Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NPM:200404020016
PRODI:AKUNTANSI
TUGAS :SLIDE KE-10
Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya
transaksi dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran
dan pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan
pendapatan dan biaya. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama
dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama
dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat.
Pendekatan ini memiliki berbagai keunggulan misalnya jumlah rupiah
aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode serta
perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui
secara objektif.
Kapital Finansial
Kapital Finansial adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai
yang melekat padanya tanpa memperthatikan wujud fisis klaim tersebut. Dalam
anilisis statemen keuangan tradisional, tingkat kembalian atas kapital finansial ini
dinyatakan sebagai tingkat kembalian atau asset total (ROA) yang dirumuskan :
Laba Bersih+Biaya Bunga
ROA=
Aset total Rata−rata
Dari sudut pandang kreditor, kapital finansial adalah jumah pinjaman yang
tertanam diperusahaan. Jumlah rupiah pinjaman ditambah bunga yang menjadi
hak kreditor selama periode merupakan laba kreditor.
Kapital Fisis
Adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang
atau dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan
menghasilkan barang dan jasa. Kapital fisis secara umum tidak relevan dari
sudut pandang investor dan kreditor. Dengan konsep ini, laba atau kembalian
atas kapital fisis akan timbul bila kapasitas produksi fisis pada akhir suatu
peride melebihi kapasitas produksi fisis pada awal periode. Yang harus
diperhatikan dalam menetukan laba adalah kapasitas produksi fisis. Laba
akhirnya harus dinyatakan dalam jumlah rupiah. Oleh karena itu, kapasitas
produksi fisis akhirnya harus dinyatakan dalam jumah rupiah.
Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah:
Entitas Usaha Bersama
Yang menjadi pusat perhatian akuntansi adalah kegiatan bersama yang
melibatkan berbagai pihak sebagai bagian dari kegiatan ekonomi. Semua
pelaku ekonomi menanggung usaha bersama sehingga mereka disebut
secara bersama sebagai pemegang pancang (stakeholders) dan
perusahaan berfungsi sebagai alat pengikat, pancang, atau pusat (nexus).
Sudut pandang ini dilandasi gagasan bahwa perusahaan yang besar memiliki
fungsi institusi sosial yang mempengaruhi ekonomi yang luas dan
kompleks sehingga darinya dituntut pertanggungjawaban sosial. Sedangkan
pendapat lainnya berpendapat pengurangan depresiasi untuk mendapat nilai-
tambahan mengurangi makna sebenarnya dari nilai-tambahan. Selain itu nilai-
tambahan juga akan kehilangan objektivitasnya karena depresiasi adalah
angka taksiran. Depresiasi tidak dikurangkan karena jumlah rupiah pembelian
fasilitas fisik dari kesatuan lain telah diakui sebagai nilai-tambahan oleh
kesatuan lain tersebut. Oleh karena itu, depresiasi harus dianggap sebagai
distribusi laba untuk mempertahankan kapasitas produktif aset yang dikuasi
oleh kesatuan usaha bersama dan untuk membatasi jumlah yang dapat
didistribusi kepada para stakeholder.
Entitas Usaha atau Bisnis
Pada teori entitas usaha atau bisnis perusahaan dipandang sebagai
orang atau badan usaha sendiri, bertindak atas nama sendiri, serta terpisah dari
investor, kreditor, dan pihak eksternal lainnya. Perusahaan menjadi pusat
perhatian akuntansi dan menjadi subjek laporan. Laba dipandang sebagain
kenaikan aset karena pendapatan dianggap sebagai aliran masuk (kenaikan
aset) dan biaya sebagai aliran keluar aset (penurunan aset) akibat kegiatan
operasi perusahaan. pemilik, kreditor, pemerintah serta pelaku lainnya
diperlukan sebagai pihak luar. Oleh karenanya jumlah rupiah yang
didistribusi ke mereka diperlakukan dengan biaya. Transaksi modal (dengan
pemilik) tidak dipisahkan dengan transaksi operasi.
Persamaan akuntansi pada teori ini adalah Aset = Ekuitas
Karena pemegang saham memiliki kedudukan yang sama dengan kreditor,
utang merupakan keharusan kesatuan usaha kepada kreditor bukan keharusan
pemegang saham. Klaim dari pemegang saham diperlakukan sebagai
keharusan kesatuan usaha kepada pemegang saham sehingga bunga dan
dividen keduanya merupakan biaya. Statemen keuangan merupakan
pertanggungjawaban entitas usaha kepada pemegang ekuitas untuk memenuhi
kewajiban hukum dan menjaga hubungan baik karena gagasan bahwa kesatuan
usaha bertindak dengan nama sendiri dan bukan atas pemegang saham atau
kreditor. Teori ini sering disebut sudut pandang entitas baru atau kontemporer
(new or contemporary view of entity).
Entitas Investor
Investor yang dimaksud pada teori entitas investor adalah penyedia
dana utama perusahaan yaitu kreditor (jangka panjang) dan pemegang saham
(preferensi dan biasa). Pada teori ini kedua kelompok dipandang sebagai mitra
manajemen (management associates) dimana perusahaan melalui manajemen
bertindak atas nama investor. Dan oleh karenany alaporan keuangan harus
dilaksanakan untuk kepentingan kedua kelompok tersebut. Persamaan
akuntansinya adalah sebagai berikut:
Aset – Utang jangka pendek = Ekuitas investor
Entitas Pemilik
Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan istimewa)
sebagai pemilik (proprietor) dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Kreditor
dianggap sebagai pihak luar. Pemegang saham tetap menjadi mitra manajemen.
Aset menjadi milik pribadi pemegang saham sehingga utang merupakan
keharusan pemegang saham. Artinya, pemegang saham menanggung segala
resiko yang berkaitan dengan utang. Dengan sudut pandang ini, asset bersih
menjadi perhatian utama bagi pemegang saham. Teori ini dapat dinyatakan dalam
persamaan akuntansi berikut ini :
Aset- Kewajiban = Ekuitas
Kreditor, pemerintah, dan pihak atau entitas lain (bahkan manajemen)
dianggap sebagai pihak luar pemilik sehingga semua kos yang dikorbankan yang
bersangkutan dengan pihak tersebut (misalnya gaji, bunga, dan pajak) akan
dianggap sebagai biaya bukannya distribusi laba. Laba dalam teori entitas ini
adalah selisih pendapatan dan biaya yang menjadi hak akhir pemilik.
Entitas Pemilik Residual
Konsep entitas ini memandang pemegang saham biasa sebagai pusat
perhatian akuntansi. Dalam pendekatan ini, pemilik adalah pemegang saham
biasa. Pemegang saham istimewa dianggap sebagai pihak luar sehingga dividen
untuk mereka dipandang sebagai biaya. Teori ini dapat dinyatakan dalam
persamaan akuntansi berikut ini :
Aset- Ekuitas spesifik = Ekuitas Residual
Entitas Pengendali
Konsep ini tidak secara langsung berkaitan dengan makna laba tetapi lebih
berkaitan dengan penyajian data akuntansi secara keseluruhan. Teori ini
menitiberatkan pandangannya kepada pihak yang mengendalikan sumber
ekonomi perusahaan tanpa memperhatikan pemilikan seperti konsep kesatuan
yang lain. Pengendalian hanya dapat dilakukan oleh manusia dan oleh karenanya
siapa yang mengendalikan harus diidentifikasi dan kemudian akuntansi
memusatkan perhatiaanya pada para pengendali. Implikasi konsep ini hampir
sama dengan implikasi konsep kesatuan usaha. Dengan teori ini, sudut pandang
akuntansi adalah manajemen puncak sebagai pengendali bukan pemilik sehingga
neraca dipandang sebagai statement tentang sumber dan penggunaan dana yang
menunjukan pertanggungjawaban manajemen.