Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM HIPERKES

ANTROPOMETRI

Disusun Oleh:

Kelompok H

1. Esterlita Dona Dewanti D11.2019.02754


2. Wina Qurrota Ainun D11.2019.02768
3. Erina Citta Damayanti D11.2019.02788
4. Ramazda Dyto Putranto D11.2019.02809
5. Dina Luvita Sari D11.2019.02888
6. Hestika Wahyu Arfieni D11.2019.02919
7. Rizal Mustofa D11.2019.02931
8. Aditya Deo Nanda D11.2019.02949

FAKULTAS KESEHATAN

PROGDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2022
RINGKASAN

Rancangan peralatan dan stasiun kerja yang ergonomis mempunyai


tujuan agar pekerja dalam melakukan aktivitas merasa nyaman serta terjamin
keamanannya sehingga mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Ketidaksesuaian hasil rancangan dengan dimensi tubuh manusia akan
berdampak pada ketidaknyaman dalam menggunakan rancangan tersebut
sehingga akan menimbulkan kelelahan dini dan stres kerja. Jika hal ini
berlangsung cukup lama akan menimbulkan kesalahan dalam melaksanakan
kerja dan dampak yang lebih buruk lagi terjadinya kecelakaan kerja. Oleh sebab
itu perancangan secara ergonomis sangat penting dan perlu dilakukan untuk
menciptakan kesesuaian antara pekerja dan peralatan untuk menciptakan
kondisi optimal dalam suatu sistem kerja dikarenakan setiap tubuh manusia
berbeda-beda.

Antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan


dengan karakteristik fisik tubuh manusia, yaitu ukuran, bentuk dan kekuatan
serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Sedangkan Data antropometri merupakan data ukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri pada dasarnya akan menyangkut bentuk, ukuran fisik atau fungsi
dari tubuh manusia. Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika
tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) nya dari suatu distribusi
normal. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-
pertimbangan ergonomi dalam memerlukan interaksi manusia. Data antropometri
sangat berguna dalam perancangan suatu produk dengan tujuan mencari
keserasian produk dengan manusia yang memakainya.

Dalam praktikum pengukuran antropometri dilakukan di laboratorium K3


Udinus terhadap pembuatan beberapa fasilitas kerja antara lain kursi, meja dan
lemari. Data pengukuran berdasarkan 8 orang mahasiswa dari kelompok H
fakultas kesehatan Udinus. Dalam melakukan pengukuran dan perhitungan
antropometri sangat diperlukan ketelitian yang tinggi agar mendapatkan hasil
yang tepat dan akurat sehingga dapat membuat produk yang ergonomis dan
nyaman digunakan pemakainya.
1. Hasil pengukuran yang digunakan untuk pembuatan kursi yang ideal yaitu
- Lebar alas duduk : 53,5 cm, P5 : 40,59 cm, P95 : 66,41 cm.
- Tinggi kaki kursi : 43 cm, P5 : 40,6 cm, P95 : 45,4 cm.
- Panjang alas duduk : 44,625 cm, P5 : 41,008 cm, P95 :48,242
cm.
- Tinggi sandaran kursi : 57,375 cm, P5: 47,787 cm, P95 : 66,963
cm.
- Lebar alas sandaran : 44,5 cm, P5 : 39,23 cm, P95 : 49,76 cm.
2. Hasil pengukuran yang digunakan untuk pembuatan meja yang ideal yaitu
- Panjang meja : 138,375 cm, P5 : 118,154 cm , P95 : 158,596 cm.
- Lebar meja : 61,25 cm, P5 : 52,93 cm, P95 : 69,57 cm.
- Tinggi meja : 83,625 cm, P5 : 72,788 cm, P95 : 94,462 cm.
3. Hasil pengukuran yang digunakan untuk pembuatan lemari buku yang
ideal yaitu
- Tinggi lemari : 198,625 cm, P5: 179,443 cm, P95 : 217,807 cm.
- Panjang lemari : 138,375 cm, P5 : 118,154 cm, P95 : 158,596 cm.
- Diameter lemari : 61,25 cm, P5 : 52,93 cm, P95 : 69,57 cm.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rancangan peralatan kerja maupun stasiun kerja yang nyaman dan dapat
memberikan keamanan untuk digunakan menjadi harapan seorang pekerja.
Untuk itu, rancangan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan pekerja
sehingga dapat meningkatkan kinerja. Agar tercapai harapan tersebut, perlu
dilakukan perancangan peralatan maupun stasiun kerja yang sesuai dengan
kaidah-kaidah ergonomi. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi
untuk menyerasikan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam
beraktifitas maupun dalam beristirahat atas dasar kemampuan dan keterbatasan
manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan
menjadi lebih baik lagi (Tarwaka, 2004). Rancangan peralatan dan stasiun kerja
yang ergonomis mempunyai tujuan agar pekerja dalam melakukan aktivitas
merasa nyaman serta terjamin keamanannya sehingga mampu menghasilkan
produktivitas yang tinggi.

Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah rancangan


peralatan kerja, stasiun kerja dan produk pendukung lainnya yang sesuai dengan
dimensi tubuh manusia. Maka dari itu data antropometrisangat penting
digunakan pada semua aspek kehidupan, baik kehidupan pribadi, di rumah
tangga maupun di industri. Sebagai contoh dalam kehidupan pada saat kita
duduk di kantor, di kampus maupun dirumah, kita akan merasa tidak nyaman jika
kursi yang kita gunakan untuk duduk terlalu pendek atau terlalu tinggi, kita juga
akan merasa tidak nyaman jika kita duduk di atas kursi yang terlalu lebar atau
terlalu sempit.Ketidaksesuaian hasil rancangan dengan dimensi tubuh manusia
akan berdampak pada ketidaknyaman dalam menggunakan rancangan tersebut
sehingga akan menimbulkan kelelahan dini dan stres kerja. Jika hal ini
berlangsung cukup lama akan menimbulkan kesalahan dalam melaksanakan
kerja dan dampak yang lebih buruk lagi terjadinya kecelakaan kerja. Oleh sebab
itu perancangan secara ergonomis sangat penting dan perlu dilakukan untuk
menciptakan kesesuaian antara pekerja dan peralatan untuk menciptakan
kondisi optimal dalam suatu sistem kerja. Selain itu, perancangan yang baik
dapat dihasilkan dengan mengenal sifat-sifat, keterbatasan, serta kemampuan
yang dimiliki manusia. Manusia berperan sentral dalam aktivitasnya yaitu sebagai
perancang, pelaksana, dan pengevaluasian dalam setiap aktivitas (kerja).
Manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan
proses produksi terutama kegiatan yang bersifat berulang. Ilmu yang
mempelajari tentang dimensi tubuh manusia dalam perancangan dikenal dengan
antropometri.

Antropometri berasal dari kata latin yaitu anthropos yang berarti manusia
dan metron yang berarti pengukuran, dengan demikian antropometri mempunyai
arti sebagai pengukuran tubuh manusia (Bridger, 1995). Sanders and
Mc.Cormick (1987) menyatakan bahwa antropometri adalah pengukuran dimensi
tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang
sesuatu yang dipakai orang. Dengan mengetahui ukuran dimensi tubuh pekerja,
dapat dibuat rancangan peralatan kerja, stasiun kerja dan produk yang sesuai
dengan dimensi tubuh pekerja sehingga dapat menciptakan kenyamanan,
kesehatan, keselamatan kerja.

Dari pernyataan diatas apabila dalam menyerasikan fasilitas dengan


tubuh manusia harus diperlukan pengukuran antropometri terlebih dahulu dimana
nantinya dari hasil pengukuran antropometri tersebut dapat digunakan untuk
mendesain atau merancang suatu peralatan kerja agar memberikan
kenyamanan bagi pamakainya. Seperti Pada Laboratorium K3 Fakultas
Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro juga menyediakan peralatan untuk
pengukuran antropometri yang dapat memudahkan mahasiswa dalam
mendesain suatu fasilitas produk yang ergonomis seperti meja, kursi dan lemari.
Dimana dalam proses pengukuran antropometri dengan menggunakan alat akan
lebih akurat dan efektif.

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengenal dan menggunakan alat


Anthropometri.

2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran anthropometri.

3. Mahasiswa mampu menganalisis data hasil pengukuran


antropometri yang berkaitan dengan alat kerja.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ergonomi atau ergonomics berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang
berarti kerja dan nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi yang
dimaksud disini adalah sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia
dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Disiplin ergonomi secara khusus akan
mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan
teknologi dan produk-produk buatannya. Ergonomi banyak diaplikasikan dalam
berbagai proses perancangan produk, operasi kerja atau aktifitas sehari-hari.
Dengan ergonomi manusia tidak lagi harus menyesuaikan dirinya dengan mesin
atau fasilitas dirancang dengan terlebih dahulu dengan memperlihatkan
kelebihan dan kekurangan manusia yang mengoprasikannya.

Antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan


dengan karakteristik fisik tubuh manusia, yaitu ukuran, bentuk dan kekuatan
serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Sedangkan Data antropometri merupakan data ukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri pada dasarnya akan menyangkut bentuk, ukuran fisik atau fungsi
dari tubuh manusia termasuk disini ukuran linier, berat, volume, ruang gerak dan
lain-lain. Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai
mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) nya dari suatu distribusi normal.
Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan
ergonomi dalam memerlukan interaksi manusia.

Data antropometri sangat berguna dalam perancangan suatu produk


dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya.
Dengan demikian tidak hanya memberikan kepuasan pada pemakai produk saja,
tetapi juga pada pembuat produk. Untuk mendapatkan suatu perancangan
optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh
manusia baik dalam keadaan statis maupun dinamis.
A. JENIS PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Secara umum pengukuran antropometri dapat dibedakan menjadi dua


jenis yaitu pengukuran antropometri statis dan antropometri dinamis. Pemilihan
mata ukur antropometri baik statis maupun dinamis dapat ditentukan
berdasarkan fungsi dan kegunaannya (sebagian besar atau keseluruhan mata
ukur antropometri) (Tarwaka, Bakri, Sudiajeng 22).

1. Pengukuran Antropometri Statis.

Jenis pengukuran ini biasanya dilakukan dalam dua posisi yaitu


posisi berdiri dan posisi duduk di kursi.

2. Pengukuran antropometri dinamis.

Pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan


bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi
saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Contoh : sudut putar
pergelangan tangan, sudut putar kepala, dan lain-lain. Terdapat tiga kelas
pengukuran antropometri dinamis, yaitu:

a. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk


mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas.
b. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja.
c. Pengukuran variabilitas kerja.

B. VARIABILITAS DIMENSI TUBUH

Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran tubuh manusia,


sehingga sudah semestinya seorang perancang produk harus memperhatikan
faktor-faktor tersebut yang antara lain adalah :

a. Umur

Digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu : balita,


anak-anak, remaja, dewasa serta lanjut usia. Hal ini jelas
berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk
antropometri anak-anak. Antrpometrinya akan cenderung
meningkat sampai batas usia dewasa namun setelah
menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai
kecenderungan untuk menurun yang antara lain disebabkan
oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral
discs). Selain itu juga berkurangnya dinamika gerakan tangan
dankaki.

b. Jenis Kelamin

Secara distribusi statistik ada perbedaan yang signifikan


antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan
dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara
mean (rata-rata) dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan
begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen
badannya dari pada wanita.Oleh karena itu data antropometri
untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan swcara
terpisah. Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih
besar dibandingkan dengan wanita, terkecuali untuk beberapa
bagian tubuh tertentu seperti pinggul,dan sebagainya.

c. Suku/bangsa (ethnic)

Setiap suku, bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki


karakter fisik yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.

d. Posisi tubuh (posture)

Sikap (posture) ataupun posisi tubuh akan berpengaruh


terhadap ukuran tubuh oleh sebab itu, posisi tubuh standar
harus diterapkan untuk survei pengukuran. Dalam kaitan
dengan posisi tubuh dikenal 2 cara pengukuran yaitu :

- Pengukuran dimensi tubuh struktur tubuh,

- Pengukuran dimensi fungsional tubuh,

e. Pakaian

Hal ini merupakan sumber variabilitas yang disebabkan oleh


bervariasinya iklim/musim yang berbeda dari satu tempat ke tempat
yang lainya terutama untuk daerah dengan empat musim.
f. Faktor kehamilan padawanita
Kondisi ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh.
Hal ini jelas memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk
yang dirancang.

g. Cacat tubuh secarafisik

Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade


terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang
bangun fasilitas akomodasi untuk penderita cacat tubuh secara
fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan “kesamaan”
dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi didalam
pelayanan masyarakat.

C. DEFINISI PERCENTIL

Percentil adalah suatu nilai yang dinyatakan bahwa persentil


tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya lebih besar atau sama
dengan nilai tersebut.
a. 95 percentil ≥ 95% ukuran (anggota tubuh), ini menunjukkan ukuran
tubuh besar
b. 5 percentil ≥ 5% ukuran (anggota tubuh), ini menunjukkan ukuran tubuh
kecil.
BAB III
METODE PENGUKURAN

A. Alat yang Digunakan


1. Kursi Antropometri
2. Meteran
3. Penggaris
4. Timbangan badan
5. Alat tulis
6. Lembar tabel
B. Lokasi
Lokasi praktikumAntropometri dilakukan di Laboratorium K3 gedung D
fakultas kesehatan lantai 3 Universitas Dian Nuswantoro Semarang

C. Waktu dan Cara Pengukuran


Hari, tanggal : Senin, 9 Mei 2022
Pukul : 13.00 –16.00 WIB

Cara pengukuran :
1. Mencatat identitas individu dan dilakukan pengukuran
menggunakan alat ukur yang telah disiapkan
2. Melakukan pengukuran sesuai dengan batasan batasan yang
telah ditentukan sebagai berikut

a) POSISI BERDIRI
Data Yang Diukur Cara Pengukuran
Pengukuran dari lantai hingga ujung jari
tengah paling luar dengan sikap berdiri
Tinggi Jangkauan Tangan (TJT)
dan tangan diangkat keatas setinggi
tingginya
Mengukur tinggi jarak dari lantai hingga
titik terluar tangan saat posisi
Tinggi Genggaman Tangan (TGG)
mengenggam dengan sikap tangan tegak
lurus keatas
Tinggi Tubuh (TTB) Mengukur jarak vertikal dari lantai sampai
ujung kepala yang paling atas
Mengukur jarak vertikal dari lantai
sampai ujung mata dengan posisi tubuh
Tinggi Mata Badan (TMB)
berdiri tegak dan pandangan lurus ke
depan
Mengukur jarak vertikal dari lantai sampai
bahu yang menonjol pada bagian sisi
Tinggi Bahu ( TBH)
samping bahu dengan posisi badan
berdiri tegak
Mengukur jarak vertikal dari lantai ke titik
Tinggi Siku (TSB) pertemuan antara lengan atas dan
lengan bawah (siku)
Mengukur antara lantai hingga pinggang
bagian samping. Dimanapingang
Tinggi Pinggang (TPG)
bertempat diantara perut dan dada
bagian belakang
Mengukur tinggi pinggul subjek dengan
Tinggi Pinggul (TPL) cara subjek berdiri dan diukur dari
telapak kaki hingga titik pinggul
Mengukur jarak dari lantai hingga titik
Tinggi Pergelangan Tangan (TGT)
pergelangan tangan lurus tegak kebawah
Tinggi Ruas Tangan (TTR) Dihitung dari bagian samping
Mengukur dimensi ukuran antara lantai
Tinggi Ujung Jari (TUJ) hingga ujung jari dengan sikap tangan
lurus tegak kebawah
Perhitungan dimensi jarak dari pinggul
Lebar Pinggul Berdiri (LPB)
sisi kanan hingga sisi kiri
Panjang Siku ke Pergelangan Mengukur sisi terluar siku subjek, hingga
Tangan (PST) batas pergelangan tangan
b) POSISI DUDUK

Data Yang Diukur Cara pengukuran


Mengukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian
TinngiPoptieal Duduk (TPD)
bawah paha.
Mengukur antara panggul hingga batas lutut bagian
Panjang Paha Duduk (PPD) dalam. Dengan posisi kaki subjek duduk mengarah
kedepan.
Mengukur jarak dari permukaan alas duduk subjek
Tebal Paha Duduk (THD)
hingga ke permukaan atas paha subjek.
mengukur jarak antara siku hingga ujung jari
Panjang Lengan Bawah Duduk (PLB) terluar. Dengan posisi lengan atas lurus kebawah
dan lengan bawah ditekuk mengarah kedepan
mengukur antara alas duduk subjek hingga titik
Tinggi Genggam ke atas duduk (TGD) genggaman tangan. Dengan posisi tangan
mengarah keatas.
mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk
Tinggi Duduk Tegak (TDT)
subjek hingga ujung atas kepala
mengukur jarak vertikal dari alas duduk hingga
Tinggi Mata Duduk (TMD)
ujung mata bagian dalam
mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk
Tinggi Bahu Duduk (TBD)
hingga ujung tulang bahu terluar
mengukur jarak vertikal dari alas duduk hingga
ujung bawah siku. Dengan posisi lengan atas lurus
Tinggi Siku Duduk (TSD)
kebawah dan tangan bawah ditekuk mengarah
kedepan.
mengukur lebar kepala dengan cara subjek
Lebar kepala (LKP) memandang kedepan dan dihitung kepala sisi
kanan hingga sisi kiri.
mengukur jarak horisontal antara kedua lengan
Lebar Bahu Atas (LBA) atas dan subjek duduk tegak dengan lengan atas
merapat ke badan.
pengukuran dengan subjek duduk tegak dan diukur
Lebar Bahu Duduk (LBD) dari sisi terluar bahu samping kanan hingga
samping kiri.
subjek duduk tegak dan diukur horisontal dari
Lebar Pinggul Duduk (LPD)
bagian pinggul sisi kiri hingga sisi kanan
Panjang Genggaman Tangan (PGT) menghitung jarak antara titik punggung yang
menempel dibelakang hingga titik kepalan tangan.
Dengan posisi tangan mengarah lurus kedepan.
pengukuran rentang sisi terluar kedua sisi siku.
Panjang Rentangan Siku (PRS) Dengan cara subjek duduk dan merentangkan
kedua siku secara horizontal kanan dan kiri.
pengukuran antara jarak horizontal dari ujung jari
tangan kiri hingga ujung jari kanan. Subjek
Panjang Rentangan Tangan (PRT)
merentangkan secara horisontal kedua tangannya
ke samping.
pengukuran panjang dari sisi terluar bahu hingga
batas siku subjek. Dengan posisi lengan atas lurus
Panjang Bahu ke Siku (BKS)
kebawah dan lengan bawah ditekuk mengarah
kedepan.

c) WAJAH

Data Yang Diukur Cara Pengukuran


mengukur jarak antara kepala subjek sisi
Panjang Kepala (PKH) belakang terluar hingga ukuran terluar bagian
depan, biasanya ujung hidung.
pengukuran jarak antara sisi terbawah dagu
Tinggi Kepala (TKP)
hingga batas atas kepala subjek
perhitungan antara dagu paling bawah hingga
Tinggi Dagu Mata (TDM)
mata bagian dalam.
pengukuran antara titik bagian tengah mata
Lebar Mata ke Mata (LMM)
kiri hingga titik tengah mata kanan

BAB IV
HASIL PENGUKURAN
A. Hasil Pengukuran
Data pengukuran yang dilakukan pada ke-delapan mahasiswa
Udinus kelompok H fakultas kesehatan.Pengukuran dilakukan pada
ruangan laboratorium K3 dengan dibantu oleh asisten lab. Data hasil
pengukuran sebagai berikut :
1. Posisi Berdiri

Pengukuran Mahasiswa (Cm) Rata-


rata
Rama Deo Rizal Erina Wina Hestika Ester Dina (cm)

Tinggi 212 210 202 208 187 186 201 183 198,
Jangkauan 625
Tangan (TJT)

Tinggi Genggam 203 202 195 201 181 180 193 177 191,
Tangan (TGG) 5

Tinggi Tubuh 166 165 162 165 150 150 161 148 139,
(TTB) 625

Tinggi Mata 153 153 149 153 139 140 150 138 146,
Badan (TMB) 9

Tinggi Bahu 136 136 135 138 130 130 135 129 133,
(TBH) 625

Tinggi Siku 104 101 102 103 95 96 103 94 99,7


(TSB) 5

Tinggi Pinggang 90 94 89 97 87 98 105 91 93,9


(TPG)

Tinggi Pinggul 82 83 78 89 74 87 95 81 83,6


(TPL) 25

Tinggi 71 76 80 81 70 75 79 73 75,6
Pergelangan 25
Tangan (TGT)

Tinggi Ruas 64 68 73 72 64 70 73 67 68,9


Tangan (TTR)

Tinggi Ujung 53 59 64 61 57 57 61 58 58,7


Jari (TUJ) 5

Lebar Pinggul 53 47 60 36 40 48 47 42 46,6


Berdiri (LPB) 25

Panjang Siku Ke 31 27 27 30 21 25 27 24 26,5


Pergelangan
Tangan (PST)

Tabel 3.1 Posisi Berdiri

2. Posisi Duduk

Pengukuran Mahasiswa (Cm) Rata-


rata
Rama Deo Rizal Erina Wina Hestika Ester Dina (cm)

Tinggi Poptieal 45 43 45 43 43 41 43 41 43
Duduk (TPD)

Panjang Paha 48 43 44 46 46 42 46 42 44,6


Duduk (PPD) 25
Tebal Paha 19 18 21 19 17 27 21 21 20,3
Duduk (THD) 75

Panjang Lengan 51 45 47 45 38 38 41 38 42,8


Bawah Duduk 75
(PLB)

Tinggi Genggam 169 169 165 163 150 152 159 148 159,
ke Atas Duduk 375
(TGD)

Tinggi Duduk 137 134 134 130 120 120 131 120 129,
Tegak (TDT) 5

Tinggi Mata 79 80 81 74 73 75 77 73 76,3


Duduk (TMD) 75

Tinggi Bahu 89 61 60 53 51 56 56 53 57,3


Duduk (TBD) 75

Tinggi Siku 20 29 28 28 26 29 30 29 27,3


Duduk (TSD) 75
Lebar Kepala 22 22 18 21 22 19 21 20 20,6
(LKP) 25

Lebar Bahu 46 46 46 39 42 46 49 42 44,5


Atas (LBA)

Lebar Bahu 63 58 63 52 43 54 56 49 56
Duduk (LBD)

Lebar Pinggul 63 56 63 43 46 59 47 51 53,5


Duduk (LPD)

Panjang 69 66 63 62 54 60 61 55 61,2
Genggaman 5
Tangan (PGD)

Panjang 105 99 96 84 71 76 85 75 86,3


Rentangan Siku 75
(PRS)

Panjang 156 151 142 144 121 129 138 126 138,
Rentangan 375
Tangan (PRT)

Panjang Bahu 39 36 34 34 31 32 31 30 33,3


Ke Siku (BKS) 75

Tabel 3.2 Posisi Duduk

3. Wajah

Pengukuran Mahasiswa (Cm) Rata-


rata
Rama Deo Rizal Erina Wina Hestika Ester Dina (cm)

Panjang 32 20 26 22 28 22 20 28 24,7
Kepala
(PKH) 5

Tinggi 22 23 21 29 22 21 23 21 22,7
Kepala (TKP) 5

Tinggi Dagu 12 10 10 12 12 11 11 9 10,8


Mata (TDM) 75

Lebar Mata 7 7 6 7 6 6 7 8 6,75


ke Mata
(LMM)

Tabel 3.3 Wajah

B. Hasil Perhitungan

Dari tabel data di atas, maka dapat dilakukan perhitungan kursi, meja,dan
lemari buku yang ada terdapat di fakultas kesehatan udinus dari pengukuran
hasil rata-rata 8 mahasiswa kelompok H fakultas kesehatan udinus
menggunakan pengukuran persentil 5 (P5) dan persentil 95 (P95) sebagai
berikut:

Rumus mencari x
x + x + x+ ⋯
X=
N

Keterangan:

x = data hasil pengukuran antropometri tiap individu

x = data rata-rata pengukuran antropometri

N = jumlah data yang diambil kelompok H

Rumus Mencari Standar Deviasi

σ=
√ ∑ {( x − x ) + ( x − x ) + ( x − x ) + ⋯ }
2 2 2

N −1

Keterangan:

σ = standar deviasi

∑ = jumlah
x = data hasil pengukuran antropometri tiap individu

x = data rata-rata pengukuran antropometri kelompok H

N = jumlah data yang diambil kelompok H

Rumus 5 persentil

P’5 = x − ( 1,645× SD )

Keterangan:

P’5 = persentil 5 artinya, 5% ukuran (anggota tubuh)


menunjukkan ukuran tubuh kecil

x = data rata-rata pengukuran antropometri kelompok H

SD = hasil standar deviasi

Rumus 95 persentil

P’95 = x + ( 1,645× SD )

Keterangan:

P’95 = persentil 95 artinya, 95% ukuran (anggota tubuh)


menunjukkan ukuran tubuh besar

x = data rata-rata pengukuran antropometri kelompok H

SD = hasil standar deviasi


KURSI

1. Lebar Alas Duduk


Dilihat dari hasil pengukuran Lebar Pinggul Duduk (LPD)
 Standar Deviasi

σ=
√ ∑ {
( 63 −53,5 )2 + ( 56 −53,5 )2 + ( 63 −53,5 )2+ ( 46 −53,5 )2 + ( 43 − 53,5 )2+ (59 −53,5 )2+ ( 47 −53,5 )2
+ ( 51 −53,5 )
8 −1
2
}
¿
√ 90,25+ 6,25+90,25+56,25+110,25+30,25+ 42,25+6,25
7

¿√
432
7

¿ √ 61,71

¿ 7,85 cm

 P'5 = 53,5 − ( 1,645 ×7,85 )


= 53,5 −12,91

= 40,59 cm

 P ' 95 = 53,5+ ( 1,645 ×7,85 )

= 53,5+12,91

=66,41 cm

2. Tinggi Kaki Kursi


Dilihat dari hasil pengukuran Tinggi Popliteal Duduk (TPD)
 Standar Deviasi

σ=√
∑ {( 45 − 43 ) +( 43 − 43 ) +( 45 − 43 ) +( 43 − 43 ) ²+( 43− 43 ) +( 41− 43 ) +( 43 − 43 ) +( 41 − 43 ) }
2 2 2 2 2 2 2

8 −1

¿√
4+0+ 4 +0+0+ 4+ 0+4
7

¿√
16
7

¿ √ 2,28

¿ 1,50 cm

 P'5 = 43 − ( 1,645× 1,50 )

= 43 − 2,46

= 40,6 cm

 P ' 95 = 43+ ( 1,645× 1,50 )

= 43+ 2,46

=45,4 cm

3. Panjang Alas Duduk


Dilihat dari hasil pengukuran Panjang Paha Duduk (PPD)
 Standar Deviasi
σ=
√ ∑ {
( 48 − 44,625 )2 + ( 43 − 44,625 )2 + ( 44 − 44,625 )2 + ( 46 −44,625 )2 + ( 46 −44,625 )2+ ( 42− 44,25 )2
2
+ ( 46 −44,625 ) + ( 42− 44,625 )
8 −1
2
}
¿√
11,390+2,640+ 0,390+1,890+1,890+6,890+1,890+6,890
7

¿√
33,87
7

¿ √ 4,838

¿ 2,199 cm

 P'5 = 44,625 − (1,645 × 2,199 )

= 44,625 − 3,617

= 41,008 cm

 P ' 95 = 44,625+ (1,645 × 2,199 )

= 44,625+ 3,617

=48,243 cm

4. Tinggi Sandaran Kursi


Dilihat dari hasil pengukuran Tinggi Bahu Duduk (TBD)
 Standar Deviasi

σ=
√ ∑ {
( 69 −57,375 )2 + ( 61 −57,375 )2 + ( 60 −57,375 )2 + ( 51− 57,375 )2+ ( 53− 57,375 )2+ (56 − 57,375 )2
2
+ ( 56 −57,375 ) + ( 53 −57,375 )
8 −1
2
}
¿
√135,140+13,140+6,890+ 40,640+19,140+1,890+1,890+19,140
7

¿
√237,87
7

¿ √ 33,981

¿ 5,829 cm
 P'5 = 57,375 − ( 1,645 ×5,829 )

= 57,375 −9,588

= 47,787 cm

 P ' 95 = 57,375+ ( 1,645 ×5,829 )

= 57,375+9,588

=66,963 cm

5. Lebar Alas Sandaran


Dilihat dari hasil pengukuran Lebar Bahu Atas(LBA)
 Standar Deviasi

σ=
√ ∑ {
( 46 − 44,5 )2 + ( 46 −44,5 )2+ ( 46 −44,6 )2+ ( 42 −44,5 )2 + ( 39 − 44,5 )2 + ( 46 − 44,5 )2 + ( 49 − 44,5 )2
+ ( 42− 44,5 )
8− 1
2
}
¿√
2,25+2,25+ 2,25+6,25+30,25+2,25+20,25+6,25
7

¿√
72
7

¿ √ 10,28

¿ 3,20 cm

 P'5 = 44,5 − ( 1,645× 3,20 )

= 44,5 − 5,264

= 39,23 cm

 P ' 95 = 44,5+ ( 1,645× 3,20 )

= 44,5+ 5,264

=49,76 cm
MEJA

1. Panjang Meja
Dilihat dari hasil pengukuran Panjang Rentang Tangan (PRT)
 Standar Deviasi

σ=
√ ∑ {
( 156 −138,375 )2 + ( 151 −138,375 )2 + ( 142− 138,375 )2+ (121 −138,375 )2 + ( 144 − 138,375 )2
2 2
+ ( 129− 138,375 ) + ( 138− 138,375 ) + ( 126− 138,375 )
8 −1
2
}
¿
√310,640+159,390+13,140+301,890+ 31,640+ 87,890+0,140+153,140
7

¿
√1.057,87
7

¿ √ 151,124
¿ 12,293 cm

 P'5 = 138,375 − ( 1,645 ×12,293 )

= 138,375 −20,221

= 118,154 cm

 P ' 95 = 138,375+ ( 1,645 ×12,293 )

= 138,375+20,221

=158,596 cm

2. Lebar Meja
Dilihat dari hasil pengukuran Panjang Genggam Tangan (PGD)
 Standar Deviasi

σ=
√ ∑ {
( 69 , −61,25 )2 + ( 66 − 61,25 )2+ ( 63 − 61,25 )2+ ( 54 −61,25 )2 + ( 62 −61,25 )2 + ( 60 −61,25 )2 + ( 61 −6
+ ( 55− 61,25 )
8− 1
2

¿√
60,06+ 22,56+3,06+52,56+ 0,56+1,56+0,06+ 39,06
7

¿
√179,48
7

¿ √ 25,64

¿ 5,06 cm

 P'5 = 61,25 − ( 1,645 ×5,06 )

= 61,25 −8,32

= 52,93 cm

 P ' 95 = 61,25+ ( 1,645 ×5,06 )

= 61,25+8,32

=69,57 cm
3. Tinggi Meja
Dilihat dari hasil pengukuran Tinggi Pinggul Berdiri (TPL)
 Standar Deviasi

σ=
√ ∑ {
( 82 −83,625 )2 + ( 83 − 83,625 )2+ (78 − 83,625 )2+ ( 89− 83,625 )2 + ( 74 −83,625 )2+ ( 87 − 83,625 )2
2
+ ( 95 −83,625 ) + ( 81 −83,625 )
8 −1
2
}
¿
√2,640+ 0,390+31,640+28,890+92,640+11,390+129,390+ 6,890
7

¿√
303,87
7

¿ √ 43,41

¿ 6,588 cm

 P'5 = 83,625 − ( 1,645 ×6,588 )

= 83,625 −10,837

= 72,788 cm

 P ' 95 = 83,625+ ( 1,645 ×6,588 )

= 83,625+10,837

=94,462 cm
LEMARI BUKU

1. Tinggi Lemari
Dilihat dari hasil pengukuran Tinggi Jangkauan Tangan (TJT)
 Standar Deviasi

σ=
√ ∑ {
( 212 −198,625 )2 + ( 210 −198,625 )2 + ( 202− 198,625 )2+ ( 208− 198,625 )2+ ( 187− 198,625 )2
2 2
+ ( 186 −198,625 ) + ( 201 −198,625 ) + ( 183 −198,625 )
8 −1
2
}
¿√
178,890+129,390+11,390+ 87,890+135,140+159,390+5,640+244,140
7

¿
√ 951,87
7
¿ √ 135,981

¿ 11,661 cm

 P'5 = 198,625 − ( 1,645 ×11,661 )

= 198,625 −19,182

= 179,443 cm

 P ' 95 = 198,625+ ( 1,645 ×11,661 )

= 198,625+19,182

=217,807 cm

2. Panjang Lemari
Dilihat dari hasil pengukuran Panjang Rentang Tangan (PRT)
 Standar Deviasi

σ=
√ ∑ {
( 156 −138,375 )2 + ( 151 −138,375 )2 + ( 142− 138,375 )2+ (121 −138,375 )2 + ( 144 − 138,375 )2
2 2
+ ( 129− 138,375 ) + ( 138− 138,375 ) + ( 126− 138,375 )
8 −1
2
}
¿√
310,640+159,390+13,140+301,890+ 31,640+ 87,890+0,140+153,140
7

¿√
1.057,87
7

¿ √ 151,124

¿ 12,293 cm

 P'5 = 138,375 − ( 1,645 ×12,293 )

= 138,375 −20,221

= 118,154 cm

 P ' 95 = 138,375+ ( 1,645 ×12,293 )

= 138,375+20,221

=158,596 cm
3. Diameter Lemari
Dilihat dari hasil pengukuran Panjang Genggam Tangan (PGD)
 Standar Deviasi

σ=
√ ∑ {
( 69 , −61,25 )2 + ( 66 − 61,25 )2+ ( 63 − 61,25 )2+ ( 54 −61,25 )2 + ( 62 −61,25 )2 + ( 60 −61,25 )2 + ( 61 −6
+ ( 55− 61,25 )
8− 1
2

¿
√60,06+ 22,56+3,06+52,56+ 0,56+1,56+0,06+ 39,06
7

¿√
179,48
7

¿ √ 25,64

¿ 5,06 cm

 P'5 = 61,25 − ( 1,645 ×5,06 )

= 61,25 −8,32

= 52,93 cm

 P ' 95 = 61,25+ ( 1,645 ×5,06 )

= 61,25+8,32

=69,57 cm

Dari hasil perhitungan antropometri diatas berdasarkan pengukuran dari 8


mahasiswa, Maka desain kursi, meja, lemari buku akan berbentuk sebagai
berikut :

1) Kursi
2) Meja

3) Lemari Buku
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum pengukuran antropometri dalam bidang K3 dilaksanakan di


laboratorium K3 Udinus. Data pengukuran berdasarkan 8 orang mahasiswa
kelompok H fakultas kesehatan udinus yang terdiri dari 5 perempuan dan 3 laki-
laki. Praktikum antropometri ini berfungsi untuk merancang fasilitas seperti kursi,
meja, dan lemari sehingga diharapkan fasilitas yang telah dirancang tersebut
menjadi nyaman atau ergonomis oleh pemakainya.

Pada penentuan dimensi, rancangan dibutuhkan beberapa persamaan


berdasarkan pendekatan antropometri. Hal ini berkaitan denganpenentuan
penggunaan persentil 5 dan persentil 95 (Panero, 2003). Penggunaan
persentil dalam perhitungan disesuaikan dengan kategorinya. Dimensi ruang
menggunakan persentil besar sedangkan dimensi jangkauan menggunakan
persentil kecil (Purnomo, 2013). Dalam rumus persentil 5 dan persentil 95
menggunakan ketetapan (konstanta) 1,645. Setelah diketahui nilai persentil
untuk masing-masing data antropometri maka dapat ditentukan perhitungan
ukuran rancangan.

Kursi

Dalam pembuatan kursi, data yang digunakan antara lain :

- Lebar Alas Duduk menggunakan hasil pengukuran Lebar Pinggul Duduk


(LPD) dengan rata-rata 53,5 cm sehingga ukuran yang digunakan untuk
membuat lebar alas duduk yaitu LPD dengan perhitungan P5 yaitu 40,59
cm dan LPD perhitungan P95 yaitu 66,41 cm.
- Tinggi Kaki Kursi menggunakan hasil pengukuran Tinggi Popliteal Duduk
(TPD) dengan rata-rata 43 cm sehingga ukuran yang digunakan untuk
membuat tinggi kaki kursi yaitu TPD dengan perhitungan P5 yaitu 40,6
cm dan TPD perhitungan P95 yaitu 45,4 cm.
- Panjang Alas Duduk menggunakan hasil pengukuran Panjang Paha
Duduk (PPD) dengan rata-rata 44,625 cm sehingga ukuran yang
digunakan untuk membuat panjang alas duduk yaitu PPD dengan
perhitungan P5 yaitu 41,008 cm dan PPD perhitungan P95 yaitu 48,242
cm.
- Tinggi Sandaran Kursi menggunakan hasil pengukuran Tinggi Bahu
Duduk (TBD) dengan rata-rata 57,375 cm sehingga ukuran yang
digunakan untuk membuat tinggi sandaran kursi yaitu TBD dengan
perhitungan P5 yaitu 47,787 cm dan TBD perhitungan P95 yaitu 66,963
cm.
- Lebar Alas Sandaran menggunakan hasil pengukuran Lebar Bahu Atas
(LBA) dengan rata-rata 44,5 cm sehingga ukuran yang digunakan untuk
membuat lebar alas sandaran yaitu LBA dengan perhitungan P5 yaitu
39,23 cm dan LBA perhitungan P95 yaitu 49,76 cm.

Meja

Dalam pembuatan meja, data yang digunakan antara lain :

- Panjang meja menggunakan hasil pengukuran Panjang Rentang Tangan


(PRT) dengan rata-rata 138,375 cm sehingga ukuran yang digunakan
untuk membuat panjang meja yaitu PRT dengan perhitungan P5 yaitu
118,154 cm dan PRT perhitungan P95 yaitu 158,596 cm.
- Lebar meja menggunakan hasil pengukuran Panjang Genggaman
Tangan (PGD) dengan rata-rata 61,25 cm sehingga ukuran yang
digunakan untuk membuat lebar meja yaitu PGD dengan perhitungan P5
yaitu 52,93 cm dan PGD perhitungan P95 yaitu 69,57 cm.
- Tinggi meja menggunakan hasil pengukuran Tinggi Pinggul Berdiri (TPL)
dengan rata-rata 83,625 cm sehingga ukuran yang digunakan untuk
membuat tinggi meja yaitu TPL dengan perhitungan P5 yaitu 72,788 cm
dan TPL perhitungan P95 yaitu 94,462 cm.

Lemari Buku

Dalam pembuatan lemari buku, data yang digunakan antara lain :

- Tinggi lemari menggunakan hasil pengukuran Tinggi Jangkauan (TJT)


dengan rata-rata 198,625 cm sehingga ukuran yang digunakan untuk
membuat tinggi lemari yaitu TJT dengan perhitungan P5 yaitu 179,443 cm
dan TJT perhitungan P95 yaitu 217,807 cm.
- Panjang lemari menggunakan hasil pengukuran Panjang Rentang
Tangan (PRT) dengan rata-rata 138,375 cm sehingga ukuran yang
digunakan untuk membuat panjang lemari yaitu PRT dengan perhitungan
P5 yaitu 118,154 cm dan PRT perhitungan P95 yaitu 158,596 cm.
- Diameter lemari menggunakan hasil pengukuran Panjang Genggaman
Tangan (PGD) dengan rata-rata 61,25 cm sehingga ukuran yang
digunakan untuk membuat diameter lemari yaitu PGD dengan
perhitungan P5 yaitu 52,93 cm dan PGD perhitungan P95 yaitu 69,57 cm.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Dari hasil data perhitungan pengukuran antropometri oleh kelompok H
dengan jumlah 8 mahasiswa, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1) Dengan mengetahui ukuran dimensi tubuh, hasil perhitungan
antropometri dapat dibuat rancangan peralatan kerja, stasiun kerja dan
produk yang sesuai dengan dimensi tubuh sehingga dapat menciptakan
kenyamanan, kesehatan, keselamatan kerja. Produk yang dibuat
berdasarkan rata-rata pengukuran antropometri oleh mahasiswa yaitu
kursi, meja, dan lemari buku.
2) Hasil pengukuran yang digunakan untuk pembuatan kursi yang ideal dan
ergonomi yaitu
 Lebar alas duduk : 53,5 cm, P5 : 40,59 cm, P95 : 66,41 cm
 Tinggi kaki kursi : 43 cm, P5 : 40,6 cm, P95 : 45,4 cm
 Panjang alas duduk : 44,625 cm, P5 : 41,008 cm, P95 :48,242 cm
 Tinggi sandaran kursi : 57,375 cm, P5: 47,787 cm, P95 : 66,963
cm
 Lebar alas sandaran : 44,5 cm, P5 : 39,23 cm, P95 : 49,76 cm
3) Hasil pengukuran yang digunakan untuk pembuatan meja yang ideal dan
ergonomi yaitu
 Panjang meja : 138,375 cm, P5 : 118,154 cm , P95 : 158,596 cm.
 Lebar meja : 61,25 cm, P5 : 52,93 cm, P95 : 69,57 cm.
 Tinggi meja : 83,625 cm, P5 : 72,788 cm, P95 : 94,462 cm.
4) Hasil pengukuran yang digunakan untuk pembuatan lemari buku yang
ideal dan ergonomi yaitu
 Tinggi lemari : 198,625 cm, P5: 179,443 cm, P95 : 217,807 cm.
 Panjang lemari : 138,375 cm, P5 : 118,154 cm, P95 : 158,596 cm.
 Diameter lemari : 61,25 cm, P5 : 52,93 cm, P95 : 69,57 cm.

B. Saran
1) Saat dilakukan pengukuran dalam praktikum antropometri diperlukan
ketelitian untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
2) Melakukan pengukuran tubuh saat praktikum antropemetri dengan posisi-
posisi yang benar serta memperhatikan anjuran arahan asisten
laboratorium.
3) Dalam perhitungan hasil pengukuran diperlukan ketelitian agar nilai yang
dihitung tepat dan akurat berdasarkan ukuran tubuh. Perlu dilakukan
analisis lebih saat menghitung agar dapat membuat produk yang
ergonomis dan nyaman digunakan oleh pemakainya.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengajar K3 Prodi S1 Kesmas. MODUL PRAKTIKUM HIPERKES.
Udinus.

Purnomo, Hari. Tahun 2013. Buku Antropometri dan Aplikasinya.


Yogyakarta.https://docplayer.info/48346574-Antropometri-dan-aplikasinya.html

Umami, M. K. (2017, December). Pengukuran Antropometri Untuk Desain


Peralatan Yang Terkait Dengan Telinga: Sebuah Survei Pendahuluan. In
Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Kedirgantaraan (SENATIK), III.

Suryatman, T. H., & Ramdani, R. (2019). Desain Kursi Santai Multifungsi


Ergonomis Dengan Menggunakan Pendekatan Antropometri. Journal Industrial
Manufacturing, 4(1), 45-54.https://docplayer.info/48346574-Antropometri-dan-
aplikasinya.html

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai