Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
NDH : 20
Bahwa Rancangan Aktualisasi yang diusulkan telah disetujui oleh Coach dan Mentor untuk
dipresentasikan di hadapan Narasumber, Mentor dan Coach pada Seminar Rancangan
Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XI Tahun 2021, pada hari Rabu
tanggal 29 September 2021.
Rizkia Syahnanda,A.Md.Farm
NIP. 199511072020122015
Coach Mentor
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa
atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS di Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota
Sabang. Rancangan aktualisasiini ditulis untuk memenuhi persyaratan kelulusan Pendidikan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XI Tahun 2021.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini, maka
pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Hukum Administrasi Negara Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia, Provinsi Aceh yang telah menyelenggarakan
Latsar CPNS.
2. Para Tutor dari Agenda 1 sampai Agenda 4 selaku pengajar dan panitia penyelenggara
Latsar CPNS
3. Ibu Cut Putri Silphia Chandra, SE selaku Coach dalam penyusunan Rancangan
Aktualisasi ini
4. Ibu Yesi Susanti,SKM sebagai mentor dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi ini
5. Suami dan Anak yang selalu mendoakan dan memberikan semangat juga bantuan dalam
penyusunan Rancangan Aktualisasi ini
6. Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan dan memberi dukungan dalam penyusunan
Rancangan Aktualisasi ini
7. Teman-teman seperjuangan yang saling tolong menolong bahu membahu dalam
penyusunan Rancangan Aktualisasi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala kebaikan dan
bantuan yang telah Bapak, Ibu dan Saudara berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan rancangan aktualisasi
iii
ini masih banyak terdapat kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran.
Semoga dalam penulisan rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Rizkia Syahnanda
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kantor Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Sabang ........................ 4
Gambar 2. Struktur Organisasi Dinkes dan KB Kota Sabang .............................................. 5
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Banyak golongan- golongan obat tertentu masih tercampur dengan golongan obat lainnya,
contoh obat- obat covid dan obat- obat indikator. Untuk menghindari kesalahan pengambilan
obat dan meminimalkan kejadian obat kadaluarsa maka solusi yang perlu dilakukan adalah
melakukan penataan dan penyimpanan obat sesuai dengan SOP. Tahap penyimpanan obat
merupakan bagian dari pengelolaan obat menjadi sangat penting dalam memelihara mutu
obat-obatan, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan
persediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan, mengoptimalkan persediaan,
memberikan informasi kebutuhan obat yang akan datang, serta mengurangi resiko kerusakan
dan kehilangan. Penyimpanan yang salah atau tidak efisien membuat obat kadaluwarsa tidak
terdeteksi dapat membuat rugi Dinas Kesehatan. Oleh karena itu dalam pemilihan sistem
penyimpanan harus dipilih dan disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga pengelolaan
obat dapat dilaksanakan secara tepat.
Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian yang terdiri
atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK). Oleh karena itu, tenaga farmasi
merupakan tenaga kesehatan yang berperan penting dalam menunjang proses kesehatan
dalam penyediaan obat dan alat kesehatan di Gudang Farmasi. Untuk menunjukkan sikap
professional dan integritas yang tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
sehingga terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera. Penerapan aktualisasi yang
dilaksanakan di Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Sabang diharapkan dapat
menerapkan nilai- nilai dasar ANEKA dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban sebagai
Tenaga Teknik Kefarmasian dalam menjaga ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan.
1.2 Tujuan
Melalui pelaksanaan pelatihan dasar CPNS ini diharapkan dapat membentuk PNS
Tenaga Teknis Kefarmasian sebagai pelayan masyarakat yang professional, berkarakter dan
memiliki nilai-nilai profesi. Tujuan yang akan dicapai yaitu:
1. Mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas, yaitu bertanggung jawab dalam melakukan
pelayanan kefarmasian dengan maksimal
2. Mengaktualisasikan nilai Nasionalisme dalam bekerja dan melayani masyarakat
3. Mengaktualisasikan nilai Etika Publik sehingga menciptakan lingkungan pelayanan
masyarakat yang baik
4. Mengaktualisasikan nilai Komitmen Mutu sehingga akan memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang berkualitas
2
5. Mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi dalam melaksanakan tugas
1.3 Manfaat
3
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
Dinas Kesehatan (Dinkes) daerah / wilayah Kota Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam
merupakan instansi yang bertanggung jawab mengenai kesehatan dan beralamat di jalan
Baypass-Balohan Gampong Cot Ba’U Kecamatan Sukajaya Kota Sabang. Dinkes Kota
Sabang memiliki tugas untuk merumusan kebijakan bidang kesehatan, melaksanakan
kebijakan bidang kesehatan, melaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan,
melaksanaan administrasi Dinas Kesehatan, dan melaksanaan fungsi lain yang terkait dengan
urusan kesehatan.
Selain fungsi-fungsi tersebut, melalui kantor dinas kesehatan ini juga pemerintah
bertanggung jawab untuk melakukan penyuluhan kesehatan, penyuluhan hidup sehat dengan
olahraga dan kesehatan jiwa bagi masyarakat serta keluarga. Dinas kesehatan ini juga
bertugas sebagai penjamin dan pengawas fasilitas kesehatan di wilayah kerjanya, baik rumah
sakit, alat kesehatan, obat-obatan, dokter, klinik, apotek dan sebagainya.
4
Gambar 2. Struktur Organisasi Dinkes dan KB kota Sabnag
5
2.1.2 Visi dan Misi Dinkes Kota Sabang
6
k. Mewujudkan pelayanan kesehatan dengan mengoptimalkan anggaran yang tersedia
pada APBK untuk membiayai kebutuhan kegiatan dalam rangka menjaga dan
memelihara kesehatan masyarakat;
l. Meningkatkan kinerja institusi terkait untuk mencapai motto Sabang bersih, Sabang
Sehat dan Sabang bebas penyakit; dan
m. Memanfaatkan mobil pusling untuk melakukan pelayanan antar dan jemput masyarakat
yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat (ambulance)
7
2.1.4 Tugas Pokok Fungsi
1. Menerima, menyusun, mengagendakan Obat, BMHP dan Sediaan Farmasi lainnya
yang masuk pada gudang farmasi
2. Menata kembali Obat, BMHP dan Sediaan Farmasi lainnya pada gudang farmasi
3. Melayani Distribusi Obat, BMHP dan Sediaan Farmasi lainnya untuk seluruh
Puskesmas
4. Mengagendakan kartu stok persediaan Obat, BMHP dan Sediaan Farmasi lainnya pada
Gudang Farmasi
5. Menjalankan kegiatan Stock Opname pada Gudang Farmasi
6. Bertanggung jawab terhadap pelayanan farmasi dan ketersediaan obat pada Gudang
Farmasi.
7. Mengkoordinir pelayanan kefarmasian
8. Memberikan penjelasan/ Sosialisasi tentang obat sesuai aturan dan SOP
9. Bertanggung jawab atas pemeliharaan alat medis dan non medis di apotik dan gudang
obat
10.Merencanakan amprahan dan pengadaan obat serta pendistribusian obat
8
2. Pengarsipan faktur dan SBBK obat masuk yang belum teratur (WoG)
Dampak jika isu ini tidak diatasi adalah meningkatnya kesulitan dalam mencari nama
dan harga obat saat akan memasukkan data ke dalam aplikasi E-Logistik, juga memakan
waktu yang lama untuk mecari faktur-faktur dari distributor karena banyaknya distributor
obat dan kejadian faktur hilang terselip semakin meningkat . Hal ini disebabkan masih
tercampurnya semua faktur dan SBBK dalam satu tempat penyimpanan yang sama.
Seharusnya faktur-faktur tersebut dapat dipisahkan berdasarkan distributor atau PBFnya agar
memudahkan pencarian faktur.
3. Pengarsipan surat rekomendasi Industri Pangan Rumah Tangga (IPRT) yang belum teratur
(Pelayanan Publik)
Dampak jika isu ini tidak diatasi adalah kesulitan mencari data PIRT yang sudah
membuat surat rekomendasi dan tidak ada bukti tertulis bahwa yang mengajukan surat rekom
IPRT sudah membuat surat. Hal ini disebabkan karena belum disediakannya buku khusus
untuk surat rekomendasi Industri Pangan Rumah Tangga (IPRT).
USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus
diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu
dengan menentukan skala nilai 1 – 5. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness merujuk pada seberapa serius suatu isu
harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth menekankan pada seberapa
besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Rentang penilaian yang digunakan pada matriks USG adalah dengan memberikan
skor 1 – 5, semakin tinggi skor menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat
serius untuk segera ditangani.
9
Analisis core issue dilakukan untuk menetapkan dan memilih tiga permasalahan
besar yang menjadi satu core issue yang diangkat menjadi permasalahan dalam aktualisasi
ini. Hasil penilaian dengan alat bantu USG dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis Isu dengan USG
Skor USG Total
No Isu Rangking
U S G Skor
1. Belum tertatanya penyimpanan obat sesuai
dengan SOP pada Instalasi Farmasi Dinas
5 5 4 14 1
Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota
Sabang
2. Pengarsipan faktur dan SBBK obat masuk
yang belum teratur pada Instalasi Farmasi
4 5 3 12 2
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana
Kota Sabang
3. Pengarsipan surat rekomendasi Industri
Pangan Rumah Tangga (IPRT) yang belum
teratur pada Instalasi Farmasi Dinas 3 4 4 11 3
Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota
Sabang
Keterangan:
U : Urgency
S : Seriousness
G : Growth
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan metode USG diatas maka dapat
ditentukan core issue yaitu : Belum tertatanya penyimpanan obat sesuai dengan SOP pada
Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Sabang.
Gagasan pemecahan isunya adalah Penataan dan penyimpanan obat sesuai dengan SOP
pada Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana
10
2.5 Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai public. Nilai-nilai public seperti mampu mengambil
keputusan yang tepat saat terjadi konflik kepentingan, menghindari keterlibatan dalam politik
praktism perlakuan secara sama dan adil dalam pelayanan public dan menunjukkan sikap
yang dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung. Padahal kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai.
b. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan perwujudan rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
Negara, serta tetap menghormati bangsa lainnya. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan
persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN, bukan sekedar
wawasan kebangsaan saja, tetapi memiliki kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.
c. Etika Publik
Etika terkait dengan ajaran-ajaran moral yakni standar tentang benar dan salah yang
dipelajari melalui proses hidup bermasyarakat. Etika public merupakan penuntun perilaku
yang paling mendasar, norma etika justru sangat menentukan perumusan kebijakan maupun
pola tindakan yang ada di dalam organisasi public.
Kode etik adalah rumusan eksplisit tentang kaidah-kaidah atau norma yang harus
ditaati secara sukarela oleh pegawai di dalam organisasi public. Etika kehidupan berbangsa
merupakan rumusan yang bersumber dari ajaran agama, khususnya yang bersifat universal,
11
dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila sebagai acuan dasar
dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa.
d. Komitmen Mutu
Pelayanan public yang bermutu merupakan wujud akuntabilitas dari pemerintah
selaku penyedia layanan public. Standar mutu pelayanan yang berbasis kebutuhan dan
kepuasan masyarakat sebagai pelanggan. Target utama kinerja aparatur yang berbasis
komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan (costumer
satisfaction).
Aspek komitmen mutu adalah organisasi, pemimpin, komitmen, proses serta produk.
Kelima aspek diatas memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi. Organisasi
merupakan aspek yang membuat kerangka kerja berorientasi mutu. Produk yang bermutu
sebagai hasil kerja organisasi diperoleh melalui proses yang bermutu pula, dengan didukung
komitmen tinggi dari seluruh komponen organisasi.
e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan
selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi dan selalu ingat ruang
dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk
anti korupsi
12
kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan public,
pelayan public dan perekat pemersatu bangsa.
b. Pelayanan Publik
Pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administrative yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan public. Prinsip pelayanan public untuk mewujudkan pelayanan
yang prima adalah Partisipatif, Transparan, Respinsif, tidak Diskriminatif, Mudah dan
Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel dan Berkeadilan
13
2.6 Rencana Kegiatan dan jadwal rencana pelaksanaan aktualisasi
Kegiatan aktualisasi rencana jadwal aktualisasi ini akan dilakukan secara sistematis
dan disajikan dalam bentuk matriks sebagai berikut:
Gagasan Pemecahan Isu : Penataan dan penyimpanan obat sesuai dengan SOP
pada Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan dan
Keluarga Berencana
14
Tabel 3. Rencana Kegiatan Aktualisasi
15
baru (Komitmen
Mutu)
2. Melakukan survey 1. Melihat langsung keadaan Keadaan gudang Melakukan kerjasama Melakukan survey Dengan melakukan
langsung ke gudang gudang farmasi bersama farmasi (foto) (Nasionalisme) langsung ke gudang tahapan- tahapan kegiatan
farmasi Dinkes dan KB rekan kerja bersama rekan kerja farmasi dapat seperti survey langsung
kota Sabang Catatan tentang dan bersikap ramah mewujudkan misi ke gudang farmasi dapat
2. Mencatat fasilitas apa saja fasilitas untuk juga santun (Etika DINKES dan KB yaitu mewujudkan nilai-nilai
yang bisa digunakan untuk penataan obat Publik) dalam Meningkatkan pelayanan organisasi seperti
mengoptimalkan penataan menyelesaikan tahapan kesehatan yang Kebersamaan, Integritas,
obat dan berkonsultasi Data obat-obat kegiatan. Bekerja manusiawi dan Energik dan Responsif
bersama mentor indicator secara efektif dan berkeadilan
maksimal sehingga
3. Mendata obat-obat yang Data obat-obat mendapatkan hasil
termasuk ke dalam golongan covid yang bermutu
obat indicator yang ada di (Komitmen Mutu),
gudang Data obat-obat Tidak mengurangi atau
narkotika dan melebihkan data-data
4. Mendata obat-obat yang psikotropika yang didapat/ jujur
termasuk ke dalam golongan (Anti Korupsi) serta
obat covid yang ada di Data obat-obat jiwa melaksanakan kegiatan
gudang dengan akuntabel
16
Data obat-obat (Manajemen ASN)
5. Mendata obat – obat yang LASA dan teliti
termasuk ke dalam golongan (Akuntabilitas)
obat narkotika dan
psikotropika yang ada di
gudang
17
dengan rapi dan mengatur (Anti Korupsi). manusiawi dan
rak-rak yang akan digunakan Tersusunnya obat berkeadilan
untuk penataan obat dibantu dengan rapi sesuai
rekan kerja aturan (Etika Publik)
dan memudahkan
3. Menyusun obat berdasarkan petugas dalam
alphabet dan bentuk mengambil obat secara
sediaannya efektif (Komitmen
Mutu) yang akan
4. Menyusun obat pada rak didistribusikan ke
dengan system FIFO (First puskesmas (Whole of
In First Out) dan FEFO Government).
(First Expired First Out)
4. Membuat pelabelan obat 1. Meminta arahan mentor Tersedianya label Membuat label obat Membuat pelabelan obat Dengan dibuatnya
terkait bentuk label nama obat dengan teliti di gudang farmasi dapat pelabelan obat dan
obat (Akuntabilitas) dan mewujudkan misi pelabelan tanggal
Rak obat sudah dengan desain yang DINKES dan KB yaitu kadaluarsa obat dapat
2. Membuat label nama obat diberi label kreatif (Komitmen Meningkatkan pelayanan mewujudkan beberapa
sesuai klasifikasinya dan masing-masing Mutu). Bekerja keras kesehatan yang nilai organisasi yaitu
label tanggal kadaluarsa obat dalam melakukan manusiawi dan Aman, Norma dan
obat pelabelan dan bersikap berkeadilan berintegritas.
18
jujur (Anti Korupsi).
3. Mencetak label nama obat Kegiatan ini juga
dan label tanggal kadaluarsa dibantu rekan kerja
(Nasionalisme) yang
4. Menempel label nama obat peduli dan ikhlas
dan label tanggal kadaluarsa menolong (Etika
pada rak Publik).
Kejelasan informasi
5. Menempel sticker obat (Pelayanan Publik)
LASA
5. Membuat laporan hasil 1. Mengumpulkan data-data Data hasil kegiatan Membuat laporan Membuat laporan hasil Dengan dibuatnya laporan
kegiatan hasil kegiatan (Foto) dengan penuh tanggung penataan dan hasil kegiatan penataan
jawab (Manajemen penyimpanan obat di dan penyimpanan obat di
2. Membuat susunan laporan Laporan hasil ASN) dan jelas serta gudang farmasi dapat gudang farmasi dapat
hasil kegiatan kegiatan transparansi mewujudkan misi mewujudkan nilai
(dokumen) (Akuntabilitas), jujur, DINKES dan KB yaitu integritas dan Responsif
3. Melaporkan hasil kegiatan tanpa mengada-ngada Meningkatkan pelayanan
pada mentor dan memalsukan data kesehatan yang
(Anti Korupsi) agar manusiawi dan
menghasilkan laporan berkeadilan
yang bermutu
19
(Komitmen Mutu).
Dalam mengerjakan
kegiatan tersebut saya
bersikap sopan dan
santun (Etika Publik)
terhadap rekan kerja
yang telah banyak
membantu sehingga
apa yang dikerjakan
cepat selesai
(Nasionalisme)
20
Tabel 4. Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi
Oktober November
No Kegiatan
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 1 Minggu 2
Memahami penataan, penyimpanan obat dan
21