Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Hadyan Fadhlika

NPM : 2006587045
Mata Kuliah : Kapita Selekta Sastra
Dosen Mata Kuliah : Ibnu Wahyudi

Pergundikan dan Pernyaian

Batavia yang pada masa pemerintahan kolonial Belanda menjadi kota terjadinya
peperangan dan kemiskinan, ternyata juga menjadi tempat banyaknya praktik pergundikan1 atau
pernyaian2. Pada saat Herman William Dandels tiba pada tahun 1808, dia terkejut ketika
menemukan banyak pejabat maupun tentara Belanda yang melakukan praktik tersebut. Dandels
merasa praktik pergundikan menunjukkan adanya kekurangan moral dan semangat di antara
pejabat dan tentaranya yang dapat berakibat kepada tugas mereka dalam menjaga Batavia dari
serangan Inggris. Namun demikian, itulah kenyataan Batavia di awal abad 19. Reggie Baay,
orang Belanda yang menulis buku berjudul “Nyai & Pergundikan di Hindia Belanda”,
mengatakan bahwa setidaknya pejabat Belanda pada waktu itu memiliki dua hal: Nyai dan budak
yang melayani kebutuhan tuan pejabatnya.
Dandels memutuskan untuk mengambil beberapa langkah penanganan, di mulai dengan
mendatangkan banyak orang Eropa ke Hindia Belanda, membuka pendaftaran untuk tentara,
serta memberikan pengakuan secara hukum untuk anak-anak Eurasia hasil kawin campur.
Namun di antara langkah-langkah yang dilakukannya itu, tidak semuanya berhasil. Orang-orang
Eropa yang didatangkan justru banyak yang sakit dipelayaran menuju Hindia Belanda serta
tentara yang mendaftar justru banyak dari kalangan orang “Indo”. Sementara itu, langkah untuk
mengakui anak-anak hasil kawin campur tersebut secara hukum dapat dikatakan berhasil.
Langkah ini juga dilanjutkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda berikutnya, yaitu
Raffles3. Di masa kepemimpinannya, Raffles melarang praktik pernyaian karena baginya serta
orang-orang Inggris yang masih memiliki landasan moral yang konservatif, praktik seperti

1
Menurut KBBI, arti kata gundik adalah ‘(1) istri tidak resmi; selir; (2) perempuan piaraan (bini gelap)’
2
Menurut KBBI, arti kata nyai adalah ‘(1) panggilan untuk orang perempuan yang belum atau sudah kawin; (2)
panggilan untuk orang perempuan yang usianya lebih tua daripada orang yang memanggil; (3) gundik orang asing
(terutama orang Eropa)’
3
Saat itu Hindia Belanda jatuh ke tangan Inggris, dan Thomas Stamford Raffles diangkat menjadi gubernur jenderal
pada tahun 1811.
demikian adalah sebuah aib. Namun tetap saja, meskipun ada peraturan yang dibuat, praktik
pergundikan tetap masih dilakukan oleh segelintir orang.

Tulisan ini merupakan saduran dari artikel yang ditulis oleh Muhammad Subarkah dan dimuat
di situs web Republika pada tanggal 3 Mei 2020 dengan judul “Kisah Gundik dan Nyai Di
Batavia” melalui tautan https://republika.co.id/berita/q9qtdc385/kisah-gundik-dan-nyai-di-
batavia

Anda mungkin juga menyukai