Anda di halaman 1dari 18

PENGAWASAN NORMA

KESEHATAN KERJA

Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja


KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I

Mei 2020
 Tenaga kerja tempat kerja berhadapan dengan berbagai
Hazard dan berisiko KK/PAK dan gangguan kesehatan
lainnya.
 Tenaga Kerja merupakan aset berharga sebagai komponen
utama di perusahaan (Human Capital), yang harus
mendapatkan perlindungan tenaga kerja.
 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu
aspek penting dalam perlindungan tenaga kerja.
 Kesehatan Kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan program dan kegiatan K3 dan bagian dari pemenuhan
syarat2 K3 sesuai UU No. 1 Tahun 1970, shg pelaksanaannya
hrs diintegrasikan dg program dan kegiatan P2K3.

2
 Kesehatan kerja dilaksanakan melalui penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kerja dengan upaya-upaya kesehatan
kerja secara Komprehensif, dan merupakan bagian dari
penerapan SMK3.
 Sebagai calon Ahli K3, sesuai tugas dan fungsinya, melalui
pembelajaran Pengawasan Norma Kesehatan Kerja ini,,
Peserta diharapkan mampu : Memahami dan menerapkan
syarat-syarat K3 bidang Kesehatan Kerja.

3
Ruang Lingkup Pengawasan Norma Kesehatan Kerja
adalah :
 Dasar-dasar Kesja dan Per. Per-UU-an bidang Kesja
 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
 Penyakit Akibat Kerja (PAK)
 Gizi kerja dan penyelenggaraan makanan bagi TK
 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di TK
 Program Pencegahan penyakit di TK.
DASAR-DASAR KESEHATAN KERJA DAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN K3
BIDANG KESEHATAN KERJA
Peserta diharapkan mampu :
 Memahami Kesehatan Kerja;
 Memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan dan produktivitas.
 Menerapkan program di tempat kerja
 Memahami peraturan-perundang-undangan dan
obyek K3 bidang kesehatan kerja
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Philosophy
Upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan
tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat
yang adil dan sejahtera.
7
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Suatu ilmu pengetahuan dan


Keilmuan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit
akibat kerja , dll

“ACCIDENT PREVENTION”
Kesehatan Kerja
Menurut Joint ILO/WHO Committee tahun 1995 :

 Promosi dan pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya dari


kesehatan fisik, mental dan sosial dari pekerja pada semua
pekerjaan; pencegahan gangguan kesehatan pada pekerja yang
disebabkan oleh kondisi kerja mereka; perlindungan pekerja
dalam pekerjaan mereka dari resiko akibat faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan; penempatan dan pemeliharaan pekerja
dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan
fisik dan psikologisnya; dan sebagai kesimpulan, penyesuaian
pekerjaan, terhadap manusia dan setiap manusia terhadap
pekerjaannya.
Beban Kerja Lingkungan Kerja

Kapasitas kerja
Upaya-upaya Kesehatan Kerja, dilaksanakan:
 Optimalisasi beban kerja
 Pengendalian lingkungan kerja
 Peningkatan kapasitas kerja
Penerapan Program Kesehatan Kerja di tempat
kerja, melalui :
 Penyelenggaraaan pelayanan kesehatan kerja
 Penyediaan personil bidang kesehatan kerja
dengan kualifikasi dan kompetensi
 Pelaksanaan program dan kegiatan, dengan
upaya-upaya kesehatan kerja secara
komprehensif
 Pengawasan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan
per. UU-an atas obyek pengawasan K3  bidang
Kesja, dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan dan
Ahli K3 (Ps. 5 ayat (1) UU No. 1/1970).
 Obyek Pengawasan Norma K3 Bidang Kesja :
 Penyelenggaraan PKK
 Pemeriksaan kesehatan TK
 P3K di tempat kerja
 Penyelenggaraan makanan bagi TK
 Diagnosis dan Pelaporan PAK
 Personil bidang kesehatan kerja
 Program pencegahan penyakit di tempat kerja
 Peraturan perundang-undangan K3 bidang Kesehatan
Kerja, sbb:
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
4. Perpres No. 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
5. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1976 tentang Kewajiban
Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan
6. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1979 tentang Kewajiban
Latihan Hiperkes Bagi Paramedis Perusahaan
7. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja.
8. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja
9. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja.
10. Kepmenaker No. Kepts. 333 tahun 1989 tentang Diagnosis
Dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
11. Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
12. Permennakertrnas No. Per. 11/Men/2005 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba di Tempat Kerja.
13. Permenakertrans No. Per. 25/Men/XII/2008 tentang Pedoman
Diagnosis Dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan Dan
Penyakit Akibat Kerja.
14. Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
15. SE. Menakertrans No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan
16. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan
Catering Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja
17. Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 20/DJPPK/VI/2005 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Program HIV/AIDS di Tempat Kerja
18. Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 111/DJPPK/IX/2006 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan P4GN di tempat kerja
19. Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 22/DJPPK/V/2008 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan kerja
20. Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 53/DJPPK/VIII/2009
tentang Pedoman Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas
P3K di Tempat Kerja
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai