Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK II

Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut

Oleh :

NAMA : LEONSIUS TANGKA

NIM : 1923735784

KELAS : B / VI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PRODI TEKNIK ISNTALASI LISTRIK D-IV

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat TuhanYang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah “Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut” untuk
memenuhi tugas matakuliah Pembangkit Tenaga Listrik 2
Penulis juga menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
makalah ini tidak dapat diselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Akan tetapi sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan
kekeliruan.Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat di perlukan penulis untuk dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...1

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………..1


1.2. Permasalahan ………………………………………………………………………...2
1.3. Tujuan ………………………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………...3

2.1. Pengertian Energi Pasang Surut……………………………………………………..3


2.2. Pembangkit Listrik Pasang Surut (PLTPs) ………………………………………….3
2.3. Bagian-Bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPs)…………….5
2.4. Jenis-jenis Turbin yang Digunakan ………………………………………………….5
2.5. Kelebihan dan Kekurangan PLTPs …………………………………………………7
2.6. Contoh PLTPs ………………………………………………………………………8

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………..10


3.1. Kesimpulan …………………………………………………………………………10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas lautan kurang lebih 5,6 juta Km2
dengan garis pantai sepanjang 81.000 Km. Menurut Bakosurtanal,Indonesia memliki
kurang lebih 8.175 pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Dari jumlah
tersebut, hanya terdapat 5 pulau besar yaitu Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
dan Papua, dimana selebihnya merupakan pulau pulau kecil. Keberadaan pulau pulau
kecil ini tentu saja tidak dapat diabaikan begitu saja. Pulau-pulau tersebut, terlebih lagi
pulau-pulau kecil terluar di wilayah perairan Indonesia, sangat berperan penting dalam
menjaga pertahanan dan keamanan negara dari ancaman pencurian sumberdaya oleh
negara lain dan permasalahan perbatasan antar negara.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengembangkan sistem pertahanan di pulau
pulau kecil tersebut dengan cara membangun berbagai sarana dan prasarana pendukung
untuk pertahanan dan menjaga kedaulatan negara. Permasalahan yang timbul adalah
ketika eksistensi pulau-pulau ini terisolasi dari pulau pulau utama, sehingga pasokan
energi, terutama energi listrik yang sangat dibutuhkan di era modern, terputus dan
menjadi penghambat pembangunan sarana dan prasarana serta perekonomian penduduk
di pulau-pulau tersebut. Indonesia yang terletak pada zona melintasnya arus laut
membuat perairan di Kepulauan Indonesia memiliki potensi arus laut yang sangat besar
dan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Gaya gravitasi bulan dan matahari
menyebabkan perbedaan pasang surut air laut siang dan malam. Julat pasang surut di
perairan Indonesia berkisar antara 1 meter hingga 3 meter dapat menjadi sumber energi
potensial untuk dikembangkan, terutama di pulau-pulau kecil yang tersebar di seluruh
perairan Indonesia.
Energi pasang surut tersebut merupakan energi terbaharukan yang dapat digunakan
sebagai energi alternatif selain energi yang diperoleh dari hasil olahan minyak dan gas
bumi. Namun, energi pasang surut dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif apabila ia
memenuhi berbagai persyaratan. Selain itu, dibutuhkan pula peralatan pendukung untuk
dapat menggunakan energi tersebut.
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
1. Energi pasang surut, yang meliputi :
a. Pengertian energi pasang surut
b. Pembangkit Listrik Pasang Surut (PLTPs), meliputi :
- Prinsip kerja PLTPs
- Bagian-bagian (komponen) PLTPs
- Jenis-jenis turbin yang digunakan dalam PLTPs
- Kelebihan dan kekurangan PLTPs
- Contoh PLTPs di Dunia dan di Indonesia
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui dan memahami mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut
PLTPs
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Energi Pasang Surut


Energi pasang surut (Tidal Energy) merupakan energi yang terbarukan. Prinsip kerja
nya sama dengan pembangkit listrik tenaga air, dimana air dimanfaatkan untuk memutar
turbin dan mengahasilkan energi listrik. Energi diperoleh dari pemanfaatan variasi
permukaan laut terutama disebabkan oleh efek gravitasi bulan, dikombinasikan dengan
rotasi bumi dengan menangkap energi yang terkandung dalam perpindahan massa air
akibat pasang surut

Gambar 2.1 Proses Pasang

Ketika surut, air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil memutar turbin seperti
yang terlihat pada gambar 2 di atas. Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar
setiap harinya, dan pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup
besar. Dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena waktu
siklus bisa diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai listriknya pun relatif
lebih dapat diandalkan daripada pembangkit listrik bertenaga ombak.
2.2. Pembangkit Listrik Pasang Surut (PLTPs)
1. Prinsip Kerja Pembangkit Litrik Tenaga Pasang Surut (PLTPs)
Bentuk lain dari pemanfaatan energi laut dinamakan energi pasang surut. Ketika
pasang datang ke pantai, air pasang ditampung di dalam reservoir. Kemudian ketika air
surut, air di belakang reservoir dapat dialirkan seperti pada PLTA biasa. Agar bekerja
optimal, kita membutuhkan gelombang pasang yang besar. dibutuhkan perbedaan
kirakira 16 kaki antara gelombang pasang dan gelombang surut.
Hanya ada beberapa tempat yang memiliki kriteria ini. Beberapa pembangkit
listrik telah beroperasi menggunakan sistem ini. Karena, pada prinsipnya teknologi
tersebut tidak berbeda dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), seperti yang
diterapkan di waduk Jatiluhur dan waduk-waduk lainnya. Di mana air laut ketika pasang
ditampung dalam suatu wilayah yang di bendung dan pada waktu pasang surut air laut
dialirkan kembali ke laut.
Pemutaran turbin dilakukan dengan memanfaatkan aliran air ketika masuk ke
dalam dam dan ketika keluar dari dan menuju laut. Kendala utama penerapan teknologi
PLPS ini ada dua. Pertama, pemerintah belum pernah memanfaatkan energi pasang surut
untuk menghasilkan listrik, sehingga tenaga ahli Indonesia yang telah menguasai teknolgi
pembangkit listrik tenaga air belum pernah merancang dan menerapkan atau membangun
secara langsung dari awal. Kedua, untuk pembangunan wilayah ini akan merendam
wilayah daratan yang luas. Apalagi bila harus merendam beberapa desa di sekitar muara
atau kolam.
Di sini akan muncul masalah sosial, bukan hanya masalah teknologi. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan para ahli Indonesia untuk penerapan teknologi ini adalah
efisiensi propeler ketika air masuk dan air keluar. Kalau di PLTA arah air penggerak
turbin hanya satu arah, sedangkan pada pembangkit listrik pasang surut ini dari dua arah.
Selain itu, yang patut menjadi perhatian, adalah material yang digunakan.
Untuk air laut diperlukan material khusus disesuaikan dengan kadar garam dan
kecepatan airnya. Kapasitas listrik yang dihasilkan PLPS sebaiknya untuk kapasitas
besar, di atas 50 Mega Watt, agar bisa ekonomis seperti PLTA. Sumber energi PLPS ini
banyak berada wilayah timur Indonesia, mulai dari Ambon hingga ke Papua. Di wilayah
ini kebutuhan listrik masih kecil dan membutuhkan power cable bawah laut yang sangat
panjang untuk bisa membawa listrik ke pulau Sulawesi yang membutuhkan listrik dalam
jumlah besar.
Di negara lain, beberapa pembangkit listrik sudah beroperasi menggunakan ide
ini. Salah satu PLPS terbesar di dunia terdapat di muara sungai Rance di sebelah utara
Prancis. Pembangkit listrik ini dibangun pada 1966, dengan kapasitas 240 Mega Watt.
PLPS La Rance didesain dengan teknologi canggih dan beroperasi secara otomatis,
sehingga hanya membutuhkan dua orang saja untuk pengoÂperÂasian pada akhir pekan
dan malam hari. Sementara PLPS terbesar kedua di dunia terletak di Annapolis, Nova
Scotia, Kanada dengan kapasitas yang mencapai 160 Mega Watt
2.3. Bagian-Bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPs)

Tujuh komponen utama sebuah Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Energi Air Pasang Surut
adalah:
1. Bangunan ruangan mesin
2. Tanggul (bendungan) untuk membentuk kolam
3. Pintu-pintu air untuk jalan air dari kolam ke laut atau sebaliknya
4. Turbin yang berputar oleh dorongan air pasang dan air surut.
5. Generator yang menghasilkan listrik 3.500 volt.
6. Panel penghubung.
7. Transformator step up dari 3.500 volt ke 150.000 volt.

2.4. Jenis-Jenis Turbin yang Digunakan

Ada beberapa jenis turbin yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Pasang
Surut (PLTPs) yaitu :

- Seagen Tidal Turbines buatan MCT


Teknologi MCT bekerja seperti pembangkit listrik tenaga angin yang
dibenamkan di bawah laut. Dua buah baling dengan diameter 15-20 meter
memutar rotor yang menggerakkan generator yang terhubung kepada sebuah
kotak gir (gearbox). Kedua baling tersebut dipasangkan pada sebuah sayap yang
membentang horizontal dari sebuah batang silinder yang diborkan ke dasar laut.
Turbin tersebut akan mampu menghasilkan 750-1500 kW per unitnya, dan dapat
disusun dalam barisan-barisan sehingga menjadi ladang pembangkit listrik. Demi
menjaga agar ikan dan makhluk lainnya tidak terluka oleh alat ini, kecepatan
rotor diatur antara 10-20 rpm (sebagai perbandingan saja, kecepatan baling-
baling kapal laut bisa berkisar hingga sepuluh kalinya).

Gambar Seagen Tidal Turbines buatan MCT


- Tidal Stream Turbines buatan Swan Turbine
Dibandingkan dengan MCT dan jenis turbin lainnya, desain Swan Turbines
memiliki beberapa perbedaan, yaitu: baling-balingnya langsung terhubung
dengan generator listrik tanpa melalui kotak gir. Ini lebih efisien dan mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan teknis pada alat. Perbedaan kedua yaitu,
daripada melakukan pemboran turbin ke dasar laut ST menggunakan pemberat
secara gravitasi (berupa balok beton) untuk menahan turbin tetap di dasar laut.

Gambar Tidal Stream Turbines buatan Swan Turbine


- Davis Hydro Turbines dari Blue Energy
Adapun satu-satunya perbedaan mencolok dari Davis Hydro Turbines milik Blue
Energy adalah poros baling-balingnya yang vertikal (vertical-axis turbines).
Turbin ini juga dipasangkan di dasar laut menggunakan beton dan dapat disusun
dalam satu baris bertumpuk membentuk pagar pasang surut (tidal fence) untuk
mencukupi kebutuhan listrik dalam skala besar.

Gambar Davis Hydro Turbines dari Blue Energy


2.5. Kelebihan dan kekurangan PLTPs
Listrik tenaga pasang surut memiliki beberapa keunggulan. Pertama, tenaga pasang surut
adalah sumber energi terbarukan karena pasang surut di planet kita disebabkan oleh interaksi
gaya gravitasi antara Bulan dan Matahari, serta rotasi bumi, yang berarti bahwa listrik tenaga
pasang surut tidak akan habis selama paling tidak beberapa milyar tahun. Satu keunggulan
besar yang dimiliki tenaga pasang surut dibandingkan beberapa sumber energi terbarukan
lainnya (terutama energi angin) adalah bahwa tenaga pasang surut merupakan sumber energi
yang sangat handal.
Hal ini dapat dipahami karena kita bisa memprediksi kapan air pasang akan naik dan
kemudian surut, karena pasang-surutnya air laut jauh lebih siklik daripada pola cuaca yang
acak. Dan juga, listrik tenaga pasang surut tidak menghasilkan gas rumah kaca seperti bahan
bakar fosil, dan limbah berbahaya seperti ini juga dikhawatirkan akan terjadi pada
penggunaan energi nuklir. Waduk dan bendungan kecil yang diperlukan untuk
memanfaatkan tenaga pasang surut juga dapat memainkan peran yang sangat penting dalam
melindungi kota-kota terdekat atau pelabuhan dari gelombang berbahaya pada saat terjadi
badai.
Listrik tenaga pasang surut merupakan sumber energi yang sangat efisien, dengan
efisiensi 80%, ini berarti bahwa efisiensi energi pasang surut hampir tiga kali lebih besar dari
batubara dan minyak bumi yang memiliki efisiensi 30%, dan juga secara signifikan lebih
tinggi dari efisiensi energi surya dan angin.
Kelemahan utama energi pasang surut adalah pembangkit listrik pasang surut sangat
mahal untuk dibangun, yang berarti listrik tenaga pasang surut masih tidak efektif dalam hal
biaya bila dibandingkan dengan pembangkit bahan bakar fosil. Meskipun begitu, pembangkit
listrik pasang surut dibangun hanya sekali dan biaya pemeliharaannya relatif rendah. Dan
pula, di kehidupan nyata energi pasang surut hanya dapat dilakukan di pantai dengan
diferensial pasang surut yang baik, artinya tidak banyak lokasi yang benarbenar cocok untuk
jenis pembangkit listrik tenaga pasang surut, dan juga hanya menghasilkan listrik selama ada
gelombang pasang yang rata-rata terjadi sekitar 10 jam setiap hari.
Listrik tenaga pasang surut juga dapat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan;
turbin pembangkit dapat mengganggu gerakan kapal dan hewan laut yang besar di sekitar
kanal, sedangkan bangunan pembangkit listrik tenaga pasang surut dapat mengganggu
migrasi ikan di lautan, dan bahkan membunuh populasi ikan ketika melewati turbin.
Tidak ada keraguan sedikitpun bahwa tenaga pasang surut memiliki potensi besar, namun
juga terdapat beberapa kelemahan serius yang menghambat listrik tenaga pasang surut
memiliki nilai komersial tinggi. Masih perlu banyak pengembangan agar teknologi listrik
tenaga pasang surut menjadi efektif dalam hal biaya, karena potensi besar saja tidak cukup
untuk membuat tenaga pasang surut kompetitif dengan bahan bakar fosil yang dominan di
saat ini.

2.6. Contoh PLTPs di Dunia dan di Indonesia

Sea Gen (Source: seageneration)


Turbin air ini diberi nama SeaGen (Sea Generation), dibuat oleh Marine Current
Turbines Ltd., sebuah perusaan yang berbasis di Bristol, Inggris. Lokasi yang dipilih
adalah selat antara Strangford dan Portaferry, Irlandia Utara, sekitar 400 meter dari garis
pantai.

Lokasi SeaGen, selat antara Stangford dan Portaferry, Irlandia Utara (Source: Google
Earth)
SeaGen memiliki dua buah rotor berdiameter 16 meter, empat kali lebih besar dari
pada pendahulunya. Tahun 2003, perusahaan yang sama, membuat SeaFlow dengan
kapasital 300kW (bukan komersial) di Lynmouth, Devon

Rotor SeaGen (Source: seageneration)


Pembangkit yang awal proyek dimulai 2005 ini memiliki kapasitas 1.2 MW,
cukup untuk memberikan tenaga listrik bagi sekitar seribu rumah, dan bekerja 18 – 20
jam sehari. Dalam 12 hari, pembangkit ini ditargetkan telah tersambung dengan jaringan
listrik lokal. ESB Independent Energy telah bersedia membeli listrik dari SeaGen. Yang
paling penting, setiap watt listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini tidak menghasilkan
sedikit pun gas rumah kaca.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
 Di kehidupan nyata energy pasang surut hnya dapat dilakukan di pantau
dengan diferensial pasang surut yang baik, artinya tidak banyak lokasi yang
benar-benar cocok untuk jenis pembangkit listrik tenaga pasang surut
 Pembangkit listrik tenaga pasang surut merupakan sumber energy yang sang
efesien dengan efesiensi 80% dibading batu bara dan minyak bumi yang
memiliki efisiensi 30%

Anda mungkin juga menyukai