DISUSUN OLEH :
Kelas : 4KIA
NPM : 061940422003
DOSEN PENGAMPU :
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkonstribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
3.1. Kesimpulan....................................................................................................7
3.2. Saran..........................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ekstraksi padat cair atau Leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan
inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena
komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami
perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padatan dapat dilakukan jika bahan yang
diinginkan dapat larut dalalm solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan
apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada
padatan yang larut karena efektivitasnya.
1
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar beakang diatas dapat diambil rumusan masalah pada makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud ekstraksi?
2. Apa saja rumus yang terdapat pada ekstraksi?
3. Bagaimana proses operasi ekstraksi?
4. Apa saja bahan pangan yang dapat diekstrak menggunakan ekstraksi padat cair?
1.3. Tujuam
Dari rumusan tersebut didapat tujuan, Yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud ekstraksi
2. Untuk mengetahui apa ssaja rumus penyelesaian ekstraksi
3. Untuk mengetahui proses contoh soal ekstraksi
4. Untuk mengetahui dan mengaplikasikan bahan apa saja yang dapat dickstraksi.
1.4. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa atau kita semua dapat
mengetahui tentang ekstraksi, ekstrasi padat-cair, proses ekstraksi padat-cair, dan
pengaplikasian proses ekstraksi terhadap bahan yang tepat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara sederhana ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemindahan satu atau
lebih komponen dari satu fase ke fase yang lainnya. Namun dibalik definisi sederhana ini
tersimpan kerumitan yang cukup besar. Pemisahan berkebalikan dengan intuisi
termodinamik, karena entropi diperoleh melalui pencampuran, bukan pemisahan; metode
ekstrkasi dikembangkan berdasarkan perpindahan menuju kesetimbangan, sehingga kinetika
perpindahan massa tidak dapat diabaikan.
Ekstraksi adalah suatu metode operasi yang digunakan dalam proses pemisahan suatu
komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan (solven) sebagai
tenaga pemisah. Apabila komponen yang akan dipisahkan (solute) berada dalam fase padat,
maka proses tersebut dinamakan pelindihan atau leaching.
Sebagai tenaga pemisah, solven harus dipilih sedemikian hingga kelarutannya terhadap salah
satu komponen murninya adalah terbatas atau sama sekali tidak saling melarutkan.
Karenanya, dalam proses ekstraksi akan terbentuk dua fase cairan yang saling bersinggungan
dan selalu mengadakan kontak. Fase yang banyak mengandung diluen disebut fase rafinat
sedangkan fase yang banyak mengandung solven dinamakan ekstrasi. Terbentuknya dua fase
cairan, memungkinkan semua komponen yang ada dalam campuran terbesar dalam masing-
masing fase sesuai dengan koefisien distribusinya, sehingga dicapai keseimbangan fisis.
Pemisahan kedua fase seimbang dengan mudah dapat dilakukan jik density fase rafinat dan
fase ekstrak mempunyai perbedaan yang cukup. Tetapi jika density keduanya hampir sama
proses pemisahan semakin sulit, sebab campuran tersebut cenderung untuk membentuk
emulsi.
Cara Operasi Ekstraksi yakni memanfaatkan perbedaan kelarutan dari zat yang akan
diekstrak. Maka kemudian pada senyawa yang akan diekstrak dilarutkan ke dalam pelarut.
Namun pada pelarut yang akan digunakan yakni mempunyai kemampuan untuk melarutkan
senyawa yang diinginkan. Seperti dalam contoh sebelumnya, apabila ingin mengambil
kandungan caffeinne pada kopi bubuk, maka menggunakan pelarut air yang dapat melarutkan
caffeinne.
Dasar dari teknik ini menggunakan pengetahuan yang sederhana, dimana kita bisa
memisahkan sebuah senyawa dari senyawa lain berdasarkan dari kelarutan pada pelarut
tertentu. Teknik ini dalam perkembangannya, menggunakan pemahaman yang lebih teentang
kelarutan senywa pada sebuah pelarut. Seperti yang sudah diketahui, bahwa caffeinne akan
lebih larut ke dalam air apabila dalam temperatur yang tinggi. Sebab itulah dipakai air panas.
3
Memanipulasi temperatur bisa menyebabkan kelarutan berkurang maupun bertambah. Jadi
langkah yang digunakan dalam mengkondisikan pelarutnya atau sistemnya kita bisa mengatur
kelarutan suatu senyawa dalam pelarut. Sehingga melarutkan ataupun memisahkan senyawa
bisa dilakukan dengan menggunakan teknik ekstrakssi tertentu.
1. Proses penyampuran sejumlah massa bahan ke dalam larutan yang akan dipisahkan
komponen-komponennya.
2. Proses pembantukan fase seimbang
3. Proses pemisahan kedua fase seimbang.
4
2.3. Contoh Soal Dan Penyelesaian Ekstraksi
1. Zat terlarut A memiliki koefisien distribusi antara benzena dengan air adalah 3.
Misalkan 100 mL larutan A 0,01 M dalam air diekstraksi dengan benzena. Hitunglah
berapa banyak fraksi A yang masih tertinggal dalam fasa air, bila dilakukan:
a) Satu kali ekstraksi dengan menggunakan 500 mL benzena
b) Lima kali ekstraksi dengan menggunakan masing-masing 100 mL benzena.
Penyelesaian :
a. Satu kali ekstraksi, fraksi yang tinggal dalam fasa air (q)
2. Diketahui koefisien distribusi untuk kelat logam yang berpartisi antara air dengan
kloroform adalah 6,4. Hitunglah berapa banyak fraksi kelat logam yang diekstraksi
dari 25 mL ligan logam 4,3.M
a) satu kali ekstraksi menggunakan 10 mL kloroform
b) dua kali ekstraksi menggunakan masing-masing 10 mL kloroform
Penyelesaian :
a. Satu kali ekstraksi, Fraksi yang terekstraksi dari fasa air (1-q)
b. Dua kali ekstraksi, Fraksi yang terekstraksi dari fasa air (1-q²)
3. Satu gram Asam benzoat dilarutkan dalam 100 mL air, kemudian diekstraksi dengan
100 mL eter. Jika KD = 100 dan Ka = 6,5 x 10-5. Hitung perbandingan distribusi
pada:
a) pH 3
b) pH 5
c) pH 7 Bagaimana bila pH 4 dan 6 ?
Penyelesaian :
- Asam benzoat tidak mengalami dimerisasi dalam eter
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ekstraksi adalah suatu metoda operasi yang digunakan
dalam proses pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan
sejumlah massa bahan (solven) sebagai tenaga pemisah. Ekstraksi padat-cair atau
Leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dalam dari padatan inert ke dalam
pelarutnya. Dalam proses ekstraksi padat-cair diperlukan kontak yang sangat lama
antara pelarut dan padatan, sehingga yang berperan penting dalam menentukan
sempurnanya proses ekstraksi ini adalah sifat-sifat bahan alam tersebut dan juga
bahan yang akan diekstraksi. Bahan yang dapat diaplikasikan pada proses ekstraksi
padat cair yaitu ada 2 diantara cengkeh dan kemiri. Dimana pada ekstraksi cengkeh
didapat hasil waktu yang dicapai saat mengalami kesetimbangan pada proses
ekstraksi padat-cair adalah 150 menit. Semakin besar volume pelarut semakin besar
rendemen yaitu volumenya sebesar 600 ml dan 500 ml. Suhu ekstraksi 50°C
menghasilkan rendemen lebih baik dari pada suhu ekstraksi 30 C pada waktu terbaik
dan Kadar eugenol yang diperoleh 79%. Pada ekstraksi kemiri dihasilkan rendemen
minyak kemiri semakin meningkat seiring naiknya temperatur, ukuran serbuk -10+20
mesh memberikan hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan biji kemiri ukuran
utuh. Massa jenis minyak kemiri ukuran utuh semakin menurun seiring
bertambahnya temperature. Kadar air minyak kemiri ukuran utuh dan serbuk tidak
memiliki kecenderungan data seiring bertambahnya temperatur. Kadar air terendah
didapatkan pada temperatur paling tinggi yaitu 90°C. bilangan peroksida terendah
didapat pada temperatur 90°C.
3.2. Saran
Berdasarkan pembahasan makalah yang telah dibuat, para pembaca dapat
mengaplikasikan proses ekstraksi pada dan diharapkan para pembaca dapat
melengkapi pembahasan yang telah dibuat agar informasinya lebih lengkap lagi.