Oleh :
NIM : 1923735784
KELAS : B / VI
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat TuhanYang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah “Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut” untuk
memenuhi tugas matakuliah Pembangkit Tenaga Listrik 2
Penulis juga menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
makalah ini tidak dapat diselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Akan tetapi sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan
kekeliruan.Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat di perlukan penulis untuk dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Ketika surut, air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil memutar turbin seperti
yang terlihat pada gambar 2 di atas. Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar
setiap harinya, dan pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup
besar. Dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena waktu
siklus bisa diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai listriknya pun relatif
lebih dapat diandalkan daripada pembangkit listrik bertenaga ombak.
2.2. Pembangkit Listrik Pasang Surut (PLTPs)
1. Prinsip Kerja Pembangkit Litrik Tenaga Pasang Surut (PLTPs)
Bentuk lain dari pemanfaatan energi laut dinamakan energi pasang surut. Ketika
pasang datang ke pantai, air pasang ditampung di dalam reservoir. Kemudian ketika air
surut, air di belakang reservoir dapat dialirkan seperti pada PLTA biasa. Agar bekerja
optimal, kita membutuhkan gelombang pasang yang besar. dibutuhkan perbedaan
kirakira 16 kaki antara gelombang pasang dan gelombang surut.
Hanya ada beberapa tempat yang memiliki kriteria ini. Beberapa pembangkit
listrik telah beroperasi menggunakan sistem ini. Karena, pada prinsipnya teknologi
tersebut tidak berbeda dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), seperti yang
diterapkan di waduk Jatiluhur dan waduk-waduk lainnya. Di mana air laut ketika pasang
ditampung dalam suatu wilayah yang di bendung dan pada waktu pasang surut air laut
dialirkan kembali ke laut.
Pemutaran turbin dilakukan dengan memanfaatkan aliran air ketika masuk ke
dalam dam dan ketika keluar dari dan menuju laut. Kendala utama penerapan teknologi
PLPS ini ada dua. Pertama, pemerintah belum pernah memanfaatkan energi pasang surut
untuk menghasilkan listrik, sehingga tenaga ahli Indonesia yang telah menguasai teknolgi
pembangkit listrik tenaga air belum pernah merancang dan menerapkan atau membangun
secara langsung dari awal. Kedua, untuk pembangunan wilayah ini akan merendam
wilayah daratan yang luas. Apalagi bila harus merendam beberapa desa di sekitar muara
atau kolam.
Di sini akan muncul masalah sosial, bukan hanya masalah teknologi. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan para ahli Indonesia untuk penerapan teknologi ini adalah
efisiensi propeler ketika air masuk dan air keluar. Kalau di PLTA arah air penggerak
turbin hanya satu arah, sedangkan pada pembangkit listrik pasang surut ini dari dua arah.
Selain itu, yang patut menjadi perhatian, adalah material yang digunakan.
Untuk air laut diperlukan material khusus disesuaikan dengan kadar garam dan
kecepatan airnya. Kapasitas listrik yang dihasilkan PLPS sebaiknya untuk kapasitas
besar, di atas 50 Mega Watt, agar bisa ekonomis seperti PLTA. Sumber energi PLPS ini
banyak berada wilayah timur Indonesia, mulai dari Ambon hingga ke Papua. Di wilayah
ini kebutuhan listrik masih kecil dan membutuhkan power cable bawah laut yang sangat
panjang untuk bisa membawa listrik ke pulau Sulawesi yang membutuhkan listrik dalam
jumlah besar.
Di negara lain, beberapa pembangkit listrik sudah beroperasi menggunakan ide
ini. Salah satu PLPS terbesar di dunia terdapat di muara sungai Rance di sebelah utara
Prancis. Pembangkit listrik ini dibangun pada 1966, dengan kapasitas 240 Mega Watt.
PLPS La Rance didesain dengan teknologi canggih dan beroperasi secara otomatis,
sehingga hanya membutuhkan dua orang saja untuk pengoÂperÂasian pada akhir pekan
dan malam hari. Sementara PLPS terbesar kedua di dunia terletak di Annapolis, Nova
Scotia, Kanada dengan kapasitas yang mencapai 160 Mega Watt
2.3. Bagian-Bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPs)
Tujuh komponen utama sebuah Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Energi Air Pasang Surut
adalah:
1. Bangunan ruangan mesin
2. Tanggul (bendungan) untuk membentuk kolam
3. Pintu-pintu air untuk jalan air dari kolam ke laut atau sebaliknya
4. Turbin yang berputar oleh dorongan air pasang dan air surut.
5. Generator yang menghasilkan listrik 3.500 volt.
6. Panel penghubung.
7. Transformator step up dari 3.500 volt ke 150.000 volt.
Ada beberapa jenis turbin yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Pasang
Surut (PLTPs) yaitu :
Lokasi SeaGen, selat antara Stangford dan Portaferry, Irlandia Utara (Source: Google
Earth)
SeaGen memiliki dua buah rotor berdiameter 16 meter, empat kali lebih besar dari
pada pendahulunya. Tahun 2003, perusahaan yang sama, membuat SeaFlow dengan
kapasital 300kW (bukan komersial) di Lynmouth, Devon
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
Di kehidupan nyata energy pasang surut hnya dapat dilakukan di pantau
dengan diferensial pasang surut yang baik, artinya tidak banyak lokasi yang
benar-benar cocok untuk jenis pembangkit listrik tenaga pasang surut
Pembangkit listrik tenaga pasang surut merupakan sumber energy yang sang
efesien dengan efesiensi 80% dibading batu bara dan minyak bumi yang
memiliki efisiensi 30%