PENDAHULUAN
Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 18, Undang-Undang No. 33 Tahun
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung
potensi yang ada di daerah masing-masing. Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana
dikelola sendiri oleh pemerintahan daerah seperti, pajak daerah, retribusi daerah,
hasil perusahaan milik daerah, dan pengelolaan milik daerah yang dipisahkan dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Dana perimbangan adalah dana yang
1
2
dari dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Berdasarkan
UU No.25 tahun 1999 pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman dari sumber
dalam negeri atau sumber luar negeri dengan persetujuan pemerintah pusat untuk
daerah yang sah adalah hibah atau penerimaan dari daerah propinsi atau daerah
kabupaten atau kota lainnya, dan penerimaan lain sesuai dengan peraturan
baik yang digunakan untuk pembangunan daerah maupun yang digunakan untuk
sangat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi, sosial dan politik suatu daerah.
Pajak daerah adalah pajak-pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik yang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah Pajak Provinsi dan Pajak
Pajak Air Permukaan; dan Pajak Rokok. Jenis Pajak Kabupaten/Kota, terdiri
dan Perkotaan; dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
membiayai berbagai keperluan negara yang tidak mendapat balas jasa secara
banyaknya objek yang dimiliki adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Pajak
Kendaraaan Bermotor adalah pajak yang atas kepemilikan dan atau penguasaan
atau badan yang memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor, dan akan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomer 65 tahun
2001.
Kendaraan Bermotor (PKB) yang besar dan selalu meningkat setiap tahunnya.
Dikutip dari suaramerdeka.com (17 Oktober 2016) data tahun 2015 menyebutkan,
jumlah kendaraan bermotor semua jenis di Jawa Timur mencapai 15.674.115 unit.
4
Dari total kendaraan bermotor sebanyak itu, mayoritas adalah sepeda motor
dengan 13.827.790 unit dan sebanyak 82.173 unit di antaranya merupakan sepeda
motor berplat merah. Untuk jenis kendaraan lain diantaranya sedan dan sejenisnya
berjumlah 155.973 unit; jeep dengan 107.320 unit; station wagon dan sejenisnya
dengan 1.006.782 unit; bus dan microbus dengan 25.222 unit; truk, pickup, dan
sejenisnya dengan 549.246 unit; dan alat berat dengan 1.782 unit. Berdasar data
unit, sepeda motor sebanyak 6.500.000 unit. Dari jumlah tersebut, untuk
kendaraan roda 4 atau lebih, sekitar 12% sampai 12,5% diserap pasar di Jatim.
Roda dua bisa mencapai 17% dari total kendaraan yang dijual dan bisa diserap
pasar di Jawa Timur. Target Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahun 2011
Pajak Kendaraan Bermotor pada suatu provinsi didasarkan pada peraturan daerah,
Bermotor pada sebuah provinsi diatur dalam keputusan Gubernur tentang Pajak
Kendaraan Bermotor. Berdasar PERDA JATIM No. 9 Tahun 2010 tarif Pajak
Kendaraan Bermotor ditetapkan sebesar 1,5% secara progresif. Data dari Dinas
Pendapatan Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2016 sampai dengan 10 Maret
Bermotor (PKB) yang meningkat tiap tahunnya tidak lepas dari perkembangan
jumlah objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Semakin tinggi objek Pajak
terhadap pajak tersebut. Berdasarkan paparan diatas penulis dalam tugas akhir ini
mengambil tema tentang “Efektivitas Penerimaan Daerah Atas Objek dan Potensi
Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur
gambaran dan informasi tentang Efektivitas Penerimaan Daerah Atas Objek dan
Potensi Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya dan bagi Unit Pelaksana
yang dapat diperoleh mahasiswa adalah sebagai latihan untuk melatih diri dan
dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama duduk dibangku kuliah. Kedua,
manfaat yang dapat diperoleh bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
mahasiswa dalam memahami dan mempraktekkan ilmu yang telah didapat selama
belajar. Ketiga, manfaat bagi Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah
Ruang lingkup adalah suatu batasan yang memudahkan penulis agar tidak
terjadi pembahasan yang terlalu luas dan terarah dalam memecahkan masalah.
Data yang diambil oleh penulis adalah data sekunder tentang objek dan potensi
pajak kendaraan bermotor yang didukung oleh data berupa observasi. Serta
dilandasi dengan landasan teori yang mendukung data. Agar penulisan ini terarah
maka penulis membatasi studi lapang ini pada Efektivitas Penerimaan Daerah
Atas Objek Dan Potensi Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan
pengumpul data yang dilakukan secara teliti dan sistematis atas obyek yang
diteliti. Proses pencatatan pola prilaku subjek (orang), objek (benda) atau
secara lisan kepada subjek penelitian, data bersifat komplek, sensitif dan
dengan cara meminta data dari laporan-laporan dan catatan milik kantor yang