Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LKPD

SMAN 6 JAKARTA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI IPS
Semester : genap
Materi : KD. 3.18
Hari/tgl :
Nama : HIDAYATI NURLAILIYAH AUSTIN

A. Topik : Mari Kita Mengidentifikasi Teks Drama


B. KD :
3.18. Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan konflik dalam
drama yang dibaca atau ditonton
4.18. Mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama yang dibaca atau
ditonton secara lisan
C. Indikator
:
3.18.1. Mendata, alur, konfliks, penokohan, dan hal yang menarik
dalam drama yang dipentaskan.
3.18.2. Memerankan salah satu tokoh dalam naskah drama yang
dibaca sesuai dengan watak tokoh tersebut
4.18.1. Memberi tanggapan, serta memperbaiki hasil kerja dalam
diskusi kelas.

D. Materi
• Alur dalam drama
:
• Babak dalam drama
• Penokohan dalam drama
• Konflik dalam drama
• Persiapan mementaskan drama.
E. Penilaian
:
• Pengetahuan : tes tertulis (Esay)
• Keterampilan : praktik

F. Tujuan
:
Setelah selesai mempelajari LKPD ini diharapkan kalian mampu:
Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau
ditonton.
Langkah-langkah
1. Bacalah teks drama yang tersaji dengan saksama!
2. Bukalah kamus besar bahasa Indonesia daring jika menemukan kata-kata yang
maknanya sulit dipahami!
3. Pahami setiap langkah-langkah dalam mengidentifikasi teks drama dari segi alur
cerita, babak demi babak, dan konflik dalam drama !
4. Kerjakan secara berkelompok! (satu kelompok terdiri dari 4 orang)
5. Kumpulkan hasil LKPD ini ke guru untuk penilaian!
BAJU MERAH PUTIH

Terlihat suasana gembira

Ari : “Teman teman... Lihat ini baju kebanggaanku. Baju inilah yang akan
kupakai saat perlombaan besok.”
Sukma: “Wah... masih terlihat bagus sekali ya Ri...”
Ari : “Iya la...baju ini kurawat baik baik ya… Aku jarang memakainya. Aku
memakainya sekali sekali saja pada saat saat tertentu.”
Gilbert: “Itukan baju yang dikasi ayahmu. Pantaslah aku jarang lihat kau pakai baju itu...”.
(Ari pun teringat kepada ayahnya dan suasana menjadi hening)
Gilbert: “Maaf ya, Ri, Bukan itu maksudku..”
Ari : “Ya...Sudahlah gak apa apa. Dengan memakai baju ini aku ingin membuat bangga
ayahku di sana.”
Sukma: “Oh, iya Ri... Aku dengar tahun ini pesertanya sedikit lho...Sekitar lima orang saja.
Gilbert: “Iya ya ... Aku pun bingung kenapa olahraga lari jarang diminati di sekolah. Apa
karena gak sepopuler futsal sama basket.”
Sukma: “Tapi justru malah bagus... Itu bisa jadi peluang buat kalian untuk
menang...Lumayan juga hadiahnya.”
Ari : “Itulah salah satu alasan mengapa aku ingin menjadi atlet lari. Di saat olahraga ini
ditinggalkan aku ingin menjadi orang yang tetap mempertahankan prestasi itu.”
Sukma: “Wah super sekali Ri...”
Gilbert: “Iya, selain gampang olahraga ini juga murah...”
Sukma: “Ehh.. ngomong ngomong Aseng di mana?”
(Tiba tiba sekumpulan preman datang dan mengejar ngejar
Aseng) Ari :“Woy! Mau apa kalian di sini?”
Preman 1 : “Eh, jangan bodoh kau! Jangan sok jadi pahlawan kau sama China tengil ini!”

Gilbert : “Dia sahabat kami!”


Sukma : “ Kalian itu yang tengil! Kerjanya hanya menindas saja...”
Preman 2 : “Hehh! Kami gak ada urusan sama kalian.”
Ari : “Kalau kalian berurusan dengan Aseng, berarti kalian berurusan dengan kami”
Preman 3 : “Heh pikir! Apa untungnya kalian bela si China itu. Udah numpang juga!” Gilbert
: “Emangnya ini tanah nenek moyang kalian.”
Preman 1 : “Sudah... Sudah... kita serbu saja mereka!”

(Suasana berkelahi antara preman dengan Ari dan Gilbert)


(Baju merah putih Ari pun jatuh. Ari dan salah satu preman rebutan baju merah putih Ari)
Ari : “Jangan! Jangan!”
Preman 1 : “Ini baju kau itu haa?! Hahaha.”
Ari : “Ja… jangan!”
(Preman itupun merobek baju Ari tersebut)
Ari pun membalas pukulan para preman-preman tersebut. Perkelahian sengit pun terjadi. Dan
akhirnya preman-preman tersebut menyerah kalah dan kabur meningggalkan Ari.
(Ari menangis melihat bajunya yag robek)
Ari : “Bajuku! Baju kebanggaanku!”
Ari pulang dengan raut wajah yang tidak bersemangat, Kakak Ari terus memandangi Ari
dari kejauhan sampai akhirnya Ari masuk ke kamarnya.
Kakak Ari : “Adik...(mengetuk pintu). Adik kamu kenapa? (mengetuk pintu lagi) Dik! Kamu itu
laki laki tidak boleh bersifat seperti ini. Kamu tidak mau menuruti kakak?” (Ari membuka pintu)
Ari : “Ari sayang sama kakak.”
Kakak Ari : “Kamu kenapa?” (sambil melihat baju merah putih Ari)
Ari : “Maafkan Ari kak. Tadi Ari berkelahi. Ari harus membela Aseng, dia dikejar
sekumpulan preman yang suka menindas orang-orang nonpribumi.”
Kakak Ari : “Bukannya seharusnya kamu bangga melakukan hal yang benar? Meski berkelahi
bukan jalan satu satunya.”
Kakak Ari : “Apa karena baju ini juga kamu jadi
sedih?” Ari :“Kakak tau kan makna baju itu untuk Ari.”
Ari : “Tiga hari lagi Ari harus ikut lomba lari di sekolah.”
Kakak Ari : “Kamu tau kenyataannya kan?Apa tanpa baju ini kamu harus meninggalkan cita cita
kamu untuk menjadi atlet lari.”
Keesokan harinya. Ari berkumpul dengat teman temannya. Ari terlihat termenung dan
berdiam
diri. Di saat itu pula kakak Ari berpikiran untuk menjahit baju merah putih Ari.

HARI PERLOMBAAN TIBA


Di pagi hari

Ari terbangun dan melihat baju merah putih nya telah selesai dijahit oleh kakak Ari. Di teras
rumah Ari
Ari: “Kak…buat apa kakak susah susah menjahitkan baju Ari? Ari kan jadi merepotkan kakak. Ari
sudah putuskan untuk tidak mengikuti perlombaan itu.”
Kakak Ari : “Kakak tidak merasa direpotkan kok. Sekarang kakak harap kamu mandi, ganti baju
dan segera pergi ke sekolah dan ikuti perlombaan tersebut.”
Ari:“Tapi…Ari jadi merepotkan kakak.”

Kakak Ari : “Dek..Kakak berharap baju ini bisa mengembalikan semangat kamu untuk mengikuti
perlombaan itu lagi. Jangan Cuma alm. ayah dan almh. ibu saja yang kamu banggakan tapi
kakak juga.”
Ari:“Baiklah kak...Ari siap siap dulu ya kak.” (Ari berlari menuju sekolah dengan semangatnya)
Tiba di sekolah

Ari sampai di sekolah dengan terengah-engah.Suasana sekolah masih sepi. Guru Ari: “Eh, Ari!”
Ari: “Eh, Bapak (sambil menyalam)”

Guru Ari : “Kamu sedang apa? Bukannya pertandingannya masih tiga jam lagi?” Ari
: SELESAI “Hahh!” (terkejut)

G. Kegiatan
1. Setelah membaca teks drama tersebut dengan saksama, tuliskan hasil identifikasi jenis
alur pada tabel berikut!

Datalah jenis alur dan tahapan-tahapan drama di atas kemudian masukkan ke


dalam format berikut!

Alur yang terdapat dalam contoh teks drama diatas adalah


alur maju
Jenis alur

1. Tahapan orientasi :
Tahapan alur
Terlihat suasana gembira
Ari : “Teman teman... Lihat ini baju kebanggaanku. Baju
inilah
yang akan kupakai saat perlombaan besok.”
Sukma : “Wah... masih terlihat bagus sekali ya Ri...”

2. Tahap konflik awal :


Bukti : Gilbert:“Itukan baju yang dikasi ayahmu.
Pantaslah aku jarang lihat kau pakai baju itu...”. (Ari pun
teringat kepada ayahnya dan suasana menjadi hening)

3. Tahap komplikasi :

Bukti : Ari :“Woy! Mau apa kalian di sini?”

Preman 1 : “Eh, jangan bodoh kau! Jangan sok jadi


pahlawan kau

sama China tengil ini!”

4. Tahap Klimaks :

Bukti : (Suasana berkelahi antara preman dengan Ari dan


Gilbert) (Baju merah putih Ari pun jatuh. Ari dan salah
satu preman rebutan baju merah putih Ari)

Ari : “Jangan! Jangan!”


Preman 1 : “Ini baju kau itu haa?! Hahaha.”

Ari : “Ja... jangan!” (Preman itupun merobek baju Ari


tersebut)

5. Tahap resolusi :

Bukti : Di pagi hari

Ari terbangun dan melihat baju merah putih nya telah


selesai dijahit oleh kakak Ari. Di teras rumah Ari

Ari : “Kak...buat apa kakak susah susah menjahitkan baju


Ari? Ari kan jadi merepotkan kakak. Ari sudah putuskan
untuk tidak mengikuti perlombaan itu.”

Kakak Ari : “Kakak tidak merasa direpotkan kok.


Sekarang kakak harap kamu mandi, ganti baju dan segera
pergi ke sekolah dan ikuti perlombaan tersebut.”

2. Alur drama disajikan dalam urutan babak dan adegan, tuliskan hasil identifikasi babak
dan adegan pada tabel berikut!

Datalah babak dan adegan drama di atas kemudian masukkan ke dalam format berikut!

Daalam drama tersebut dibagi menjadi 3 babak

Babak
Babak pertama :
Adegan

Terlihat suasana gembira

Ari : “Teman teman... Lihat ini baju kebanggaanku. Baju


inilah yang akan kupakai saat perlombaan besok.”

Sukma : “Wah... masih terlihat bagus sekali ya Ri...”


Ari : “Iya la...baju ini kurawat baik baik ya… Aku jarang
memakainya. Aku memakainya sekali sekali saja pada saat
saat tertentu.”
Gilbert : “Itukan baju yang dikasi ayahmu. Pantaslah aku
jarang lihat kau pakai baju itu...”. (Ari pun teringat kepada
ayahnya dan suasana menjadi hening)
Gilbert : “Maaf ya, Ri, Bukan itu maksudku..”
Ari : “Ya...Sudahlah gak apa apa. Dengan memakai
baju ini aku ingin membuat bangga ayahku di sana.”
Sukma : “Oh, iya Ri... Aku dengar tahun ini pesertanya
sedikit lho...Sekitar lima orang saja.
Gilbert : “Iya ya ... Aku pun bingung kenapa olahraga
lari jarang diminati di sekolah. Apa karena gak sepopuler
futsal sama basket.”
Sukma : “Tapi justru malah bagus... Itu bisa jadi peluang
buat kalian untuk menang...Lumayan juga hadiahnya.”
Ari : “Itulah salah satu alasan mengapa aku ingin menjadi
atlet lari. Di saat olahraga ini ditinggalkan aku ingin
menjadi orang yang tetap mempertahankan prestasi itu.”
Sukma : “Wah super sekali Ri...”
Gilbert : “Iya, selain gampang olahraga ini juga
murah...”
Sukma : “Ehh.. ngomong ngomong Aseng di mana?”

Babak Kedua:

(Tiba tiba sekumpulan preman datang dan mengejar ngejar


Aseng)
Ari : “Woy! Mau apa kalian di sini?”
Preman 1 : “Eh, jangan bodoh kau! Jangan sok jadi
pahlawan kau sama China tengil ini!”

Gilbert : “Dia sahabat kami!”


Sukma : “ Kalian itu yang tengil! Kerjanya hanya
menindas saja...”
Preman 2 : “Hehh! Kami gak ada urusan sama kalian.”
Ari : “Kalau kalian berurusan dengan Aseng, berarti kalian
berurusan dengan kami”
Preman 3 : “Heh pikir! Apa untungnya kalian bela si China
itu. Udah numpang juga!”
Gilbert : “Emangnya ini tanah nenek moyang kalian.”
Preman 1 : “Sudah... Sudah... kita serbu saja mereka!”

(Suasana berkelahi antara preman dengan Ari dan Gilbert)


(Baju merah putih Ari pun jatuh. Ari dan salah satu preman
rebutan baju merah putih Ari)
Ari : “Jangan! Jangan!”
Preman 1 : “Ini baju kau itu haa?! Hahaha.”
Ari : “Ja… jangan!”
(Preman itupun merobek baju Ari tersebut)
Ari pun membalas pukulan para preman-preman tersebut.
Perkelahian sengit pun terjadi. Dan akhirnya preman-
preman tersebut menyerah kalah dan kabur
meningggalkan Ari.
(Ari menangis melihat bajunya yag
robek) Ari : “Bajuku! Baju
kebanggaanku!”
Ari pulang dengan raut wajah yang tidak bersemangat,
Kakak Ari terus memandangi Ari dari kejauhan sampai
akhirnya Ari masuk ke kamarnya.

Kakak Ari : “Adik...(mengetuk pintu). Adik kamu kenapa?


(mengetuk pintu lagi) Dik! Kamu itu laki laki tidak boleh
bersifat seperti ini. Kamu tidak mau menuruti kakak?” (Ari
membuka pintu)

Ari : “Ari sayang sama kakak.”

Kakak Ari : “Kamu kenapa?” (sambil melihat baju merah


putih Ari)

Ari : “Maafkan Ari kak. Tadi Ari berkelahi. Ari harus


membela Aseng, dia dikejar sekumpulan preman yang suka
menindas orang-orang nonpribumi.”

Kakak Ari : “Bukannya seharusnya kamu bangga melakukan


hal yang benar? Meski berkelahi bukan jalan satu satunya.”

Kakak Ari : “Apa karena baju ini juga kamu jadi sedih?”

Ari : “Kakak tau kan makna baju itu untuk Ari.”

Ari : “Tiga hari lagi Ari harus ikut lomba lari di sekolah.”

Kakak Ari : “Kamu tau kenyataannya kan?Apa tanpa baju


ini kamu harus meninggalkan cita cita kamu untuk
menjadi atlet lari.”

Keesokan harinya. Ari berkumpul dengat teman


temannya. Ari terlihat termenung dan berdiam diri. Di
saat itu pula kakak Ari berpikiran untuk menjahit baju
merah putih Ari.

Babak Ketiga :

HARI PERLOMBAAN TIBA

Di pagi hari

Ari terbangun dan melihat baju merah putih nya telah selesai
dijahit oleh kakak Ari. Di teras rumah Ari

Ari : “Kak…buat apa kakak susah susah menjahitkan


baju Ari? Ari kan jadi merepotkan kakak. Ari sudah
putuskan untuk tidak mengikuti perlombaan itu.”

Kakak Ari : “Kakak tidak merasa direpotkan kok. Sekarang


kakak harap kamu mandi, ganti baju dan segera pergi ke
sekolah dan ikuti perlombaan tersebut.”

Ari : “Tapi…Ari jadi merepotkan kakak.”

Kakak Ari : “Dek..Kakak berharap baju ini bisa


mengembalikan semangat kamu untuk mengikuti
perlombaan itu lagi. Jangan Cuma alm. ayah dan almh. ibu
saja yang kamu banggakan tapi kakak juga.”

Ari : “Baiklah kak...Ari siap siap dulu ya kak.” (Ari


berlari menuju sekolah dengan semangatnya)

Tiba di sekolah

Ari sampai di sekolah dengan terengah-engah.Suasana


sekolah masih sepi. Guru Ari : “Eh, Ari!”

Ari : “Eh, Bapak (sambil menyalam)”


Guru Ari : “Kamu sedang apa? Bukannya pertandingannya
masih tiga jam lagi?”

Ari : “Hahh!” (terkejut)

3. Klasifikasi protagonis melawan antagonis berdasarkan pada hakikat drama, yakni


konflik. Di dalam drama terdapat konflik utama atau mayor yang mana merupakan
penjabaran tema; dan konflik minor yang merupakan teknik karakterisasi, tuliskan
identifikasi konflik pada tabel berikut!

Datalah konflik drama di atas kemudian masukkan ke dalam format berikut!

1 protagonis & 1
Ari : “Woy! Mau apa kalian di sini?”
antagonis

Preman 1 : “Eh, jangan bodoh kau! Jangan sok jadi


pahlawan kau sama China tengil ini!”

Ari : “Kalau kalian berurusan dengan Aseng, berarti kalian


1 prota &
2/beberapa berurusan dengan kami”
antagonis

Preman 3 : “Heh pikir! Apa untungnya kalian bela si China


itu.
Udah numpang juga!” Gilbert : “Emangnya ini tanah
nenek moyang kalian.”

Preman 1 : “Sudah... Sudah... kita serbu saja mereka!”


Gilbert: “Dia sahabat kami!”

Sukma: “ Kalian itu yang tengil! Kerjanya hanya menindas


kelompok protagonis saja...”
& 1 antagonis
Preman 2 : “Hehh! Kami gak ada urusan sama kalian.”

Ari :“Woy! Mau apa kalian di sini?”

Preman 1 :“Eh, jangan bodoh kau! Jangan sok jadi pahlawan


kau sama China tengil ini!”

Gilbert :“Dia sahabat kami!”


kelompok protagonis
& kelompok Sukma :“ Kalian itu yang tengil! Kerjanya hanya menindas
antagonis saja...”

Preman 2 :“Hehh! Kami gak ada urusan sama kalian.”

Ari :“Kalau kalian berurusan dengan Aseng, berarti kalian

berurusan dengan kami”

4. Perankanlah salah satu tokoh dalam naskah drama yang dibaca sesuai dengan watak
tokoh tersebut !
5. Buatlah power point hasil dari identifikasi tersebut untuk dipresentasikan di depan
kelas dan kirim power point tersebut melalui email wibowo1967slamet@gmail.com!

Hidup adalah sebuah panggung sandiwara yang baru saja


dimulai, tabah dan sabar adalah kuncinya.

Anda mungkin juga menyukai