Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SYARAH TA’LIM AL-MUTA’ALIM


PASAL TENTANG HAKIKAT ILMU, PEMAHAMAN, DAN
KEUTAMAANNYA

Dosen Pembimbing
Ustadzah Roidah Lina, Lc. M.M

Penulis
Novia Indah Nur Agni 201.372.039

PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MADANI YOGYAKARTA
MEI 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Allah Subhanallahu wa ta’ala atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya serta shalawat dan salam tercurahkan kepada nabi Muhammad
Shalallahu alaihi wa salam, sahabat beliau dan ahlu bait. Alhamdulillah saya telah
menyelesaikan makalah akhlak yang berjudul “Syarah Ta’lim Al-Muta’alim Pasal
Tentang Hakikat Ilmu, Pemahaman, dan Keutamaannya” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas ujian tengah semester Mata Kuliah
Akhlak. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang etika dan
metode bagi para pelajar untuk meraih keberkahan ilmunya, sehingga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi saya sendiri.

Saya ucapkan terimakasih kepada Ustadzah Roidah Lina, Lc. M.A selaku dosen
Mata Kuliah Akhlak yang dengan pertolongan Allah telah membimbing saya untuk
menjadi lebih baik lagi dan menambahnya wawasan serta ilmu pengetahuan dari
beliau hafidzahallahu. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini, referensi autentik dan
faktual dari buku dan internet yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Saya menyadari makalah ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu. Kritik dan saran yang membangun sangat akan sangat
diterima dan saya sambut dengan hangat untuk bisa lebih baik kedepannya dalam
pembuatan makalah.

Yogyakarta, 24 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................3
PEMBAHASAN ............................................................................................................3
A. Hakikat Ilmu dan Pemahaman ........................................................................... 3
B. Keutamaan-keutamaan Menuntut Ilmu .............................................................. 7
BAB III ........................................................................................................................ 11
PENUTUP ................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak dalam Islam menjadi sesuatu yang penting dan berguna bagi umatnya.
Akhlak menjadi suatu yang akan membuat seseorang mendapatkan kebahagiaan di
dunia maupun di akhirat. Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur sedetail-
detailnya segala sesuatu. Islam adalah agama yang selamat dan juga menyelamatkan.
Islam adalah agama yang sempurna dan agama yang mengatakan bagi siapa yang
mengikuti ajarannya dengan benar sesuai yang diperintahkan Allah dan Rasulnya
akan diberikan keselamatan di dunia dan akhirat. Islam sendiri berarti istislam
penyerahan diri kepada yang pemberi selamat, dan Islam juga berati salam yang
berarti keselamatan. Keselamatan yang diberikan Allah kepada umat Islam bukan
hanya sekedar keselamatan di dunia semata akan tetapi keselamatan yang kekal abadi
juga Allah berikan kepada umat Islam yaitu keselamatan di akhirat. Islam bukan
hanya sekedar penyerahan diri dan tunduk saja, tapi Islam juga memiliki konsekuensi
yang harus dilaksanakan oleh pemeluknya.
Agama islam mengatur berbagai aspek dalam kehidupan, antara lain : akhlak,
etika, moral, dan lain-lain. Semua tercantum dalam Al-qur’an dan hadits. Timbulnya
kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang
menetukan corak hidup manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam pergaulan kita mampu menilai
perilaku seseorang apakah itu baik atau buruk. Hal tersebut dapat terlihat dari cara
bertutur kata dan bertingkah laku. Akhlak, moral, dan etika masing-masing individu
berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal tiap-
tiap individu.
Dengan demikian, dalam buku Ta’lim Al-Muta’alim ini penulis akan membahas
tentang hakikat ilmu yang berkaitan dengan beberapa akhlak-akhlak yang sering kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menghormati setiap ilmu yang telah
didapatkan dengan memuliakannya karena dengan ilmu seseorang akan mendapat
kemuliaan. Dalam buku ini para penuntut ilmu di harapkan memahami ilmu dan

1
mengetahui keutamaan ilmu yang telah didapatkan dengan pemahaman yang benar
berlandaskan Al-qur’an, Hadits, dan pemahaman para salafusholih.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu hakikat ilmu dan pemahaman?


2. Apa saja keutamaan-keutamaan menuntut ilmu?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui tentang hakikat ilmu dan pemahaman.


2. Untuk mengetahui keutamaan-keutamaan menuntut ilmu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Ilmu dan Pemahaman

Sebagai seorang Muslim, terlebih pelajar Muslim, mencari ilmu atau thalabul
‘ilmi adalah suatu kewajiban. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil
Barr ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim
perempuan”. Yang dimaksud dalam hadits ini adalah menuntut ilmu syar’i.
Kewajiban menuntut ilmu ini mencakup seluruh individu Muslim dan Muslimah, baik
dia sebagai orang tua, anak, karyawan, dosen, Doktor, Profesor, dan yang lainnya.
Yaitu mereka wajib mengetahui ilmu yang berkaitan dengan muamalah mereka
dengan Rabb-nya, baik tentang Tauhid, rukun Islam, rukun Iman, akhlak, adab, dan
mu’amalah dengan makhluk.
Karena itu, seorang Pencari Ilmu atau Pelajar harus memiliki bekal-bekal yang
cukup, sehingga dia sukses dalam pencariannya. Hal pertama yang harus dimiliki dan
dilakukan oleh Pencari Ilmu adalah niat, niat yang sungguh-sungguh.
Tersebut dalam Kitab Ta’lim Al-Muta’allim oleh Syaikh Az-Zarnuji, niat mencari
ilmu khususnya ilmu agama setidaknya mencakup hal-hal berikut:
1) Niat mengharapkan Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala
2) Untuk menggapai kebahagiaan akhirat
3) Membasmi kebodohan bagi dirinya dan kebodohan orang-orang disekitarnya
4) Menghidupkan agama
5) Untuk menjaga keberlangsungan (kekekalan) agama.
Selain niat, Pencari Ilmu juga harus memiliki 6 (enam) hal sebagai modal dalam
mencari ilmu. Mengenai hal ini, Syaikh Az-Zarnuji di dalam kitabnya tersebut
menuliskan sebuah syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu., dua
bait syair yang artinya:
“Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam
syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu:
Kecerdasan, kemauan, sabar, biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama.”
a) Kecerdasan

3
Ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu: yang pertama, muhibatun
minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah). Contoh, Seseorang yang memiliki
hafalan yang kuat. Yang kedua adalah kecerdasan yang didapat dengan usaha
(muktasab) misalnya dengan cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan,
berdiskusi dll.
b) Bersungguh-sungguh
Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan kesuksesan.
Begitu pula dalam menuntut ilmu, kesungguhan adalah salah satu modal untuk
menguasai ilmu yang sedang kita pelajari. Pepatah mengatakan: Man Jada wa Jadda
“Siapa bersungguh-sungguh pasti dapat”.
c) Kesabaran
Dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran, sabar dalam belajar, sabar dalam
diuji, sabar dalam segala hal yang kita alami dalam proses menuntut ilmu, sabar
dalam menjalani hukuman sekalipun jika ada. Hidup ini adalah ujian pasti Allah akan
uji kesungguhan kita dalam menuntut ilmu, jikalau kita lolos dalam menjalaninya
maka kita akan dinaikan tingkat kita dari yang sebelumnya. Pepatah
mengatakan, “Orang yang cerdas adalah orang yang tidak akan pernah berhenti
belajar.
d) Biaya
Dalam menuntut ilmu tentu butuh biaya (bekal), tidak mungkin menuntut ilmu
tanpa biaya (bekal). Contoh para imam, Imam Malik menjual salah satu kayu
penopang atap rumahnya untuk menuntut ilmu. Imam Ahmad melakukan perjalanan
jauh ke berbagai negara untuk mencari ilmu. Beliau janji kepada Imam Syafi’i untuk
bertemu di Mesir akan tetapi beliau tidak bisa ke Mesir karena tidak ada bekal.
Seseorang untuk mendapat ilmu harus berkorban waktu, harta bahkan terkadang
nyawa.
e) Bimbingan Guru
Salah satu hal yang paling penting dalam menuntut ilmu adalah bimbingan dari
seorang guru. Terlebih belajar ilmu agama Islam, haruslah sesuai dengan bimbingan
guru. Belajar agama Islam janganlah secara otodidak semata, karena akan menjadi
bahaya jika salah memahami suatu teks ayat atau hadits.
Dikarenakan begitu pentingnya bimbingan guru, maka kita haruslah
menghormati dan memuliakan guru. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan ridha
guru yang pada akhirnya akan mengantarkan kita kepada Allah.

4
f) Waktu Yang Lama
Dalam menuntut ilmu butuh waktu yang lama. Tidak mungkin didapatkan hanya
dalam hitungan bulan saja. Imam Al-Baihaqi berkata:”Ilmu tidak akan mungkin
didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu”.
Imam Al-Qadhi ditanya: “Sampai kapan seseorang harus menuntut
ilmu?” Beliau menjawab: ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke
liang kubur.”
Perlu diketahui bahwa, kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan
perempuan ini tidak untuk sembarang ilmu, tapi terbatas pada ilmu agama, dan ilmu
yang menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia.
Sehingga ada yang berkata,“Ilmu yang paling utama ialah ilmu Hal. Dan
perbuatan yang paling mulia adalah menjaga perilaku.” Yang dimaksud ilmu hal ialah
ilmu agama islam, shalat misalnya. Oleh karena setiap orang islam wajib mengerjakan
shalat, maka mereka wajib mengetahui rukun-rukun dan sarat-sarat sahnya shalat,
supaya dapat melaksanakan shalat dengan sempurna. Setiap orang
islam wajib mempelajari/mengetahui rukun maupun shalat amalan ibadah yang akan
dikerjakannya untuk memenuhi kewajiban tersebut. Karena sesuatu yang menjadi
perantara untuk melakukan kewajiban, maka mempelajari wasilah/perantara tersebut
hukumnya wajib.
Ilmu agama adalah sebagian wasilah untuk mengerjakan kewajiban agama Maka,
mempelajari ilmu agama hukumnya wajib. Misalnya ilmu tentang puasa, zakat bila
berharta, haji jika sudah mampu, dan ilmu tentang jual beli jika
berdagang.Muhammad bin Al-Hasan pernah ditanya mengapa beliau tidak menyusun
kitab tentang zuhud, beliau menjawab, “aku telah mengarang sebuah kitab tentang
jual beli.” Maksud beliau adalah yang dikatakan zuhud ialah menjaga diri dari hal-hal
yang subhat (tidak jelas halal haramnya) dalam berdagang. berkecimpung di dunia
perdagangan, wajib mengetahui cara berdagang dalam islam supaya dapat menjaga
diri dari hal-hal yang diharamkan.
Setiap orang juga harus mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan batin atau
hati, misalnya tawakal, tobat, takut kepada Allah, dan ridha. Sebab, semua itu terjadi
pada segala keadaan.
Ilmu merupakan bagian yang tidak bisa lepas dari manusia. Hal ini membuat
manusia harus lebih giat dan semangat dalam mengemban misi sebagai makhluk yang
diberi akal dan fikiran, karna dalam perkembangannya, ilmuwan sering menemukan

5
hal-hal baru dalam khasanah keilmuan yang perlu dipublikasikan kepada khalayak
sebagai suatu pengetahuan yang dapat dibuktikan kebenaran ilmiahnya.
Sebagai seorang akademisi menggali informasi yang berkaitan dengan keilmuan
perlu ditingkatkan, karna dalam perkembangannya masyarakat perlu kebenaran dari
sebuah informasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ilmu
adalah washilah (pengantar) menuju ketaqwaan yang menyebabkan seseorang mulia
di sisi Tuhannya dan untuk mendapat kebahagiaan yang abadi.
Dalam kitab Ta’lim al-Muta’alim karya Syaikh Az-Zarnuji pada penggalan syair
Muhammad bin Hasan bin Abdillah “Tuntutlah Ilmu, karena ilmu merupakan
perhiasan bagi pemiliknya, keunggulan, dan pertanda segala pujian”. Pada bait yang
pertama ini menunjukkan bahwa ilmu sebagai perhiasan yang indah bagi pemiliknya,
karena ilmu menjaga pemiliknya tidak seperti harta yang harus dijaga oleh pemiliknya.
Selain itu, ilmu sebagai tolak ukur atau pembeda antara yang berilmu dan orang awam
sehingga kedudukan orang yang berilmu lebih tinggi.
Ilmu sebagai ayat kauniyah Tuhan perlu dibaca setiap umat manusia agar
manusia itu berfikir kebesaran-kebesaran Tuhannya yang indah dalam menciptakan
alam semesta dan seisinya, serta tunduk dan tidak menyombongkan diri atas apa yang
dimilikinya.
Pada syair yang kedua “Jadikanlah dirimu sebagai orang yang selalu menambah
ilmu setiap hari. Dan berenanglah di lautan makna”. Pada dasarnya ilmu memang
harus dicari dan digali di setiap waktu. Oleh karena itu, lembaga-lembaga pendidikan
yang ada pada zaman modern ini sebagai wujud pentingnya mencari ilmu bagi
manusia sebagai generasi intelektual. Dalam menuntut ilmu pun dibutuhkan guru
sebagai pembimbing yang menunjukkan arah mana yang harus ditempuh oleh peserta
didik /murid. Guru selain menjadi fasilitator juga motivator bagi peserta didiknya
untuk menggerakan semangat menuntut ilmu dalam diri peserta didik juga
menuntunnya agar mendalami ilmu pengetahuan secara luas.
Peserta didik pun harus memiliki semangat yang tinggi, ketekunan, kesungguhan
serta keberanian dalam menggali ilmu pengetahuan yang kelak akan menjadi generasi
penerus bangsa yang akan menata dan mengurus kehidupan bangsa agar kedepannya
bisa lebih baik dari sebelumnya. Di samping ilmu pengetahuan, peserta didik perlu
diajarkan ilmu akhlak/adab sebagai sifat dan sikap seorang muslim yang cerdas,
karena degradasi moral yang melanda bangsa ini melahirkan banyak pejabat yang ahli
dalam bidang korupsi. Ilmu etika atau yang biasa disebut pendidikan karakter perlu

6
ditanamkan secara mengakar pada peserta didik. Mental seorang intelek muslim harus
menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, tidak hanya bermanfaat bagi
dirinya sendiri.
Pada bait akhir dari syair Muhammad bin Hasan bin Abdillah “seorang ahli fikih
yang teguh, lebih berat bagi syetan dibanding seribu ahli ibadah (yang tidak
berilmu)”. Pada hakikatnya semua ilmu itu baik selagi tidak membawa mudharat bagi
dirinya sendiri dan orang lain. Bagi seorang muslim ilmu fikih adalah ilmu yang
sangat penting karena ilmu tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang
menentukkan sah tidaknya suatu ibadah secara syariat islam. Bahkan, syaitan pun
lebih berat menggoda ahli ilmu (fikih) dibanding ahli ibadah yang tidak berilmu.
Dalam artian lain, seseorang yang memiliki ilmu tidak mudah dibodohi oleh
pernyataaan-pernyataan yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah kebenarannya.
Karena itu eksistensi ilmu sangat penting dalam kehidupan. Ilmulah yang
mengantarkan manusia pada jalan kebenaran dan kedamaian. Serta Allah mudahkan
jalan ke surga bagi para pencari ilmu.
Dalam kitab Ta’lim al-Muta’alim Syaikh Az-Zarnuji membagi hukum menuntu ilmu
menjadi 4 yaitu :
1) Fardhu ‘ain adalah ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap manusia, salah satunya
adalah ilmu wudhu dan shalat.
2) Fardhu kifayah adalah ilmu yang apabila sudah ada seseoran atau sekelompok
orang yang mempelajarinya maka kewajiban ini gugur pada masyarakat lainnya
dalam suatu daerah tersebut, seperti ilmu cara menguburkan jenazah.
3) Haram adalah ilmu yang berbahaya dan tidak membawa manfaat, seperti
mempelajari ilmu ramalan berdasarkan perbintangan.
4) Jawaz (boleh) adalah ilmu yang boleh di pelajari, seperti mempelajari ilmu
kedokteran dan ilmu-ilmu pelengkap majelis.

B. Keutamaan-keutamaan Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu memiliki keutamaan yang luar biasa. Selain itu kita bisa paham
dengan konsep kehidupan dan bidang lainnya. Apalagi dalil menuntut ilmu sudah
tertera dalam Al Quran dan hadist. Allah SWT menyeru menuntut ilmu bukan semata-
mata untuk kebaikan di dunia, tetapi bekal hingga akhirat.

7
Keutamaan menuntut ilmu dalam Islam di antaranya akan ditinggikan derajatnya
oleh Allah SWT dan dimudahkan jalan ke surga. Keutamaan orang berilmu
disebutkan dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman :
ٌ‫لل ِب خَا َ خ يْ خَُل يَْخ خَِبْ ري‬ ٍ ‫لل اْل بِْيَخ جا خِْل يْا بِ يْ لُ م يَ خٰاْل بِْيَخ ا ل يَٰلْا ياْ بْ يُ خَ َخ خَٰج ت‬
‫ۗ خٰ ل‬ ‫ْخ يٌَخِب ل‬
”Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan”. (Qs. Al-Mujadilah: 11)
Dalam agama Islam, belajar atau menuntut ilmu dimulai dari lahir hingga masuk
liang lahat atau meninggal. Hal ini sesuai sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa
salam : Carilah ilmu,walaupun diantara kamu dan ilmu terpisah lautan api. Sabdanya :
Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat (Artinya menuntut ilmu hukumnya
fardhu di setiap waktu dan kesempatan.
Berikut keutamaan-keutamaan menuntut ilmu :
1. Ilmu Menyebabkan Dimudahkannya Jalan Menuju Surga
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ‫َ بٌ يًْقا بِْخى ياْ خجْل ب‬ ‫ خ‬،‫ُ َب يْ بِ بِ يُ قَا‬
‫س لّ خَ لل ْخِل بِ بِ خ‬ ‫َ بٌ يًْقا ْخ يَُ بخَ ل‬
‫سُخَخ خ‬
‫خِ يَ خ‬
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
2. Ilmu Adalah Warisan Para Nabi, hal ini sebagaimana dinyatakan oleh hadits,
ٌٍ ‫ َخ خَ يَ َ خ خَِخُل َ خ خَِخ ِب خٍَّ ظ خٰاَب‬،َ‫ خْٰخ بُ يَ خٰ لَُ ل يْا ياْ بْ يُ خ‬،‫خاَا خٰ خَ َ يبََخا قِا‬ ‫ا خ يْْلُخ خَا لَ خٰ خَُخِل ياأ خ يِْبْخ ب‬
‫اَ خِٰب لَ ياأ خ يِْبْخا خَ ْخ يَ ْ خلْ ب ظَُ ل يْا بَ يْْ ق‬
“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan
dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa
mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” (HR. Abu Dawud, at-
Tirmidzi, dan Ibnu Majah; dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani
dalam Shahihul Jami’ no. 6297).
3. Ilmu Akan Kekal Dan Akan Bermanfaat Bagi Pemiliknya Walaupun Dia Telah
Meninggal, disebutkan dalam hadits,
ٍ َ‫َ خِ خِ خَُلِل بِ لَ بِ يَ ُ خ خ‬
ٍ ‫َاَل ا يًْخ خ‬ ‫ بَِخا خِاَخ ي ب‬: ‫ِْ ْخِل‬
‫اإ يْ خ‬ ‫ َ خ يٰ خْٰخ ٍْ خ‬،ِ‫ َ خ يٰ بِ يُ ٍَ ْل يَْخَخ لِ بِ ب‬،ٍِ‫اَْخ‬
‫َا بٍٍْ ْخ يْ ل‬ ‫َْخَخ ٍِ خٰ ب‬
‫خ‬
“Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa untuknya” (HR. Muslim).
4. Allah Tidak Memerintahkan Nabi-Nya Meminta Tambahan Apa Pun Selain Ilmu,
Allah berfirman:

8
‫خَٰل يَ خَِظ ب بِ يَْبي بِ يُ قَا‬
“Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu“. (QS. Thaaha [20] :
114).
Ini dalil tegas diwajibkannya menuntut ilmu.
5. Orang Yang Dipahamkan Agama Adalah Orang Yang Dikehendaki Kebaikan,
dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫لل بِ بِ خَْ قيٌا ْلَخ بًظ يِّل َبى اْ بْ ب‬
َْ‫ظ‬ ‫خِ يَ ْ بلٌ بَ ل‬
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan
memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037).
Yang dimaksud faqih dalam hadits bukanlah hanya mengetahui hukum syar’i,
tetapi lebih dari itu. Dikatakan faqih jika seseorang memahami tauhid dan pokok
Islam, serta yang berkaitan dengan syari’at Allah. Demikian dikatakan oleh Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam Kitabul ‘Ilmi (hal. 21).
6. Yang Paling Takut Pada Allah Adalah Orang Yang Berilmu, hal ini bisa
direnungkan dalam ayat,
َ‫لخ بِ يَ بِِخا بَ بُ ياْْلُخ خَا ل‬
‫ِبْل خَا ْخ يَْخى ل‬
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama” (QS. Fathir: 28).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah
dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena
semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha
Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia
mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan
terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 308).
Para ulama berkata,
‫َِ كاَ ِال اٌِف كاَ ل اَْف‬
“Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah”.
7. Orang Yang Berilmu Akan Allah Angkat Derajatnya, Allah Ta’ala berfirman:
…ٍَ‫لل اْلِبَْخ آ خِْلْا بِ يْ لُ يَ خٰاْلِبَْخ َلَٰلْا ياْ بْ يُ خَ َخ خَ خٰا‬
‫ْخ يٌَخِب ل‬..
“…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah
[58]: 11).

9
Allah Subhanahu wa Ta ‘ala berfirman,
ٌْ
‫َ بْ ب‬
‫ِ اْ ل‬ ‫خَٰخاْلْا ْخ يْ لكْلا ْخ يَ خَ لِ َ خ يٰ ْخ يْ بً لَ خِا لكْلا بَي َ خ ي‬
‫َ خَا ب‬
“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan
itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-
nyala”. (QS. Al-Mulk : 10).
8. Ilmu menjadi pembeda antara manusia dan hewan
Pada bait matan Syaikh az-Zarnuji berkata “Kemulian ilmu tentu sudah jelas
bagi siapa pun, karena ilmu adalah keistimewaan manusia, mengingat semua sifat
selain ilmu, sama-sama dimiliki manusia dan hewan…”
9. Ilmu akan menjadi penyelamat bagi pemilik ilmu
Dalam kitab Ta’lim al-Muta’alim karya Syaikh Az-Zarnuji pada penggalan syair
Muhammad bin Hasan bin Abdillah “Ia adalah benteng yang menyelamatkan dari
segala kesusahan…”
10. Seorang penuntut ilmu akan di do’a kan oleh penghuni langit, bumi, dan lautan
Diriwayatkan dari Abu Darda’ bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam
bersabda “Sungguh orang yang berilmu itu di mintakan ampunan oleh para malaikat
yang ada di langit dan makhluk yang ada di bumi, bahkan ikan-ikan di air”

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai seorang Muslim, terlebih pelajar Muslim, mencari ilmu atau thalabul ‘ilmi
adalah suatu kewajiban. Karena itu, seorang Pencari Ilmu atau Pelajar harus memiliki
bekal-bekal yang cukup, sehingga dia sukses dalam pencariannya.
Perlu diketahui bahwa, kewajiban menuntut ilmu bagi muslim laki-laki dan
perempuan ini tidak untuk sembarang ilmu, tapi terbatas pada ilmu agama, dan ilmu
yang menerangkan cara bertingkah laku atau bermuamalah dengan sesama manusia.
Ilmu agama adalah sebagian wasilah untuk mengerjakan kewajiban agama
Maka, mempelajari ilmu agama hukumnya wajib. Ilmu sebagai perhiasan yang indah
bagi pemiliknya, karena ilmu menjaga pemiliknya tidak seperti harta yang harus
dijaga oleh pemiliknya. Menuntut ilmu memiliki keutamaan yang luar biasa. Apalagi
dalil menuntut ilmu sudah tertera dalam Al Quran dan hadist. Keutamaan menuntut
ilmu dalam Islam di antaranya akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT dan
dimudahkan jalan ke surga.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim. (2021). Syarah Ta’lim Al-Muta’allim. Jawa Tengah: Zamzam.


Nurhakim, A. (2020). Mengenal Kitab Ta’lim al-Muta’alim, Panduan Etika Mencari
Ilmu. Diakses pada 30 Mei 2022, dari https://www.nu.or.id/pustaka/mengenal-kitab-
ta-lim-al-muta-allim-panduan-etika-mencari-ilmu-Lp0jc
Syamhudi, K. (2021). Hakikat Ilmu. Diakses pada 27 Mei 2022, dari
https://muslim.or.id/9888-hakikat-ilmu.html
Maftukhah, A. (2018). Hakikat Ilmu dalam Kitab Ta’lim al-Muta’alim. Diakses pada
30 Mei 2022, dari https://nusantaranews.co/hakikat-ilmu-dalam-kitab-talim-al-
mutaallim/
Fauzi, A. (2021). Tidak Semua Ilmu Wajib Dipelajari, Ilmu Hal dalam Kitab Ta’lim
al-Muta’alim Thariq at-Ta’allum. Diakses pada 30 Mei 2022, dari
https://www.bogortimes.com/pendidikan/pr-1101513241/tidak-semua-ilmu-wajib-
dipelajari-ilmu-hal-menurut-kitab-talim-muta-allim-thariq-at-ta-allum
Nurjannah. (2020). Inilah 6 Syarat Menuntut Ilmu dalam Kitab Ta’lim al-Muta’alim.
Diakses pada 30 Mei 2022, dari https://sigijateng.id/2020/inilah-6-syarat-menuntut-
ilmu-dalam-kitab-talim-mutaallim/
Kastolani. (2021). 6 Keutamaan Menuntut Ilmu Beserta Hadits. Diakses pada 30 Mei
2022, dari https://www.inews.id/lifestyle/muslim/keutamaan-menuntut-ilmu
Makalah : Hakikat Ilmu. (2013). Muzzam’s Blog. Diakses pada 25 Mei 2022, dari
https://muzzam.wordpress.com/2013/09/28/makalah-hakikat-ilmu/

12

Anda mungkin juga menyukai