Anda di halaman 1dari 12

NAMA: DONISIA SATI

NPM:200404020016
PRODI:AKUNTANSI
TUGAS :SLIDE KE-10

1. Mendefinisi laba secara struktural dan semantik.


Pendefinisian laba secara semantik akhirnya akan menentukan pendefinisian profit
secara sintaktik, yaitu pengukuran dan penyajiannya. Pengukur Kinerja Karena
investor dan kreditor adalah pihak yang dituju dalam pelaporan keuangan. Mereka
dianggap berkepentingan dengan informasi masa lalu untuk mengevaluasi prospek
perusahaan di masa datang.
2. Menyebutkan tujuan pelaporan laba.
Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pihak
yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan untuk
berbagai hal, diantaranya:
 Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan
yang diwujudkan dalam tingkat kembalian rate of return on invested capital.
 Sebagai pengukur prestasi manajemen. Umumnya prestasi manajemen dinilai
berdasarkan tingkat laba yang dihasilkan perusahaan. Sebagai salah satu
indikator dalam menilai prestasi manajemen, informasi laba sangat
dibutuhkan oleh banyak pihak.
 Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. Besarnya pajak dapat
dihitung berdasarkan laporan laba perusahaan. Semakin besar laba perusahaan
maka pajak yang dikenakan juga akan semakin besar.
 Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu Negara.
Sumber daya ekonomi merupakan barang yang tidak dapat diperbarui, agar
keberadaannya terus ada maka diperlukan alokasi yang baik dan benar.
 Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus. Laba perusahaan
menentukan berapa banyak jumlah bonus yang akan dibagikan kepada
karyawan perusahaan. Semakin banyak jumlah laba maka bonus yang akan
didapat oleh karyawan juga akan meningkat secara signifikan.
 Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. Laba yang
berfluktuasi akan menimbulkan kekhawatiran manajemen. Agar stabilitas
perusahaan tidak terganggu maka diperlukan pengendalian yang baik dari
perusahaan. Berfluktuasinya laba ini dapat dijadikan sebagai alat motivasi
manajemen dalam pengendalian perusahaan.
 Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran. Kemakmuran karyawan
perusahaan dapat dipengaruhi dari tingkat laba yang diperoleh perusahaan.
Semakin tinggi laba maka bonus yang diberikan kepada karyawan akan
semakin tinggi dan mengakibatkan meningkatnya kemakmuran karyawan
yang bersangkutan.
3. Mengidentifikasi kelemahan laba akuntansi konvensional.
 Konsepsi laba dianggap belum dirumuskan dengan jelas, belum ada
landasanteoritis jangka panjang dalam pelaporan laba akuntansi tersebut.
 Generally Accepted Accounting Principle(GAAP), masih memungkinkan
danmembolehkan perhitungan laba atas penerapan metode dan teknik
akuntansiyang tidak konsisten
 Laba akuntansi yang didasarkan pada konsephistorical costmenjadi
kurangbermakna apabila pengaruh perubahan harga diperhitungkan dalam
penentuanangka laba tersebut
 Laba akuntansi hanya laba di atas kertas saja karena angka laba yang
tinggibelum tentu menggambarkan kemampuan likuiditas perusahaan
ataumenggambarkan kemampuan dalam memberikancash deviden

4. Membedakan laba akuntasi dan laba ekonomik.

 keuntungan ekonomi sering lebih rendah dari laba akuntansi.


 Sebagai lawan laba akuntansi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu,
keuntungan ekonomi hanya dihitung setiap tahun laporan.
 laba akuntansi dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara total pendapatan
dan total biaya eksplisit yang tidak termasuk biaya kesempatan.
 keuntungan ekonomi yang bertentangan dengan laba akuntansi termasuk biaya
kesempatan dalam perhitungannya.

Laba ekonomi tidak dicatat dalam laporan keuangan perusahaan dan


juga tidak perlu diungkapkan kepada regulator, investor atau lembaga
keuangan. Sementara itu, laba akuntansi adalah ukuran kinerja yang banyak
digunakan untuk menunjukkan keberhasilan keuangan organisasi secara
keseluruhan.

Laba akuntansi mengukur pengeluaran kas dan arus masuk aktual,


sementara laba ekonomi menggabungkan analisis sesuatu yang saat ini tidak
tercermin dalam aset perusahaan. Untuk alasan ini, suatu entitas dapat
melaporkan laba akuntansi tetapi laba ekonomi adalah negatif (rugi) karena
sumber daya dapat dimanfaatkan dengan lebih baik.

5. Menyebut dan menjelaskan berbagai interpretasi laba dalam tataran semantik,


sintaktik, dan pragmatik.

 Konsep laba dalam tataran semantik

Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah


makna yang harus dilekatkan oleh perekayasa laporan pada simbol atau
elemen biaya sehingga laba bermanfat dan bermakna sebagai informasi.
Pada tataran ini, teori menekankan makna yang harus dimiliki oleh konsep
laba, seperti teori tentang aset, realitas, atau kegiatan perusahaan yang
diinterpretasikan oleh laba. Laba harus dapat memberikan informasi
kepada para pengguna laporan keuangan mengenai berbagai teori,
misalnya kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan produksi
perusahaan. Berbagai implementasi laba dalam tataran semantik yaitu :
1) Pengukur KinerjaLaba dapat diinterpretasikan sebagai pengukur
efisiensi bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena kedua hal
tersebut secara konseptual merupakan suatu hubungan. Dalam
pengukuran kinerja, laba dapat mempresentasikan efisiensi kinerja
tersebut dengan menentukan ROI (Return on Investment) dan ROA
(Return on Asset) sebagai dasar pengukuran efisiensi.
2) Konfirmasi Harapan Investor
Kondisi pasar yang efisien atau tidak efisien akan sangat
mempengaruhi prediksi atau harapan investor mengenai laba yang
akan diperoleh, sehingga keputusan yang akan diambil dalam
melakukan sebuah investasi juga akan terpengaruh. Hal ini berarti
informasi mengenai laba dapat dijadikan sarana untuk pengambilan
keputusan investasi yang akan dilakukan.
3) Estimator Laba Ekonomik
Laba ekonomik adalah laba dari kaca mata investor yang digunakan
untuk menilai investasi. Penilaian laba ekonomik harus menggunakan
informasi yang tersaji dalam pelaporan laba akuntansi, sehingga
dharapkan laba akuntansi dapat digunakan sebagai estimasi laba
ekonomik. Laporan keuangan diharapkan cukup menyediakan
informasi laba dan aliran kas yang layak serta menyerahkan analisis
dan perhitungan laba kepada investor.

 Konsep Income dalam Tataran Sintaktik


Konsep laba dalam tataran sintaktik berkaitan dengan konsep laba yang harus
diungkapkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang mantap serta
objektif, sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam suatu laporan
keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan bahwa makna laba secara
sintaktik adalah selisih pengukuran dan perbandingan antara pendapatan dan
biaya. Pengukuran dalam arti luas meliputi saat pengakuan dan prosedur
pengakuan. Kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba dibagi menjadi
tiga yaitu :

1). Pendekatan Transaksi (Cash Basis)

Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya
transaksi dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran
dan pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan
pendapatan dan biaya. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama
dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama
dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat.
Pendekatan ini memiliki berbagai keunggulan misalnya jumlah rupiah
aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode serta
perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui
secara objektif.

2) Pendekatan Kegiatan (Accrual Basis)

Dalam pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan


berlangsungnya kegiatan perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu
transaksi. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan sebagai
basis akrual pendapatan. Dengan konsep ini, laba dapat dinyatakan telah
terbentuk bersamaan dengan dilakukannya kegiatan operasi perusahaan
dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) walaupun
secara realisasi belum terjadi transaksi secara real. Pendekatan ini
memiliki keunggulan dalam membantu management melakukan analisis
internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas setiap kegiatan
operasional perusahaaan.

3) Pendekatan Pertahanan Kapital

Dalam konsep pertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari


pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini,
elemen laba diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Dua pendekatan
yang dibahas sebelumnya merupakan pendekatan pendapatan-biaya dalam
pengukuran dan penilaian elemen neraca (aset dan kewajiban). Nilai aset
dan kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran pendapatan dan
biaya atas dasar konsep perbandingan. Laba berdasarkan pendekatan ini
berarti perbedaan nilai kapital pada dua saat yang berbeda atau kenaikan
kapital dalam suatu periode.

 Konsep Income dalam Tataran Pragmatik


Konsep laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan pengaruh
informasi laba terhadap perubahan perilaku para pemakai laporan keuangan.
Pada tataran ini, teori menekankan pada pembahasan reaksi pihak yang dituju
oleh informasi akuntansi. Misalnya suatu kejadian pengumuman laba oleh
perusahaan, dikatakan mengandung informasi jika pesan tersebut
menyebabkan perubahan keyakinan para pengguna laporan dan menyebabkan
adanya suatu tindakan tertentu. Apabila tindakan tersebut dapat diyakini
sebagai reaksi atas kejadian pengumuman laba tersebut, maka informasi laba
dapat dikatakan memiliki manfaat.
Bila dikaitkan dengan teori positif-normatif, tataran sintaktik dan
semantik pada umumnya bersifat normatif, sedangkan teori pragmatik akan
lebih bersifat positif. Teori pragmatik juga sering diklasifikasikan sebagai
akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) karena pokok bahasan pada
umumnya adalah perilaku manusia dalam kaitannya dengan informasi.
Pendekatan dalam proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau
tindakan dapat bersifat deduktif maupun induktif.

1) Pendekatan Penalaran Deduktif


Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu
pernyataan umum yang disepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai
kesimpulan (konklusi). Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi
basis penalaran dapat berasal dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau
norma yang dianggap benar, baik, dan relevan dalam kaitannya dengan
tujuan penyimpulan. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk
memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan
akuntansi.
2) Pendekatan Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.
Penalaran ini berawal dari suatu pernyataan yang khusus dan berakhir
dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan
khusus tersebut. Penalaran induktif dalam akuntansi digunakan untuk
menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan atau teori
terhdap gejala akuntansi tertentu.

6. Menyebutkan dan menjelaskan jenis kapital serta pengukurannya.

 Kapital Finansial
Kapital Finansial adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai
yang melekat padanya tanpa memperthatikan wujud fisis klaim tersebut. Dalam
anilisis statemen keuangan tradisional, tingkat kembalian atas kapital finansial ini
dinyatakan sebagai tingkat kembalian atau asset total (ROA) yang dirumuskan :
Laba Bersih+Biaya Bunga
ROA=
Aset total Rata−rata
Dari sudut pandang kreditor, kapital finansial adalah jumah pinjaman yang
tertanam diperusahaan. Jumlah rupiah pinjaman ditambah bunga yang menjadi
hak kreditor selama periode merupakan laba kreditor.
 Kapital Fisis
Adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang
atau dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan
menghasilkan barang dan jasa. Kapital fisis secara umum tidak relevan dari
sudut pandang investor dan kreditor. Dengan konsep ini, laba atau kembalian
atas kapital fisis akan timbul bila kapasitas produksi fisis pada akhir suatu
peride melebihi kapasitas produksi fisis pada awal periode. Yang harus
diperhatikan dalam menetukan laba adalah kapasitas produksi fisis. Laba
akhirnya harus dinyatakan dalam jumlah rupiah. Oleh karena itu, kapasitas
produksi fisis akhirnya harus dinyatakan dalam jumah rupiah.

7. Menjelaskan makna laba atas dasar konsep pemertahanan kapital.

Dengan konsep pemertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran


kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen statemen
keuangan diukur atas dasar pendekatan asset-kewajiban. Jadi dapat dikatakan bahwa
laba adalah perbedaan nilai kapital pada dua saat yang berbeda.

8. Menjelaskan teori entitas dan implikasinya terhadap pengertian laba.

Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah:
 Entitas Usaha Bersama
Yang menjadi pusat perhatian akuntansi adalah kegiatan bersama yang
melibatkan berbagai pihak sebagai bagian dari kegiatan ekonomi. Semua
pelaku ekonomi menanggung usaha bersama sehingga mereka disebut
secara bersama sebagai pemegang pancang (stakeholders) dan
perusahaan berfungsi sebagai alat pengikat, pancang, atau pusat (nexus).
Sudut pandang ini dilandasi gagasan bahwa perusahaan yang besar memiliki
fungsi institusi sosial yang mempengaruhi ekonomi yang luas dan
kompleks sehingga darinya dituntut pertanggungjawaban sosial. Sedangkan
pendapat lainnya berpendapat pengurangan depresiasi untuk mendapat nilai-
tambahan mengurangi makna sebenarnya dari nilai-tambahan. Selain itu nilai-
tambahan juga akan kehilangan objektivitasnya karena depresiasi adalah
angka taksiran. Depresiasi tidak dikurangkan karena jumlah rupiah pembelian
fasilitas fisik dari kesatuan lain telah diakui sebagai nilai-tambahan oleh
kesatuan lain tersebut. Oleh karena itu, depresiasi harus dianggap sebagai
distribusi laba untuk mempertahankan kapasitas produktif aset yang dikuasi
oleh kesatuan usaha bersama dan untuk membatasi jumlah yang dapat
didistribusi kepada para stakeholder.
 Entitas Usaha atau Bisnis
Pada teori entitas usaha atau bisnis perusahaan dipandang sebagai
orang atau badan usaha sendiri, bertindak atas nama sendiri, serta terpisah dari
investor, kreditor, dan pihak eksternal lainnya. Perusahaan menjadi pusat
perhatian akuntansi dan menjadi subjek laporan. Laba dipandang sebagain
kenaikan aset karena pendapatan dianggap sebagai aliran masuk (kenaikan
aset) dan biaya sebagai aliran keluar aset (penurunan aset) akibat kegiatan
operasi perusahaan. pemilik, kreditor, pemerintah serta pelaku lainnya
diperlukan sebagai pihak luar. Oleh karenanya jumlah rupiah yang
didistribusi ke mereka diperlakukan dengan biaya. Transaksi modal (dengan
pemilik) tidak dipisahkan dengan transaksi operasi.
Persamaan akuntansi pada teori ini adalah  Aset = Ekuitas
Karena pemegang saham memiliki kedudukan yang sama dengan kreditor,
utang merupakan keharusan kesatuan usaha kepada kreditor bukan keharusan
pemegang saham. Klaim dari pemegang saham diperlakukan sebagai
keharusan kesatuan usaha kepada pemegang saham sehingga bunga dan
dividen keduanya merupakan biaya. Statemen keuangan merupakan
pertanggungjawaban entitas usaha kepada pemegang ekuitas untuk memenuhi
kewajiban hukum dan menjaga hubungan baik karena gagasan bahwa kesatuan
usaha bertindak dengan nama sendiri dan bukan atas pemegang saham atau
kreditor. Teori ini sering disebut sudut pandang entitas baru atau kontemporer
(new or contemporary view of entity).

 Entitas Investor
Investor yang dimaksud pada teori entitas investor adalah penyedia
dana utama perusahaan yaitu kreditor (jangka panjang) dan pemegang saham
(preferensi dan biasa). Pada teori ini kedua kelompok dipandang sebagai mitra
manajemen (management associates) dimana perusahaan melalui manajemen
bertindak atas nama investor. Dan oleh karenany alaporan keuangan harus
dilaksanakan untuk kepentingan kedua kelompok tersebut. Persamaan
akuntansinya adalah sebagai berikut:
Aset – Utang jangka pendek = Ekuitas investor

Laba diartikan sebagai jumlah yang menjadi hak investor. Sebagai


konsekuensi, bunga kepada kreditor jangka panjang dan dividen kepada
pemegang saham bukan merupakan biaya tetapi lebih merupakan distribusi
laba. Pajak berstatus sebagai biaya bagi investor. Bunga dan dividen merupakan
pembagian laba bukan biaya. Teori ini disebut juga sudut pandang entitas
tradisional (traditional view of entity).

 Entitas Pemilik
Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan istimewa)
sebagai pemilik (proprietor) dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Kreditor
dianggap sebagai pihak luar. Pemegang saham tetap menjadi mitra manajemen.
Aset menjadi milik pribadi pemegang saham sehingga utang merupakan
keharusan pemegang saham. Artinya, pemegang saham menanggung segala
resiko yang berkaitan dengan utang. Dengan sudut pandang ini, asset bersih
menjadi perhatian utama bagi pemegang saham. Teori ini dapat dinyatakan dalam
persamaan akuntansi berikut ini :
Aset- Kewajiban = Ekuitas
Kreditor, pemerintah, dan pihak atau entitas lain (bahkan manajemen)
dianggap sebagai pihak luar pemilik sehingga semua kos yang dikorbankan yang
bersangkutan dengan pihak tersebut (misalnya gaji, bunga, dan pajak) akan
dianggap sebagai biaya bukannya distribusi laba. Laba dalam teori entitas ini
adalah selisih pendapatan dan biaya yang menjadi hak akhir pemilik.
 Entitas Pemilik Residual
Konsep entitas ini memandang pemegang saham biasa sebagai pusat
perhatian akuntansi. Dalam pendekatan ini, pemilik adalah pemegang saham
biasa. Pemegang saham istimewa dianggap sebagai pihak luar sehingga dividen
untuk mereka dipandang sebagai biaya. Teori ini dapat dinyatakan dalam
persamaan akuntansi berikut ini :
Aset- Ekuitas spesifik = Ekuitas Residual

Dalam persamaan tersebut, ekuitas spesifik adalah utang dan ekuitas


saham istimewa. Teori ini dilandasi oleh pemikiran bahwa pemegang saham biasa
adalah pihak yang akhirnya menanggung resiko ketidakpastian masa datang tetapi
juga menikmati segala pengembalian setelah pihak yang lain terpenuhi haknya.
Laba dan laba persaham untuk pemegang saham biasa menjadi informasi penting
yang harus disajikan dalam statement laba-rugi.

 Entitas Pengendali
Konsep ini tidak secara langsung berkaitan dengan makna laba tetapi lebih
berkaitan dengan penyajian data akuntansi secara keseluruhan. Teori ini
menitiberatkan pandangannya kepada pihak yang mengendalikan sumber
ekonomi perusahaan tanpa memperhatikan pemilikan seperti konsep kesatuan
yang lain. Pengendalian hanya dapat dilakukan oleh manusia dan oleh karenanya
siapa yang mengendalikan harus diidentifikasi dan kemudian akuntansi
memusatkan perhatiaanya pada para pengendali. Implikasi konsep ini hampir
sama dengan implikasi konsep kesatuan usaha. Dengan teori ini, sudut pandang
akuntansi adalah manajemen puncak sebagai pengendali bukan pemilik sehingga
neraca dipandang sebagai statement tentang sumber dan penggunaan dana yang
menunjukan pertanggungjawaban manajemen.

Statement laba-rugi dipandang sebagai penjelasan atas kegiatan


manajemen dari sudut pandang manajemen sehingga statement laba-rugi harus
menunjukkan hasil (laba) untuk tiap kegiatan yang dapat berupa projek, produk,
atau segmen bisnis lainnya. Meskipun demikian, manajemen juga menyiapkan
statemen laba rugi untuk menunjukkan kinerja kesatuan usaha secara keseluruhan.
 Entitas Dana
Dana (fund) mempunyai dua pengertian yang saling diracukan. Dana
dapat diartikan sebagai kas (uang), aset likuid, atau sumber keuangan (financial
resources) yang dapat digunakan untuk menandai suatu kegiatan, program, atau
projek dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dana juga dapat berarti kesatuan,
wadah, atau pusat yang dapat berupa kegiatan, program, atau projek yang didanai
dengan aset likuid tersebut. Teori entitas dana dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut ini :

Aset = Pembatasan penggunaan asset

Konsep ini berpaut dengan organisasi nonprofit khususnya organisasi


kepemerintahan. Untuk unit organisasi kepemerintahan, interpretasi terhadap
persamaan di atas bergantung apakah unit tersebut mengelola aset (keuangan
negara) yang dipisahkan dari Anggaran pendapatan dana belanja negara.

Anda mungkin juga menyukai