Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FLORENSIANA OKTAVIANA RINA

NIM : 1904060246

TUGAS : EPIDEMOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN

DOSEN PA : IR.ANTONIUS S.S NDIWA MP

1) Jelaskan perbedaan kajian ilmu penyakit tumbuhan dan epidemiologi penyakit


tumbuhan.
2) Mengapa epidemiologi penyakit tumbuhan memerlukan dukungan matematika
dan statistika lebih daripada ilmu penyakit tumbuhan?
3) Faktor apa yang menyebabkan perkembangan epidemiologi penyakit tumbuhan
sedemikian jauh terlambat daripada ilmu penyakit tumbuhan?
4) Faktor apa yang mendukung sehingga epidemiologi penyakit tumbuhan dapat
berkembang sedemikian pesat dalam beberapa dasawarsa terakhir?
5) Tantangan apa yang dihadapi dalam perkembangan epidemiologi penyakit
tumbuhan di Indonesia?
JAWABAN

1. perbedaan kajian ilmu penyakit tumbuhan dan epidemiologi penyakit tumbuhan


 Ilmu penyakit tumuhan mempelajari meliputi studi tentang penyebab penyakit,
studi tentang interaksi antara penyebab penyakit - tumbuhan inang dan
lingkungan, studi tentang fisiologi tanaman sakit. Studi penyakit tumbuhan dalam
populasi tumbuhanya disebut epidemologi. Masalah gangguan mikroorganisme
terhadap tumbuhan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan cara-cara
pengendaliannya dipelajari dalam ilmu penyakit tumbuhan
 Epidemologi penyakit tumbuhan mempelajari  tentang populasi patogen di dalam
populasi tanaman inang dan penyakit yang ditimbulkan dibawah pengaruh faktor
lingkungan dll, memberikan pengertian tentang sifat-sifat pathogen dalam waktu
dan ruang sehingga dapat memberikan pertimbangan untuk mengatur strategi
pengendalian penyakit. Proses epidemiologi terjadi dalam suatu lingkungan
tertentu.
2. Mengapa epidemiologi penyakit tumbuhan memerlukan dukungan matematika dan
statistika?
Karena:
Dalam mempelajari epidemologi penyakit tumbuhan Sebagai bagian dari biologi secara
umum, maka epidemiologi banyak berorientasi penelitian, baik dasar maupun terapan.
Penelitian dasar berusaha untuk mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang
menyebabkan epidemik; dan penelitian terapan berusaha untuk memecahkan masalah
epidemik yang terjadi di pertanaman. Hasil dari penelitian epidemiologi yang baik dapat
membantu memecahkan masalah penyakit tanaman dengan cara-cara yang efektif,
ekonomis, dan ramah lingkungan. Mahasiswa dilatih menghitung persentase penyakit,
intensitas penyakit (proporsi tanaman sakit), sehingga dapat diketahui laju infeksi
patogen menghitung perkembangan penyakit secara periodik dengan menggitung
persentase penyakit, intensitas penyakit atau proporsi tanaman sakit, selanjutnya
menghitung laju infeksinya.
3. Faktor yg menyebabkan perkembangan epidemiologi penyakit tumbuhan sedemikian
jauh terlambat daripada ilmu penyakit tumbuhan yaitu:Faktor Manusia
 Banyak kegiatan manusia yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
epidemic suatu penyakit tanaman. Ada diantara kegiatan itu memacu atau menekan
timbulnya epidemic.
 Pemilihan Lokasi
Lahan rendah dengan drainase yang jelek terutama jika ada sumber inokulum akan
memicu timbulnya epidemic. Pada lokasi yang sudah terkotaminasi dengan patogen tular
tanah, sebaikya diadakan pergiliran tanaman untuk menghindari epidemic.
 Pemilihan Bahan Perbanyakan Tanaman
Penggunaan biji, bahan perbanyakan vegetatif yang sudah terinfeksi akan meningkatkan
jumlah inokulum awal di dalam pertanaman sehingga meningkatkan kemungkinan
timbulnya epidemic. Sedangkan penggunaan benih bersertifikat akan memperkecil
peluang timbulnya epidemic.
 Praktek Budidaya
Sistem pertanaman monokultur (species atau varietas) yang terus menerus dalam suatu
area yang luas, pemupukan N yang tinggi, irigasi penyiraman (sprinkler), pengaruh
aplikasi herbisida, sanitasi yang jelek semuanya meningkatkan peluang terjadinya
epidemic.
 Teknik Pengendalian
Pengendalian kimia, praktek budidaya (sanitasi, pergiliran tanaman), pengendalian
hayati, varietas tahan, dan teknik lainnya dapat menekan atau mencegah timbulnya
epidemic suatu penyakit dan mungkin penyakit-penyakit lain sejenisnya. Akan tetapi
kadang kala pengendalian dengan kimia misalya akan menyebabkan timbilnya ras baru
yang tahan terhadap zat kimia tersebut sehingga epidemic dapat terjadi. Demikian pula
halnya dengan pengendalian dengan menggunakan varietas tahan secara terus menerus
dapat menyebabkan timbulnya ras baru yang mampu melumpuhkan ketahanan varietas
tersebut.
 Membawa Patogen Baru
Oleh karena semakin mudahnya orang bepergian dari satu negara ke negara lain, maka
frekuensi berpergian juga semakin meningkat. Di dalam berpergian tersebut berbagai
produk pertanian ikut terbawa yang mungkin mengandung patogen yang belum ada di
negara tujuan. Patogen yang terbawa tersebut setelah tiba di tempat yang baru kadang
kala menyebabkan epidemic berat.
4. Faktor yang mendukung sehingga epidemiologi penyakit tumbuhan dapat berkembang
sedemikian pesat dalam beberapa dasawarsa terakhir yaitu:
5. Tantangan yang dihadapi dalam perkembangan epidemiologi penyakit tumbuhan di
Indonesia yaitu : Pembangunan sektor pertanian yang diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi tidak mendorong peningkatan kesejahteraan petani dan petani yang
kurang sejahtera tidak dapat membantu mendorong perkembangan ilmu yang terkait.
Penelitian epidemiologi penyakit tumbuhan memerlukan fasilitas yang memadai yang
umumnya kurang dimiliki oleh universitas maupun lembaga penelitian di negara-negara
sedang berkembang. Sementara itu, sektor swasta kurang dapat berperan banyak apabila
pengembangan pertanian tidak diorientasikan ke arah perolehan devisa guna mendorong
penelitian epidemiologi penyakit tumbuhan sesuai dengan standar negara- negara
maju.Terlepas dari kemajuan yang telah diperoleh, kehilangan hasil tanaman dalam
jumlah yang sangat berarti masih terus terjadi.

Anda mungkin juga menyukai