Bab II Tinjauan Pustaka Perbandingan Antara Uji Exact Fisher Dan Koreksi Yates
Bab II Tinjauan Pustaka Perbandingan Antara Uji Exact Fisher Dan Koreksi Yates
TINJAUAN PUSTAKA
hampir tidak pernah dilakukan dengan sampel besar. Untuk itu dibutuhkan metode
alternatif yang tidak bergantung pada bentuk distribusi populasi. Para ahli statistika
Uji exact Fisher dan uji koreksi Yates merupakan salah satu metode statistika
tetapi cukup membandingkan. Kedua uji tersebut merupakan uji alternatif yang
digunakan untuk tabel kontingensi 2x2 pada kondisi dimana terdapat niai sel yang
Uji pasti Fisher merupakan alternatif yang biasa dipakai untuk ukuran sampel
kecil. Prosedur uji pasti fisher dapat memberikan hasil yang akurat untuk semua tabel
2 x 2, yang nilai-nilai harapannya terlalu kecil untuk dapat dianalisis dengan uji Kai
Kuadrat. Pada kondisi dimana uji Kai Kuadrat boleh digunakan, kedua uji ini akan
Fisher probability exact test merupakan salah satu metode statistik non
parametrik untuk menguji hipotesis. Prosedur ini ditemukan oleh R.A. Fisher pada
pertengahan tahun 1930. Pada penelitian dua variabel dengan data yang dinyatakan
dalam persen, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan statistik parametrik chi-
maka chi-kuadrat tidak dapat digunakan walaupun telah mengalami koreksi dari
signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil independen bila datanya berbentuk
2005).
Fisher exact tes ini lebih akurat daripada uji chi-kuadrat untuk data-data
berjumlah sedikit. Walaupun uji ini biasanya digunakan pada tabel sebanyak 2 x 2,
namun kita dapat melakukan Uji exact Fisher dengan jumlah tabel yang lebih besar.
Kelompok Jumlah
I a B a+b
II c D c+d
Jumlah a+c b+d N
Sumber : Sugiyono, 2005.
Kelompok I = sampel I
Kelompok II = sampel II
frekuensi.
exact fisher bila pada uji chi-kuadrat dilakukan dengan sampel kecil tersebut akan
2. atau bila jumlah sampel 20 < n < 40 dengan nilai ekspektasinya <5
Pada nilai marginal yang tetap dapat disusun berbagai kombinasi. Dari setiap
kombinasi yang dihasilkan dapat dihitung selisih persentase antara yang berhasil (+)
dan tidak berhasil (-) dan dihitung nilai p menggunakan rumus di atas.
Hasil perhitungan persentase setiap kombinasi dan nilai p dapat disusun dalam
bentuk tebel. Melalui tabel tersebut kita dapat segera mengetahui besarnya p dari
Keuntungan :
random.
Kerugian :
2. Ahli statistika yang beranggapan bahwa tujuan akhir uji statistik adalah
mengadakan estimasi terhadap parameter populasi tidak setuju dengan uji Fisher.
dimaksudkan sebagai suatu nilai koreksi terhadap hasil distribusi kontinu berdasarkan
hasil dari data diskrit, koreksi Yates ini sebagai upaya untuk mengkontinukan tingkat
penyebaran data dalam pengujian tabel kontingensi 2x2, agar lebih baik sebaran
Kelompok Jumlah
I a B a+b
II c D c+d
Jumlah a+c b+d N
Sumber : Sugiyono, 2005.
Kelompok I = sampel I
Kelompok II = sampel II
frekuensi.
chi-kuadrat bertipe kontinu, maka untuk mereduksi akibat penghampiran n11 , Yates
diambil semua nilai yang mungkin pada suatu selang kontinu dengan cara mengambil
1. Sampel kecil
4. dk = 1
bila N terlampau banyak. Dahulu koreksi Yates banyak digunakan, namun akhir-
dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk
proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Keterampilan motorik oral
berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan
cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian
zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari
ASI. Sedangkan pengertian makanan itu sendiri adalah merupakan suatu kebutuhan
pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik
dan benar agar bermanfaat bagi tubuh (Irianto dan Waluyo, 2004).
makanan peralihan, beiskot (istilah dalam bahasa Jerman yang berarti makanan selai
dari susu yang diberikan pada bayi). Keseluruhan istilah ini mengacu pada pengertian
bahwa ASI maupun pengganti ASI (PASI) untuk berangsur diubah ke makanan
dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Selain untuk
merupakan salah satu proses pendidikan dimana bayi diajar mengunyah dan menelan
a. Melengkapi zat-zat gizi yang kurang karena kebutuhan zat gizi yang semakin
tinggi
proteinnya cukup tinggi, dapat diterima dengan baik, harganya relatif murah, dan
dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal. Makanan pendamping
bagi balita hendaknya bersifat padat gizi, dan mengandung serat kasar serta bahan
lain yang sukar dicerna sedikit mungkin. Sebab serat kasar yang terlalu banyak
selain ASI yang ditujukan guna memenuhi kecukupan gizinya. Pemberian makanan
tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, serta makanan
b. Bebas dari pencemaran pada saat menyimpan makanan tersebut dan menyajikan
c. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
pemberian makanan pendamping ASI hendaknya melihat juga usia pemberian makanan
pendamping ASI pada anak, apakah pemberian makanan pendamping yang diberikan
ASI yang tepat biasanya diberikan tiga kali sehari. Pemberian makanan pendamping
ASI dalam frekuensi yang berlebihan atau diberikan lebih dari tiga kali sehari,
pendamping ASI terlalu berlebihan atau diberikan lebih dari tiga kali sehari, maka
sisa bahan makanan yang tidak digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan sel, dan
energi akan diubah menjadi lemak. Sehingga apabila anak kelebihan lemak dalam
Menurut Depkes RI (2007), jenis makanan pendamping ASI yang baik adalah
terbuat dari bahan makanan yang segar, seperti tempe, kacang-kacangan, telur ayam,
hati ayam, ikan, sayur mayur dan buah-buahan. Jenis-jenis makanan pendamping
yang tepat dan diberikan sesuai dengan usia anak adalah sebagai berikut:
a. Makanan lumat
Makanan lumat adalah makanan yang dihancurkan, dihaluskan atau disaring dan
bentuknya lebih lembut atau halus tanpa ampas. Biasanya makanan lumat ini
diberikan pertama kali kepada bayi disamping ASI. Contoh dari makanan lumat
itu sendiri antara lain berupa bubur susu, bubur sumsum, pisang saring atau
dikerok, pepaya saring dan nasi tim saring. Apabila makanan tersebut hanya
Misalnya : bubur tepung ditambah tempe dilumatkan dan sayuran hijau, nasi
makanan orang dewasa, dapat berupa : bubur beras (padat), nasi lembik, dan lain-
lain yang biasanya disertai dengan lauk pauk tertentu (tempe, tahu dan lain-lain).
hijau.
a. Selalu mencuci tangan sebelum mulai mempersiapkan makanan pada bayi atau
anak, terutama bila kontak dengan daging, telur, atau ikan mentah, dan sebelum
memberi makanan pada bayi atau anak. Selain itu, juga mencuci tangan bayi atau
anak.
b. Mencuci bahan makanan (sayuran, beras, ikan, daging, dll) dengan air mengalir
sebelum diolah menjadi makanan yang akan diberikan kepada bayi atau anak.
d. Peralatan makan bayi atau anak, seperti mangkuk, sendok, dan cangkir, harus
f. Jangan menyimpan makanan yang tidak dihabiskan bayi atau anak. Ludah yang
bayi mendapat penyakit tidak akan terjadi. Makanan pengganti atau pendamping ASI
mutu gizinya harus baik, seperti susu sapi atau bahan makanan sumber protein
hewani dalam jumlah yang cukup. Penghentian pemberian ASI yang terlalu awal
mungkin tidak akan membawa akibat berupa penurunan tingkat gizi. Makanan yang
disiapkan sebagai MP-ASI adalah makanan yang sangat terbuka akan berbagai
Ini berarti penyapihan akan diikuti oleh meningkatnya kemungkinan terjadi infeksi,
Menurut Pudjiadi (2000), bayi belum siap untuk menerima makanan semi
padat kira-kira berumur 6 bulan, dan makanan itu belum dirasakan perlu sepanjang
bayi tersebut mendapatkan ASI yang cukup. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya
berbagai penyakit seperti gangguan menyusui, beban ginjal yang terlalu berat dan
Resiko jangka pendek jika bayi mendapat MP-ASI terlalu dini yaitu sebagai
berikut :
a. Gangguan Menyusui
Pengenalan makanan selain ASI secara dini akan menurunkan frekuensi dan
semakin besar.
penyerapan zat besi dari ASI, walaupun konsentrasi zat besi rendah, tetapi lebih
mudah.
c. Penyakit Diare
Resiko jangka pendek pada bayi yang mendapat makanan pendamping ASI
a. Obesitas
Pemberian makanan pada bayi sejak usia dini dapat mengakibatkan kegemukan
pada bayi. Bayi yang mendapat ASI tampaknya dapat mengatur masukan
yang akan menambah beban ginjal. Beban tersebut masih ditambah oleh
c. Arteriosklerosis
Peranan faktor diit dalam patogenesis dan penyakit jantung ischemic tidak
dipungkiri lagi. Faktor nutrisi yang terlibat disini antara lain : diit yang
mengandung tinggi energi atau kalori dan kaya akan kolestrol serta lemak-
Belum matangnya sistem kekebalan usus pada umur yang dini, dapat
terhadap makana.
Karakteristik ibu dan bayi 0-6 bulan yang akan dibahas adalah (karakteristik
ibu) umur ibu, paritas, (karakteristik bayi) umur bayi, berat badan bayi, tinggi badan
Umur adalah hal terpenting bagi seorang ibu, umur di bawah 20 tahun
dianggap masih belum atau kurangnya kesiapan mental psikologis, karena dianggap
masih belum cuklup matang dan dewasa untuk menghadapi kehamilan dan kelahiran.
Apalagi dalam merawat dan mengurus anak, walaupun diketahui bersama keadaan
tersebut datang dengan sendirinya (naluri keibuan). Untuk urusan pemberian makan
pada bayi tidak dibutuhkan naluri ibu karena diperlukan pengalaman tentang
pemberian makan pada bayi. Sedangkan umur lebih dari 20 tahun secara fisik juga
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita
ibu dalam kehamilan. Dengan sendirinya keadaan kesehatan janin dalam kandungan
menjadi kurang baik. Terganggunya kesehatan janin dapat menyebabkan bayi yang lahir
dalam keadaan kurang gizi sehingga harus mendapatkan makanan pendamping ASI.
Jumlah kelahiran hidup yang ideal dianjurkan oleh pemerintah adalah sebanyak 2
orang.
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya kejadian infeksi.
Oleh sebab itu kejadian infeksi pada bayi dan anak balita akan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan orang dewasa. Kejadian infeksi pada bayi dan balita akan
memberikan gambaran klinik yang lebih berat dan jelek, hal ini disebabkan karena
infeksi pada bayi dan anak balita umumnya dikarenakan belum terbentuknya secara
optimal proses kekebalan secara alamiah. Sedangkan orang dewasa sudah banyak terjadi
kekebalan alamiah yang lebih optimal akibat pengalaman infeksi yang terjadi
sebelumnya.
Berat badan bayi merupakan ukuran yang menentukan tingkat kesehatan yaitu
untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan
klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat
badan dapat diperhunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Berat
badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tubuh. Oleh
diderita oleh bayi. Itu dikarenakan metabolisme pertahanan tubuh bayi terganggu
kesehatan yaitu untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi pada bayi.
Disaat laju pertumbuhan tinggi badan terganggu akibat asupan gizi kurang baik
dengan sendirinya pertahanan tubuh dari serangan penyakit akan melemah, sehingga
bayi dapat terserang dari beberapa penyakit. Ukuran tinggi badan ini mudah dipantau
karena terlihat dari fisik bayi, maka dari itu tinggi badan dapat menjadi ukuran awal
Infeksi mempunyai efek terhadap status gizi untuk semua umur, tetapi lebih
defisiensi energi, protein, dan gizi lain karena menurunnya nafsu makan sehingga
asupan makanan berkurang. Kebutuhan energi pada saat infeksi bisa mencapai dua
buruk. Memburuknya keadaan gizi anak akibat penyakit infeksi dapat menyebabkan
turunnya nafsu makan, sehingga masukan zat gizi berkurang padahal anak justru
memerlukan zat gizi yang lebih banyak. Penyakit infeksi sering disertai oleh diare
Penyakit yang terjadi pada bayi dan anak balita pada umumnya adalah
penyakit yang ditimbulkan bertalian erat dengan pola pemberian makanan pada bayi.
Pengolahan makanan yang kurang cermat, penjagaan kebersihan makanan yang tidak
begitu baik, penyimpanan makanan yang tidak memenuhi syarat hingga mudah
Jenis penyakit yang paling sering ditemukan pada bayi dan anak adalah
penyakit akibat gangguan pencernaan. Oleh karena itu, setiap gangguan kesehatan
terutama memperlihatkan adanya gejala muntah, diare atau turunnya selera makan
anak, haruslah terdapat perhatian dan anak segera dibawa ke Puskesmas atau rumah
kematian terutama pada anak dibawah usia 5 tahun, akan tetapi anak-anak yang
meninggal karena penyakit infeksi itu biasanya didahului oleh keadaan gizi yang
kurang memuaskan. Rendahnya daya tahan tubuh akibat gizi buruk sangat
2003).
Seorang bayi sangat mungkin mengalami satu atau lebih penyakit, hal ini
karena bayi belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang optimal, sehingga rentan
terkena penyakit. Ada 5 penyakit yang sering menimpa bayi di bawah usia satu
tahun, yaitu:
Penyebab bakteri dan virus. Seseorang dikatakan diare bila buang air besar
yang encer/lembek seperti air dan sehari lebih dari empat kali mencret. Penyakit ini
dapat ringan atau serius, datang secara mendadak atau akut (Depkes RI, 2003).
c. Cara menyimpan makanan yang tidak baik sehingga dapat dihinggapi lalat
e. Infeksi usus disebabkan bakteri amuba, cacing dan giargi (parasit yang hidup
di dalam usus).
Kelompok umur yang paling banyak terkena diare adalah anak usia 1-3 tahun,
banyak juga ditemukan penderita yang usianya masih relatif muda yaitu antara 6-12
bulan. Pada usia ini balita mendapat makanan pendamping ASI sehingga
Selain itu balita juga sudah mampu bergerak kesana kemari dan pada usia balita,
makanan. Manifestasi Klinis :Bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh
meninggi cair dan mungkin disertai dengan lendir atau darah (Nasution, SZ, 2003)
Sembelit adalah suatu kondisi yang sangat umum terjadi dan kemungkinan
memiliki jadwal normal untuk buang air besar. Bisa saja bayi BAB setiap setelah
makan, harus menunggu satu hari atau bahkan lebih dari sehari. Pola ini tergantung
dari apa yang bayi makan, seberapa aktif bayi tersebut dan seberapa cepat ia
mencerna makanan. Tapi nantinya orangtua akan bisa menemukan pola BAB
bayinya.
adalah frekuensi BAB-nya kurang dari biasanya, terutama jika sudah lebih dari 1-3
hari sehingga membuat ia merasa tidak nyaman. Selain itu feses yang keras atau
3. Disentri
makanan dan air yang kotor atau lalat. Disentri basiler dialami oleh anak-anak.
pembengkakan dan pemborokan. Peradangan terjadi pada seluruh usus besar dan usus
4. Difteri
komplikasi yang paling berat dan paling sering terjadi.8 Difteri di samping
Difteri larings dapat menyebabkan saluran nafas tersumbat, sehingga penderita dapat
meninggal karena kegagalan pernafasan. Difteri dapat menimpa pada anak yang
5. ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu panyakit infeksi
yang erat kaitannya dengan masalah gizi. Tanda dan gejala penyakit ISPA ini
demam dan sakit telinga. Dua penelitian yaitu Maltene (1991) dan Walker (1992)
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara berat badan dan infeksi saluran
penurunan asupan nutrien karenan menurunnya nafsu makan anak (Thaha, 1995).
infeksi merupakan faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian KEP
Gambar 2.1 Alur penelitian Hubungan Hubungan Karakteristik Ibu dan Bayi
dengan Kejadian Infeksi (Studi Kasus pada Bayi 0-6 Bulan yang Diberi MP-ASI
di Puskesmas Sunggal Tahun 2010) dapat diketahui dengan uji statistik Exact
Fisher ataupun Uji Koreksi Yates.