net/publication/327423950
CITATIONS READS
0 2,406
2 authors, including:
Retnowati WD Tuti
Universitas Muhammadiyah Jakarta
24 PUBLICATIONS 8 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Retnowati WD Tuti on 04 September 2018.
Abstract
More community members who choose Outpatient services rather than services Hospitalization,
when medically still possible. Because Inpatient services cost more, Wakyu and power.
Outpatient treatment is a fundamental activity for health care institutions. No exception for
Women's and Children's Hospital Medical Prima Tangerang. Outpatient treatment is important
because not every customer is able to access inpatient services. Besides, the capacity of which is
owned inpatient hospital usually very limited / fact is what motivates research into this issue
outpatient care. The study was conducted with a qualitative approach, while the data collection
techniques using interviews, observation and documentation and study. The results of this study
to describe that quality of Outpatient Services implemented Mother and Child Hospital Medical
Tangerang Prima pretty good.
Keywords: Quality, Service, Hospital
PENDAHULUAN
Latar Masalah
Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhanpokok bagi masyarakat.Rumah sakit
sebagai institusi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan mengalami perubahan. . Pada awal
perkembangannya, rumah sakit adalah lembaga yang berfungsi sebagai pelayanan sosial, tetapi
dengan adanya rumah sakit swasta, menjadikan rumah sakit lebih mengacu sebagai industri yang
bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dengan melakukan pengelolaan yang berdasarkan pada
manajemen badan usaha. Rumah Sakit Ibu dan Anak Prima Medika Tangerang merupakan salah
satu rumah sakit swasta yang melayani dan menampung rujukan dari Puskesmas. Rumah Sakit Ibu
dan Anak (RSIA) Prima Medika Tangerang merasakan persoalan yang sama dengan rumah sakit
lain yaitu persaingan yang ketat.
Menurut Undang-undang RI No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik pasal 15,
pelayanan berkualitas meliputi:
a) Kesederhanaan
b) Kejelasan
c) Kepastian dan tepat waktu
d) Akurasi
e) Tidak diskriminatif
f) Bertanggung jawab
g) Kelengkapan sarana dan prasarana
h) Kemudahan akses
i) Kejujuran
j) Kecermatan
k) Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan
l) Keamanan dan kenyamanan.
Disisi lain, UU No.25 Tahun 2009 pasal 17 juga mewajibkan penerapan standar pelayanan
sekurang-kurangnya meliputi:
a) Dasar hukum
b) Persyaratan
c) Prosedur pelayanan
d) Waktu penyelesaian
e) Biaya penyelesaian
f) Produk pelayanan
g) Sarana dan prasarana
h) Kompetensi petugas pemberi pelayanan
i) Pengawasan intern
j) Penanganan pengaduan, saran dan masukan
k) Jaminan pelayanan.
Rumah sakit Ibu dan Anak (RSIA) Prima Medika terletak di daerah Pondok Ranji Ciputat
berdiri sejak tahun 1978, semula statusnya pada waktu itu masih Klinik Bersalin,Seiring
berjalannya waktu Klinik Bersalin Prima Medika, mengalami perubahan secara bertahap menjadi
Rumah Bersalin, Rumah Sakit Bersalin, dan kini akhirnya menjadi Rumah Sakit Ibu Dan
Anak.Hanya saja yang menjadi permasalahan adalah pelayanan rawat jalan yang dinilai kurang
memuaskan pelanggan dan juga kurangnya ruangan perawatan, dikarenakan masih terbatasnya
tempat untuk rawat inapPelayanan pelanggan menjadi perhatian yang sangat serius, Meningkatnya
kepentingan tentang kepuasan pelanggan sangat berkaitan dengan kualitas layanan yang diberikan
oleh suatu perusahaan.
Berdasarkan uraian latar permasalahan diatas, untuk dapat meneliti lebih dalam dari segi
sudut pandang kualitas pelayanan, maka penulis merasa tertarik untuk mengajukan skripsi dengan
judul “Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) PRIMA
MEDIKA Tangerang”.
Pokok Masalah penelitian ini adalahBagaimana kualitas pelayanan rawat jalan di Rumah
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) PRIMA MEDIKA Tangerang ?sedangkantujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui deskripsi Kualitas P rawat Jalan di Rumah sakit Ibu dan anak (RSIA) PRIMA
MEDIKA.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Sebagai referensi untuk mempelajari masalah pelayanan khususnya tentang bagaimana
mempertahankan pelanggan dan meningkatkan kualitas pelayanan di bidang jasa untuk
memuaskan pelanggan.
b. Bagi Perusahaan; Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan yang berguna
juga dapat diterapkan dalam perusahaan untuk memperbaiki kualitas pelayanan rawat jalan
yang ada. Terutama dalam memecahkan masalah yang terkait dengan pelayanan terhadap
pelanggan.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini merupakan salah satu implementasi dari teori pelayanan publik,
khususnyamengungkap pendapat Joko Widodo.
LANDASAN TEORI
1. Definisi Barang dan Karakteristik Jasa
Dalam buku Total Quality Service, Fandy Tjiptono (2005: 22) dikatakan bahwa pelayanan
dapat berupa produk barang atau jasa. Bila ditinjau dari aspek berwujud tidaknya, produk dapat
diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama:
a. Barang
Barang merupakan hasil atau keluaran (out put) berwujud fisik (tangible) dari proses
transformasi sumber daya, sehingga bisa dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan,
dipindahkan dan mendapat perlakuan fisik lainnya. Di tinjau dari aspek daya tahannya,
terdapat 2 (dua) macam barang yaitu:
1) Barang tidak tahan lama (non durable goods)
Yaitu barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
pemakaian, contohnya seperti makanan dan minuman yang selama ini kita konsumsi.
b. Karakteristik Jasa
Jasa (Service) adalah aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak
lain yang pada dasarnya tidak berwujut dan tidak menghasilkan kepemilikan
apapun.Produknya mungkin terikat atau tidak pada produk fisik (Kotler, 1996: 467).
2. Definisi Pelayanan
Menurut Devrye (1994:8) dalam Wiryatmi (Disertasi, 2004), terminologi pelayanan berasal
dari kata service, yang mengandung dua pengertian di dalamnya, yakni …..the attendance of an
inferior upon a superior atau to be useful.Pengertian pertama mengandung unsur ikut serta atau
tunduk dan pengertian kedua mengandung suatu kebermanfaatan atau kegunaan. Pengertian kedua
tersebut sejalan dengan pendapat Davidow Uttal yang memberi pengertian lebih luas, yaitu “ what
ever enhances customer satisfaction.Dengan demikian, dikatakan bahwa pelayanan merupakan
suatu usaha untuk mempertinggi kepuasan pelanggan.Kottler dalam Fandy Tjiptono (2000),
pelayanan adalah setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang
pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu. Produksi jasa dapat berhubungan dengan produk baik fisik maupun bukan fisik. Dengan
karakteristik jasa seperti di atas maka bagi konsumen akan menimbulkan kesulitan yang lebih besar
dalam mengevaluasi kualitas jasa (service quality) dibanding kualitas barang (good
quality).Kualitas merupakan sesuatu yang harus diperhatikan perusahaan dalam menjual
produknya.Oleh sebab itu, penjualan sangat berpengaruh pada perusahaan untuk meraih keunggulan
yang berkesinambungan baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh
dan berkembang.
Sementara itu, Wiryatmi (2004:33) mengungkapkan bahwa terminologi publik sering
diartikan sebagai sekelompok masyarakat.Masyarakat itu sendiri dapat dipandang dari berbagai
pengertian. Frederickson (1997: 21) mengungkapkan pengertian publik dari bahasa Yunani, yakni :
“……the public as a political community the polis-in which all citizens (that is adult males and
nonslaves) participated”, artinya, publik merupakan suatu masyarakat polis dan semua penduduk
berpartisipasi di dalamnya.
Dalam perkembangannya, pengertian tentang publik dalam Administrasi Publik sangat berpengaruh
terhadap pemahaman dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Publik disini terbagi menjadi 5
(lima) perspektif:
1) Publik sebagai kelompok minat (perspektif pluralis). Publik dari perspektif pluralis yang
mengartikan sebagai masyarakat secara luas, yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuannya
2) Publik sebagai pemilik rasional (perspektif pilihan publik/Public Choice). Publik adalah
masyarakat yang mempunyai minat tertentu dalam memenuhi kebutuhannya dan
menekankan pada kemanfaatan yang positif. Masyarakat mempunyai kebebasan bertindak
untuk memenuhi kebutuhannya secara rasional
3) Publik seperti direpresentasikan (perspektif legislative). Publik disini bertindak melalui
perwakilan.Masyarakat mempercayai wakilnya untuk mengakomodasi kepentingannya.oleh
karena itu legitimasi penyelenggara pelayanan sangat kuat dan mempunyai kebebasan yang
sangat luas
4) Publik sebagai pelanggan (perspektif penyedia pelayanan). Satu perspektif yang paling
menarik dari publik adalah pelanggan.Pelanggan sebagai individu dan kelompok yang
dilayani oleh birokrat. Contoh: anak-anak sekolah, adalah pelanggan dari guru dan kepala
sekolah; Korban kejahatan pelanggan dari polisi; Pasien atau orang cacat, baik secara fisik
maupun emosional, adalah pelanggan profesional medis dalam agen kesehatan publik.
Semua penduduk dalam waktu yang sama adalah pelanggan Pemerintah. Oleh karena itu,
masyarakat adalah pelangganThe Internal Revenue Service. Birokrat operasional (pegawai
negeri) diharapkan memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan
kemampuan, pendidikan, pengetahuan dan pengamanan terbaik untuk masyarakat sebagai
pelanggan
5) Publik sebagai citizen. Konsep citizenship terikat erat dengan Administrasi Publik. Pada era
reformasi membutuhkan pelayan publik yang berpendidikan dan terpilih berdasarkan
manfaat, juga membutuhkan penduduk yang aktif. Tekanannya pada partisipasi penduduk
dalam pengambilan keputusan sebagai bentuk utama dari administrasi demokratis.Kelima
perspektif ini dalam praktek pelayanan publik dilakukan secara bervariasi dan tergantung
dari perkembangan politik dan kemampuan masyarakat setempat.
Terminologi pelayanan dan publik di atas, memberikan dasar pengertian terhadap pelayanan
publik. Pelayanan publik yang didefinisikan oleh Roth (1987) sebagai “any services available to the
public whether provided publicly (as is a museum) or privately (as is a restaurant meal)”, Any
services yang diungkapkan oleh Roth berkaitan dengan barang dan jasa dalam pelayanan.
Pelayanan publik yang dimaksud adalah segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
suatu organisasi atau individu dalam bentuk barang atau jasa kepada masyarakat, baik secara
individu maupun kelompok atau organisasi.
Dalam pelayanan publik pada umumnya pemerintah melakukan pengaturan terhadap barang
publik ataupun barang setengah publik. Sejalan dengan karakteristik barang di atas, kegiatan
pelayanan publik dikatakan oleh Londsdale & Enyedi (1991: 3 dalam Wiryatmi, 2007: 34) sebagai
“something made available to the whole of population, and it involves things which people can not
provide for them selves, i.e. people must act collectively”. Pengertian ini memberikan ciri bahwa
setiap orang tidak dapat menyediakan kebutuhannya sendiri melainkan harus disediakan secara
berkelompok.
Sementara itu dalam konteks Administrasi Publik, kriteria pelayanan publik menurut Stahl
(1984) sebagaimana dikutip oleh Zauhar (1996) adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan yang diberikan oleh Administrasi Publik lebih bersifat urgen atau lebih mendesak
daripada yang dilaksanakan oleh privat
b. Pelayanan yang ditangani oleh Administrasi Publik pada umumnya bersifat monopoli atau
semi monopoli
c. Kegiatan Administrasi Publik terkait dengan hokum
d. Perbuatan Administrasi Publik berada di bawah pengamatan masyarakat
e. Pelayanan publik yang diberikan oleh Administrasi Publik tidak terkait harga pasar.
Karakteristik tersebut di atas menggambarkan bahwa kegiatan pelayanan publik harus
dilaksanakan dengan sebaik mungkin sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap
masyarakat yang dilayani.
pelayanan (service) adalah kegiatan yang dapat diidentifikasikan dan tidak berwujud dan
merupakan tujuan penting dari suatu rencana transaksi, guna memberikan kepuasan kepada
konsumen.
Budiono, (1999:60) pengertian pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain
dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar tercipta
kepuasan dan keberhasilan. Selanjutnya Gronroos, (1990:27) dalam Ratminto dan Winarsih
(2006:p.2) memberikan definisi pelayanan lebih rinci, sebagaimana yang dikutip di bawah
ini:“pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak
dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau
hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi layanan yang dimaksudkan untuk
memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan”.
Berdasarkan definisi yang telah disebutkan oleh beberapa ahli diatas, dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa pelayanan memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yaitu bersifat tidak kasat mata
(tidak dapat diraba) tetapi dapat dirasakan, pelayanan melibatkan adanya dari upaya orang lain.
Dalam pengertian bahwa orang lain itu adalah karyawan atau pegawai yang ditugaskan untuk
melayani masyarakat. Selain melibatkan upaya manusia atau karyawan dari instansi atau organisasi
yang menyediakan jasa pelayanan, pelayanan juga melibatkan peralatan yang disediakan untuk
menunjang berhasil atau berjalannya proses pelayanan.
Pelayanan prima menurut Suyetty dan gita kurniawan (2000:34) adalah:
a) Upaya maksimum yang mampu diberikan oleh perusahaan jasa pelayanan dalam rangka
memenuhi kebutuhan pelanggannya untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu.
b) Memberikan pelayanan secara prima (unggul) kepada para pelanggan dengan tujuan
memenangkan persaingan, karena pelayanan prima adalah faktor utama keberhasilan usaha
jasa pelayanan.
dikehendaki pasien), kualitas professional (yang berkaitan apakah pelayanan yang diberikan
memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan yng didiagnosa oleh para professional), dan kualitas
manajemen (yang berkaitan dengan apakah jasa yang diberikan dilakukan tanpa pemborosan
dan kesalahan, pada harga yang terjangkau, dan memenuhi peraturan-peraturan resmi dan
peraturan lainnya).
Menurut Zeithaml dan Berry (1988) yang dikutip oleh Tjiptono (2005) mengemukakan
ada 5 (lima) dimensi yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan yaitu (1) keandalan,
(2) daya tanggap, (3) jaminan, (4) empati, (5) bukti fisik.Menurut Tjiptono, (2000) dalam
perusahaan jasa banyak elemen yang mempengaruhi, seperti sistem internal organisasi,
lingkungan fisik, kontak personal, iklan, komentar dari mulut ke mulut, dan
sebagainya.Menurut Hanjon dkk (2000) mengemukakan ada 7 (tujuh) dimensi kualitas dalam
pelayanan kesehatan, yaitu (1) jaminan, (2) empati, (3) kehandalan, (4) daya tanggap, (5)
tampilan fisik, (6) pelayanan medis, dan (7) profesionalisme.Joko Widodo (2001:275),
memberikan kriteria pelayanan publik yang baik sebagai berikut:
a. Kesederhanaan, meliputi;
1) Tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah,
2) Cepat dan tepat
3) Tidak berbelit-belit,
4) Mudah dipahami, dan
5) Mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.
b. Kejelasan dan Kepastian, yaitu;
1) Adanya kejelasan dan kepastian mengenai prosedur (tata cara pelayanan),
2) Persyaratan pelayanan baik tekhnis maupun administratif,
3) Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang atau bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan,
4) Rincian biaya (tarif pelayanan) dan tata cara pembayaran, serta jadwal waktu
penyelesaian pelayanan.
c. Keamanan, meliputi;
1) Proses hasil pelayanan dapat memberikan keamanan,
2) Kenyamanan, dan
3) Dapat memberikan kepastian hukum kepada masyarakat.
d. Keterbukaan, dimana wajib diinformasikan secara terbuka supaya mudah diketahui dan
dipahami oleh masyarakat, baik di minta maupun tidak di minta hal berikut:
1) Prosedur (tata cara persyaratan),
Metode penelitian merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk meneliti dan menemukan
kebenaran.
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam rangka pengumpulan data-data untuk keperluan pengambilan kesimpulan maka lokasi
penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Prima Medika yang beralamat di jalan
WR. Supratman No. 69 pondok Ranji kecamatan Ciputat Tangerang Banten. Adapun waktu
penelitian ini dilakukan pada bulan desember 2011, sampai dengan bulan februari 2012.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian Kualitatif
Dalam penyusunan skripsi ini jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif.
penjelasan yang disampaikan sudah singkat dan jelas. Sehingga dapat dimengerti oleh
pasien rawat jalan tersebut...” (KR)
e. Hasil wawancara dengan ke 10 (sepuluh) responden diperoleh informasi mengenai
persyaratan yang mudah dilaksanakan oleh pasien rawat jalan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Prima Medika Tangerang, bahwa pada dasarnya:“...Persyaratan yang diminta cukup
mudah, karena pada saat mendaftar atau registrasi pasien hanya menyerahkan KTP
kepada bagian loket untuk kelengkapan datanya...” (KR)
2. Kejelasan dan Kepastian
a. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ke 10 (sepuluh) responden mengenai prosedur
pelayanan yang diterapkan terhadap kebutuhan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Prima Medika Tangerang, diperoleh informasi bahwa pada dasarnya:“...Sudah
cukup bagus dan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur pelayanan yang ada...” (KR)
b. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 (sepuluh) responden diperoleh informasi
tentang persyaratan pelayanan yang diperlukan baik secara teknis maupun administratif
pada pasien rawat jalan di RSIA Prima Medika Tangerang bahwa pada
dasarnya:“...Supaya dapat memenuhi rasa keadilan bagi kedua belah pihak antara
pengguna jasa dan pemberi jasa...” (KR)
c. Berdasarkan hasil wawancara dengan ke 10 (sepuluh) responden diperoleh informasi
tentang unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan di RSIA Prima Medika Tangerang bahwa pada
dasarnya:“...Secara keseluruhan harus ada yang bertanggung jawab sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing...” (KR)
d. Berdasarkan hasil wawancara dengan ke 10 (sepuluh) responden diperoleh informasi
tentang rincian biaya (tarif pelayanan) diberitahukan terlebih dahulu kepada pasien di
RSIA Prima Medika Tangerang bahwa pada dasarnya:“...Pilihan harus diberikan kepada
pasien, jika nantinya tidak mampu atau merasa keberatan maka akan di rujuk...” (KR)
3. Keamanan
a. Berdasarkan hasil wawancara dengan ke 10 (sepuluh) responden diperoleh informasi
tentang hasil pelayanan yang diberikan pada pasien rawat jalan di RSIA Prima Medika
Tangerang bahwa pada dasarnya:“...Untuk mengetahui hal tersebut pihak manajemen
membuat kotak saran dan lembar angket untuk diisi oleh pasien...” (KR)
b. Berdasarkan hasil wawancara dengan ke 10 (sepuluh) responden diperoleh informasi
tentang kenyamanan pada pasien rawat jalan di RSIA Prima Medika Tangerang bahwa
waktu penyelesaian / tarif yang berkaitan dengan pelayanan ” semua informan sudah merasakan
adanya keterbukaan antara pasien dan pihak rumah sakit
Efisiensi
Menurut penulis efisiensi dalam memberikan pelayanan dari awal registrasi sampai
pembayaran yang diterapkan dirumah sakit tersebut sudah sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
Ekonomis
Menurut peneliti hal ini sudah sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar, ketika pihak rumah
sakit menetapkan tarif untuk berobat pasti akan melakukan survei terlebih dahulu dalam
penetapan tarif sehingga tidak terlalu mahal di nilai oleh masyarakat sekitar.
Keadilan yang Merata
Menurut peneliti bahwa rumah sakit ibu dan anak Prima Medika sudah melakukan
pelayanan sesuai dengan prosedur yang ada tanpa membeda bedakan suku, budaya dan tingkat
ekonomi masyarakat, semuanya akan mendapatkan pelayanan yang sama.
Ketepatan Waktu
Berdasarkan observasi di lapangan mengenai ketepatan waktu, diperoleh bahwa jam
kedatangan dokter yang praktek memang belum bisa di katakan tepat waktu, karena dokter yang
bertugas sering datang terlambat.
Kriteria Kuantitatif
Berdasarkan observasi yang dilakukan diketahui bahwa jumlah masyarakat yang meminta
pelayanan dari hari ke hari menunjukkan adanya peningkatan, lamanya waktu dalam
memberikan pelayanan juga standar, selain itu penggunaan perangkat modern sudah ada sebagai
penunjang untuk mempercepat dan mempermudah dalam pelayanan,
DAFTAR PUSTAKA
Atep, Adya, Barata, 2006. Dasar-dasar pelayanan prima, Jakarta:Elex Media Komputindo.
Batinggi, Ahmad dan Badu Ahmad, 2008. Manajemen Pelayanan Umum, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Farouk, Muhammad dan Djaali, 2005. Metodologi Penelitian Sosial, Edisi Revisi, Jakarta: PTIK
Press & Restu Agung.
H.A.S Moenir, 2008. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara
Hasibuan, S.P, Malayu, 2005. Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara.
Idrus, Muhammad, 2007. Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatif dan kuantitatif,
UII Press.
Moenir H. A. S, 2002. Manajemen Pelayanan Umum di indonesia, Jakarta: Bumi Aksara.
Mubarok, Iqbal, Wahit, 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas1, Jakarta: CV Sagung Sena.
Moleong, J. Lexy, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Edisi Revisi, PT. Remaja
Rosda Karya.
Nasution, Nor. 2005. Total Quality management, Bogor: Ghalia Indonesia.
Rahmayanty, Nina, 2010. Manajemen Pelayanan Prima, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ratminto dan Atik Septi winarsih, 2006. Manajemen Pelayanan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Roth.G, 1987.The Private Provision of Public Services in Developping Countries.EDI Series in
Economyc Development Published for the World Bank. New York :Oxford University
Press.
Sugiono, 2005. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.
Sampara, lukman, 2001. Pengembangan Pelaksanaan pelayanan Prima, Jakarta: LAN
Tjiptono, Fandy, 2005. Prinsip-prinsip Total Quality Service, Yogyakarta:Edisi V, ANDI.
Tjiptono, Fandy, G. Chandra and D. Adriana, 2009. Pemasaran strategik,Jakarta:
Zauhar Soesilo,1996.Reformasi Administrasi : Konsep, Dimensi dan Strategi, penerbit Bumi
Aksara, Jakarta
Dokumen
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.81 / MENKES / SK / 1 / 2004” Tentang Pedoman Penyusunan
SDM Kesehatan di Tingkat Provinsi Kab / Kota serta Rumah Sakit”, 2004.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.741 / MENKES / PER / VII / 2008” Tentang Standart
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten / Kota”, 2008.
RSIA Prima Medika Tangerang, 2011, “Laporan Tahunan Rumah Sakit” Tangerang, Prima Medika.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor.25 tahun 2009” Tentang Pelayanan Publik”, 2009.