Bagian mana
yang mengevaluasi materialitas dan risiko?
Jawab :
Dengan cara :
Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko
inheren.
Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian.
Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan.
9–3 Jelaskan mengapa materialitas penting tetapi sulit diterapkan dalam praktik. Jawab :
Karena meskipun didalam definisi FASB menekankan pada pemakai yang bijaksana yang
mengandalkan laporan keuangan untuk membuat keputusan, auditor harus memiliki
pengetahuan mengenai siapa saja pemakai laporan keuangan klien serta keputusan apa yang
akan dibuat. Sehingga didalam praktik, para auditor mungkin tidak mengetahui siapa saja
pemakai laporan atau keputusan apa yang akan mereka ambil berdasarkan laporan keuangan
itu.
Jawab :
Jawab :
9-6 Asumsikan bahwa Rosanne Madden, CPA, menggunakan 5 persen laba bersih
sebelum pajak, aktiva lancar, atau kewajiban lancar sebagai pedoman utamanya
dalam mengevaluasi materialitas. Faktor-faktor kualitatif apa yang juga dia harus
pertimbangkan dalam menentukan apakah salah saji mungkin material?
Jawab :
9-7 Bedakan antara istilah salah saji yang dapat ditoleransi dan pertimbangan
pendahuluan tentang materialitas. Bagaimana hubungan antara kedua istilah itu?
Jawab :
Pertimbangan awal materialitas yaitu menetapkan strategi audit secara keseluruhan, auditor
harus menetukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan
.materialitas kinerja adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor, pada tingkat yang lebih
rendah dari pada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan.
9-8 Berikan 2 contoh kapan auditor mungkin menetapkan tingkap materialitas kinerja
yang lebih rendah untuk kelas transaksi tertentu, saldo akun, atau pengungkapan.
Jawab :
Contoh :
Untuk suatu piutang usaha bersaldo 2 juta , auditor harus mengumpulkan bukti yang
lebih banyak apabila kesalahan penyajian sebesar 100 ribu di pandang material , dari
pada apabilah kesalahan penyajian sebesar 600 ribu , di pandang material.
Jawab :
Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolute.Salah saji dalam
jumlah tertentu mungkin saja material bagi perusahaan kecil, tetapidapat saja tidak
material bagi perusahaan besar.
Faktor- Faktor Kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas. Jenis salah saji
tertentu mungkin lebih penting bagi para pemakai dibandingkan salahsaji lainnya,
sekalipun nilai dollarnya sama.
9-10 Defenisikan model risiko audit dan jelaskan setiap istilah dalam model. Juga
uraikan 2 faktor apa dalam model itu yang jika digabungkan mencerminkan risiko
salah saji yang material.
Jawab :
Model resiko audit adalah suatu model yang menggambarkan hubungan umum berbagai
kompenen risiko audit dalam istilah matematik untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima . Dua faktor :
Jawab :
1. Risiko deteksi merupakan dependen dari tiga faktor lain yang tercakup dalam model. Risiko
ini akan berubah hanya apabila auditor mengubah salah satu (atau lebih) faktor lain dalam
model risiko.
2. Risiko deteksi menetukan jumlah bukti subtantif yang direncanakan akan dikumpulkan
auditor yang di kembaliakn dengan ukuran risiko deteksi.
9-12 Defenisikan apa yang dimaksud dengan risiko inheren. Identifikasi empat faktor
yang penyebabkan tingginya risiko inheren dalam audit.
Jawab:
Risiko inheren merupakan kerentanan suatu asersi tentang suatu golongan transaksi, saldo
akun, atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin material, baik
secara individual maupun secara kolektif. Empat faktor:
Jawab :
Risiko inheren dan risiko pengendalian tidak di tetapkan untuk audit sebagai keseluruhan,
melainkan di tetapkan untuk setiap siklus, setiap akun dalam suatu siklus, bahkan kadang –
kadang untuk setiap tujuan audit pada suatu akun
9-14 Jelaskan pengaruh salah saji yang intensif yang ditemukan dalam audit tahun
sebelumnya pada resiko inheren, resiko deteksi rencana dan bukti yang
direncanakan?
Jawab :
Pengaruh dari salah saji ekstensif yang ditemukan kredit tahun sebelumnya, audit akan menilai
resiko inheren yang tinggi selama audit tahun berjalan dan pengujian yang ekstensif perlu
dilakukan sebagai cara untuk menentukan apakah defisien sisistem klien telah diperbaiki hal
tersebut dapat terjadi karena banyak jenis salah saji yang bersifat sistematis dan organisasi
sering kali lamban dalam mengadakan perubahan tersebut. Resiko deteksi terencana: jika
deteksi resiko untuk direncanakan dikurangi, membuat harus mengumpulkan lebih banyak bukti
untuk mencapai rencana pengurangan resiko tersebut.
9-15 Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah risiko audit yang dapat diterima.
Apa relevansinya dengan pengumpulan bukti?
Jawab :
Risiko audit bisa diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa laporan
keuangan salah saji secara material, walaupun audit setelah selesai dan pendapatan wajar
tanpa pengecualian telah diberikan. dalam relevansi terhadap bukti dikumpulkan, auditor harus
senantiasa menggunakan skeptimensme profesional .
9-16 Jelaskan bagaimana hubungan antara risiko audit yang dapat diterima dan
kewajiban hukum auditor ?
Jawab :
Hubungan antara resiko audit yang dapat diterima dan kewajiban hokum auditor adalah bahwa
setiap keputusan yang diambil auditor dalam mempertimbangkan salah satu yang dapat diterima
harus dipertanggungjawabkan. Dimana keputusan dan tugas auditor adalah kewajiban hokum
yang dapat diminta pertanggungjawaban dan hukum.
9-17 Jelaskan mengapa ada hubungan terbalik antara resiko deteksi yang
direncanakan dan jumlah bukti yang auditor kumpulkan untuk tujuan audit khusus.
Jawab :
9-18 Para auditor sejauh ini belum berhasil mengukur komponen model risko audit.
Bagaimana mungkin menggunakan model ini dengan cara yang bermanfaat jika tidak
ada cara yang tepat untuk mengukur resiko?
Jawab :
Meskipun auditor belum mampu mengukur komponen model resiko audit dengan tepat.
Namun model yang ada ini dapat meminimalisir resiko-resiko dengan perencanaan. Dan jika
ada kesalahan, maka auditor akan melakukan evaluasi untuk perbaikan.
Untuk mengoffict masalah pengukuran ini banyak auditor memakai istilah pengukuran yang
umum dan subjectif seperti R, sedang (S) dan tinggi (T). auditor dapat menggunakan informasi
ini untuk memutuskan nilai bukti yang tepat yang harus dikumpulkan.
9-19 Jelaskan situasi kapan auditor harus merevisi komponen model resiko audit dan
pengaruh revisi tersebut terhadap resiko deteksi yang direncanakan dan bukti yang
direncanakan?
Jawab :
Apabila kita menggunakan model risiko audit, didalamnya terkandung hubungan langsung
antara risiko audit yang bisa diterima dengan risiko deteksi, dan terdapat hubungan
berkebalikan antara risiko audit dengan bukti yang harus dikumpulkan. apabila auditor
memutuskan untuk menurunkan risiko audit yang bisa diterima maka risiko deteksi juga akan
turun, dan bukti yang harus dikumpulkan akan naik
9-20 Jelaskan bagaimana resiko audit dan materialistas dan mengapa keduanya perlu
dipertimbangkan bersama sama dalam perencanaan audit.
Jawab :
Dalam audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan bagi klien atau
pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan auditan adalah akurat karena
auditor yang bersangkutan tidak memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam tahun yang
diaudit dan tidak dapat menentukan apakah semua transaksi yang terjadi telah dicatat,
diringkas, digolongkan, dan dikompilasi secara semestinya ke dalam laporan keuangan. Oleh
karena itu, dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan (assurance)
sebagai berikut:
Yaitu: konsep materialitas yang menunjukkan seberapa besar salah sajinya dan konsep
risiko audit yang menunjukkan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah
pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.