Anda di halaman 1dari 5

Inovasi dalam konteks keharusan

1. Latar Belakang Mengapa Inovasi menjadi sebuah keharusan


Sekolah pada dasarnya tidak dapat dihindarkan dari prinsip revolusi pendidikan dan
sosial. Hal ini dapat diyakinkan kalau setiap saat pasti ada sesuatu yang baru, dan bila
permasalahan ini ditanggapi secara baik atau positif oleh setiap kepala sekolah, guru, staf,
siswa, dan para orang tua maka dampaknya adalah proses perubahan dan keberhasilan.
Namun sebaliknya apabila permasalahan itu ditanggapi negative maka justru berdampak pada
proses ketertinggalan atau kemunduran. Proses perubahan itu berkaitan erat dengan proses
perubahan pendidikan, dan didalamnya meliputi unsur penting sebuah perjalanan, dorongan,
juga praktik maju dari bentuk-bentuk tradisional.
Proses perubahan berorientasi pada kebutuhan dalam dunia pendidikan modern
sekarang, dan mustahil kalau tidak ada perubahan dalam dunia pendidikan tersebut.
Persoalannya bahwa sampai sejauhmanakah perubahan itu terjadi; dan cepat atau lambatnya
perubahan itu terjadi sangat bergantung pada kreatifitas dan kemauan seorang pimpinan
sebagai motor penggerak untuk mau berubah dan merubah dunia pendidikan atau lebih
spesifik merubah sekolahnya.
Perubahan berarti inovasi; dan perubahan hanya dapat dilakukan melalui inovasi,
termasuk perubahan didalam dunia pendidikan atau persekolahan melalui program-program
pendidikan. Inovasi digambarkan sebagai sesuatu yang ideal dari masyarakat yang
demokratis, disebabkan oleh perbedaan-perbedaan baik secara individu maupun kelompok.
Orientasi dari inovasi sebenarnya adalah aplikasi konsep pengembangan ke arah perbaikan.
Tidak ada perubahan tanpa adanya inovasi, dan inovasi berarti penyempurnaan, adaptasi, dan
proses penyesuaian ke arah yang lebih baik. Inovasi terjadi secara total, tidak pernah berakhir,
dan selalu melibatkan banyak orang; dengan inovasi berarti mempunyai banyak pilihan
sebagai alternatif; sehingga inovasi.
Pendidikan di abad 21 telah berkembang sedemikian rumah terkait pemahaman
pendidikan, bahwa pendidikan adalah siap untuk hidup, bukan siap untuk sekolah lagi.
Kemudian adanya kemandirian, menalar, kompetensi serta ujian sangat bermakna, sesuai
dengan konteks yang terjadi, sebagai bagian dari warga negara, bersikap demokratis, lalu
integrasi digital.
Sekolah yang merdeka belajar adalah ada kemerdekaan dalam mengarahkan tujuan, cara,
dan penilaian belajarnya. Orientasinya pada pelajaran kompetensi yang utuh bukan hanya
sekedar informasi atau materi dan pola belajarnya betul-betul lebih ke personal. Satu jawaban
ampuh untuk mengatasi pengajaran monoton, yaitu inovasi pembelajaran. Guru tidak bisa
hanya mengandalkan kemampuan professional yang hebat. Penguasaan materi yang ampuh
tidaklah cukup membuat pembelajaran menarik. Guru membutuhkan keterampilan pedagogi
yang sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan belajar.
2. Definisi Inovasi
inovasi pendidikan sangat diperlukan dalam menyambut era global seperti saat ini.
inovasi pendidikan adalah suatu ide atau metode yang dirasakan sebagai hal yang baru dan
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Inovasi pendidikan perlu dikembangkan dari segala aspek baik dari sistem pendidikan, sarana
prasarana dan metode pembelajaran.
Salah satu komponen yang paling sangat berperan dalam memberikan inovasi
pendidikan adalah pemerintah. Pemerintah harus mengetahui segala permasalahan yang ada
di dunia pendidikan dengan menciptakan inovasi berdasarkan masalah yang ada di lapangan.
Karena pemerintah punya wewenang penuh dalam memberikan keputusan hingga pembuatan
sistem pendidikan. Hal ini akan lebih mudah dalam penerapan inovasi pendidikan, karena
setiap instansi sekolah akan mengikuti setiap arahan dan keputusan dari pemerintah pusat.
Cara ini bisa juga kita sebut dengan top down inovation, dimana keputusan pemerintah adalah
hal yang mutlak dan harus di ikuti semua instansi.
Selain itu, dalam inovasi pendidikan terkadang tidak harus menunggu adanya
keputusan dari pemerintah. Pihak sekolah bisa memulai dengan hal kecil agar inovasi
pendidikan dapat terwujud. Demi memcahkan masalah pendidikan yang ada di
lingkungannya, jajaran petinggi sekolah terkadang mencari cara agar permasalahan sekolah
mereka bisa terselesaikan, tanpa harus menunggu keputusan dari pemerintah. Seperti dalam
hal memberikan materi pelajaran, tak sedikit instansi sekolah mengubah metode mereka
dalam mengajar tentunya tetap dengan tujuan yang sama dan tidak menyalahi aturan
pemerintah. Cara seperti ini bisa juga di sebut bottom up inovation, karena terlalu lama
menunggu keputusan dari pemerintah pusat, pihak sekolah mengembil keputusan untuk
merubah metode pembelajaaran tentunya dengan kesepakatan semua elemen yang ada di
sekolah.
Pada intinya, inovasi pendidikan diperlukan untuk mengurangi masalah yang ada di
sekolah. Melibatkan peran teknologi adalah salah satu cara untuk mewujudkan inovasi
pendidikan. Salah satu peran teknologi yang sangat dibutuhkan saat ini adalah untuk
menangani permasalahan manajemen yang ada di sekolah. CLOBAS adalah salah satu
aplikasi yang dapat membantu mempermudah aktivitas manajemen disekolah. Tersedia
puluhan modul yang terangkum dalam satu platform untuk membantu aktivitas sekolah agar
lebih cepat dan efektif.
3. Tujuan Inovasi dalam pendidikan
Tujuan utama dari inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yakni
kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana, termasuk struktur dan
prosedur organisasi. Jadi keseluruhan sistem perlu ditingkatkan agar semua tujuan yang telah
direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya (Hasbullah, 2001: 189). “Tujuan” yang
direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas tentang sasaran dan hasil-hasil yang
ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk mengetahui perbedaan antara
keadaan sesudah dan sebelum inovasi dilancarkan. Dan tujuan inovasi ialah efisiensi,
relevansi dan efektivitas mengenai sasaran jumlah anak didik Sebanyak-banyaknya, dengan
hasil pendidikan yang sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat
dan pembangunan) dengan menggunakan sumber tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah
sekecil-kecilnya (Suryosobroto, 1990: 129) Kalau dikaji, arah tujuan inovasi pendidikan
Indonesia tahap demi tahap, yaitu:
1. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan
teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan
kemajuan-kemajuan tersebut.
2. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luas sekolah bagi setiap
warga negara. Misalnya meningkatkan daya tampung usia sekolah SD, SLTP, dan Perguruan
Tinggi. Disamping itu akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun
dewasa ini. Dengan sistem penyampaian yang baru diharapkan peserta didik menjadi manusia
yang aktif, kreatif, dan terampil mmecahkan masalah sendiri (Idris, Jamal, 992: 71). Tujuan
jangka panjang yang hendak dicapai ialah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.
Selain tersebut diatas tujuan lain dilakukannya inovasi pendidikan adalah untuk memecahkan
masalah pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia kependidikan yang lebih
memberikan harapan kemajuan lebih pesat.
4. Jenis Inovasi dalam Pendidikan.
A. Top-down model
Top down model adalah model inovasi pendidikan yang dibuat atau diciptakan oleh
seorang atasan dan ditujukan untuk pihak di bawahnya. Misalnya inovasi yang diciptakan
oleh Kemendikbud dan ditujukan bagi seluruh instansi pendidikan di bawah naungannya.
Penerapan inovasi ini bisa dilakukan melalui ajakan, anjuran, bahkan sedikit pemaksaan.
B. Bottom up model
Bottom up model adalah model inovasi pendidikan yang diciptakan dari bawah
sebagai upaya untuk menjamin dan meningkatkan kualitas mutu pendidikan. Inovasi ini
tergolong sebagai inovasi yang berkelanjutan dan tidak mudah berhenti. Contohnya adalah
inovasi yang dibuat oleh sekolah maupun guru untuk menunjang pembelajaran di sekolah
atau di kelasnya.
5. Langkah-langkah melakukan inovasi dalam pembelajaran
Untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran yang mengintegrasikan atau
memanfaatkan TIK dengan tepat, berikut langkah-langkah melakukan inovasi dalam
pembelajaran, diantaranya:
1. Identifikasi Masalah dan Analisis Kebutuhan
Langkah identifikasi masalah dan analisis kebutuhan merupakan awal dari
semua langkah inovasi dalam pembelajaran. Dalam melakukan inovasi guru
terlebih dahulu harus mengidentifikasi masalah yang dihadapi. Langkah ini sangat
penting dilalui guna menghasilkan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Hasil dari sebuah analisis awal adalah daftar kebutuhan, jenis dan prioritas
kebutuhannya. Inovasi yang dilakukan diharapkan akan bermanfaat dan
berdampak positif bagi banyak orang khususnya bermanfaat untuk siswa yang ajar
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Manfaat lainnya adalah guru lain
bisa menjadikan hasil analisis sebagai referensi guna memperbaiki pembelajaran.
Pada umumnya, analisis kebutuhan ditujukan pada tiga subjek sasaran yaitu, 1)
Analisis Kurikulum, 2) Analisis Sasaran dan 3) Analisis tren perkembangan
teknologi. Analisis kurikulum ditujukan untuk mengetahui secara rinci kebutuhan
berdasarkan tuntutan kebutuhan kurikulum. Kurikulum yang senantiasa dinamis
memerlukan analisis yang lebih tajam. Contohnya, inovasi yang dirancang untuk
memenuhi tuntutan kurikulum KTSP, tentu saja berbeda dengan inovasi
pembelajaran berdasarkan tuntutan Kurikulum 2013 yang berorientasi pada
keterampilan proses, pendekatan saintifik, kompetensi abad 21, dan pembangunan
karakter
Sementara analisis sasaran ditujukan untuk mendapatkan identifikasi karakteristik
sasaran secara tepat. Gaya belajar anak-anak generasi Z harus dianalisis secara
tepat, mengingat ada kecenderungan tangan mereka tidak lepas dari gadget.
Hampir semua aktivitas seperti membaca, menonton, bermain, berkomunikasi,
bahkan bercanda dilakukan melalui tombol- tombol gadget. Analisis terhadap
sasaran berkaitan erat dengan analisis terhadap trend perkembangan teknologi.
Sebagaimana yang diketahui bersama bahwa perubahan teknologi secara cepat di
satu sisi merupakan peluang bagi berkembangnya teknologi dalam proses
pembelajaran di kelas.
2. Penyusunan Rancangan Inovasi
Penyusunan rancangan inovasi perlu dilakukan oleh guru. Terdapat dua
pendekatan langkah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
mengintegrasikan TIK, yaitu pendekatan idealis dan pendekatan pragmatis.
Dalam pendekatan idealis, topik atau satuan pembelajaran dijadikan sebagai
acuan. Langkah yang dilakukan adalah: 1) menentukan topik; 2) menentukan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; dan 3) menentukan aktivitas
pembelajaran dengan memanfaatkan TIK (seperti modul, LKS, program audio,
VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar online di internet, atau alat
komunikasi sinchronous dan asinchronous lainnya) yang relevan untuk mencapai
tujuan pembelajaran tersebut. Dalam pendekatan software, langkah pertama yang
dilakukan adalah mengidentifikasi TIK (seperti buku, modul, LKS, program
audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar online di internet, atau alat
komunikasi sinkronous dan asinkronous lainnya) yang bisa dilakukan atau
digunakan. Selanjutnya, guru dapat memilih topik-topik yang sesuai dengan
kondisi TIK yang tersedia. Setelah menentukan topik yang sesuai dengan
ketersediaan TIK, guru dapat merencanakan strategi pembelajaran yang relevan
agar dapat mencapai kompetensi dasar dan indikator capaian hasil belajar dari
topik pelajaran tersebut. Perlu diingat bahwa dalam menyusun rancangan inovasi
guru harus menyiapkan silabus dan rancangan pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disesuaikan dengan kurikulum.
3. Pengembangan Rancangan Inovasi
Pengembangan rancangan inovasi terhadap RPP perlu dilakukan untuk
disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Aktivitas pengembangan yang dapat
dilakukan oleh guru yaitu dengan cara mengajak rekan sesama guru untuk
berdiskusi mengenai bagaimana pengembangan RPP ini dilakukan. Langkah-
langkah pengembangan RPP yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut: 1)
Mengkaji silabus dan kurikulum; 2) Menentukan tujuan; 3) Mengembangkan
kegiatan pembelajaran; 4) Menjabarkan jenis penilaian; 5) Menentukan alokasi
waktu; dan 6) Menentukan sumber belajar.
4. Pelaksanaan Uji Coba
Semua rancangan inovasi yang telah disiapkan harus melalui uji coba terlebih
dahulu sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran. Hasil uji coba inovasi
tidak perlu mengkhawatirkan berhasil atau tidaknya. Setiap kendala yang
ditemukan dalam proses uji coba harus diyakini sebagai sebuah pembelajaran yang
akan berdampak positif terhadap guru maupun siswa.
5. Pengendalian dan Perbaikan
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan oleh guru harus melakukan
perbaikan pada setiap kelemahan-kelemahan yang mungkin saja muncul selama
proses perancangan.
6. Implementasi
Setelah semua dirasa siap maka tindakan selanjutnya adalah implementasi
terhadap inovasi dalam pembelajaran. Kesiapan guru dalam mengimplementasikan
inovasi pembelajaran ini menjadi kunci kesuksesan di lapangan.
7. Evaluasi
Usai melakukan implementasi selanjutnya guru harus melakukan evaluasi guna
perbaikan pada kegiatan pembelajaran berikutnya. Dalam melakukan evaluasi
guru harus mampu mengidentifikasi tingkat keberhasilan dalam menerapkan
rancangan yang telah diterapkan dan bagian-bagain apa saja yang harus diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai