Nim : B011201172
JUDUL PRESENTASI
pandangan. Pertama. Sifat melawan hukum materiil dilihat dari sudut perbuatanya. Hal
hukum yang hendak dilindungi oleh pembuat undang-undang dalam rumusan delik
tertentu. Biasanya sifat melawan hukum materil ini dengan sendirinya melekat pada
delik-delik yang dirumuskan secara materil. Kedua. Sifat melawan hukum materil dilihat
dari sudut sumber hukumnya. Hal ini mengandung makna bertentangan dengan hukum
tidak tertulis atau hukum yang hidup dalam masyarakat, asas-asas kepatutan atau
C. Keadaan-keadaan sekitar perbuatan itu, hal ini bisa terjadi pada waktu
melakukan perbuatan, misalnya dalam Pasal 362 KUHP: "bahwa barang yang dicuri
itu kepunyaan orang lain, adalah suatu keadaan yang terdapat pada waktu
perbuatan mengambil itu dilakukan".
D. Sifat melawan hukum dan sifat dapat dipidana. Perbuatan itu melawan hukum,
jika bertentangan dengan undang-undang. Sifat dapat dipidana artinya bahwa
perbuatan itu harus diancam dengan pidana. Sifat dapat dipidana bisa hilang jika
perbuatan yang diancam dengan pidana itu dilakukan daiam keadaan-keadaan
yang membebaskan, misalnya dalam Pasal 44, 48, 49, 50 dan 51 KUHP.
Melawan Hukum Subjektif
Yang dimaksud dengan Unsur subjektif adalah unsur-unsur yang melekat pada diri
sipelaku atau yang berhubungan dengan diri sipelaku dan termasuk kedalamnya
yaitu segala sesuatu yang terkandung didalam hatinya, dimana unsur-unsur
subjektif dari sesuatu tindak pidana itu adalah :
1. Kesengajaan atau tidak kesengajaan (dolus atau culpa)
2. Maksud (voornemen) pada suatu percobaan atau poging seperti yang
dimaksud didalam Pasal 53 ayat 1 KUHP,
3. Macam-macam maksud atau kehendak seperti yang terdapat misalnya
didalam kejahatan-kejahatan pencurian, penipuan, pemerasan, pemalsuan
dan lain-lain.
4. Merencanakan terlebih dahulu (voorbedachte raad) seperti yang misalnya
yang terdapat didalam kejahatan pembunuhan menurut Pasal 340 KUHP,
5. Perasaan takut (vress) seperti antara lain yang terdapat didalam rumusan
tindak pidana menurut Pasal 308 KUHP.
Melawan Hukum Subjektif
Pasal 362 KUHP tentang pencurian merumuskan, “Barangsiapa mengambil seluruhnya
atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum, diancam karena pencurian dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
denda paling banyak enam puluh rupiah”. Di dalam rumusan Pasal 362 KUHP diatas,
unsur “melawan hukum” dirumuskan secara tegas dan eksplisit. Dengan
dicantumkannya kata “melawan hukum” dalam rumusan tindak pidana pada Pasal 362
KUHP, menegaskan bahwa perbuatan mengambil barang milik orang lain secara
melawan hukum merupakan perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan
bersanksi pidana. Maka unsur melawan hukum dalam pencurian digolongkan
kedalam unsur melawan hukum subjektif.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM
WARAHMATULLAHI
WABARAKAATUH