Anda di halaman 1dari 15

a.

Karena adanya perbedaan elevasi muka air hulu dan hilir turap maka akan terjadi aliran
air dari hulu ke hilir turap. air dari hulu ke hilir turap. Aliran tersebut terjadi karena adanya
gradien hidraulis pada tanah lapis II dan III.Karena adanya aliran tersebut maka terjadi pengurangan
distribusi tekanan air, dan sebesar pada elevasi muka air hilir turap (pelabuhan) menjadi
pada batas antara lapis II dan III, dan akhirnya menjadi pada ujung bawah turap.

Hitungan tekanan air a, b dan c diberikan berikut ini.

Koefisien permeabilitas lapisan II : k1


Koefisien permeabilitas lapisan III : k2
Gradien hidraulis lapisan II = i1
Gradien hidraulis lapisanIII =i2

Tekanan tanah pada elevasi muka air hilir turap (pelabuhan) adalah:

a = hiγw= 0,4

Gambar 6.46.distribus itekanan air

v = k₁i₁ = k2i2 1,1 10-2 i1 = 1,2 10-3 i2

i1 = (1,2 10)/(1,1 10)i2 = 0,12/1,1i2

(h1 + h2)i2+ 2i2h3 = a 3,1 x i2+ 2i2h3 = 0,4

i2 = 0,4/(0,372/1,1+2h3)

i1 = 0,12/1,1 x 0,4/(0,372/1,1+2h3)

b = a – i1h2

b = 0,4 - 0,12/1,1 0,4/(0,372/1,1+2h3) 2,7 = 0,4 – 0,324 0,4/(0,372+2,2h3)

c = b – i2h3

c = 0,4 - 0,4/(0,372/1,1+2h3) 2,7 - 0,4/(0,372/1,1+2h3)h3


'= 0,4 - (0,1296+0,44h3)/(0,372+2,2h3)

b. Tekanan tanah
Rumus tekanan tanah dapat di lihat dalam buku mekanika tanah dan fondasi. Dalam buku ini
langsung di gunakan pemakaiannya. Gambar 6.47. menunjukkan distribusi tekanan tanah
dan superporsinya dengan tekanan air. Tekanan tanah aktif dan pasif mempunyai bentuk :

Pₐ = yKₐ dengan Kₐ = tan²(45°‒ )

Pp =yKp1 dengan Kp = tan²(45°‒ )

Atau
Pp1 =yKp1 dengan Kp1²

di mana :
Pₐ: tekanan tanah aktif
Pp: tekanan tanah pasif
Pp1 : tekanan tanah pasif untuk permukaan tanah miring
Y: berat jenis tanah
Kₐ : tekanan tanah aktif
Kp : tekanan tanah pasif
Kp1 : koefisien tekanan tanah pasif dengan permukaan tanah miring
: sudut gesek dalam
: sudut kemiringan tanah dasar di depan turap

Tanah lapis I
Kₐ = tan²(45°‒φ/2) = tan²(45°‒(31°)/2) =0,3201
Tanah lapis II
Kₐ = tan²(45°‒φ/2) = tan²(45°‒(28°)/2) =0,361

Tanah lapis III


Kₐ = tan²(45°‒φ/2) = tan²(45°‒(28°)/2) =0,361

Tekanan tanah pasif terjadi pada tanah lapis III :


1. Bagian tanah dasar pelabuhan dengan kemiringan m ( di depan turap) :

Kp1 ²

Kp1 ²

Kp1 ²

Kp1 = 1,7991

2. Bagian tanah dasar pelabuhan yang datar (di depan dermaga)

Kp2 = tan²(45°+φ/2)=tan²(45°+28/2)= 2,7698


Beban merata di atas dermaga (berat jenis aspal 2,2) :

q= 3+0,15×1×2,2=3,33 t/m´

Tekanan tanah pada masing-masing elevasi di hitung di bawah ini (lihat Gambar 6.47.)

d = qKₐl =3,33×0,3201=1,0659
e =h₁yl Kₐl =2,3×1,7×0,3201=1,2516
f =(qKₐll +hlyl Kₐll)= 3,33×0,361+2,3×1,7×0,3201=2,4537
g =(h₁+h₂)YʹII kₐll = (0,4+2,7)×1×0,361=1,1191
h =(qkₐlll + h₁yl Kₐlll +(h₁+h₂)Yʹ₂ Kₐlll )
'=3,33×0,361+2,3×1,7×0,361+(0,4+2,7)×1×0,361=3,7327
I =h₃yʹ lll Kₐlll = h₃×1×0,361=0,361h₃
j =h₅yʹ lll Kp = 1,75×1×1,7991=3,1484
k = (h₃‒h₅)yʹ lllKP₂ = (h₃‒1,75)×1×2,7698
=2,7698h₃‒4,8472

c. Kedalaman turap yang dipancang


Kedalaman pemancang turap ditentukan berdasarkan momen
tekanan tanah pasif terhadap titik tumpu pada sisi atas harus lebih besar
dari momen tekanan tanah aktif. Perabandingan antara kedua nilai tersebut
harus lebih besar dari satu, untuk memperhitungkan keaamanan. Biasanya
digunakan nilai keamanan antara 1,25 dan 1,50.

Berdasarkan nilai tekanan air dan tekanan tanah seperti tersebut


di atas, dihitung gaya-gaya dan momen terhadap titik A (Perletakan pada sisi atas turap).
Hitungan selengkapnya dilakukan pada Tabel 6.3 dan hasilnya adalah perasamaan
berikut ini. h3 = 4.535

ΣΜᴀ = 0

- 0.803h3ᵌ - 1.5597h3² + 19.2817h3

0.1467h3ᵌ + 1.5652h3² 5.3061h3 + 0.4203


+ + = 0
2.2h3 + 0.372 2.2h3 +0.372

Persamaan di atas diselesaikan dengan cara coba banding untuk mendapatkan kedalaman
turap yang dipancang:
h3 = 4.5 -> 2.4806 > 0
h3 = 4.6 -> -1.8442 < 0
h3 = 4.55 -> 0.338 = 0

Didapatkan kedalaman turap yang dipancang adalah h3=4,55 m. dengan memberikan


nilai keamanan 1,4 maka kedalamam turap dipancang: 1.4
h= 1.4 x 4.55
h= 6.37 m

d. mencari reaksi gaya pada titik tumpu A, Ra


jumlah hitungan momen terhadap ujung bawah turap ( kedalaman turap hasil : h3= 4.535)

ΣΜɒₒ =
0.0551x7.8 + 0.453x7.875 + 0.4797x7.875 + 7.6065x5.9 + 0.08x7.5167 +
0.0169x6.35 + 1.0462x5.9 + 1.7346x5.45 + 0.8786x3.0333 +
3.7122x1.5167 + 16.9278x2.275 - 2.7549x3.9667 - 8.7683x1.4 -
10.7414x0.9333 = RA x 8.1

Didapat :
Rᴀ = 10.1933 ton

e. Mencari momen maksimum


Momen maksimum terjadi pada titik mana nilai SFx = 0

10.1933 - 0.0551 - 0.453 -0.4797 - 0.08 - 2.4537x - 1 1.1191 x²


2 3.1
-0.3875 (x-0.4) +0.0023x² - 0.0143 + 0.0054 = 0

-0.1782x²-2.8555x + 9.2867 = 0

x= -2.8555 ± \/2.8555² + 4 x 0.1782 x 92867


2 x 0.1782

x = - 2.8555 + 3.8435 = 2.7742 m


2 x 0.1782

Momen maksimum adalah :


Mmax = 0.0551x2.9222 + 0.9327x2.9972 + 0.08x2.5055
+ 1/2x2.4537 x 2.7222² + 1/2x1.0008 x 2.7722 x 1/3x 2.7722
+ 0.3875x1/2 x 2.3722² + 1/2 x2.3722x0.0125 x 2/3 x2.3722
+ 1/2 x2.3722 x 0.0015 x 1/3 x2.3722 - 10.1933 x 3.2222
= -17.86243 tm = -1786243 kg cm

Tegangan lentur yang terjadi dapat dihitung dengan rumus berikut :


σ = Μ
W

dengan :
σ : tegangan lentur (untuk baja σ = 1800kg/cm²
M : momen lentur
W : modulus tampang

W = M = 1896243 = 992.4 cmᵌ


σ 1800

Dipakai turap baja profil dengan ukuran berikut ini.


W = 11oo cmᵌ h = 300
F = 156 cm² d = 9.5
b = 400 t = 7.5
2. Perencanaan tiang panncang
Gambar 6.48 adalah gaya horozontal denah dan tampang lintang dermaga. Dalam gambar
tersebut diberikan pula gaya horizontal yang berasal dari tekanantanah aktif yang ditimbulkan
oleh tanah timbunan di atas dermaga dan gaya reaksi RA yang telah dihitung sebelumnya.
Daya dukung tiang terhadap gaya horizontal yang diijinkan adalah 0,7 ton.

Untuk merencanakan tiang pancang pendukung dermaga dihitung gaya-gaya vertikal dan
horiontal serta momen gaya terhadap titik tengah pada sisi dasar dermaga (titik O).
Hitungan gaya dan momen untuk tiap meter panjang diberikan dalam tabel 6.4.a dan 6.4.b

Lebar balok melintang adalah 0,6 m dan jarak balok lintang adalah b=4,5. Untuk pias sepanjang
4,5 m; gaya-gaya dan momen adalah:

V = 66.888 x 4.5 + (3.5-0.6) x 1 x 0.65 x 2.4 = 305.52 t


M = (1.4963 + 8.3357) 4.5 + 2.964 x 4 = 56.100 t
H = 13.116 x 4.5 = 59.022 t

Tabel 6.4.a Hitungan gaya vertikal dan momen terhadap titik O


Gaya Vertikal Lengan ke O Momen Ke O
1 0.15 x 8.3 x 2.2 = 2.739 -0.35 -0.8527
2 1.4 ( 9-1.4) 1.7 = 18.088 -0.70 -11.342
3 1/2 x 0.7 x 1.4 x 1.7 = 0.833 3.3 2.735
4 1/2 x 0.7 x 1.4 x2.4 = 1.176 3.566 3.923
5 0.7 x 1.55 x 2.4 = 2.604 4.14 9.733
6 0.25 x 9 x 2.4 = 4.200 0.0 0
7 1 x 0.65 x 2.4 = 1.560 -4.5 -6.532
8 0.6 x 0.65 x 8 x 2.4 = 5.616 0.5 3.832
9 Q=3x7 = 27.000 0.0 0
ΣV = 52.396 ΣΜ 1.4963

Tabel 6.4.b Hitungang gaya horizontal dan momen terhadap titik O


Gaya Vertikal Lengan ke O Momen Ke O
1 (1.4 + 0.45) 1.0659 = 1.9719 1.3750 2.7114
2 1/2 x 1.0067 (1.4+0.45) = 0.9321 1.0667 0.9933
3 Ra = 10.212 0.45 4.631
ΣH 13.116 ΣΜ = 8.3357

Jumlah tiang yang mendukung dermaga adalah 5 buah untuk setiap 4,5 m panjang.
Dengan penempatan tiang seperti terlihat pada gambar, jarak tiang-tiang tersebut terhadap O adalah:
Absis tiang-tiang:

x1 = x2 = -3 m

x3 = 0 m

x4 = x5 = 3 m

Σx² = 2 x 3² + 2 x 3² = 36

p= V + ΣΜx
n Σx²

p₁ = p₂ = 305.52 + 56.100(-3) 56.429 t


5 36

p₃ = 305.52 + 56.100(0) 61.104 t


5 36

p₄ = p₅ = 305.52 + 56.100(3) 65.779 t


5 36
Gaya horizontal yang bekerja pada tiap tiang adalah:

T H 59.022
= 11.8044 > T = 0.7 t
n 5
Gaya horizontal tersebut lebih besar dari gaya dukung yang di ijinkan tianng. Untuk bisa menahan gaya
horizontal tersebut maka tiang-tiang dipancang miring dengan kemiringan sebagai berikut :

Tiang 1, 2, 3 dibuat miring 3:1


Tiang 4 dan 5 dibuat miring 6:1

Proyeksi vertikal dan horizontal dari gaya dukung tiang diberikan dalam Tabel 6.5

Tabel 6.5 Proyeksi vertikal dan horizontal dari gaya dukung tiang
Tiang m:1 V (t) h (t) P (t)
1 3:1 56.429 18.8096667 58.2546
2 3:1 56.429 18.8096667 58.2546
3 3:1 61.1040 20.368 63.0200
4 6:1 65.779 10.9631667 66.3416
5 6:1 65.779 10.9631667 66.3416
Σh = 79.9136667

Gaya horisontal yang bekerja pada tiap tiang adalah :


H-Σh = 59.022 - 79.91367 = -20.89167 t

-20.8916 = -4.17832 t < T = 0.7 t


T=
5

Karena gaya yang bekerja pada tiang lebih kecil daripada daya gaya dukung ijin, berarti tiang tersebut aman.

a. Menentukan panjang tiang


Gaya dukung tiang dihitung terhadap gesekan dan lekatan tiang.

1. Tiang gesekan, dihitung dengan rumus berikut ini.

Dimana
k : keliling tiang
z : panjang tiang dalam tanah

Gaya dukung tiang terhadap gesekan adalah :


P = 1/3 × 4 × 0,45 × 1/2 × z^2 × (1 + Tan 28°)Tan 28° = 0,2443 z^2

2. Tiang lekatan, dihitung dengan rumus berikut ini

Dengan C : kohesi tanah yang dalam contoh ini nilainya adalah 0,05 kg/cm2 = 0,5 t/M2.

P = 1/3 × 4 × 0,45 × z × 0,5 = 0,3333z

Gaya dukung tiang total (gesekan dan lekatan)


Ptotal = 0,2443z^2 + 0,3333z

Dengan menyamakan gaya dukung tiang total dengan gaya maksimum yang bekerja pada satu tiang , akan didapat panjang tiang yang h

Ptotal = 0,2443z^2 + 0,3333z - 73,6966 =0

Dengan menggunakan rumus ABC pada persamaan kuadrat didapatkan nilai


z = 16,699 m

Panjang tiang total :


L = 16,699 + √10/3 × 4,85 = 21,81 m = 22 m

Tinjauan terhadap muatan darurat


Muatan darurat berasal dari :
1. Muatan normal + benturan kapal
2. Muatan normal + tarikan kapal

1 .Muatan normal + benturan kapal


Akibat muatan normal dan benturan kapal tidak ditinjau karena gaya akibat benturan kapal
mempunyai arah yang berlawanan dengan arah Ra dan Ea ( akibat tekanan tanah aktif di atas turap
Dengan demikian nilai gaya horizontal H berkurang , sehingga dermaga lebih aman.

2. Muatan normal + tarikna kapal


Gaya tarik untuk tiap bollard adalah 35 ton
Jarak antar bollard = 21
Diantara bollard terdapat 21/4 = 5 balok melintang.
Satu baris tiang menahan gaya sebesar P = 35/5 = 7 t
Jarak vertikal antara gaya horizontal pada bollard dan titik O adalah :
h = 0,9+1,4+0,15+0,5 = 2,95 m
Momen akibat tarikan kapal :
M = 7 × 2,95 = 20,65tm
Total M = 50,42346 + 20,65 = 71,0734 tm
Total H = 52,4524 + 7 = 59,4524t

Check tiang bekerja satu kelompok


Pengecekan dilakukan pada kedudukan tiang vertikal. Digunakan dua kelompok tiang untuk
mewakili tiang - tiang seluruhnya.

Berat tanah dalam kelompok : 7,4 × 6,4 × 15 × 1 = 710,4t


Berat air diatas tanah : 7,4 × 6,4 × 2,7 × 1 = 127,87t
Berat dermaga sepanjang 6,4 m : 67,789 × 6,4 = 433,849 t
G = 1272,119t

Gaya yang menahan kohesi antara permukaan kelompok dengan tanah ditambah daya dukung
tanah dibawah kelompok tiang dengan mengabaukan gesekan :

ϕ = 28°
NC = 32,36
Nq = 18,58
Ny = 15,7
Qult = 1,3 × 0,5 × 32,36 + 15 × 1 × 18,58 + 0,45 × 6,4 × 1 × 15,7 = 344,95 t/m^2 = 34,49 kg/cm2
Q = 1/3 × 34,49 = 11,49 kg/cm2
ρ= 1/3 x 23.6 x 15 x 0.5 +6.4x 5.4 x 11.2 = 446.07t > 10 x 41.3523 = 413.523 t
C. Prencanaan Konstruksi Dolpin

Jarak ke tiang = 2.25 m


Penampang tiang pancang = 45 x 45
Panjang tiang = 12 m
data sondir NS = 118 kg/cm2
JHP = 418 kg/cm2

Gaya vertikal
beban mati = 4.5 x 4.5 x 1.5 x 2.4 72.9 T/m²
beban hidup = 500 kg/m2 = 0.5 T/m2 = 0.5 T/m²
Q= 73.4 T/m²

Karena plat diambil 1 strukmaka Q = 73,4 T/m 2

M1 = ½ .Q . L2
= ½ . 73,4 . (2.25)²
185.7938

Ø  Dayadukungtiangpancangpadadolpin ;
- Gaya Tarik pada dolpin = 400 T
- Beban hidup 500 kg/m2 = 4,5 x 4,5 x 0,5 = 10,125 ton
- Berat tiang pancang = 8 . (0,50 . 0,50 . 2,4) . 10 = 48 ton
V = 458.125 ton

Ø  Gaya horizontal ;
- Akibattumbukankapal ®
- Akibatangin + arus
= 1.1869
= 11.597 }
V = 12.7839 ton

Ø  Gaya Tarik padadolpin (H) = 12.7839 T


Arc tg ¼ =tan (1/4) = 0.25
Jaraktiang( C ) = 2,25 m
Th = e .tg1
= 2,25 x 0.25
= 0.5625
M2 = H .h
= 12.7829 x 0.5625
= 7.191 ton

Ø  KombinasiPembebanan :
M total = M1 + M2
= 185.7938 + 7.191
= 192.985

Tiap-tiap menerima beban = 192.985/8 = 24.12313

V = 12.783
H = 24.123 ton

Θ1 = θ2 = Arc tg ¼
Θ1= 14°
Sin θ = 0,2425
Cos θ = 0,9071
Sin (θ1 + θ2 ) = 0,471

P1 =

= (12.783x0.2425 + 24.123x0.9071)
0.471

= 56.266666 ton
Ø  Control dayadukung :
A = 50 x 50 cm = 2500 cm 2
NS = 118 kg/cm2
SF = 3
Q1 =

= 118 x 25,00
3
= 98333 -------> 98.33 ton

JHP = 418 kg/cm2


Kelilinglingkaran = 4 . 50 cm = 200 cm 2

SF = 5

Q2=

= 418 x 200
5
= 16720 kg ---------> = 16,72 ton

Maka Q total = Q 1 + Q2
= 98.33 + 16,72
= 115.05 ton
Perhitungan Bolder
Kedalaman = -15.5 m
H0 = 2.4 m
Kemiringandasarlaut = 1:50
T = 8.5 secon
Kr = 0.95
HWL = 1.59
MWL = 0.93
LWL = 0.2

Kedalaman air di lokasi bangunan berdasarkan HWL, LWL dan MWL adalah
dHWL = 1,59 – ( - 15,5 ) = 17.09
dMWL = 0.93 – (-15,5) = 16.43
dLWL = 0,2 – ( - 15,5 ) = 15.7

Penentuan kondisi gelombang direncana lokasi pemecah gelombang pada kedalaman


rencana apakah gelombang pecah atau tidak.untuk kemiringan dasar laut 1:50

Tinggi gelombang ekuivalen :

H’0 = Kr x H0 = 0,95 x 2.4 = 2.28


2.28
= = 0.003217
9.81x8.5²

didapat = 1,4 → Hb = 1,4 x 2.28 = 3.192

didapat = 1,09 → db = 1,09 x 3.192 = 3.479 m

Gelombang akan terjadi pada kedalaman 3.479 m karena d b<dLWL (3,479m < 15,7 m) dan db<dHWL (3,479m
17,09 m), berarti gelombang tidak akan pecah di lokasi pada kedalaman 15,5 m.

Kemiringan sisi pemacah gelombang di tetapkan 1:2

L0 = 1,56 x T² = 1,56 x 8,5² = 112,71 m

LR = = = 3.43

untuk lapis lindung dari batu pecah (quarry shhtone) :


= 1.25 → RU = 1.25 x 2.4
RU = 3 m

Elevasi puncak pemecah gelombang dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0,5 m :


EL pada gelombang = HWL + RU + tinggi ketentuan
= 1.59 + 3 + 0,5 = 5.09 m

Untuk lapis lindungtetrapod :


= 0.9 Ru = 0.9 x 2.4 =
RU = 2.16 m
EL pada gelombang = HWL + RU + tinggi ketentuan
= 1.59 + 2.16 + 0.5 = 4.25 m

Tinggi pemecahgelombang :
H.pem.gelombang = EL pem gel – EL pemlaut
H.pem.gelombang = 5,09-(-15,5) = 20,59 m (BATU)
H.pem.gelombang = 4,25 – (-15.5) = 19,75 m (TETRAPOD)

Beratbutir lapis lindung


Untuk lapis lindungdaribatu (Kp = 4)
Sr = 2,65 / 1,03 = 2,573

W= = = 2,3 Ton

Untuk lapis lindungdari tetrapod (KD = 8)

W= = 1,15 Ton

Lebarpuncakpemecahgelombanguntuk n = 3 (minimum)

B = n .KΔ 1/3 = 3 x 1,5 1/3 = 3,3 m

Tebal lapis lindunguntuk n = 2

t = n . KΔ 1/3 = 2 x 1,15 1/3 = 2,2 m

jumlahbatupelindungtiiap 10 m2

N = A .n .KΔ ⅔

= 10 x 2 x 1,15 2/3 = 15,93 = 16 buah


.
15,7 m) dan db<dHWL (3,479m <

Anda mungkin juga menyukai