Anda di halaman 1dari 8

KEHAMILAN DENGAN PMS

1. GONORE
Gonore merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
diplococcus intraseluler gram negatif bernama Neisseria Gonorrhoeae., dengan masa
inkubasi 2-7 hari. Infeksi dapat menyerang uretra, kelenjar Bartholini, kelenjar Skene, Vulva,
Vagina, serviks, endometrium, tuba fallopi, ovarium, peritoneum, rektum, konjungtiva mata,
mukosa oral dan sendi. Pada wanita umumnya ditemukan pada saluran genital bawah dan
dapat menyebabkan penyakit radang panggul, kehamilan ektopik dan infertil.

Komplikasi pada wanita hamil :


Pada kehamilan wanita yang terinfeksi GO berisiko abortus spontan, endometritis
setelah aborsi elektif atau setelah prosedur chorionic villus sampling, abses tubo-ovarium,
Ketuban pecah dini, persalinan prematur, pertumbuhan janin terhambat (IUGR),
chorioamnionitis, endometritis pos partum atau sepsis. Pada bayi baru lahir dapat
menyebabkan gonore neonatorum/ opthalmia neonatorum yang apabila tidak diobati akan
menyebabkan kebutaan, infeksi sistemik, pada kasus ketuban pecah dini dapat menyebabkan
infeksi oral atau aspirasi gastrik, leucocytosis, infeksi neonatus, dan ibu.

Subyektif
Keluhan / Gejala yang dirasakan pasien, 80 % klien tanpa gejala atau datang dengan
keluhan :
a. Pengeluaran cairan yang purulen
b. Pembesaran kelenjar limfe iguinal
c. Pengeluaran cairan vagina yang abnormal dengan atau tanpa bau
d. Gangguan pada perkemihan ( nyeri, sering, tidak tertahan)
e. Nyeri saat sanggama
f. Nyeri perut bawah atau pangul belakang
g. Iritasi anus, gatal-gatal, panas, nyeri, tenesmus, konstipasi
h. Pengeluaran mukopurulen dari rektum
i. Keluhan seperti pada infeksi pelvik misalnya demam, lemas, mual, pusing, muntah
nyeri perut atau pelvik

1
j. Klien mengatakan bahwa pasangannya mempunyai keluhan pengeluaran cairan dari
uretra atau rektum, nyeri kencing, kemerahan pada uretra, nyeri epididimis, nyeri perut
bawah, nyeri anus, tenesmus, keluar darah atau nanah
k. Lengkapi dengan riwayat :
 Menstruasi, Hari pertama haid terakhir
 Riwayat penyakit menular seksual pada klien dan pasangannya
 Kapan terakhir berhubungan seksual, apakah menggunakan pelindung
 Berhubungan dengan siapa saja pada 3 bulan terakhir
 Adanya keluhan dan gejala tersebut diatas pada klien dan pasangannya
 Klien atau dan pasangannya menggunakan obat-obatan injeksi
 Obstetri, kehamilan persalinan, nifas yang lalu
 Ginekologi sebelum hamil
 Pengobatan yang pernah atau sedang dilakukan
 Kebiasaan sehari-hari ( personal hygiene, perilaku seksual, dll)
 Psikososial (hubungan/ interaksi dengan suami, keluarga yang lain,
tetangga)

Obyektif
a) Pemeriksaan vital sign
b) Pemeriksaan inspeksi pada seluruh tubuh untuk melihat adanya lesi, kemerahan, atau
diskolorasi
c) Lihat dan palpasi perut adanya massa, nyeri tekan
d) Inspeksi rambut pubis adakah kutu
e) Inspeksi genetalia eksterna lihat pengeluarannya, massa, lesi, lihat dan raba kelenjar
bartolini, uretra, kelenjar skene
f) Lihat vagina apakah ada darah, pengeluaran cairan atau lesi
g) Lihat serviks adakah lesi, discharge, eversi, kemerahan, edema,
h) Uterus : ukuran, shape, konsistensi, mibilitas, dan tenderness
i) Pemeriksaan rektum atas indikasi
j) Pemeriksaan laboratorium: bila kehamilan muda lakukan pemeriksaan tes kehamilan,
pewarnaan gram, kultur, leukosit

2
Assesement
G....P....A.... Kehamilan......mg keadaan janin........(hidup, Intrauteri tunggal / ganda) dengan
Gonore
Diagnosa banding :
 Infeksi Klamidia
 Sifilis
 Herves Simplek Virus
 Vaginitis
 Infeksi PMS yang lain

Planning
1) Melakukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap
2) Di Rumah sakit :
a. Pemeriksaan laboratorium lengkap : pewarnaan gram, kultur, untuk mencari bakteri
penyebab, skrining HIV, VDRL, pemeriksaan darah lengkap
b. Pemberian obat antibiotik :
 Tetrasiklin merupakan kontra indikasi dalam kehamilan
 Amoksisillin 3 gram per oral single dose + 1 gr. Probenesid
 Ampicillin 3,5 gr peroral single dose + 1 gr. Probenesid
 PP 4,8 jt. U intramuskuler + 1 gr probenesid
 Ceftriaxone 250 mg intra muskuler
c. Pengobatan pada pasangan
d. Pendidikan kesehatan tentang penyebab, cara penularan, cara pencegahan, masa
inkubasi, faktor resiko, gejala, komplikasi pada janin, ibu, kepatuhan terapi, efek
samping obat
e. Lakukan follow up setelah terapi : cek ulang pemeriksaan lab.

2. SIFILIS
Sifilis merupakan penyakit infeksi yang kronis disebabkan oleh Spirochaeta
Treponema pallidum yang ditularkan melalui hubungan seksual, uteroplasenta ke janin,
kadang ditularkan melalui tranfusi darah. Kuman masuk kedalam tubuh melalui luka kecil
pada saat hubungan seksual. Dengan masa inkubasi 21 hari (berkisar 10-90 hari).

3
Sifilis dapat mempengaruhi kehamilan. Komplikasi pada kehamilan dapat
menyebabkan prematuritas, pertumbuhan janin terhambat, sifilis kongenital, stillbirth,
kematian neonatal.
Sifilis kongenital dini yaitu gejala sifilis yang timbul dalam 2 tahun pertama
kehidupan berupa sifilis rhinitis, rash, dapat terjadi gangguan pada organ lain misalnya
pneumonia, sirosis hepatis, splenomegali, pankreatitis kongenital, osteokondritis.
Sifilis kongenital lanjut yaitu gejala yang timbul setelah usia 2 tahun dengan
manisfestasi klinis bervariasi mulai asimomatik, keratitis, tuli, sadle nose, gumma,
komplikasi lain pada tulang dan sistem syaraf.

Subyektif
Anamnesa seperti pada ibu hamil normal : HPHT, keluhan utama
Anamnesa faktor resiko / predisposisi :
1) Melakukan hubungan seksual tanpa pelindung dengan lebih dari satu pasangan
2) Pekerja seks komersial
3) Ada riwayat penyakit menular seksual, HIV
4) Pengguna narkoba
5) Sosial ekonomi rendah
6) Kaji lebih mendalam tentang bagaimana perilaku seksual : apakah biseksual atau
dengan lawan jenis baik untuk istri maupun suaminya, kapan terakhir berhubungan
seksual, dengan siapa saja dalam 3 bulan terakhir, bagaimana cara berhubungan
seksualnya (anal, oral, vaginal), riwayat penyakit menular yang lain ( hasil tes lab untuk
sifilis, HIV atau PMS yang lainnya)

Anamnesa keluhan :
1) Sifilis primer : mungkin tanpa gejala, mengeluh ada lesi/ ulkus di genital atau tempat
lain, biasanya soliter, dasar bersih, berbatas halus, berbentuk bulat, atau longitudinal,
tanpa nyeri tekan, kadang disertai kumpulan gajala leukore, nyeri saat defekasi,
perdarahan dari rektum. Ulkus dapat menghilang atau mengecil tanpa pengobatan
2) Sifilis sekunder : 3-6 minggu dan setelah 6 bulan timbul keluhan gejala seperti
influensa, ( nyeri nelan, malaise, sakit kepala, demam, anoreksia, fatigue, nyeri otot,
nyeri sendi, kehilangan berat badan), kemerahan di kulit kadang disertai gatal-gatal,

4
terdapat lesi di kulit dan mukosa badan, pemebesaran kelenjar limfe, ada chancre sifilis
primer, keluhan nyeri perut atau meningitis
3) Sifilis latent : asimtomatik, kadang keluhan seperti sifilis sekunder jika tidak diobati
dan berlanjut menjadi neurosifilis, sifilis meningitis, meningovaskular sifilis, paresis
umum, dan tabes dorsalisbahkan kematian

Obyektif
Melalui pemeriksaan fisik:
1) Seperti pemeriksaan fisik pada ibu hamil normal
2) Data fokus :
 Kenaikan suhu badan
 Terdapat lesi di genital :vulva, lubang uretra, vagina, serviks, atau bagian tubuh
lain ( lidah, tonsil, gusi, jari, mata, payudara, puting susu, atau anus) berupa ulkus,
soliter, dasar bersih, berbatas halus, berbentuk bulat atau longitudinal, tanpa nyeri
tekan
 Terdapat limhadenopathy

Assesment
G....P....A.... Kehamilan......mg keadaan janin........(hidup, Intrauteri tunggal / ganda) dengan
sifilis

Planning
1) Rujuk
2) Di RS :
a. Pemeriksaan lab untuk mengidentifikasi bakteri penyebab
b. Terapi obat pada klien dan pasangannya
 Benzatin Penicillin G 2,4 Juta unit IM single dose pada infeksi , 1tahun
 Infeksi labih 1 tahun : Benzatin Penicillin G 2,4 Juta unit IM setiap minggu
selama 3 minggu
 Bila alergi penicillin diberikan Eritromisin 4 x 500 mg selama 30 hari
c. VDRL tes diulang 3, 6, 12 bulan setelah terapi
d. Semakin dini pengobatan akan semakin baik prognosanya

5
3. HIV / AIDS
HIV ( Human Immunodefisiency Virus)
AIDS ( Acquired Immune Defisiency Syndrom / kumpilan gajala penyakit akibat HIV)
Etiologi : HIV-1 diseluruh dunia, HIV-2 endemis di afrika barat
Cara penularan :
1) Seperti hepatitis B
2) Hubungan seksual
3) Melalui cairan tubuh : darah, sperma, cairan vagina, ASI
4) Dari ibu ke janin : selama
5) Penyebaran melalui alat suntik (injecting Drugs User)

Hubungan HIV dengan kehamilan menyebabkan:


1) Abortus
2) Prematuritas
3) Gangguan pertumbuhan intra uterin
4) Kematian janin

Data Subyektif
1) Anamnesa seperti pada ibu hamil normal
2) Kaji lebih memdalam tentang : riwayat penggunaan obat injeksi dan jarum secara
bergantian, riwayat kontak seksual, riwayat penerimaan donor darah, hidup di daerah
endemik HIV/AIDS, riwayat PMS (pasien atau pasangannya)
3) Pada gejala infeksi virus akut (sindroma retroviral acut) berlangsung < 10 hari (2-3
minggu) mengeluh :
 Demam, lemas, nyeri nelan, cape, berkeringat, sakit kepala, nyeri sendi, gangguan
pencernaan ( mual, muntah, diare, anoreksia
 Keluhan berkurang
4) Viremia kronis mulai dari asimtomatis sampai AIDS sekitar 10 tahun
a. Gejala mayor
 Berat badan menurun > 10% dalam 1 bulan
 Diare kronis >1 bulan
 Demam > 1 bulan
 Penurunan kesadaran adn gangguan neurologis

6
 Demensia / HIV ensefalopati
b. Gejala minor
 Batuk menetap > 1 bulan
 Keluhan sakit yang tidak sembuh-sembuh : dermatitis generalisata, herves
zoster multi segmental, kandidiasis orofaringeal, harves simpleks kronis
progresif, limfadenopati generalisata, infeksi jamur yang berulang pada alat
kelamin, retinitis virus sitomegali.

Obyektif
1) Pemeriksaan fisik seperti pada wanita hamil normal
2) Data fokus :
 Ditemukan adanya kelainan-kelainan seperti keluhan ibu : kelainan di kulit, mata,
mulut, saluran pernafasan, kelinan di alat kelamin, jantung
Bila tidak tersedia tes HIV, bila ada salah satu tanda / gejala dibawah ini merupakan kasus
AIDS :
 Sarkoma kaposi
 Pneumonia yang mengancam jiwa dan berulang
Atau bila terdapat tes HIV (+) dengan 2 gejala mayor dan 1 gejala minor dianggap AIDS

Assesment
G....P....A.... Kehamilan......mg keadaan janin........(hidup, Intrauteri tunggal / ganda) dengan
HIV/AIDS

Planning
1) Melakukan rujukan
2) Di RS : pemeriksaan laboratorium ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent Assay),
konfirmasi dengan tes antibody ( Western Blot, IFA/ immunofluorecence assay)
3) Terapi obat antiretroviral : Zidopudine 200 mg peroral
4) Konsultasi dengan dokter ahli terkait
5) Pendidikan kesehatan : cara penularan penyakit, tanda dan gejala penyakit, komplikasi,
pencegahan penularan, efek terhadap kehamilan

7
8

Anda mungkin juga menyukai