RPS 10
PENGEMBANGAN SDM
NAMA KELOMPOK 1 :
Sumber Daya Manusia atau Karyawan merupakan aset yang paling berharga dan benar-
benar merupakan tulang punggung suatu perusahaan. Setiap karyawan memiliki peranannya
tersendiri dalam berkontribusi terhadap keberhasilan ataupun kegagalan organisasinya. Tanpa
Karyawan dalam suatu perusahaan, bahkan mesin terbaik dengan teknologi terbaru dan
tercanggih pun tidak akan berfungsi. Oleh karena itu, setiap individu yang berada didalam
perusahaan merupakan sumber daya sangat penting yang harus dihargai, dipelihara serta
dipertahankan. Karena karyawan adalah sumber daya yang sangat penting atau dapat dikatakan
sebagai sumber daya yang sangat vital bagi suatu organisasi atau perusahaan, Manajemen pada
suatu organisasi ataupun pemilik perusahaan harus menginvestasikan waktu dan sumber daya
mereka dalam pelatihan dan pengembangan tenaga kerja atau karyawan yang dimilikinya agar
menjadi sumber daya manusia yang diperlukan di kemudian hari.
Sumber Daya Manusia (SDM) atau Karyawan harus dikembangkan dan dipersiapkan
untuk menghadapi situasi dan tantangan di masa mendatang bahkan untuk menghadapi situasi
terburuk sekalipun. Jadi pada dasarnya, Pengembangan Sumber Daya Manusia atau Human
Resources Development dapat didefinisikan sebagai inisiatif bersama antara pekerja dan pemberi
kerja (atau manajemen perusahaan) untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan individu
yang ada. Pengembangan SDM sangat penting bagi organisasi/perusahaan dan juga bagi
karyawan yang bersangkutan. Karyawan perlu mengikuti perkembangan terbaru dalam industri
untuk dapat bertahan dari persaingan yang ketat. Sedangkan perusahaan memerlukan sumber
daya manusia yang terampil dan memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasinya. Pengembangan SDM membantu mengembangkan dan memelihara karyawan agar
mereka menjadi sumber daya yang andal dan pada akhirnya bermanfaat bagi organisasi atau
perusahaan.
Karyawan juga akan mengembangkan rasa keterikatan terhadap perusahaan sebagai hasil
dari kegiatan pengembangan SDM ini. Pengembangan SDM ini tidak hanya terbatas pada tugas
tertentu, tetapi bertujuan untuk meningkatkan kepribadian dan sikap mereka untuk pertumbuhan
menyeluruh yang akan membantu mereka menghadapi tantangan di masa depan. Ini mengubah
pola pikir karyawan dan membuat mereka lebih menantang atau bersaing. Organisasi atau
perusahaan harus mendorong karyawannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan
karyawan. Demikian juga Karyawan juga harus menganggap serius setiap kegiatan peningkatan
keterampilan atau aktivitas pengembangan SDM yang diselenggarakan oleh perusahaan.
2. Ketepatan menguraikan langkah-langkah dalam menyusun program pelatihan dan
pengembangan SDM
Langkah-Langkah Dalam Menyusun Program Pelatihan Dan Pengembangan SDM.
Menyusun sebuah program pelatihan kepada karyawan memang tidak semudah yang
dibayangkan. Ada berbagai macam pertimbangan yang sering dilakukan sebelum memutuskan
semua jenis kebutuhan ini. Pada dasarnya perusahaan bisa bekerja sama dengan pihak dari luar
perusahaan atau menetapkan semua cara menyususn rencana pelatihan secara mandiri.
Berikut ini adalah beberapa pedoman cara menyusun rencana pelatihan untuk sebuah organisasi
atau perusahaan.
Menurut (Gomes:2003:204) terdapat paling kurang tiga tahapan utama dalam pelatihan dan
pengembangan, yakni:
1. Penentuan kebutuhan pelatihan (assessing training needs) adalah penentuan kebutuhan
pelatihan ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna
mengetahui dan atau menentukan apakah perlu atau tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut.
Dalam tahapan ini terdapat tiga macam kebutuhan akan pelatihan yaitu:
a). General treatment need, yaitu penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua pegawai dalam suatu
klasifikasi pekerjaan tanpa memperhatikan data mengenai kinerja dari seseorang pegawai
tertentu.
b). Oversable performance discrepancies, yaitu jenis penilaian kebutuhan pelatihan yang
didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai permasalahan, wawancara, daftar
pertanyaan, dan evaluasi/penilaian kinerja, dan dengan cara meminta para pekerja untuk
mengawasi sendiri hasil kerjanya sendiri.
c). Future human resources neeeds, yaitu jenis keperluan pelatihan ini tidak berkaitan dengan
ketidak sesuaian kinerja, tetapi Iebih berkaitan dengan sumberdaya manusia untuk waktu yang
akan datang.
2. Mendesain program pelatihan (desaigning a training program)
Sebenarnya persoalan performansi bisa disiatasi melalui perubahan dalam system feedback,
seleksi atau imbalan, dan juga melalui pelatihan. Atau akan Iebih mudah dengan melakukan
pemecatan terhadap pegawai selama masa percobaannya.
Jika pelatihan merupakan Solusi terbaik maka para manajer atau supervisor harus memutuskan
program pelatihan yang tepat yang bagaimana yang harus dijalankan. Ada dua metode dan
pririsip bagi pelatihan:
a. Metode pelatihan.
Metode peIathan yang tepat tergantung kepada tujuannya. Tujuan atau sasaran pelatihan yang
berbeda akan berakibat pemakaian metode yang berheda pula.
b. Prinsip umum bagi metode pelatihan
Terlepas dari berhagai metode yang ada, apapun bentuk metode yang dipilh, metode tersebut
harus rnemenuhi prinsip-prinip seperti: 1 .Memotivasi para peserta pelatihan. 2. Memperlihatkan
ketrampilan-ketrampilan. 3. Harus konsisten dangan isi pelatihan. 4.Peserta berpartisipasi aktif.
5. Memberikan kesempatan untuk perluasan ketrampilan. 6. Memberikan feedback. 7.
Mendorong dari hasil pelatihan ke pekerjaan. 8. Harus efektif dari segi biaya.
3. Evaluasi efektifitas program (evaluating training program effectivenees).
Supaya efektif, pelatihan haru merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasalahan organisasi,
yakni bahwa pelatihan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan keterampilan.
Untuk meningkatkan usaha belajarnya,para pekerja harus menyadari perlunya perolhean
informasi baru atau mempelajari keterampilan-keterampilan baru, dan keinginan untuk belajar
harus dipertahankan. Apa saja standar kinerja yang telah ditetapkan, sang pegawai tidak harus
dikecewakan oleh pelatih yang menuntut terlalu banyak atau terlalau sedikit.
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menguji apakah pelatihan tersebut efektif di dalam
mencapai sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan.
Menurut (Dessler:2004:217). Program pelatihan terdiri dari lima langkah:
Pertama:
Langkah analisis kebutuhan, yaitu mengetahui keterampilan kerja spesifik yang dibutuhkan,
menganalisa keterampilan dan kebutuhan calon yang akan dilatih, dan mengembangkan
pengetahuan khusus yang terukur serta tujuan perestasi.
Kedua:
Merancang instruksi, untuk memutuskan, menyusun, dan menghasilkan isi program pelatihan,
termasuk buku kerja, latihan dan aktivitas.
Ketiga:
lagkah validasi, yaitu program pelatihan dengan menyajiakn kepada beberapa orang yang bisa
mewakili.
Keempat:
menerapkan program itu, yaitu melatih karyawan yang ditargetkan.
Kelima:
Langkah evaluasi dan tindak lanjut, dimana manejemen menilai keberhasilan atau kegagalan
program ini.
Cara menyusun rencana pelatihan tidak bisa dibuat dengan cara yang spontan.
Ide-ide mengenai jenis pelatihan, cara pelatihan dan metode pelatihan membutuhkan keputusan
yang kuat. Hal ini dilakukan agar sebuah pelatihan menjadi tepat sasaran dan tidak hanya
menghabiskan biaya saja. Mengenai tempat pelatihan sebaiknya perusahaan bisa menentukan
dengan cara paling bijak.
Waktu dan tempat pelatihan hendaknya harus ditentukan dengan prosedur yang tepat sehingga
tidak mengganggu kinerja karyawan