Pancasila secara formal dikatakan sebagai dasar negara yang merupakan alas atau
fundamental yang menjadi pijakan serta memberikan kekuatan untuk berdirinya sebuah
negara.
Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber kaidah hukum yang mengatur negara
Republik Indonesia termasuk seluruh unsur didalamnya.
Selain sebagai dasar negara, Pancasila sebagai ideologi negara juga mempunyai makna
tersendiri.
Daftar Isi
Ideologi secara umum dapat diartikan sebagai sekumpulan ide, gagasan, kepercayaan,
keyakinan yang menyeluruh dan sistematis dalam bidang politik, sosial, budaya, ekonomi,
dan keagamaan.
Ideologi dapat diartikan sebagai ajaran atau ilmu dan buah pikiran.
Pancasila sebagai cita-cita negara yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem
kenegaraan untuk seluruh rakyat Indonesia, dan sebagai tujuan hidup berbangsa dan
bernegara.
Dalam arti luas makna Pancasila sebagai ideologi negara adalah bahwa Pancasila sebagai
visi dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan begitu sudah sewajarnya jika Pancasila diamalkan pada seluruh aspek kehidupan.
Tanpa adanya sarana yang menyatukan maka kesatuan dan persatuan sulit tercapai.
Disinilah Pancasila memegang peranan penting sebagai wujud bersama untuk menyatukan
dan menyetarakan kesenjangan.
Pancasila ditetapkan sebagai ideologi negara dikokohkan dengan konstitusi tertulis yaitu
Ketetapan MPR no 17 tahun 1998.
Ketetapan MPR ini menyatakan pencabutan Ketetapan MPR tentang Pancasila sebelumnya
yaitu No/II/MPR/1978 yang berisi tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila dimana berisi pengamalan Pancasila dan sanksi hukum mengikat bagi yang tidak
mengamalkan Pancasila.
Dengan dikeluarkannya Tap MPR no.17 tahun 1998, maka Tap MPR no.2 tahun 1978
tentang P4 tersebut dicabut dan Indonesia menetapkan bahwa Pancasila seperti yang telah
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah sebagai dasar negara sekaligus ideologi
negara bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ketetapan MPR tersebut menjelaskan bahwa ideologi negara adalah tujuan atau cita-cita
nasional Indonesia.
Ideologi terbuka dapat diartikan sebagai ideologi yang mampu mengikuti perkembangan
jaman dan bersifat dinamis.
Dapat juga dijelaskan sebagai suatu pemikiran terbuka yang merupakan hasil konsesus
dari masyarakat, nilai-nilai dari cita-cita yang tidak dipaksakan dari luar melainkan digali dan
diambil dari keyakinan, moral, budaya, rohani dari masyarakat itu sendiri.
f.Ideologi tertutup
Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan
tujuan dan norma politik dan sosial yang telah ditetapkan sebagai sebuah kebenaran yang
tidak boleh dipersoalkan kembali, tetapi harus diterima sebagai sesuatu yang harus dipatuhi.
Masing-masing ideologi baik terbuka maupun tertutup mempunyai beberapa ciri tersendiri :
1.Berisi tentang nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri
tanpa paksaan dari luar.
2.Merupakan cita-cita yang sudah hidup di masyarakat.
3.Merupakan hasil musyawarah dan konsensus masyarakat dalam suatu negara.
4.Bersifat reformis, dinamis, tidak kaku, dan terbuka. hal ini dimaksudkan bahwa
ideologi selalu bersifat aktual, inisiatif, dan senantiasa mampu menyeleraskan
dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang.
5.Tidak merampas kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, tetapi justru
menginspirasi masyarakat untuk hidup bertanggung jawab sesuai falsafah yang ada.
Masing-masing negara berhak untuk menentukan ideologi apa yang akan digunakan yang
telah disesuikan dengan kondisi negara tersebut.
Indonesia memilih menggunakan ideologi terbuka sesuai dengan kondisi negara yang
mempunyai aneka keragaman yang ada.
Oleh sebab itu, ideologi Pancasila berupa ideologi terbuka adalah pilihan yang paling tepat
untuk digunankan di Indonesia dengan segala kemajemukan yang ada.
Pancasila sebagai ideologi negara mempunyai peranan yang penting dan menentukan
arah pemerintahan Negara Indonesia.
Tanpa adanya ideologi ini, maka arah pemerintakan dan tujuan bangsa tidak akan tercapai.
Rumusan Pancasila sebagai satu rangkaian kesatuan yang bulat dan utuh sebagai dasar
hukum, dasar moral dan kaidah fundamental bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.