Anda di halaman 1dari 3

Jakarta - Semarang mengalami banjir rob parah beberapa hari lalu.

Peneliti pun buka suara terkait


dengan penyebab banjir di sana.

Pada 23 dan 24 Mei 2022, viral pemberitaan tentang rob yang menggenangi kawasan Pelabuhan
Tanjung Mas hingga perbatasan dengan pesisir Sayung, Demak dan juga di pesisir Pekalongan.

Tinggi genangan air di kawasan industri di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dilaporkan mencapai
pinggang orang dewasa atau sekitar 110 sentimeter.

Widodo S. Pranowo, peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan, pada Pusat Riset Iklim dan
Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional memberikan pendapatnya melalu beberapa pengecekan
data.

"Berdasarkan kompilasi data observasi dari berbagai sumber, maka penampakan tanggul yang jebol,
kemungkinan besar terjadi pada koordinat 6°56'39;47.51"S dan 110°25'9;59.16"E, atau kurang lebih di
sekitar PT. Pinnacle Apparels Semarang yang bagian belakangnya berbatasan langsung dengan tanggul,"
ujarnya.

Baca juga: Banjir Rob Berulang Tiap Tahun, Ahli: Moratorium Penggunaan Air Tanah

Mari mulai dari Laut Jawa yang memiliki karakter yang cukup unik. Laut Jawa sangat dipengaruhi oleh
angin monsun. Bulan Mei adalah masa akhir dari peralihan dari angin monsun barat (bergerak dari barat
menuju ke timur) menjadi angin monsun timur (bergerak dari timur menuju ke barat).

"Dalam Citra Satelit Himawari pada 22 Mei 2022 menampilkan awan bergelayut hampir menutupi di
sepanjang pesisir utara Jawa, tampak angin berhembus dari timur menuju ke barat. Begotu juga dengan
Citra Satelit Himawari pada 23 Mei 2022," jelasnya.

Angin tampak masih berhembus dari timur menuju ke barat. Kondisi hembusan angin tersebut
berpeluang menyeret elevasi muka laut di Laut Jawa di bagian timur yang diseret menuju ke barat.

"Sementara itu, ketika mengamati kondisi elevasi muka laut yang murni hanya dibangkitkan oleh gaya
pasang surut akibat gaya tarik rembulan dan matahari, maka elevasi muka laut tertinggi sebenarnya
terjadi pada tanggal 19 Mei 2022 pada pagi hari antara pukul 09.00 hingga 10.00 WIB dengan ketinggian
sekitar 1 meter," kata Anggota Advisory Board of Korea - Indonesia Marine Technology Cooperation
Research center (MTCRC) tersebut.
Sedangkan pada tanggal 22 Mei 2022, tambah Widodo, elevasi muka laut tertinggi hanyalah sekitar 0,88
meter dan terjadi pada siang tengah hari. Ini artinya elevasi muka air laut 12 sentimeter lebih rendah
daripada kondisi pada tanggal 19 Mei 2022.

Pada tanggal 23 Mei 2022 mendekati siang tengah hari, elevasi muka laut tingginya sekitar 0,76 meter,
kemudian pada tanggal 24 Mei 2022 mendekati siang tengah hari, elevasi muka laut tingginya sekitar
0,67 meter.

"Justru yang menarik adalah ketika dilakukan analisis secara kopling, yakni dugaan adanya akumulasi
atau penumpukan elevasi muka laut akibat seretan angin dan gaya pasang surut, maka elevasi paling
tinggi justru terjadi sekitar tanggal 23 Mei 2022, baik di stasiun pengamatan di Semarang dan
Pekalongan maupun di Rembang," dia menjelaskan.

Gradien elevasi muka laut pada tanggal 23 Mei 2022 tersebutlah yang diduga memiliki peluang
menciptakan debit aliran yang banyak dan kuat dari arah laut menuju ke darat.

"Debit aliran massa air ini, ada yang overtopping atau melimpas/mengalir membanjiri darat melewati
bagian atas tanggul, dan ada juga yang alirannya menjebol tanggul seperti yang terjadi di belakang PT.
Pinnacle Apparels

Semarang," ujar dia.

Namun, Widodo mengatakan bahwa kondisi cuaca ekstrim ini masih sekedar dugaan awal saja sebagai
penyebab terjadinya rob di Semarang dan sekitarnya.

"Diperlukan studi yang lebih komprehensif menggunakan data yang lebih panjang waktu akuisinya,
ditambah dengan data dinamika muka tanah, dan mempertimbangkan adanya pengaruh dari
telekoneksi atau pengaruh jarak jauh dari interaksi antara laut dan atmosfer yang terjadi di Samudera
Hindia, termasuk pengaruh dari monsun Asia dan Australia terhadap kondisi di Laut Jawa dan
sekitarnya," kata dia.

Baca artikel detikTravel, "Dugaan Peneliti, Ini Penyebab Banjir Rob di Semarang" selengkapnya
https://travel.detik.com/travel-news/d-6097197/dugaan-peneliti-ini-penyebab-banjir-rob-di-semarang.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Anda mungkin juga menyukai