai serta
mempunyai pengaruh luas dalam berbagai gatra kehidupan manusia (Nurcahyo, 2011)
Bioteknologi modern dilakukan dengan peralatan yang sudah jauh lebih canggih. Oleh
karena itu, bioteknologi modern bisa memproduksi hasil dan jumlah yang lebih banyak. Selain
itu, ada proses sterilisasi yang terlibat di dalam proses. Proses ini hanya memanfaatkan sedikit
bagian dari organisme dan menggunakan prinsip ilmiah dengan teknik kulturinitro dan rekayasa
genetika. Rekayasa genetika digambarkan sebagai ilmu di mana karakteristik suatu organisme
sengaja dimodifikasi dengan manipulasi genetik. Saat ini, bioteknologi modern berkembang
pesat setelah genetika molekuler berkembang dengan baik. Dimulai dengan pemahaman tentang
struktur DNA pada 1960-an, dan melalui pengembangan teknik molekuler yang berbeda, kami
memiliki pemahaman yang lebih baik tentang gen. Gen atau yang lebih dikenal dengan DNA
merupakan materi genetik yang bertanggung jawab atas semua karakteristik yang dimiliki
yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur jaringan yang akan dilakukan.
Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang
memiliki ruang persiapan yang didalamnya terdapat timbangan analitik, lemari pendingin,
hotplate, mikrowave,oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet volume,
erlenmeyer,gelas piala, batang pengaduk dari gelas dan wadah kultur), alat untuk
mencuci(washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator dan
kereta dorong, ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow,dissecting, mikroskop,
alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril dantimbangan kecil, ruang kultur yang
dilengkapi dengan rak kultur dan lampufluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaanalat, prinsip kerja
atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan.Beberapakegunaan alat dapat dikenali
berdasarkan namanya. Penamaan alatalat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kat
barograph(Yulita, 2012).
Selain pengetahuan pemahaman akan alat, kita juga dituntut untuk terampil dalam alat-
alat yang kita gunakan. Hal tersebut harus dibarengi dengan ketelitian dalam melakukan suatu
percobaan ataupun penelitian sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Penggunaan alat-alat
laboratorium merupakansuatu cara untuk mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk memahami fungsi, prinsip kerja serta
aplikasi dari alat dan bahan yang ada di Laboratorium Bioteknologi Pertanian.
Kegunaan Percobaan
Sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium
Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
(bakteri, jamur, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi adalah penerapan
suatu prinsip-prinsip biologi, biokimia dan rekayasa dalam pengolahan bahan dan memanfaatkan
jasa.(Anonymous ,2012).
Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan atau
penelitian karena dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari
alat tersebut serta cara pengoprasian atau penggunaan alatalat yang akan digunakan dalam
percobaan atau penelitian yang dilakukan dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan cara
penggunaan alat-alat yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu percobaan atau
penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman akan fungsi dan cara kerja dari
alat yang digunakan kita dapat memperoleh hasil suatu percobaan atau penelitian yang maksimal
(Bibiana, 2015).
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan sel, jaringan atau organ tanaman dengan
pada medium buatan (in vitro) secara aseptik. Sejarah perkembangan kultur jaringan, urutannya
mungkin saja berbeda pada setiap buku tergantung sumber literatur yang digunakan. Teknologi
kultur in vitro dimulai dengan spekulasi ilmuwan dari Jerman bernama Haberlandt pada awal
abad ke 20 tentang teori totipotensi. Haberlandt menyatakan bahwa setiap sel mampu tumbuh
dan berkembang menjadi tanaman normal jika dikulturkan pada nutrisi dan lingkungan yang
seperti petri, botol, dll) , persiapan dan sterilisasi media, dan penyimpanan alat-alat gelas, ruang
penanaman merupakan ruang yang digunakan untuk isolasi, inokulasi dan sub kultur pada
kondisi steril yang di dalamnya terdapat lemari kaca atau kabinet yang disebut Laminar Air Flow
(LAF), growing area merupakan ruang pertumbuhan atau ruang penyimpanan hasil kultur pada
kondisi cahaya dan temperatur yang terkontrol Ruang pertumbuhan ini terdiri dari rakrak yang
biasanya terbuat dari kaca dan digunakan untuk meletakkan botol-botol kultur setelah proses
molekuler(Sutarno, 2012)
BAHAN DAN METODE
Adapun praktikum ini dilaksanakan di rumah saya yang beralamat Kaban jahe,
Kabupaten Karo Sumatra Utara pada tanggal 22 februari 2022 pukul 08 : 00 sampai dengan
selesai.
Adapun alat yang digunakan yaitu handphone dan laptop sebagai media pembelajaran
daring, aplikasi google meet sebagai sarana pembelajaran praktikum daring, pulpen untuk
Adapun bahan yang digunakan yaitu materi power point yang disediakan oleh asisten
laboratorium, Google Classroom sebagai media pembelajaran, Internet yang digunakan sebagai
sumber informasi dalam pembuatan laporan serta paket data/wifi sebagai sarana untuk
mengakses internet.
Prosedur Praktikum
IV. Diabsen satu persatu mahasiswa yang hadir oleh abang/kakak asisten laboratorium
VI. Dilakukan sesi tanya jawab antara mahasiswa dan abang/kakak asisten laboratorium
HASIL
Alat
yang lain.
alat-alat laboratorium.
tabung-tabung reaksi.
menanam eksplan.
8. Oven Untuk mensterilkan alat-alat
jadikan esklan.
memanaskan.
11. Laminar air flow Untuk tempat menanam
eksplan.
eksplan.
bunsen.
penanaman eksplan.
cairan lainnya.
(AC) ruangan
23. Lampu Floresence Untuk mengatur pencahayaan
bagi eksplan
udara di ruangan
Bahan
membuat media
menjadi padat
untuk membantu
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman.
mempermudah
pembuatan media.
4. Aquades Untuk digunakan
melarutkan bahan.
akan digunakan.
6. Detergent Untuk mensterilkan
akan digunakan.
akan digunakan.
akan digunakan.
9. Alkohol Untuk membantu
mensterilkan sekitar
orang yang
melakukan kegiatan
penanaman
HCl untuk
menurunkan pH
media
Alat dan bahan laboratorium genetika molekuler
Alat
Digunakan untuk
DNA.
meletakkan meletakkan
sentifuse.
3. Waterbath Untuk penangas air dan
konstan
40 oC.
6. Automated Digunakan untuk
System
menghomogenkan suatu
Transiluminator elektroforesis.
11. Power Supply Digunakan untuk
untuk melakukan
elektroforesis.
medan listrik.
homogen.
14. Cuvette Digunakan untuk
dimasukkan ke dalam
spektrofotometer.
memperbanyak segmen
pembuatan stok.DNA.
kapasitas volume:
µl
µl
danamplifikasiefisientemplat
menghaluskan bahan.
gelombang.
Bahan
yang dapat
mendenaturasi DNA
yang diisolasi
bahan untuk
elektroforesis
3. Agarose Digunakan sebagai
eletroforesis
bahan untuk
mengencerkan DNA
side
5. CTAB Digunakan sebagai
bilayer
terjadinya browning
Pembahasan
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Hal ini sesuai literatur
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pengenalan alat merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk dilakukan bagi
seorang praktikan karena tanpa mengetahui fungsi alat tersebut dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan saat bekerja dilaboratorium. Hal ini sesuai literatur (Bibiana, 2015), Pengenalan alat
merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan atau penelitian karena dengan
mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara
pengoprasian atau penggunaan alatalat yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian
yang dilakukan dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang
akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu percobaan atau penelitian. Sehingga dengan
berbekal pengetahuan pemahaman akan fungsi dan cara kerja dari alat yang digunakan kita dapat
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan sel, jaringan atau organ tanaman dengan
pada medium buatan (in vitro) secara aseptik. Hal ini sesuai literatur, (Mineo, 2012), Kultur
jaringan merupakan teknik perbanyakan sel, jaringan atau organ tanaman dengan pada medium
buatan (in vitro) secara aseptik. Sejarah perkembangan kultur jaringan, urutannya mungkin saja
berbeda pada setiap buku tergantung sumber literatur yang digunakan. Teknologi kultur in vitro
dimulai dengan spekulasi ilmuwan dari Jerman bernama Haberlandt pada awal abad ke 20
tentang teori totipotensi. Haberlandt menyatakan bahwa setiap sel mampu tumbuh dan
berkembang menjadi tanaman normal jika dikulturkan pada nutrisi dan lingkungan yang tepat.
penanaman, Growing area, Hal ini sesuai dengan literatur (Hartman, 2011), Ruang-ruang
Laboratorium Kultur Jaringan terbagi atas : ruang persiapan merupakan ruangan yang
mempunyai 3 fungsi dasar yaitu untuk membersihkan alat-alat (alat-alat gelas seperti petri, botol,
dll) , persiapan dan sterilisasi media, dan penyimpanan alat-alat gelas, ruang penanaman
merupakan ruang yang digunakan untuk isolasi, inokulasi dan sub kultur pada kondisi steril yang
di dalamnya terdapat lemari kaca atau kabinet yang disebut Laminar Air Flow (LAF), growing
area merupakan ruang pertumbuhan atau ruang penyimpanan hasil kultur pada kondisi cahaya
dan temperatur yang terkontrol Ruang pertumbuhan ini terdiri dari rakrak yang biasanya terbuat
dari kaca dan digunakan untuk meletakkan botol-botol kultur setelah proses penanamanan pada
Area penting dalam genetika molekuler adalah penggunaan informasi molekuler untuk
menentukan polapenurunan atau hereditas. Hal ini sesuai literatur, (Sutarno, 2012) Area penting
2. Pengenalan alat merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk dilakukan bagi
seorang praktikan karena tanpa mengetahui fungsi alat tersebut dapat menyebabkan
4. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan sel, jaringan atau organ tanaman dengan
5. Area penting dalam genetika molekuler adalah penggunaan informasi molekuler untuk
Barahima abbas, 2011. prinsip dasar teknik kultur jaringan. alfabeta. Bandung.
Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies Jr., and R.L. Geneve. 2011. Plant Propagation:
Mineo, L. 2012. Plant tissue culture techniques. Pages 151-174, in Tested studies for laboratory
pages.
Nurcahyo, Heru. (2011). Diktat Bioteknologi. Jurusan pendidikan Biologi. FMIPA. UNY.
Yogyakarta.
Sutarno (2015). Genetika Non-Mendel. DNA mitokondria dan perannnya dalam produksi hewan
Hasanuddin.