Anda di halaman 1dari 3

Integritas Aparatur Sipil Negara

Oleh : Drs. Syamsarul, MM 

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN


adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan (Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara).

Sebutan Pegawai Negeri Sipil dalam undang-undang ASN masih tetap


dipakai. Pada Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 ada dua golongan Pegawai
Negeri, yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Angkatan Bersenjata Indonesia.
Pegawai Negeri Sipil terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Pusat, Pegawai Negeri Sipil
Daerah dan Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan dengan Peraturan
Permerintah.

Untuk menjalankan tugas, ada kode etik dan kode perilaku bagi Pegawai
Negeri Sipil yang harus dipedomani. Kode etik dan kode perilaku itu berisi
pengaturan perilaku agar Pegawai ASN (PNS) melaksanakan tugasnya dengan
jujur, betanggung jawab, dan berintegritas tinggi. Intergritas PNS sudah diatur dan
harus dihormati oleh PNS. Sejalan dengan itu, dalam Pasal 12 Butir (b) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi
Kerja Pegawai Negeri Sipil dinyatakan bahwa salah satu butir penilaian perilaku
Pegawai Negeri Sipil adalah integritas. Integritas sangat erat hubungan dengan
perilaku kerja pegawai. Perilaku pegawai adalah setiap tingkah laku, sikap atau
tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013


(Lampiran 1-f) tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011
tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, integritas adalah “adakalanya
dalam melaksanakan tugas bersikap jujur, ikhlas, dan tidak pernah
menyalahgunakan wewenangnya serta berani menanggung risiko dari tindakan yang
dilakukannya. Uraian di atas adalah uraian untuk penilaian unsur perilaku kerja
pegawai negeri sipil yang nilainya 91—100 atau sangat baik. Nilai integritas itu
adalah nilai tertinggi dalam penilaian perilaku Pegawai Negeri Sipil. Dengan kata
lain, PNS tersebut dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna. Maksud
penyelesaian pekerjaan dengan sempurna adalah pekerjaan yang sudah
dikontrakan dalam satu tahun kepadanya harus mencapai penyelesaian seratus
persen dan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah disepakati di awal tahun
anggaran. 

Kata integritas berasal dari bahasa Inggris, yaitu integrity, yang berarti
menyeluruh, lengkap atau segalanya. Integritas berarti ‘bertindak konsisten sesuai
dengan nilai-nilai dan kode etik’. Dalam bahasa Latin, integritas berasal dari kata
integrate yang berarti ‘komplit atau tanpa cacat, sempurna, tanpa kedok. Maksudnya
adalah apa yang ada dengan apa yang kita pikirkan, ucapkan, dan lakukan (Bertens,
1994 dalam Satria Hadi Lubis, Widyaiswara Madya STAN (STAN REVIEW:2012). 

Menurut Warren J. von Eschenbach (Springer Science+Busniss Media


Dordrecht, 2015) mengatakan bahwa Integrity is important for understanding of what
it means to process a constituted and coherent self. Dan Jean Paul Satre (Springer
Science+Busniss Media Dordrecht, 2015) mengatakan bahwa “We are what we will
and affirm in the sense that a human subject creates himself by choosing to act
according to an “image of man such as he believes he ought to be” so ‘to affirm the
value of that which is chosen (p. 2) 

Intergritas itu berhubungan dengan perbuatan yang harus dilakukan oleh


seseorang. Integritas itu nyata dan terjangkau dan mencakup sifat yang bertanggung
jawab, jujur, menepati kata-kata, dan setia. Jadi, integritas tidak pernah lepas dari
kepribadian dan perilaku seseorang yang , berhubungan dengan sifat yang
dipercaya, komitmen, tanggung jawab, kejujuran, kebenaran, dan kesetiaan
terhadap tugas dan tanggung jawab yang diembannya. Integritas tentu mempunyai
nilai. Nilai integritas sangat penting untuk diterapkan dalam sebuah instansi
pemerintah. Integritas adalah saling percaya dan pada akhirnya sifat saling percaya
ini berguna untuk mencapai tujuan organisasi. Jika nilai-nilai integritas tidak
dijalankan, kerja sama tim yang dilakukan akan menjadi lebih sulit akibat tidak
terbangunnya kepercayaan yang komprehensif di antara mereka.

Billy Boen (2009) dalam Satria Hadi Lubis, Widyaiswara Madya STAN (STAN
REVIEW:2012) mengatakan, jika seseorang sudah tahu apa keinginannya, semua
perilaku dan tindakannya akan mengupayakan agar keinginan itu terwujud. Pada
umumnya tindakan untuk mencapai keinginan tersebut memerlukan integritas.
Dengan integritas, seseorang akan melakukan segala sesuatunya secara positif dan
konsisten. 

Komitmen juga tidak dapat diabaikan begitu saja. Komitmen adalah perlu bagi
Pegawai negeri Sipil. Pegawai yang mempunyai integritas tentu memiliki komitmen.
Komitmen adalah ‘suatu janji pada diri sendiri ataupun orang lain yang tercermin
dalam tindakan-tindakan seseorang’. Seseorang yang berkomitmen adalah orang
yang dapat menepati janji dan mempertahankan janji itu sampai akhir walaupun ia
harus berkorban. Sebelum menjadi Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri
Sipil yang sudah memenuhi syarat untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil
harus disumpah dengan jani-janji. Salah satu janji itu adalah mementingkan
pekerjaan Negara daripada pekerjaan pribadi atau golongan. 

Orang yang mempunyai integritas tentu mempunyai tanggung jawab. Tanpa


tanggung jawab seseorang tidak akan ada integritas pada diri orang itu. Tanggung
jawab adalah tanda dari kedewasaan pribadi yang juga berkaitan dengan integritas.
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung risiko,
memperbaiki keadaan, dan melakukan kewajiban dengan kemampuan yang terbaik.
Dengan kata lain, orang yang bertanggung jawab adalah orang yang memiliki
integritas. 

Integritas berarti juga harus mampu menguasai diri dan berdisiplin diri.
Banyak orang keliru menggambarkan sikap disiplin sehingga menyamakan disiplin
dengan bekerja keras tanpa istirahat. Padahal sikap disiplin berarti melakukan yang
seharusnya dilakukan, bukan sekedar hal yang ingin dilakukan. Disiplin
mencerminkan sikap pengendalian diri, suatu sikap hidup yang teratur dan seimbang
serta berorientasi pada tugas yang diberikan kepadanya. 

Nilai integritas mengandung nilai yang meliputi kejujuran, kemandirian,


kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keikhlasan.
Salah satu dari nilai itu yang sangat bersinggungan dengan tulisan adalah
keikhlasan. Keikhlasan di sini adalah ketulusan dan kejujuran dari seorang Pegawai
Negeri Sipil untuk menerima atau mendapatkan apa yang sudah menjadi haknya,
yaitu gaji, tunjangan, dan sebagainya yang diberikan sudah ditentukan sesuai
dengan tugas dan golongan dan pangkat serta jabatan PNS oleh pemerintah sesuai
dengan undang-undang yang berlaku. Yang bukan hak PNS harus ditolak. Menurut
hemat penulis, jika nilai-nilai integritas dimiliki oleh Pegawai Aparatur Sipil Negara
atau Pegawai Negeri Sipil, tentu anti korupsi akan tertanam dalam bekerja. Dengan
kata lain, seorang Pegawai Negeri Sipil yang berintegritas harus menjadi orang yang
baik yang terbebas dari korupsi.***

Makassar, 6 September 2016

Anda mungkin juga menyukai