Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sapi Madura jantan
Sapi Madura jantan dewasa memiliki bobot badan sekitar 275 – 300 kg,
sedangkan sapi betina dewasa sekitar 180 – 250 kg, dengan pertambahan bobot
badan rata-rata 0,3 – 0,6 kg/hari, serta persentase karkas mencapai 45 - 50%
dengan perbandingan daging dan tulang 5,84 : 1 (Fikar dan Ruhyadi, 2010). Sapi
Madura termasuk sapi yang sangat efisien dalam mencerna pakan, bahkan dalam
keadaan kurang pakan sama sekalipun, kondisi badan sapi tetap baik (Djarijah,
1996).
Yulianto dan Saparinto (2010) menyatakan bahwa walaupun memiliki
tubuh yang relatif kecil, sapi Madura mampu memberikan pertumbuhan yang
cukup bagus meski diberi pakan seadanya. Hasil penelitian Umar et al. (2007)
menunjukkan bahwa sapi Madura dengan pemberian pakan 3,6% dari bobot
badan memiliki PBBH sebesar 0,6 kg.
Penggemukan sapi pada dasarnya adalah mendayagunakan potensi genetik
ternak untuk mendapatkan pertumbuhan bobot badan yang efisien dengan
memanfaatkan input zakan serta sarana produksi lainnya, sehingga menghasilkan
nilai tambah usaha yang ekonomis. Tujuan dari penggemukan ternak sapi adalah
untuk meningkatkan produksi daging persatuan ekor, meningkatkan jumlah
penawaran daging secara efisien tanpa memotong sapi lebih banyak,
menanggulangi populasi ternak sapi yang menurun akibat pemotongan dan dapat
menghindari pemotongan sapi betina umur produktif (Siregar 2002),

2.2 Manajemen Pemberian Pakan
Menurut Siregar (2003), pemberian konsentrat 2 jam sebelum hijauan akan
meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum, yang akan
meningkatkan konsumsi bahan kering ransum. Devendra dan Burns (1994)
menyatakan bahwa konsentrat yang lebih mudah dicerna akan memacu
pertumbuhan mikroba dan meningkatkan proses fermentasi dalam rumen. Namun,
pemberian pakan tambahan terlebih dahulu sebelum hijauan dapat menurukan pH

1
rumen karena konsentrasi VFA rumen yang menurun terlalu tinggi akibat
konsumsi karbohidrat mudah terfermentasi(Tillman et al.,1986).
Santosa (1995), menyatakan bahwa yang penting untuk diperhatikan
dalam pemberian pakan di kandang adalah mengetahui berapa jumlah pakan dan
bagaimana keadaan ransum yang diberikan kepada ternak pada berbagai tingkat
kelas dan keadaan sapi yang bersangkutan. Pemberian pakan dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu ad libitum (pakan diberikan dalam jumlah yang selalu
tersedia), dan restricted (pemberian pakan dibatasi).

2.3 Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor tebesar yang berpengaruh terhadap
produktivitas ternak. Kearl (1982) menyatakan bahwa semakin banyak jumlah
pakan yang dikonsumsi oleh ternak, maka semakin tinggi pula produksi
(pertambahan bobot badan) yang diperoleh. Pakan yang berkualitas baik dan
diberikan dalam jumlah yang cukup akan meningkatkan produktivitas ternak.
Pakan adalah makanan/asupan yang diberikan kepada ternak. Ransum
merupakan susunan dua bahan pakan atau lebih yang diberikan untuk seekor
ternak dan mencukupi kebutuhan hidupnya sehari semalam. Ransum harus dapat
memenuhi kebutuhan zat nutrien yang diperlukan ternak untuk berbagai fungsi
tubuhnya, yaitu untuk hidup pokok, produksi maupun reproduksi. Terdapat empat
hal penting yang harus diperhatikan dalam menentukan kebutuhan zat nutrien
pada sapi penggemukan, yaitu: jenis kelamin (jantan atau betina), bobot tubuh,
taraf pertumbuhan atau status fisiologis (pedet, sapihan, bunting dan lain–lain)
serta tingkat produksi (Siregar, 2008).

2.3.1 Hijauan
Hijauan berupa makanan sapi yang berasal dari alam, yaitu rumput-
rumputan. Hijauan yang berkualitas baik berupa rumput unggul atau campuran
rumput dengan hijauan kacang-kacangan umumnya sudah mampu memenuhi
kebutuhan hidup sapi. Hijauan juga mampu memenuhi pertumbuhan dan
reproduksi sapi secara normal sehingga pada pemeliharaan sapi dianjurkan lebih
banyak menggunakan hijauan. Hijauan yang dianjurkan untuk pemeliharaan sapi

2
yaitu antara 85 – 100%. Hijauan yang diberikan kepada sapi seharusnya
memperhatikan hijauan yang unggul. Tentu saja pemberian hijauan yang unggul
ini dapat meningkatkan hasil produksi daging sapi (Muktiani, 2011).
Hijauan merupakan bagian tanaman yang dapat dimakan, termasuk padi-
padian yang diberikan dengan cara menggembalakan ternak maupun dipanen
untuk diberikan langsung pada ternak. Menurut keberadaannya, hijauan makanan
ternak terdiri dari hijauan yang tumbuh secara alami tanpa campur tangan manusia
seperti pastura alami dan hijauan yang sengaja ditanam oleh petani seperti rumput
gajah, gamal, lamtoro, dan waru (Budiasa, 2005).
Hijauan adalah semua bahan pakan yang berasal dari tanaman ataupun
tumbuhan berupa daun-daunan, termasuk batang, ranting, dan bunga. Hijauan
ditandai dengan jumlah serat kasar yang relatif banyak daripada berat keringnya,
yaitu lebih besar dari 18% (Williamson dan Payne, 1993). Hijauan berfungsi
menjaga alat pencernaan agar bekerja baik, membuat kenyang ternak, dan
mendorong keluarnya kelenjar pencernaan.
2.3.2 Pakan Penguat (Konsentrat)
Pakan konsentrat adalah suatu bahan pakan yang diberikan ke ternak yang
terdiri dari beberapa bahan pakan untuk meningkatkan gizi dari pakan yang
digunakan (Hartadi et al., 1997).
Beberapa bahan pakan yang dapat digunakan dalam campuran konsentrat
adalah dedak padi, wheat bran dan ampas kecap. Dedak padi merupakan hasil
ikutan penggilingan padi yang memiliki kandungan nutrisi BK 86%; PK 9,9%;
SK 19,8%; Ca 0,23%; P 1,16% dan TDN 57% (Hartadi et al., 1997). Ampas
kecap merupakan bahan pakan sumber protein hasil dari limbah
industripembuatan kecap (Purbowati et al., 1999), yang memiliki kandungan
nutrien BK 94,30%; PK 30,29%; abu 15,66%; SK 24,40%; LK 26,47%; bahan
ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 3,12%; TDN 71,15% dan NaCl sebanyak 18-20%
(Kuswanto dan Sudarmaji, 1989). Wheat bran merupakan pakan ternak sisa hasil
penggilingan gandum yang memiliki kandungan nutrisi BK 86%; PK 15%; SK
8,8%; LK 4,1%; BETN 60,4% dan TDN 71% (Hartadi et al., 1997).
2.3.3 Complete feed

3
Complete feed adalah bahan pakan yang dicampur menjadi satu tanpa
pakan tambahan lain kecuali air minum, guna memenuhi kebutuhan hidup pokok
dan produksi (Hartadi et al., 1997). Complete feed yang baik memiliki warna
yang sesuai dengan bahan dasar penyusunnya. Pemberian complete feed dapat
mengganti fungsi dari konsentrat, karena complete feed merupakan pakan yang
memiliki kandungan nutrisi lengkap sehingga ternak tidak membutuhkan
tambahan untuk memenuhi hidup pokok dan produksi (Baba et al., 2011).

Anda mungkin juga menyukai