Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Status kesehatan terutama status gizi pada ibu hamil sangat

berpengaruh kepada status bayi yang akan dilahirkan. Salah satu kesehatan

ibu hamil yang paling sering terjadi adalah anemia. Anemia selama

kehamilan jika tidak ditangani dapat menyebabkan dampak yang serius

yaitu perdarahan (WHO, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi anemia

pada ibu hamil adalah 14% di negara maju dan 51% di negara

berkembang. Diperkirakan lebih lanjut bahwa 90.000 kematian disebabkan

anemia. Kejadian anemia di wilayah Afrika, Asia Tenggara dan Pasifik

Barat memiliki cakupan yang sangat tinggi dengan lebih dari 90%

populasi dari data survei yang dilakukan pada anak-anak dan ibu terutama

ibu hamil (WHO, 2015).

Menurut Riskesdas (2018) bahwa hamper Sebagian ibu hamil di

Indonesia mengalami anemia, dimana proporsi anemia ibu hamil sejak

tahun 2013 sampai tahun 2018 mengalami peningkatan yakni dari 37,1% -

48,9% dan kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan kelompok usia

terbanyak pada usia 15-24 tahun sebesar 84,6%. (BAPPEDA, 2015).

Sebagian besar ibu hamil dengan usia reproduksi di negara berkembang

memiliki resiko anemia yang lebih tinggi ini di sebabkan karena defisiensi

zat gizi terutama mikronutrien, hemoglobinute, infeksi, atau faktor social -

demografi lainnya (Ali dkk, 2019).


Penyebab kematian ibu tersebut masih didominasi oleh perdarahan,

preeklamsi dan infeksi. Terjadi defisiensi gizi pada ibu hamil dapat

berkontribusi terhadap pertumbuhan berat bayi lahir rendah, peningkatan

resiko kematian neonatal dan peningkatan resiko morbiditas jangka

panjang seperti stunting, serta meningkatkan angka morbiditas danb

mortilitas ibu (Ganapathi dkk, 2017).

Jumlah penderita anemia pada tahun 2019 sebanyak 26 orang

meninggal. Sedangkanm ditahun 2017 ibu hamil yang menderita anemia

sebnayak 30 orang. Sedangkan pada tahun 2018 penderita anemia

mengalami peningkatan sebanyak 34 orang. Berdasarkan laporan KIA

Dinas Kesehatan Provinsi NTB tahun 2018 terdapat 2,32% ibu hamil

mengalami anemia 618 orang ibu hamil, dimana 336 orang (2,9%)

diantaranya menderita anemia (Laporan Dinas Kesehatan Provinsi NTB,

2018).

Dinas Kesehatan Kota Bima menunjukkan anemia pada ibu hamil

pada tahun 2018 sebanyak 283 kasus. Pada tahun 2019 mengalami

peningkatan sebanyak 320 kasus. Sedangkan pada tahun 2020 mengalami

peningkatan sebanyak 463 kasus dan menurun Kembali di tahun 2021

sebanyak 295 kasus (Dinas Kesehatan Kota Bima, 2021).

Ibu hamil yang mengalami anemia akan berdampak baik pada

masa kehamilan, melahirkan dan nifas. Anemia pada masa kehamilan

dapat menyebabkan keguguran, melahirkan sebelum waktunya, bayi lahir

dengan berat tidak normal, perdarahan sebelum serta pada waktu

melahirkan dan pada anemia berat dapat menimbulkan kematian ibu dan
bayi. Pada janin dapat mengalami gangguan pertumbuhan, tidak mencapai

tinggi yang optimal dan menjadi kurang cerdas. Anemia pada ibu hamil

juga meningkatkan resiko kematian ibu (Provera, 2013).

Stategi pencegahan anemia ibu hamil menur WHO (2016) antara

lain pendekatan berbasis makanan dengan meningkatkan keragaman

asupan gizi tetap menjadi intervensi utama saat sosialisasi ke masyarakat,

ketersediaan dan aksesbilitas mikronutrien, menyusui ASI Eksklusif bayi

hingga usia 6 bulan, memperbaiki pemberian makanan Pendamping ASI

dan fortifikasi makanan.

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal

pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan

bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Gizi kurang

pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu hamil

dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain anemia,

perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal. Anemia

defisiensi besi mencerminkan kemampuan social ekonomi masyarakat

untuk dapat memenuhi kebutuhannya dalam jumlah dan kualitas gizi.

Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan keterbasan

dalam upaya menangani masalah gizi dalam kesehatan keluarga

(Manuaba, 2010).

Memperhatikan fenomena tersebut, perlu dilakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan dan status gizi dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Paruga Kota Bima

Anda mungkin juga menyukai