Anda di halaman 1dari 11

LATIHAN SOAL

CALON AHLI K3 LISTRIK


1. Sebutkan ruang lingkup pengawasan K3 Listrik dan sebutkan peraturan
perundangan K3 yang mengaturnya (min3)

a. Ruang Lingkup :
 Pra Konstruksi Pembangkitan,Transmisi,Distribusi dan pemanfaatan
 Masa Konstruksi Pembangkitan,Transmisi,Distribusi dan pemanfaatan
 Pasca Konstruksi Pembangkitan,Transmisi,Distribusi dan pemanfaatan

b. Peraturan Perundang undangan :


1. UU no 1 Tahun 1970 ‘ Tentang Keselamatan Kerja
2. Kemnaker No. 12 Tahun 2015 Tentang ‘ Keselamatan dan Kesehatan Kerja ‘
3. PP No.50 Tahun 2012 ‘Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Sebutkan dan Jelaskan 5 (lima) prinsip dasar SMK3


a. Penetapan kebijakan K3 memuat identifikasi bahaya
 identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko terkait listrik
 melakukan peninjauan terhadap kejadian yang berbahaya terkait listrik
 penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya listrik yang disediakan
 memastikan terdapat penilaian kinerja manajemen terhadap upaya pengendalian
potensi bahaya litsrik
 masukan pekerja/buruh terhadap pengendalian potensi bahaya litsrik selalu
diperhatikan dan ditinjau.
 kebijakan k3 memuat pengendalian potensi bahaya listrik
b. Perencanaan K3
 melakukan identifikasi potensi bahaya listrik
 merencanakan upaya pengendalian potensi bahaya listrik
 menetapkan kebutuhan Ahli K3 bidang listrik dan Teknisi K3 Listrik
 merencanakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian berkala listrik
 menetapkan indikator pencapaian pelaksanaan K3 listrik
 membentuk dan menetapkan pertanggungjawaban untuk memastikan pekerjaan
listrik dalam kondisi aman
c. Pelaksanaan rencana K3
 memastikan yang melakukan perencanaan, pemasangan, perubahan,
pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian adalah Ahli K3 bidang listrik yang
mempunyai SKP yang masih berlaku
 memastikan yang melakukan pemasangan dan pemeliharaan adalah teknisi k3
listrik yang mempunyai lisensi yang masih berlaku
 memastikan adanya prosedur, infomasi dan pelaporan yang terdokumentasi dalam
pemasangan, perubahan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian listrik
 memastikan upaya pengendalian potensi bahaya listrik menjadi bagian dari
kegiatan K3
 memastikan adanya perencanaan/gambar rencana dalam pemasangan dan
perubahan listrik
 memastikan adanya prosedur kerja dan instruksi kerja listrik (Electrical permit ,
logout/tagout sistem)
 memastikan pekerjaan listrik dilakukan oleh PJK3 bidang listrik yang mempunyai
SKP yang masih berlaku
 memastikan adanya rencana tanggap darurat kecelakaan listrik
 memastikan adanya petunjuk, rambu atau peringatan di area kerja listrik yang
mudah dipahami dan terlihat dengan jelas oleh semua pekerja dan
tamu/pelangan/pemasok
 memastikan adanya prosedur informasi dan pelaporan jika terjadi gangguan listrik
 melakukan dokumentasi terhadap pengesahan, hasil pemeriksaan dan pengujian,
hasil identifikasi, izin kerja dan kalibrasi alat uji listrik
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
 melakukan pemeriksaan dan pengujian listrik
 mengawasi pelaksanaan riksa uji yang dilakukan oleh pihak ketiga untuk
memastikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan dan standar
kelistrikan yang berlaku
 membuat rekomendasi perbaikan
e. Peran Ahli K3 bidang Listrik dalam Peninjauan Dan Peningkatan Kinerja SMK3
 melakukan up dating / pembaharuan pelaksanaan K3 listrik terkait diterbitkannya
Permen no 12 tahun 2015

3. Sebuah perusahaan yang memiliki 1000 orang tenaga kerja, sistem kerja 56 jam dalam
seminggu dan 8 jam sehari, 50 minggu setahun, mempunyai data kecelakaan sebagai
berikut, dalam tahun 2016, tercatat:
2 orang mengalami cacat mata sebelah kiri (2 x 1800)
2 orang mengalami cacat buntung kaki kiri pada bagian ibu jari sampai pantat (2 x 3000)
5 orang dirawat di rumah sakit masing-masing 10 hari (5 x 10)
5 lainnya tidak menimbulkan kehilangan hari kerja
Hitunglah FR & SR-nya

Tingkat kekerapan (Frequency Rate)

Tingkat keparahan (Severity Rate)


4. Ledakan Panel mengakibatkan Teknisi Listrik Meninggal. Jelaskan analisa saya
berdasarkan teori analisa kecelakaan:
a. Teori Domino
- Penyebab Dasar
 Penyebab dasar terjadi ledakan panel
- Penyebab tidak Langsung
 Preventive dan corrective Panel
 Pola kerja Teknisi
- Penyebab Lansung
 Pekerjaan yang dilakukan pada saat terjadi kecelakaan
- Kecelakaan kerja
 Kondisi dan fungsi panel pada saat kecelakaan
 Posisi dan kondisi teknisi
- Kerugian
 Kerugian yang disebakan ledakan (kondisi equipment)
 Kondisi korban (teknisi meninggal)

b. Teori SHELL
- Software (Prosedure) : Standart Prosedure Operation Preventive dan corrective
maintenance panel
- Hardware (Mesin atau alat yang digunakan) :
 Fungsi dan kondisi panel sebelum kejadian ledakan normal atau abnormal
 Fungsi LOTTO
 Alat yang digunakan Ketika terjadi kecelakaan ( Tool Kerja)
- Environment :
 Kondisi ruang panel (indoor atau outdoor) sesuai IP Panel
 Letak panel sudah sesuai prosedur capacitas dan spesifikasi panel
 Suhu ruangan
- Liveware-Liveware (Manusia) :
 Pola jam kerja korban
 Posisi atau jabatan korban
 Penanggung jawab untuk panel
 Masalah panel

5. Berikut name plate motor. Jelaskan maksud:


a. Service factor: 1,15 dari name plate
Artinya unit motor mampu bekerja pada 115% dari kapasitas dalam waktu yang pendek
b. Jelaskan maksud Kelas isolasi F dari name plate
Artinya suhu maximum yang dikeluarkan oleh body motor adalah 180oC

6. Buatlah SOP pekerjaan pemasangan instalasi, perlengkapan dan peralatan Listrik di


pemanfaatan tenaga Listrik

PT. UPAYA RIKSA STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)


PATRA
INSTALASI KABEL PADA MOTOR LISTRIK 3 PHASE
1. Ruang Lingkup
SOP yang dimaksud pada dokumen ini meliputi hal-hal dalam melakukan pemasangan kabel pada motor listrik 3 phase
sesuai standar

2 Referensi
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 dan Standar identifikasi warna kabel berdasarkan IEC 60446

3 Pelaksana
Teknisi K3 Listrik yang melakukan instalasi kabel

4 Peralatan Listrik, Perlengkapan Listrik, Alat dan Material


4.1 Motor Listrik 3 Phase
4.2 Kabel isi 4
4.3 Skun bulat
4.4 Creamping atau Pengencang Skun
4.5 Tang Potong
4.6 Kunci Pass
4.7 Obeng Plus

5 Alat Pelindung Diri yang digunakan


5.1 Sarung Tangan
5.2 Safety Shoes

6 Langkah Kerja
6.1 Kupas Isolasi Utama dan Isolasi Masing-masing Kabel dengan tang potong
6.2 Skun Keempat kabel (R,S,T,Grounding , ) dengan Creamping pastikan skun terhadap konduktor kabel kencang
6.3 Buka Cover Terminal Motor dengan Obeng Plus
6.4 Pasang Kabel ke Terminal dan Jangan Lupa memasang Grounding sesuai dengan Standar IEC 60446
6.5 Pastikan Kabel Terpasang Dengan Kencang
6.6 Lakukan pengecekan dan pemastian

Revisi Pengawas K3 Pembuat Ahli K3


1
2
3

7. Sebutkan pembagian zona pada ruang khusus penyimpanan bahan mudah terbakar dan
meledak, dan berikan penjelasan atas zona-zona tersebut

a. Interaksi bahan kimia dengan wadahnya., bahan kimia dapat berinteraksi dengan wadahnya
dan dapat mengakibatkan kebocoran.
b. Kemungkinan interaksi antar bahan dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, atau timbulnya
gas beracun
1. Penyimpanan Cairan yang Mudah Terbakar dan Gampang Menyala
 Cairan yang mudah terbakar dan gampang menyala di laboratorium hanya boleh tersedia
dalam jumlah terbatas. Jumlah yang diperbolehkan tergantung pada sejumlah faktor.

2.Penyimpanan Zat yang Sangat Reaktif


 Periksa undang-undang gedung dan kebakaran internasional, regional, atau lokal untuk
menentukan jumlah maksimal bahan kimia yang sangat reaktif yang dapat disimpan di
dalam laboratorium. Ikuti panduan umum di bawah ini saat menyimpan zat yang sangat
reaktif.

8. Sebutkan dan jelaskan macam-macam Circuit Breaker (minimal 3)


 MCB (Miniature Circuit Breaker), Peralatan pengaman arus listrik dari Overload dan
short circuit. Pada MCB terdapat 2 komponen critical yaitu, Thermis untuk bahan
pengaman dari beban lebih (Overload), dan Relay Electromagnetik untuk pengaman
dari Arus pendek (Short Circuit.
 MCCB (Moulded Case Circuit Breaker), Peralatan pengaman arus listrik. Sama
seperti MCB sebagai pengaman dari Overload dan Short Circuit. Perbedaannya yaitu,
MCCB memiliki metode pemutusan arus yang bisa di atur (Adjust) menyesuaikan
beban yang digunakan.
 ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker), Peralatan listrik yang berfungsi untuk
mengamankan saat terjadi kebocoran arus listrik ataupun tegangan pada instalasi
listrik. Penggunaan ELCB sebagai pengaman manusia dari tegangan sentuh dan dan
arus yang bocor di suatu rangkaian listrik.
 OCB (Oil Circuit Breaker), pelaratan pengaman listrik yang bekerja memakai beban
utama berupa minyak untuk memadamkan busur api yang timbul. System kerjanya
yaitu apabila terjadi busur api pada minyak, maka minyak akan berubah menjadi uap
dan akan memadamkan busur api.
 ACB (Air Circuit Breaker), Peralatan pengaman listrik yang bertegangan rendah
maupun tinggi yang berfungsi meredam busur api pada saat short circuit dengan
memanfaatkan tekanan udara pada atmosfer bumi.

9. Sebutkan langkah-langkah pengujian tahanan isolasi Generator

1. Menyiapkan peralatan, perlengkapan dan APD yang akan digunakan.


2. Melakukan pengecekan alat ukur yang digunakan, apakah sudah terkalibrasi dan
dalam kondisi baik.
3. Lepas semua beban yang terhubung pada generator.
4. Lakukan pemasangan kabel tester pada Insulation Tester (Merah dan Hitam).
5. Lakukan pengukuran pada generator dengan cara kabel hitam di hubungkan pada
system Grounding, dan merah di hubungkan pada body generator untuk
mengetahui tahanan isolasi pada body generator.
6. Selanjutnya pada output generator yang dimana untuk mengetahui tahanan isolasi
pada output generator.
7. Setting Insulation tester dengan Nominal Tegangan sesuai dengan spesifikasi
object yang akan di ukur dan alirkan tegangan dari Insulation Tester.
8. Setiap pengukuran tunggu selama 0,5 – 1 menit untuk mendapatkan hasil.
9. Lakukan dari Langkah ke 5, dengan meletakan kabel merah pada output generator
untuk mendapatkan hasil tahanan isolasi generator.
10. Catat dan foto setiap hasil yang di dapat saat melakukan pengukuran sebagai
efidence kerja.
11. Periksa hasil pengukuran dengan landasan rumus:

Ris = 1kV = 1 MΩ + 1 MΩ
Apabila hasil yang didapatkan kurang dari nilai standar sesuai rumus maka tahanan isolasi pada
generator memiliki masalah.
Pembuatan laporan hasil pengukuran tahanan isolasi pada generator.

10. Buatkan jalur jaringan kelistrikan dari pembangkitan sampai dengan ke konsumen!

Gambar Jalur Jaringan Kelistrikan dari Pembangkit hingga Konsumen

11.

Sebutkan isi komponen panel LVMDP/MDP serta fungsinya! (minimal 10)

1. AIR CIRCUIT BREAKER (ACB)


Air Circuit Breaker (ACB) adalah jenis penutup sirkuit dengan sarana pemadam busur api
berupa udara. ACB bisa dipakai pada tegangan rendah serta tegangan menengah. Udara pada
tekanan ruang atmosfer dipakai sebagai peredam busur api yang timbul akibat prosess witching
ataupun gangguan.
2. OIL CIRCUIT BREAKER (OCB)
OCB atau Oil Circuit Breaker merupakan jenis penutup sirkuit yang memakai minyak sebagai
sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api pada minyak,
maka minyak yang dekat busur api akan berubah menjadi uap minyak serta busur api akan
dikelilingi oleh gelembung gelembung uap minyak dan gas. Gas yang terbentuk tersebut
memiliki sifat konduktivitas termal yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik
sekali dipakai sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.

3. MOULDED CASE CIRCUIT BREAKER (MCCB)


Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) adalah alat pengaman yang dalam proses operasinya
memiliki dua kegunaan yakni sebagai pengaman serta sebagai alat penghubung. bila dilihat dari
segi pengaman, maka MCCB bisa berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat
dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu, pengaman ini memiliki kemampuan pemutusan yang
bisa diatur sesuai dengan yang diinginkan.

4. MINI CIRCUIT BREAKER (MCB)


Mini Circuit Breaker (MCB) mempunyai fungsi sebagai alat pengaman arus lebih. MCB ini
melindungi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih serta arus lebih karena adanya
hubungan pendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya yakni untuk pemutusan hubungan
yang disebabkan beban lebih dengan relai arus lebih seketika dipakai electromagnet.

5. GROUNDING
Grounding berfungsi sebagai pengaman listrik. Pengaman listrik akibat dari beberapa kabel yg
terkelupas dan mengenai body part peralatan elektonik atau peralatan listrik yg selanjutnya
mengenai orang. Dengan adanya komponen panel listrik ini maka aliran listrik yg tak berfungsi
akan dibumikan.

6. CURRENT TRANSFORMER (CT)


Current Transformer (CT) adalah komponen panel listrik dari bahan baja atau metal dalam
bentuk lingkaran atau gelang persegi dan tengahnya berlubang. Komponen dari panel listrik ini
memiliki fungsi sebagai penurun arus dan atau tegangan pada box panel.

7. GROUND FOULT CIRCUIT INTERRUPTION (GFCI)


Ground Foult Circuit Interruption (GFCI) adalah sejenis Circuit Breaker yg bereaksi lebih cepat
dari MCB. Komponen panel listrik ini memantau listrik lebih rinci serta jika terdapat short
maupun kabel terkelupas serta mengenai manusia, tidak mengakibatkan kematian.

8. BUSBAR
Busbar berfungsi menghantarkan atau mendistribusikan listrik antara feeder, incomer dan
komponen listrik lainnya dalam panel listrik.

9. LAMPU INDIKATOR TEGANGAN


Lampu indicator tegangan berfungsi sebagai identifikasi ketersediaan tegangan pada system

10. CABLE SHOE


Kabel skun atau cable shoes merupakan connector kabel yang digunakan sebagai penyambung
antara kabel dengan alat listrik dan komponen listrik.

12. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan listrik di bawah ini:


 Preventive maintenance
merupakan pemeliharaan yang terencana berdasarkam waktu yang terjadwal
 Corrective maintenance
merupakan pemeliharaan yang terencana dikarenakan faktor waktu dimana peralatan
memerlukan perbaikan atau pemeliharaan yang tidak terencana, tetapi berdasarkan kondisi
peralatan yang menunjukkan gejala kerusakan ataupun sudah terjadi kerusakan

13. Sebuah perusahaan PT. Delta Electric merencanakan pemasangan instalasi


dengan menggunakan beban jenis motor untuk keperluan pengisian air maupun
pengangkatan peralatan lainnya, dengan dihubungkan secara pararel berikut data
motornya:
- Motor syncrone kapasitas 15 kW
- Motor induksi kapasitas 10 kW
- Motor induksi kapasitas 20 kW
Buatlah:
a. Gambar SLD

Q1
100A

Q2 Q3 Q4
32A 20A 40A

M1 15kW M2 10kW M3 20kW

b. Hitung breaker utama motor


beban CB = (115%xM3)+(M1+M2)
= (115%x33.96)+(25.74+16.98)
= 81.5A
Pilihan CB-Q1 rating 100A

c. Hitung breaker cabang motor


M1 (15kW_25.74A) 115%xIn= 29.29A Pilihan CB-Q2 rating 32A
M2 (10kW_16.98A) 115%xIn= 19.53A Pilihan CB-Q3 rating 20A
M3 (20kW_33.96A) 115%xIn= 39.05A Pilihan CB-Q4 rating 40A

d. Ukuran kabel yang digunakan


KHA Kabel Utama 125%x81.5A=101.87A Pilihan kabel 4x25mm2
KHA Kabel M1 125%x25.74A=32.17A Pilihan kabel 4x4mm2
KHA Kabel M2 125%x16.98A=21.22A Pilihan kabel 4x2.5mm2
KHA Kabel M3 125%x33.96A=42.45A Pilihan kabel 4x6mm2

14. Data teknis bangunan :


 Jenis Bangunan : Gedung Sekolah
 Panjang bangunan : 50 meter
 Lebar bangunan : 70 meter
 Tinggi bangunan : 50 meter
 Lokasi bangunan : Tempat Datar (Surabaya)
 Hari Guruh : 100, Nc = 0,1
 Pertanyaan : Berdasarkan aturan perundangan (seperti Permenaker No.
2/Men/1989), buatlah analisa perhitungan untuk menentukan apakah bangunan
tersebut memerlukan instalasi penyalur petir atau tidak?
Data Bangunan :

3h = 3xtinggi = 3x50 = 150 meter


Ae = (4x70x150) + (3.14x1502 ) = 42000+70650 = 112650
Ng = 0.05*1001.25=12.649
Nd = Ng*Ae*10-6 = 12.649*112650*10-6 = 1.429
Karena Nd > Nc = 1.429>0.1, maka dibutuhkan penangkal petir
Dengan efisiensi = 1-Nc/Nd = 0.99, tingkat proteksinya adalah tingkat I

15. Jelaskan tahapan pemeriksaan dan pengujian Instalasi Penyalur Petir

Nomor : Per.02/Men/1989 Menetapkan : Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia


Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir. TENTANG Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
Riksa Uji Penyalur Petir
Merupakan pengujian baru & berkala di instalasi penyalur petir di gedung perusahaan. Ada 2
jenis bentuk dari penangkal petir yang umum dipakai, antara lain penangkal petir elektrostatis
dan penangkal petir konvensional. Di mana antara keduanya itu yang menjadi pembeda yakni
ruang lingkup proteksi dari bahaya petir sekaligus berbeda pada penempatannya.
yang perlu dipasang instalasi penyalur petir dan perlu dilakukan pemeriksaan dan pengujian
berkala antara lain:
 Bangunan yang terpencil atau tinggi dan lebih tinggi dari pada bangunan sekitarnya
seperti: menara-menara, cerobong, silo, antena pemancar, monumen dan lain-lain;
 Bangunan dimana disimpan, diolah atau digunakan bahan yang mudah meledak atau
terbakar seperti pabrik-pabrik amunisi, gudang penyimpanan bahan peledak dan lain-lain;
 Bangunan untuk kepentingan umum seperti: tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, gedung
pertunjukan, hotel, pasar, stasiun, candi dan lain-lain;
 Bangunan untuk menyimpan barang-barang yang sukar diganti seperti: museum,
perpustakaan, tempat penyimpanan arsip dan lain-lain;
Daerah-daerah terbuka seperti: daerah perkebunan, Padang Golf, Stadion Olah Raga dan tempat-
tempat lainnya.
Proses Riksa Uji Instalasi Listrik dan Penyalur Petir :
Secara umum proses Riksa Uji instalasi listrik dan penyalur petir adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan data teknis
2. Pengamatan sistem instalasi penangkal petir dan visual peralatan di lokasi
3. Pencatatan data lapangan
4. Membandingkan kesesuaian teknis dengan aturan standar nasional
5. Evaluasi teknis untuk standardisasi yang digunakan
6. Analisa dari kelayakan instalasi / pemasangan
7. Laporan hasil pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai