1) Jelaskan perbedaan kajian ilmu penyakit tumbuhan dan epidemiologi penyakit
tumbuhan. 2) Mengapa epidemiologi penyakit tumbuhan memerlukan dukungan matematika dan statistika lebih daripada ilmu penyakit tumbuhan? 3) Faktor apa yang menyebabkan perkembangan epidemiologi penyakit tumbuhan sedemikian jauh terlambat daripada ilmu penyakit tumbuhan? 4) Faktor apa yang mendukung sehingga epidemiologi penyakit tumbuhan dapat berkembang sedemikian pesat dalam beberapa dasawarsa terakhir? 5) Tantangan apa yang dihadapi dalam perkembangan epidemiologi penyakit tumbuhan di Indonesia? JAWABAN
1. perbedaan kajian ilmu penyakit tumbuhan dan epidemiologi penyakit tumbuhan
Ilmu penyakit tumuhan mempelajari meliputi studi tentang penyebab penyakit, studi tentang interaksi antara penyebab penyakit - tumbuhan inang dan lingkungan, studi tentang fisiologi tanaman sakit. Studi penyakit tumbuhan dalam populasi tumbuhanya disebut epidemologi. Masalah gangguan mikroorganisme terhadap tumbuhan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan cara-cara pengendaliannya dipelajari dalam ilmu penyakit tumbuhan Epidemologi penyakit tumbuhan mempelajari tentang populasi patogen di dalam populasi tanaman inang dan penyakit yang ditimbulkan dibawah pengaruh faktor lingkungan dll, memberikan pengertian tentang sifat-sifat pathogen dalam waktu dan ruang sehingga dapat memberikan pertimbangan untuk mengatur strategi pengendalian penyakit. Proses epidemiologi terjadi dalam suatu lingkungan tertentu. 2. Mengapa epidemiologi penyakit tumbuhan memerlukan dukungan matematika dan statistika? Karena: Dalam mempelajari epidemologi penyakit tumbuhan Sebagai bagian dari biologi secara umum, maka epidemiologi banyak berorientasi penelitian, baik dasar maupun terapan. Penelitian dasar berusaha untuk mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang menyebabkan epidemik; dan penelitian terapan berusaha untuk memecahkan masalah epidemik yang terjadi di pertanaman. Hasil dari penelitian epidemiologi yang baik dapat membantu memecahkan masalah penyakit tanaman dengan cara-cara yang efektif, ekonomis, dan ramah lingkungan. Mahasiswa dilatih menghitung persentase penyakit, intensitas penyakit (proporsi tanaman sakit), sehingga dapat diketahui laju infeksi patogen menghitung perkembangan penyakit secara periodik dengan menggitung persentase penyakit, intensitas penyakit atau proporsi tanaman sakit, selanjutnya menghitung laju infeksinya. 3. Faktor yg menyebabkan perkembangan epidemiologi penyakit tumbuhan sedemikian jauh terlambat daripada ilmu penyakit tumbuhan yaitu:Faktor Manusia Banyak kegiatan manusia yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi epidemic suatu penyakit tanaman. Ada diantara kegiatan itu memacu atau menekan timbulnya epidemic. Pemilihan Lokasi Lahan rendah dengan drainase yang jelek terutama jika ada sumber inokulum akan memicu timbulnya epidemic. Pada lokasi yang sudah terkotaminasi dengan patogen tular tanah, sebaikya diadakan pergiliran tanaman untuk menghindari epidemic. Pemilihan Bahan Perbanyakan Tanaman Penggunaan biji, bahan perbanyakan vegetatif yang sudah terinfeksi akan meningkatkan jumlah inokulum awal di dalam pertanaman sehingga meningkatkan kemungkinan timbulnya epidemic. Sedangkan penggunaan benih bersertifikat akan memperkecil peluang timbulnya epidemic. Praktek Budidaya Sistem pertanaman monokultur (species atau varietas) yang terus menerus dalam suatu area yang luas, pemupukan N yang tinggi, irigasi penyiraman (sprinkler), pengaruh aplikasi herbisida, sanitasi yang jelek semuanya meningkatkan peluang terjadinya epidemic. Teknik Pengendalian Pengendalian kimia, praktek budidaya (sanitasi, pergiliran tanaman), pengendalian hayati, varietas tahan, dan teknik lainnya dapat menekan atau mencegah timbulnya epidemic suatu penyakit dan mungkin penyakit-penyakit lain sejenisnya. Akan tetapi kadang kala pengendalian dengan kimia misalya akan menyebabkan timbilnya ras baru yang tahan terhadap zat kimia tersebut sehingga epidemic dapat terjadi. Demikian pula halnya dengan pengendalian dengan menggunakan varietas tahan secara terus menerus dapat menyebabkan timbulnya ras baru yang mampu melumpuhkan ketahanan varietas tersebut. Membawa Patogen Baru Oleh karena semakin mudahnya orang bepergian dari satu negara ke negara lain, maka frekuensi berpergian juga semakin meningkat. Di dalam berpergian tersebut berbagai produk pertanian ikut terbawa yang mungkin mengandung patogen yang belum ada di negara tujuan. Patogen yang terbawa tersebut setelah tiba di tempat yang baru kadang kala menyebabkan epidemic berat. 4. Faktor yang mendukung sehingga epidemiologi penyakit tumbuhan dapat berkembang sedemikian pesat dalam beberapa dasawarsa terakhir yaitu: 5. Tantangan yang dihadapi dalam perkembangan epidemiologi penyakit tumbuhan di Indonesia yaitu : Pembangunan sektor pertanian yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tidak mendorong peningkatan kesejahteraan petani dan petani yang kurang sejahtera tidak dapat membantu mendorong perkembangan ilmu yang terkait. Penelitian epidemiologi penyakit tumbuhan memerlukan fasilitas yang memadai yang umumnya kurang dimiliki oleh universitas maupun lembaga penelitian di negara-negara sedang berkembang. Sementara itu, sektor swasta kurang dapat berperan banyak apabila pengembangan pertanian tidak diorientasikan ke arah perolehan devisa guna mendorong penelitian epidemiologi penyakit tumbuhan sesuai dengan standar negara- negara maju.Terlepas dari kemajuan yang telah diperoleh, kehilangan hasil tanaman dalam jumlah yang sangat berarti masih terus terjadi.