Anda di halaman 1dari 2

Terdapat relasi positif antara kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan

menyelesaikan masalah dan kemampuan berpikir kritis. Hal lain yang menyebabkan
munculnya kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah karena perkembangan dari tujuan
pendidikan yang dijadikan landasan fundamental untuk menyiapkan siswa agar menjadi
pribadi yang sukses dan mampu mencukupi kebutuhan sendiri.
Pembelajaran kemampuan berpikir tingkat tingkat tinggi merupakan proses
pembelajaran yang meliputi kegiatan yang besifat non –algoritmik (siswa diminta
menyelesaikan maslah yang belum diberikan penjelasan, kompleks (siswa menyelesaikan
maslah yang memiliki solusi pemecahan masalah yang banyak, penuh dengan usaha, teliti,
gabungan (mengaitan beberapa kriteria yang berbeda untuk menyelesaikannya), tidak pasti
(guru mendesain tugas yang tidak memiliki penjelasan lebih lanjut), pengaturan diri, dan
pemaknaan proses belajar.
Menurut saya faktor utama yang menyebabkan belum terwujudnya kegiatan
pembelajaran yang menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga menyebabkan
masih banyak guru yang belum mampu menerapkan/mengimplementasikannya dikarenakan
yaitu diantaranya terdapat dalam diri guru yang bersangkutan. Guru nampaknya belum
mampu mengelola kegiatan belajar mengajar yang sesuai baik itu dari segi model, metode
dan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk pembentukan kompetensi atau kemampuan
siswa yang direncanakan. Ketidakmampuan ini diduga disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dan keterampilan guru dalam pemahaman konsep, pemilihan dan penerapan
berbagai metode, model kegiatan, dan strategi belajar mengajar. Pada dasarnya program
pembelajaran bukan sekedar rentetan topik atau pokok bahan namun merupakan sesuatu yang
harus difahami oleh peserta didik dan dapat dipergunakan dalam kehidupannya.
Gejala yang sering muncul dalam kegiatan pembelajaran bahwa, sebagian besar
peserta didik tidak mampu menghubungkan antar apa yang dipelajari di dibangku sekolah,
dan bagaimana pengetahuan tersebut dapat diaplikasikan dan dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Tidak sedikit peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep
akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang
abstrak. Padahal mereka sangat membutuhkan pemahaman konsep-konsep berpikir tingkat
tinggi yang akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dengan baik,
menginternalisasikannya atau mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-harinya,
membantu siswa untuk sukses dimasa depan, menjadi pribadi yang mandiri, dan membantu
siswa dalam menyadari belajar adalah proses yang panajng dan penting untuk dilakukan.
Dengan munculnya gejala ini menuntut guru untuk dapat memilih dan menciptakan
pembelajaran yang mampu mengintegrasikan ke dalam konteks kehidupan nyata, agar peserta
didik mampu memahami apa yang dipelajarinya dengan baik dan mudah. Kemudian
dibutuhkannya kerjasama antar siswa dengan guru untuk mewujudkan pembelajaran yang
menuntut pikiran tingkat tinggi ini. Kemudian penyebabnya kurangnya guru dalam
memberikan fasilitas atau motivasi dalam karena dalam pembelajaran yang menuntut
pemikiran tingkat tinggi ini dibutuhkan dorongan/motivasi yang kuat dari guru kepada para
siswanya. Selain itu juga guru sebaiknya dapat membedakan kebutuhan dari setiap siswanya.
Kemudian pendidikan yang kreatif juga diperlukan guru agar dalam proses belajar berpikir
tingkat tinggi ini agar siswa tidak mudah jenuh dalam belajar. Serta guru diharapkan banyak-
banyak belajar dan berlatih dalam menerapkan pembelajaran berpikir tingkat tinggi.
Melalui peningkatan proses belajar mengajar dengan mengimplementasikan model
mengajar kreatif dan produktif diharapkan menjadi solusi dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan yang dapat menghasilkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran yang menuntut berpikir tingkat tinggi dapat diupayakan
melalui implementasi metode, model, danstrategi mengajar yang sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan disampaikan dan tujuan yang hendak dicapai sebagai calon guru
yang relevan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta pengguna lulusan sebagai
Stake-holders. Kriteria mutu atau kualitas pembelajaran yang diharapkan sehingga memenuhi
standar, Departemen Pendidikan Nasional – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2005)
menegaskan bahwa setidaknya indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat antara lain dari
perilaku pembelajaran baik guru ataupun pendidik guru (teacher educator’s behavior),
perilaku dan dampak belajar siswa calon guru (studen teacher’s behavior), iklim
pembelajaran (learning climate), materi pembelajaran, media pembelajaran dan sistem
pembelajaran.
Model mengajar sebagai suatu pola yang digunakan dalam menyusun program
pembelajaran mulai dari merumuskan tujuan, penentuan materi, strategi pembelajaran yang
akan digunakan, metode, media dan pendekatan serta teknik dan penilaian yang akan
dilakukan merupakan serangkaian tugas yang harus betul-betul dirancang oleh seorang guru
untuk mencapai pembelajaran yang optimal terkhusus kepada pembelajran berpikir tingkat
tinggi. Hasil belajar pada pembelajaran berpikir tingkat tinggi yang ditunjukkan dalam bentuk
kompetensi atau kemampuan kerja sangat ditentukan oleh guru dalam melakukan proses
belajar mengajar, khususnya dalam pemilihan metode, model, dan startegi mengajar yang
dapat mendukung dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai