Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLOGI INDUSTRI

“KEPRIBADIAN DAN EMOSI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
FIQHI AZIZI LUBIS /1901055
FRANSISCO P. BUTAR BUTAR /1901056
NIA SAVIRA /1901068
PUTRI AMBIKA SIREGAR /1901070
RAYDOVE PALTI THYMOTI  SIRINGORINGO /1901072

DOSEN PENGAMPU: Ir. ADIL BARUS, M.Si

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK


INDONESIA
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah  ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Psikologi Industri. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Ekstraksi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 05 Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perilaku organisasi merupakan sebuah kajian yang mempelajari
tentang tingkah laku manusia dimulai dari tingkah laku individu,
kelompok, dan tingkah laku ketika berorganisasi, serta pengaruh
perilaku individu terhadap kegiatan organisasi dimana mereka
melakukan dan bergabung dalam organisasi tersebut. Dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi, perilaku organisasi dapat memainkan
peran pentingnya dalam perkembangan organisasi dengan melihat
sudut pandang tingkah laku individu atau kelompok yang dapat
memberikan pengaruh terhadap apa yang kita sebut dengan kinerja
organisasi. Salah satu yang berkaitan dengan perilaku organisasi adalah
kepribadian dan emosi. Di dalam sebuah organisasi, kepribadian dan
emosi akan sangat mempengaruhi individu dalam menjalankan
tugasnya (kinerja). Tanpa disadari, faktor kepribadian dan emosi
menjadi salah satu penentu keberhasilan kinerja yang dicapai oleh
suatu organisasi. Maka dari itu, sangat diperlukan bagi seseorang untuk
tahu dan mengerti tentang kepribadian dan emosi, baik dari segi
pengertian, ciri!ciri, dan bagian!bagian lainnya. Pemakalah
mengharapkan setelah membaca karya tulis ini, selanjutnya pembaca
mampu menguasai materi tentang kepribadian dan emosi, dan
diharapkan juga pembaca akan dapat menempatkan dirinya di dalam
sebuah organisasi. Karena, keberhasilan sebuah organisasi akan
ditentukan oleh setiap individu di dalam organisasi itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kepribadian adalah suatu sifat atau trait. Trait adalah dimensi perbedaan individu
berkaitan dengan kecenderungan yang menunjukkan pola konsisten dalam pikiran,
perasaan, dan tindakan. Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif tetap dan
sebagian besarnya dibentuk dari faktor keturunan, lingkungan, sosial serta
kebudayaan.

Dimensi Kepribadian Trait memiliki lima 5 dimensi dalam kepribadian manusia.


Berdasarkan teori kepribadian yang dikembangkan oleh McCrae dan Costa kelima
dimensi tersesbut dikenal dengan istilah Five-Factor Model (FFM). Kelima
dimensi tersebut dapat diljabarkan sebagai berikut :

1. Neuroticism adalah besarnya sensasi negatif seseorang. Sifat kepribadian


ini menunjukan adanya kecenderungan untuk mengekspresikan emosi
yang buruk. Karakteristik khas dari orang yang berkepribadian ini adalah
takut, gugup, dan suka berlebihan.
2. Extraversion merupakan sifat kepribadian yang berhubungan dengan
emosi dan perasaan senang terhadap dirinya sendiri dan lingkungan di
sekitarnya, serta tingkat kenyamanan seseorang ketika bekerja dengan
orang lain.
3. Opennes to Experience adalah sifat yang terbuka terhadap hal-hal baru.
Tipe yang terbuka terhadap pengalaman yaitu tingkat kedalaman minat
terhadap pengetahuan. Ciri atau karakteristik khusus tipe kepribadian ini
adalah penuh daya imajinasi, cerdas dan berwawasan luas.
4. Agreeableness adalah sifat yang mudah akur atau mudah bersepakat. Sifat
keramahan ini adalah tingkat ketaatan norma individu. Karakteristik
khususnya kepribadian ini adalah ramah, toleran dan bersahabat.
5. Conscientiousness dalah sifat berhati-hati atau kesadaran hati nurani.
Kepribadian ini adalah kerpibadian yang senantiasa berkonsentrasi untuk
mencapai tujuan. Karakteristik khusus orang yang memiliki kepribadian
ini adalah berprestasi, disiplin dan taat serta berorientasi.
Organisasi dan pegawai dihadapkan dengan dilema etik, dimana situasi ambigu
yang memerlukan keputusan personal tentang apa yang benar dan apa yang salah
karena tidak ada aturan yang menuntun pada pemilihan keputusan. Individu sering
menggunakan nilai moral dan personal, yang sering menuntun pada perbedaan
keputusan pada orang yang berbeda di situasi yang sama. Ada dua tipe dilema etik
dalam hidup, yakni tipe A dan tipe B.

 Tipe A Dilema tipe A menunjukkan ketidaktentuan yang tinggi pada apa


yang baik dan buruk, tidak terlihat solusi yang terbaik, dan setiap
keputusan memiliki konsekuensi positif dan negative.
 Tipe B Dilema tipe B, juga disebut rationalizing dilemmas, perbedaan
antara salah dan benar jauh lebih jelas daripada tipe A. Biasanya, individu
tahu apa yang benar namun memilih solusi yang lebih menguntungkan
dirinya sendiri. Contohnya, ketika kita akan menjual mobil, kita tidak akan
memberitahu calon pembeli berbagai masalah yang pernah dialami pada
mobil, karena hal itu menguntungkan kita sebagai penjual. Tipe B disebut
rationalizing dilemmas karena individu merasionalisasi bahwa mereka
benar dengan mengatakan bahwa semua orang melakukan hal yang sama.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menangani emosi di


dalam dirinya dan merupakan bagian dari kecerdasan sosial. Kecerdasan ini
melibatkan kemampuan individu untuk memonitor perasaan sosial dan emosi
yang ada pada orang lain, memilah-milah semuanya, serta menggunakan
informasi tersebut untuk membimbing proses berpikir mereka. Law, et al. (2004)
mengukur kecerdasan emosional kepada empat dimensi berikut:

1. Self emotion appraisal (SEA) adalah kemampuan seseorang mengenali


suasana hati, baik di dalam diri sendiri maupun bagaimana
mengekspresikan emosinya. Dimensi ini menilai bagaimana individu
memahami perasaan dirinya sendiri serta bagaimana kemampuannya
menilai perasaan diri sendiri.
2. Others emotion appraisal (OEA) adalah kemampuan individu merasakan
dan memahami emosi orang-orang disekitarya. Individu yang memiliki
kemampuan ini yang tinggi akan jauh lebih sensitive terhadap perasaan
dan emosi orang lain.
3. Use of emotion (UOE) adalah kemampuan individu menggunakan
emosinya. Kemampuan ini dapat mengarahkan individu ke arah kegiatan
yang lebih konstruktif, serta kinerja yang dapat lebih terkendali.
4. Regulation of emotion (ROE) adalah kemampuan mengatur emosi diri
sendiri, sehingga dapat dengan dengan cepat memulihkan diri dari
tekanan psikologis.

Kepribadian atau personality pada dasarnya merupakan karakteristik psikologis


dan

perilaku individu yang sifatnya relatif permanen (karena terbentuk oleh *aktu
yang cukup lama) yang membedakan satu individu dengan individu lainnya.
Dalam komteks organisasi, seorang manajer atau pemimpin organisasi dituntut
untuk dapat memahami kepribadian dari setiap individu agar manajer atau
pemimpin organisasi bisa mengetahui bagaimana cara terbaik untuk menghadapi
mereka. emahami kepribadian adalah termasuk hal mendasar yang perlu
dipahami oleh para manajer atau pemimpin organisasi.

Pengaruh Kepribadian Terhadap Kinerja Karyawan dengan Hasil pengujian


hipotesis membuktikan bahwa kepribadian berpengaruh positif secara signifikan
terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji t yaitu nilai
thitung sebesar 3,414 > 1,652 ttabel. Semakin tinggi tingkat kepribadian yang
dimiliki karyawan maka akan meningkatkan kinerja yang dihasilkan karyawan.
Berdasarkan temuan ini hipotesis yang diajukan didukung yaitu kepribadian
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan deskripsi hasil
penelitian variabel kepribadian secara keseluruhan, item kepribadian yang
memiliki rata-rata paling tinggi adalah item saya mengerjakan tugas secara
menyeluruh dengan skor rata-rata 3.97. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian
variabel kepribadian, dimensi conscientiousness memiliki skor rata-rata tertinggi
yaitu sebesar 3.91, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden kebanyakan
memiliki kepribadian
conscientiousness dimana mereka senang mengerjakan tugas secara menyeluruh,
lebih terorganisir, berhati-hati dan teliti. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian sebelumnya. Bahwa conscientiousness merupakan faktor yang secara
positif berpengaruh terhadap kinerja. Selain itu Yang dan Hwang (2014)
menemukan bahwa semua trait kepribadian secara signifikan berpengaruh positif
terhadap kinerja.

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan dengan Hasil


pengujian hipotesis membuktikan bahwa kecerdasan emosional secara signifikan
berpengaruh positif terhadap kinerja. Hasil pengujian ini dibuktikan dengan hasil
uji t yaitu nilai thitung sebesar 2,915 > 1,652 ttabel. Semakin tinggi kecerdasan
emosional yang karyawan maka kinerja yang dihasilkan karyawan akan
meningkat. Berdasarkan temuan ini maka penelitian ini mendukung hipotesis
yang diajukan yaitu kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian variabel kecerdasan emosional
secara keseluruhan dengan dimensi other’s emotional appraisal (OEA), item
dengan skor rata-rata tertinggi adalah item saya dapat mengamati emosi orang lain
dengan baik dengan skor ratarata sebesar 4,05, yang berarti secara keseluruhan
responden merasa mampu merasakan dan memahami emosi orang-orang disekitar
mereka. Hasil penelitian seseuai dengan penelitian terdahulu oleh Shih dan
Susanto (2010) yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh
terhadap kinerja. Selain itu hasil penelitian Sulaiman dan Noor (2015) juga
menunjukkan bahwa semua dimensi pada Wong and Law Emotional Intelligence
Scales (WLEIS) memiliki hasil yang signifikan.

Tokoh psikologi Carl Gustav Jung (Suryabrata, 2006: 70),


menggolongkan dua tipe kepribadian setiap individu yaitu kepribadian ekstrovert
dan introvert.Berdasarkan penggolongan tipe kepribadian, individu yang terbuka,
mudah bergaul, dengan mudah mengungkapkan isi hatinya ,mudah membuka
informasi pribadi terkait dirinya, dan senang bercerita cenderung dalam tipe
kepribadian ekstrovert.Sedangkan individu yang tertutup, suka menyendiri, tidak
mudah membuka informasi pribadinya, menarik diri dari lingkungan, dan
pendiam cenderung dalam tipe kepribadian introvert.
Ada ciri-ciri lain yang membedakan tipe kepribadian ekstrovert dan
introvert menurut Eysenck & Wilson (Ratnaningsih, 2015: 24) yaitu aktivitas,
interaksi sosial, keberanian mengambil resiko, cara pengambilan keputusan,
ekspresi emosi, kontrol emosi, pemikiran yang introspektif, dan tanggung jawab
terhadap suatu pekerjaan. Berdasar pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepribadian sangat mempengaruhi perilaku individu, salah satunya adalah kontrol
emosi. Dalam hal mengontrol emosi, individu memiliki kekuatannya masing-
masing.Dibandingkan dengan ekstrovert yang cenderung lebih terbuka, individu
introvert yang tertutup belum tentu pandai mengontrol emosinya, belum tentu
juga selalu memendam sendiri apapun yang dirasakan, atau justru kelihatan tidak
pernah menunjukkan ekspresi emosinya. Emosi dapat terlihat melalui ekspresi
ketika sedang berkomunikasi.Ekspresi yang ditunjukkan berupa ekspresi yang
positif maupun negatif.Ada beberapa ekspresi yang ditunjukkan tidak sesuai
dengan banyak faktor, antara lain agar tetap diterima dalam bergaul, ingin terlihat
baik-baik saja, dan tidak ingin keadaan dirinya banyak diketahui oleh orang.Ada
dampak stres yang ditimbulkan pada individu introvert ketika terlalu sering
menahan emosinya.mahasiswa introvert yang sedang emosi meluapkan
perasaannya di sosial media miliknya yang berujung pada kejahatan internet
(cyber crime) dengan menjelek-jelekkan orang lain. Selain meluapkan emosi pada
sosial media, dampak stres lain yang ditemukan pada mahasiswa introvert lainnya
adalah memukuli dinding rumah dengan tangannya sendiri dan melempar barang-
barang yang ada di dalam kamarnya. allport dalam buku yang sama, juga
menegaskan bahwa individu dari lahir mengalami perubahan perubahan yang
penting. $nak yang baru lahir dilengkapi keturunan keturunan, dorongan
dorongan, nafsu dan reflek mengisap, merekam gerakan namun belum punya sifat
dan kepribadian. memiliki potensi fisik dan tempramen yang aktualisasinya
tergantung kepada perjembangan dan kematangan. melalui aktivitas umum yang
menjadi sumber tingkah laku yang bermotif. Sifat!sifat khas seorang anak baru
dapat dilihat pada umur & tahun. Perkembangan itu melewati garis!garis yang
berganda. Macam-macam mekanisme atau prinsip-prinsip dipakai untuk
mendeskripsikan mengenai perubahan perubahan sejak kanak-kanak sampai
dewasa.
Macam-Macam Disiplin : Disiplin menurut Oteng Sutrisno berdasarkan sifatnya
dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Disiplin Positif

Disiplin positif merupakan suatu sikap dan iklim organisasi yang setiap
anggotanya mematuhi peraturan-peraturan organisasi atas kemauannya
sendiri.Mereka patuh pada tata tertib tersebut karena mereka memahami,meyakini
dan mendukungnya. Selain itu mereka berbuat begitu karena mereka benar-benar
menghendakinya bukan karena takut akan akibat dari ketidakpatuhannya. Dalam
suatu organisasi yang telah menerapkan disiplin positif, beberapa siswa kadang-
kadang melakukan suatu kesalahan yang melanggar tata tertib.Maka akibat yang
ditimbulkan adalah kewajiban dalam menetapkan suatu hukuman.Akan tetapi
hukuman yang diberikan ini bukanlah bermaksud untuk melukai ,akan tetapi
yang sesuai dengan prinsip disiplin positif,hukuman tersebut diberikan untuk
memperbaiki dan membetulkan.Disiplin seperti ini sesuai dengan konsepsi
pendidikan modern bahwa agar anak-anak lambat laun dapat mengatur diri dan
belajar bertanggung jawab atas segala perbuatannya dalam mengrjakan sesuatu.
Atau dengan kata lain disiplin positif ini memberikan suatu pandangan bahwa
kebebasan yang mengandung konsekuensi yaitu kebebasan harus sejalan dengan
tanggung jawab.

b. Disiplin Negatif

Yang dimaksud disiplin negatif di sini adalah suatu keadaan disiplin yang
menggunakan hukuman atau ancaman untuk membuat orang-orang mematuhi
perintah dan mengikuti peraturan hukuman. Pendekatan pada disiplin negatif ini
adalah menggunakan hukuman pada pelanggaran peraturan untuk menggerakkan
dan menakutkan orang-orang atau siswa lain sehingga mereka tidak akan berbuat
kesalahan yang sama. Disiplin negatif ini cenderung kepada konsepsi pendidikan
lama,yaitu sumber disiplin adalah otoritas dan kekuasaan guru. Gurulah yang
menentukan dan menilai kelakuan siswa, gurulah yang menentukan peraturan
tentang apa boleh atau tidak boleh dilakukan oleh siswa,tidak ada pilihan lain
selain tunduk pada kemauan guru.Dengan demikian hukuman merupakan
ancaman bagi siswa. Disiplin yang ditegakkan dengan cara seperti ini ternyata
tidak membawa hasil yang memuaskan, karena seorang siswa hanya berada di
sekolah selama 7 jam saja, selebihnya dikembalikan kepada masing-masing orang
tua, selain itu prestasi kerja yang dicapai/diperoleh dikarenakan hanya karena
untuk menghindari hukuman saja bukan karena perasaan yang tulus ikhlas.
Meskipun disiplin negatif ini mempunyai banyak kekurangan akan tetapi pada
waktu-waktu tertentu tetap diperlukan pula sikap kekuatan dan kekuasaan apabila
memang hanya inilah cara satu- satunya jawaban yang perlu dilaukan agar tujuan
dapat tercapai serta berjalan dengan lancer

Anda mungkin juga menyukai