Anda di halaman 1dari 76

TUGAS PROPOSAL PENGEMBANGAN

PENELITIAN PENDIDIDKAN II

(Pengembangan Media Pembelajaran Audio Animasi


Berbasis Sparkol Videoscribe pada Pembelajaran
Tematik Terpadu Untuk Siswa Kelas Sekolah Dasar)

Kelompok 6

Rini (19129058)

Zahara putri (19129183)

Risda Silvia (19129160)

Sonya Helena(19129169)

Siska mardaleni (19129063)

Dosen Pengampu :

Yarisda Nigsih S.Pd .M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

0
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK ........................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 6
C. Tujuan pengembangan .......................................................................................... 6
D. Spesifikasi Produk yangDiharapkan ..................................................................... 7
E. Manfaat Pengembangan ........................................................................................ 7
F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ............................................................ 8
G. Definisi Istilah ....................................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ....................................................................................................... 10


1. Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar ..................................... 10
2. Hakikat Media Pembelajaran ....................................................................... 11
3. Pengembangan Media Pembelajaran Sparkol Videoscribe .......................... 16
4. Software Sparkol Videosrcibe ...................................................................... 17
B. Penelitian yang Relevan .................................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir .............................................................................................. 28
BAB III PENUTUP

A. Metode Pengembangan ....................................................................................... 29


B. Prosedur Pengembangan ..................................................................................... 30
C. Uji Coba Produk.................................................................................................. 35

1
1. Subjek Uji Coba ............................................................................................ 35
2. Jenis Data ...................................................................................................... 36
3. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 38
4. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 42
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data Uji Coba ..................................................................................... 53


1. Penyajian Produk Hasil Pengembangan........................................................ 53
a. Analysis ................................................................................................... 53
b. Design ..................................................................................................... 59
c. Development ............................................................................................ 63
d. Implementation ........................................................................................ 63
e. Evaluation ............................................................................................... 64
2. Penyajian Data Hasil Uji Coba ..................................................................... 64
B. Analisis Data ....................................................................................................... 67
1. Analisis Hail Uji Validitas Media Pembelajaran .......................................... 67
2. Analisis Hasil Uji Praktikalitas Media Pembelajaran ................................... 70
C. Revisi Produk ...................................................................................................... 71
1. Hasil Revisi Validitas Ahli Materi ................................................................ 71
2. Hasil Revisi Validitas Ahli Media ................................................................ 73
3. Hasil Revisi Validitas Ahli Bahasa ............................................................... 75
D. Pembahasan ......................................................................................................... 78
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 80
B. Saran .................................................................................................................... 81
DAFTAR RUJUKAN

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa

dan negara, karena pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan

kualitas sumber daya yang ada dimasa mendatang. Hal ini senada dengan

pernyataan Elisa Leni, Hadiyanto, Fitria (2019) yang menyatakan bahwa

pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan potensi diri,

memaksimalkan kemanusian, menambah pengetahuan serta meningkatkan

semangat spritual dan membentuk kepribadian yang sesuai dengan tujuan

pendidikan itu sendiri.

Saat ini di dunia dihadapkan oleh wabah penyakit yang disebab kan oleh

virus yang bernama Coronavirus Diseases atau dikenal dengan istilah Covid-19 di

Indonesia saat ini cukup besar bagi seluruh masyarakat. Dampak Covid-19 di

Indonesia saat ini cukup basar bagi seluruh masyrakat. Dengan terus melonjaknya

kasus positif virus corona di Indonesia mendesak pemerintahan Indonesia untuk

segera menangani pendemi Covid-19 dengan membuat berbagai kebijakan seperti

menerapkan phsycal distancing, PSBB (pembatasan sosial berskala besar), dan

lockdown. Dengan diterapkan pembatasan sosial berskala besar mendorong

pemenerintah untuk mengelurkan kebijakan terhadap pelaksnaan pendidikan di

indonesia, karena bagaimana pun pendidikan harus tetap berlangsung agar tujuan

dari prosess pembelajaran dapat tercapai secara utuh. Adanya Covid-19 ini

menentut lembaga pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses

pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut adalah dengan melakukan

3
pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dalam jaringan (daring).

Perkembangan zaman saat ini ditandai pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang memberikan pengaruh terhadap

berbagai bidang kehidupan termasuk pendidikan. Dalam dunia pendidikan

perkembangan IPTEK mendorong upaya-upaya pembaruan dan pemanfaatan hasil

teknologi dalam proses belajar mengajar serta mempermudah dan

mengefensienkan proses pendidikan itu sendiri melalui penggunaan media

pembelajaran. Dengan kondisi saat sekarang ini dunia pendidikan sangat

berhubungan dengan teknologi sebagai media penghubung pembelajaran.

Media pembelajaran memiliki posisi yang cukup penting dalam sistem

pembelajaran, dan tanpa media, kominukasi yang baik antara guru dengan siswa

tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak

akan berlangsung secara optimal. Sadiman dan Haryono (2012) menyatakan

bahwa media pembelajaran memiliki kegunaan unuk memperjelas penyajian

materi agar lebih bervariasi atau tidak hanya berbentuk kata atau tulisan saja,

mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, dan dengan penggunaan

media secara tepat dan bervariasi akan mengatasi sikap pasif siswa dalam proses

pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran tidak hanya dititik beratkan pada tujuan

dan isi dari media pembelajaran yang hendak digunakan. Namun, faktor-faktor

lain yang berperan dalam penggunaan media harus turut dipertimbangkan, dalam

hal ini seperti karakteristik siswa, model atau strategi pembelajaran, alokasi

waktu, dll. Sejalan dengan pernyataan Sadiman (2011:85) bahwa dalam

menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang efektif membutuhkan

4
perencanaan atau pengorganisasian yang baik termasuk dalam aspek media

pembelajarannya, dimana pemilihan media pembelajaran tidak selalu mengacu

pada kecanggihan media pembelajaran itu sendiri namun harus tetap

mengedepankan efektifitas dan efesiensi media pembelajaran tersebut sebagai alat

bantu dalam proses pembelajaran.

Kurikulum 2013 merupakan salah satu kurikulum yang telah resmi

disahkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di

setiap jenjang Pendidikan termasuk di sekolah Dasar, Sebagian mata pelajaran

dihubungkan jadi satu dalam satu tema. Sebagian mata pelajaran tidak lagi

tersegmentasi atau terpisah-pisah, melainkan saling terpadu. Di dalam

pembelajaran tematik, terjadi suatu pengintegrasian kompetensi-kompetensi dari

berbagai mata pelajaran menjadi tema tertentu, sehingga pengalaman yang

diperoleh peserta didik akan semakin banyak dan bermakna, tidak terbatas pada

disiplin ilmu tertentu (Wardani & Syofyan, 2018). Hatmojo ddk (2020) proses

pembelajaran di sekolah melibatkan guru, peserta didik, serta komponen lain yang

saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu media

menjadi salah satu factor penunjang tercapainya tujuan suatu pembelajarn, dan

tujuan pemebelajaran yang efektif adalah meghadirkan pelajaraan kenyataan di

kelas adalah sebuah video atau media audio visual. Media video dapat membuat

proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan interaktif karena akan muncul

banyak keingintahuan dari peserta didik (Anitah, 2010).

Saat ini banyak berkembang software-software yang bisa digunkan guru

unuk membuat media pembelajaran diantaranya yaitu Poer Point, Macromedia

Flash, Sparkol Videoscribe dan lain-lain. Setiap software memiliki kelebihan dan

5
kekurangannya masing-masing. Sparkol videoscribe sebagai salah satu aplikasi

untuk pengembangan media dirasa mampu untuk menjadikan anak sebagai pribadi

yang kreatif dan inovatif karena memiliki sifat yang lebih fleksibel dan lebih

terbarukan seiring dengan perkembangan zaman.

Sparkol Videoscribe merupakan sebuah media pembelajaran video

animasi yang terdiri dari rangkaian gambar yang disusun menjadi sebuah video

utuh. Dengan karakteritik yang unik, sparkol videoscribe mampu menyajikan

konten pembelajaran dengan memadukan gambar, suara, dan desain yang menarik

sehingga siswa mampu menikmati proses pembelajaran. Fitur yang disediakan

oleh software ini sangat beragam sehingga mampu menjadi media pembelajaran

yang dapat disesuaikan dengan mata pelajaran yang diinginkan. Selain

menggunakan desain animasi, grafis, maupun gambar yang sesuai dengan

kebutuhan kemudian di- import ke dalam software tersebut. Selain itu pengguna

juga dapat melakukan dubbing dan memasukkan suara sesuai kebutuhan untuk

membuat vedio. Pembuatan vedioscribe juga dapat dilakukan secara offline

sehingga tidak tergantung pada layanan internet, hal ini pastinya akan lenih

memudahkan guru dalam membuat media pembelajaran menggunakan sparkol

videoscribe. Pengguna hanya perlu men-download software dan di- install pada

PC yang dimiliki.

Hasil wawancara dan observasi penulis dengan wali kelas V SDN 27 Anak

Air diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran masih menggunakan

media konvensional berupa media kartu, gambar dan pajangan , ini dikarenakan

kompetensi guru yang belum cukup handal untuk mengoperasikan media yang

berbasis software dan usia yang kurang membantu untuk memahami pelatihan

6
berbasis teknologi. Penggunaan media dengan ideologi hanya memanfaatkan

bentuk yang sederhana dan video yang di download dari youtube dan masih

menggunakan Power Point sederhana dikarenakan keterbatasan guru dalam

membuat media dengan aplikasi atau software lainnya. Sehingga gurupun juga

merasakan bahwa terkadang siswa memang masih kesulitan dalam memahami

materi pelajaran.

Memperkuat hasil wawancara dengan wali kelas, penulis melakukan

pengamatan proses pembelajaran daring di SDN 27 Anak Air dan SDN 53

Kampung Jambak. Hasil pengamatan yang diperoleh adalah kemampuan guru

dalam menyampaikan materi pada proses pembelajaran sudah sangat baik, proses

perpindahan antara satu materi dengan materi lainnya sudah tidak terlihat.

Beberapa siswa terlihat tidak aktif dalam merespon kegitan pembelajaran melalui

media whatsapp karena banyak siswa yang kurang paham dengan materi yang

diberikan oleh guru, sehingga sebagian siswa meminta guru untuk mengulangi

penjelasan materi yang diberikan. Media yang digunakan guru saat proses

pembelajaran berlangsung hanya menggunakan media berupa poster sederhana

yang dikirim di grup whatsapp. Siswa kurang mengeksplorasi kemampuan yang

dimilikinya karena kurang paham dengan materi yang diberikan.

Wawancara penulis dengan beberapa siswa kelas V di SDN 27 Anak Air

dan SDN 53 Kampung Jambak juga dilakukan, diperoleh informasi bahwa proses

pembelajaran belum menarik menurut siswa secara keseluruhan. Pembelajaran

didominasi oleh penyaji materi dan terkadang menggunakan media konvensional

dan seleksi, pernah menggunakan media berbasis teknologi seperti penayangan

video melalui grup whatsapp. Penyajian materi menggunakan video yang

7
langsung dijelaskan oleh guru menggunakan suara/audio tersebut lebih disukai

siswa dan membuat siswa sangat antusias karena dapat melihat peristiwa

sebenarnya melalui video atau gambar yang dita yangkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan mengangkat skripsi dengan

judul “Pengembangan Media Pembelajaran Audio Animasi Berbasis Sparkol

Videoscribe pada Pembelajaran Tematik Terpadu Untuk Siswa Kelas

Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan beberapa

rumusan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat validitas media pembelajaran dengan sofware Sparkol

Videoscribe pada pembelajaran tematik terpadu untuk siswa kelas V SD?

2. Bagaimana tingkat Praktikalitas media pembelajaran dengan software

Sparkol Videoscribe pada pembelajaran tematik terpadu untuk siswa kelas V

SD?

C. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditemukan, maka tujuan dari

pengembangan ini yakni sebagai berikut :

1. Mengetahui tingkat validitas media pembelajaran dengan software Sparkol


Videoscribe pada pembelajaran tematik terpadu untuk siswa kelas V SD.
2. Mengetahui tingkat praktikalitas media pengembangan dengan sofware
Sparkol Videoscribe pada pembelajaran tematik untuk siswa kelas V SD.
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Produk berupa video animasi yang disimpan dalam sebuah digital pada

8
google drive.

2. Video animasi disusun berdasarkan Standar Isi.

3. Video animasi berisikan unsur teks, video, audio, gambar bergerak

(animasi), dan gambar diam (image).

4. Media pembelajaran e animasi dikembangkan dengan mnggunakan

program Sparkol Videoscribe.

5. Terdapat petunjuk penggunaan dan informasi mengenai tema 7 (Peristiwa

dalam Kehidupan) Subtema 1 (Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan)

pembelajaran 5 dan 6 yang memuat mata pelajaran Bahasa Indonesia,

IPA, dan SBDP.

6. Terdapat menu evaluasi untuk menganalisis sejauh mana kemampuan

siswa menggunakan angket.

E. Manfaat Pengembangan

Manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis: Untuk menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman

dalam rangka mempersiapkan diri sebagai calon guru.

2. Bagi guru: memberikan masukan sebagai upaya pemanfaatan multimedia

dalam proses pembelajaran. Sebagai acuan atau referensi untuk

mengembangkan media yang baru sehingga terwujud proses pembelajarn

yang menyenangkan.

3. Bagi siswa: Sebagai alat bantu pembelajaran sehingga dapat

menumbuhkan semangat dan motivasi belajar.

4. Bagi sekolah: meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mencapai

kurikulum yang dikembangkan sekolah dan untuk lebih mengembangkan

9
sarana dan prasarana sekolah.

5. Bagi PGSD FIP UNP: sebagai acuan bagi mahasiswa lain untuk membuat

dan mengembangkan media pembelajaran dengan software Sparkol

Videoscribe maupun software lain untuk membuat media pembelajaran

yang baik yang benar.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan media pembelajaran ini diharapkan dapat menambah

ketertarikan dan mempermudah siswa dalam memahami tema 7 subtema 1

pembelajaran 5, dan 6 di Kelas V.

Keterbatasan dalam penelitian pengembangan ini didasarkan pada

pertimbngan watu dan biaya, sehingga hanya dikembangkan pada tema 7

subtema 1 pembelajaran 5 dan 6 yang memuat mata pelajaran Bahasa

Indoneia, IPA1 dan SBDP dikelas V.

G. Defenisi Istilah

1. Media Pembelajaran: Sebuah alat dan sarana perantara yang membantu

agar terjadinya komunikasi dalam pembelajaran.

2. Video Animasi: Sebuah gambar bergerak yang berasal dari kumpulan

berbagai gambar / objek yang disusun secara khusus sehingga bergerak

sesuai alur yang sudah sitentuakan pada setiap hitungan waktu.

3. Sparkol Videoscribe: Software yang mampu menghasilkan presentsi,

game, film, maupun vidio pembelajaran, serta untuk membuat situs yang

interaktif, menarik,dan dinamis.

4. Metode penelitian Research and Development (R&D) adalah metode

penelitian yang secara, sistematis, sengaja yang bertuajan/diarahkan untuk

10
menemukan, merumuskan, memperbaiki model, metode/strategi/cara,

jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, valid, praktis, produktif, dan

bermakna (Ristiana, 2019).

5. Model pengembangan ADDIE. Model ini menggunakan lima tahapan

pengembangan yaitu: (1) Analisis (analyze), (2) Desain (design), (3)

Pengembangan (development), (4) Implementasi (Implemantatition) (5)

Evaluasi (evaluation) (Prasetyo, 2018).

6. Validasi adalah kelayakam sebuah produk. Kegaiatan validasi

dilakukan dengan cara memberikan media pembelajaran video sparkol

videoscribe kepada para ahli beserta lembar validasinya sehingga

diperoleh media pembelajaran yang valid digunakan (Anitah,2010).

7. Praktikalitas adalah tingkat kepraktisan dan kemudahan media yang

dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran dengan media pembelajaran

yang sydah dikembangkan (Anitah, 2010).

11
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Karakteristik Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Peserta didik sekolah dasar umumnya berumur 7 tahun sampai


12 tahun, mereka pada fase oprasional konkret (Heruman, 2013).
Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam
proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika,
mesikipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Objek
konkret tersebut yang ditangkap oleh panca indra.

Piaget dalam Susanto (2015:77) menyatakan bahwa setiap


tahapan perkembangan kognitif pada anak, mempunyai karakteristik
yang berbeda secara garis besar dikelompokkan menjadi empat tahap,
yaitu:

1) Tahap sensori motor (usia 0-2 tahun), pada tahap ini anak
belum memasuki uisa sekolah.
2) Tahap Pra-oprasional (2-7 tahun), pada tahap ini kemampuan
kognitifnya masih terbatas. Anak masih suka meniru perilaku
orang laian (khususnya orang tua dan guru) yang pernah ia lihat
dan anak mulai mampu menggunakan kata-kata yang benar dan
mampu mengekspresikan kalimat-kalaimat pendek secara
efektif.
3) Tahap operasional konkret (uisa 7-11 tahun), pada tahap ini
sudah mulai memahami aspek-aspek komulatif materi,
mempunyai kemampuan memahami dan anak sudah mampu
berpikir berpikir sistematis mengenal benda-benda dan
peristiwa yang konkret.
4) Tahap oprasional formal (usia 11-15 tahun), pada tahap ini
anak sudah menginjak usia remaja, perkembangan kognitif
peserta didik pada tahap ini telah memiliki kemampuan
mengkordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara
sumultan (serentak) maupun berurutan.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa karakteristik peserta didik sekolah dasar yang umumnya

12
berusia 7-12 tahun yaitu mulai memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

dengan cara menyelidiki, mencoba, dan bereksperimen mengenai

suatu hal yang dianggap menarik bagi dirinya, serta peserta didik

sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan

peristiwa yang konkret.

2 . Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari Bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata “medium” yang didefenisikan sebagai perantara atau pengantar

terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Sadiman dan

Haryono (2012) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima dengan

mempergunakan peralatan sehingga dapat merangsang pikiran, perasan,

dan minat serta perhatian siswa dengan sedemikian rupa sehingga terjadi

suatu proses belajar. Daryanto (2010) mendefinisikan media dalam dunia

pendidikan sebagai alat dan bahan dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan defenisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran

merupakan sebuah alat dan sarana perantara yang membantu agar

terjadinya komunikasi dalam pembelajaran.”Menurut Prasetya (2015:7)

kedudukan media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting

dalam komponen sistem pemebelajaran,sebab media pembelajaran dapat

mempertinggi kualitas proses belajar mengajar (proses interaksi antara

guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya), sehingga

dapat mempertinggi kulitas hasil belajar siswa”.

13
Dari berbagai pendapat dan batasan yang diberikan para ahli dapat

ditarik sebuah defenisi media sebagai segala sesuatu yang dapat

merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian dan

kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses pem belajaran pada

diri sendiri.

b. Landasan Media Pembelajaran

Dalam bukunya Dwiyogo (2013:4-8) menyebutkan “bahwa dalam


sebuah media pembelajaran didasarkan pada landasan filosofis, psikologis,
teknologis, dan empiris”. Landasan-landasan tersebut menjadi pijakan
dalam pembahasan media pembelajaran.

1) Landasan Filosofis
Ada pandangan dehumanisasi akan terjadi ketika bermacam
jenis media pembelajaran berbasis teknologi baru di dalam kelas.
Dehumanisasi disini diartikan akan terjadi pembelajaran yang
kurang manusiawi. Namun ada semacam kontradiksi pendapat, ada
pandangan bahwa dengan adanya berbagai media pembelajaran
yang berkembang akan menyediakan peserta didik pilihan media
pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan karakteristik
pribadi peserta didik. Secara logis pengembangan media
pembelajaran akan memberikan warna baru pada dunia belajar
peserta didik.
2) Landasan Psikologis
Kegiatan pembelajaran adalah sebuah aktivis yang cukup
kompleks, untuk itu ketetapan dalam pemilihan metode dan media
pembelajaran akan sengat berpengaruh terhadap capaian
pembelajaran yang sudah ditentukan terutama hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, media dipilih dengan memperhatikan
kompleksitas dan keragaman proses belajar, memahami persepsi
dan berbagai faktor yang memengaruhi proses penjelasan dengan
harapan proses pembelajaran berjalan secara efektif.
Landasan psikologis bermaksud mempermudah peserta
didik dalam mempelajari hal yang konkrit hingga abstrak sesuai
tingkatannya. Pembelajaran memang hendaknya menggunakan
urutan dari belajar dengan gambaran atau film (ironic
repesentation of experiment) kemudian belajar menggunakan
simbol atau kata-kata (Symbolic representation). Tidak hanya
untuk anak, urutan proses belajar ini juga dapat digunakan untuk
ukuran orang dewasa.

14
3) Landasan Teknolgi
Dalam media pembelajaran dan pengembangannya,
teknologi pembelajaran merupakan teori dan praktik perancangan,
penggambaran, penerapan, pengelolaan proses dan sumber belajar.
Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan
dalam bentuk kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran
yang ditelah disusun dalam fungsi desain atau seleksi sehingga
menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen
tersebut meliputi pesan, orang, badan, bahan, media , peralatan,
teknik dan latar. Kesemuanya dikombinasikan sehingga teknologi
pembelajaran menjadi media pembelajaran yang menunjang proses
pembelajaran.
4) Landasan Empiris
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat interaksi
dan pengaruh antara penggunaan media pembelajaran dan
karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar
siswa.Artinya dengan menggunakan media pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya, siswa akan
mendapatkan keuntungan yang signifikan. Mereka yang lebih pada
tipe belajar visual akan memperoleh keuntungan dan kemudahan
bila pembelajaran menggunakan media seperti gambar, diagram,
vidio atau film. Sedang mereka yang auditif lebih cocok dengan
media seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Begitu juga
dengan tipe yang lainnya.
c. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam pembelajaran “media berfungsi sebagai pembawa informasi

dari sumber (guru) menuju penerima (siswa) guna mencapai tujuan

pembelajaran” (Daryanto, 2010:17) karena media pembelajaran berfungsi

sebagai pembawa informasi dalam pembelajaran maka ia menempati

posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem

pembelajaran. Tanpa media, kominikasi tidak akan terjadi dan informasi

yang diterima dalam pembelajaran tidak akan berlangsung secara optimal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

memiliki banyak manfaat dalam membantu proses pembelajaran. Selain

15
mempermudah guru dalam mengatasi keterbatasan yang dapat menjadi

kendala saat proses pembelajaran, media juga dapat membantu

pemahaman peserta didik dan mengatasi sifat peserta didik sehingga

proses pembelajaran menjadi efektif dan mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengkomodasi

siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang

disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Secara umum fungsi media pembalajaran adalah sebagai berikut:

1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar efektif.

2) Membangkitkan motivasi belajar eserta didik.

3) Mempertinggi mutu belajar mengajar.

Selain fungsi-fungsi yang sudah didapaparkan, media pembelajaran

memiliki segudang manfaat. Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2013),

mengemukakan manfaat media pembelajaran berikut:

1) Pelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga mudah

dipahami oleh siswa dalam memungkinkannya pengusaan dan pencapaian

tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga.

16
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan guru, tetapi aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Artinya secara garis besar, manfaat media pembelajaran adalah

lebih mempermudah dan mengefisien-efektifkan peran guru dalam

melaksanakan pembelajaran dan menjadikan pembelajaran lebih variatif

sehingga semangat belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

Hal tersebut nantinya berpengaruh pada daya serap materi.

e. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Dalam perkembangannya, media pembelajaran yang bisa dipakai

guru untuk mempermudah dalam proses pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Media pembelajaran berdasarkan

sifatnya ke dalam tiga jenis media yaitu media audio yang berkaitan

dengan suara, visual berkaitan dengan grafis atau gambar dan audiovisual

yang menyatukan aspek gambar dan suara dalam satu media” (Sudayana,

2013).. Sedikit berbeda dengan klasifikasi Sanjaya, Dwiyogo (2013:46)

“membagi media pembelajaran dalam lima golongan yaitu visual, audio,

audiovisual,mobile leraning dan elerning”.

1) Media Visual

Media visual merupakan media pembelajaran yang berbasis pada

penggunaan indra penglihatan. Baik melului proses membaca, menulis

ataupun melihat gambar dan lain sebagainya. Contoh media visual seperti

poster, bagan, gambar bergerak, film bisu dll.

17
2) Media Audio

Berbeda dengan media visual, media audio penggunaannya untuk

indra pendengaran,yang termasuk dalam media audio misalnya MP3,

audio, radio dsb.

3) Media Audiovisual

Media ini menjadi peralatan pembelajaran yang cukup lengkap karna

memadukan media visual dan media audio menjadi sebuah media

pembelajaran. Artinya, media audiovisual dalam penggunaan nantinya

memenuhi unsur suara untuk didengar dan unsur grafis/visual untuk

dilihat. Contoh media audiovisual ini seperti VCD, vidio, film dll.

4) Mobile learning

Mobile leraning ini adalah salah satu pemanfaatan perkembangan

teknologi dan ilmu pengetahuan. Media pembelajaran mobile learning

menggunakan telepon seluler atau portable laptop sebagai media

pengantar informasi. Sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan

memperingkas waktu dan ruang secara lebih efisien.

5) E-Learning

Kepanjangan dari electronic leraning, e-learning merupkan

pemanfaatan media elektronik guna melaksanakan proes pembelajaran.

3. Perangkat Lunak Pengembangan Media Pembelajaran Sparkol


Vidioscribe
a. Sparkol Vidioscribe

Sparkol Vidioscribe merupakan salah satu software atau perngkat

18
lunak yang bisa digunakan dalam pembutan vidio dengan sangat mudah.

Sofware ini termasuk juga dalam whiteboard animation atau animasi

papan tulis yang berfungsi sebagai media komunikasi dalam

menyampaikan informasi/materi melaui simbol-simbol yang ada di latar

putih. Vidioscribe memiliki kelebihan karena vidioscribe merupakan

aplikasi online dan benuansa multimedia serta dapat derupa foto, gambar,

teks, musik, dan background yang dapat dipilih sesuai keinginan (Dila,

2016).

Dalam penggunaannya, videoscribe menyediakan ruang di dalam

software dimana pengguna dapat membuat skrip, desain, materi yang

dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Penambahan gambar, suara serta

pengaturan waktu dapat dengan mudah dilakukan melalui simbol menu

atau filter yang cukup jelas di didalamnya. Sparkol vidioscribe mampu

menampilkan bahan pembelajaran dengan memadukan unsur

gambar/grafis, audio dengan yang sudah disediakan atau juga bisa

dubbing, serta delay waktu yang dapat disesuaikan sehingga pembelajaran

akan lebih menarik dan aktif.

Dengan fitur yang ada, sparkol vidioscribe dapat digunakan untuk

banyak keperluan sebagai berikut.

1) Keperluan presentasi

2) Keperluan bagi guru untuk menyediakan media pembelajaran

3) Bisa dijadikan bisnis

Penggunaan software yang dapat dilakukan secara offline, akan

19
semakin mempermudah guru dalam mempersiapkan media pembelajaran

menggunakan sparkol vidioscribe ini. Pada komputer/leptop guru hanya

perlu mengunduh aplikasi di laman websitee google dan lain sebagaiya,

kemudian melakukan registrasi secara online setelah itu aplikasi dapat

dipakai.

Seperti halnya dengan aplikasi-aplikasi lain, dalam sparkol

vidioscribe memiliki segudang yang ada di dalamnya. Berapa keunggulan

aplikasi sparkol vidioscribe, sebagai berikut:

1) Media disajikan dalam bentuk digital dalam efek animasi yang

menarik,singkat dan jelas.

2) Media dapat digunakan secara mudah dan praktis karna dapat

diputar dengan software pemutar vidio apapun yang ada pada

perangkat komputer.

3) Media pembelajaran dapat dengan mudah disebarluaskan,

karena berbentuk file dan dapat digandakan serta dibagikan melalui

media sossial seperti whatsaap , facebook dan youtube.

4) delay waktu bisa diatur sesuai keinginan dan dubbing bisa

dilakukan dengan sangat mudah.

5) Mamapu memberikan stimulus yang baik kepada siswa

6) Mempu menggabungkan beberapa unsur media seperti teks,

audio, maupun gambar dalam satu media secara online.

7) Mampu memusatkan perhatian siswa pada saat kegiatan belajar

mengajar sehingga pesan dapar tersampaikan dengan efektif.

20
8) Aplikasi sangat mudah digunakan dengan symbol yang

jumlahnya sedikit dan mudah dimengerti.

b. Langkah-langkah cara untuk mengoperasikan Sparkol Vidioscribe

1) Download terlebih dahulu aplikasi sparkol vidioscribe.

2) Kemudian instal aplikasi sparkol vidioscribe.

3) Jika penginstalan sudah selesai, klik ikon sparkol vidioscribe


selanjutnya akan ada petunjuk penggunaanya

Gambar 1. login Sparkol

4) Sebelum membuat lembar kerja baru,agar video yang akan


dibuat memiliki alur cerita yang terstruktur, menarik, dan mudah
dipahaami isi dari video tersebut oleh pesesrta didik, langkah
pertama sebelum membuat video adalah membuat skrip atau materi
yang akan disajikan.

5) Membuat lembar kerja baru dengan cara klik pada create new
atau tanda plush pada layar

21
Gambar 2. Membuat lembar videoscribe

6) Masukkan tulisan atau gambar yang ingin anda buat, pilihlah


karakter sesuai materi ang akan dibuat.

Gambar 3. Memilih menu dibagian atas

Gambar 4. Memilih Gambar

22
Gamabar 5. Gambar yang dipilih

7) Memasukkan tulisan sebagai judul video. Caranya klik menu T


Ketik tulisan dan atur sessuai keinginan.

Gamabr 6.Teks judul

Gambar 7. Menu sparkol

Keterangan:

1) Menu T, untuk memasukkaan tulisan


2) Tempat menulis kalimat yang akan dimasukkan ke dalam

23
Video.
3) Jenis font atau tulisan, tanda plush minus untuk mencari
jenis tulisn lain.
4) Untuk memamsukkan jenis font aatau tulusan model
baru,secara default jenis font yang tersedia hanya satu yaitu
BASIC, untuk memilih jenis tulisan yang model lainkita
harus masuk pada + dan memilih font yang tersedia pada
laptop atau PC.
5) Untuk memilih warna font
6) Untuk menyelesaikan pengeditan, klik menu ini jika semua
sudah OK.
8) Langkah selanjutnya pilih menu gambar yang tersedia, klik
menu bagian kanan untuk mengimput gambar, dan pilih dari
kompter sesuai keinginan anda.

9) langkah di atas sesuai alur cerita, jika semuagambar sudah anda


masukkan sekarang saatnya ntuk mengatur waktu slide pada item
gambar atau tulisan.

Gambar 8. Layar Penuh

Animate : Untuk mengatur waktu tampilan animasi gambar atau


tulisan.
Pause : Untuk mengatur waktu berhenti pada tampilan setiap
Schene.
Transilation : Untuk mengatur waktu transisi tiap slide.
Jika semaunya sesuai klik tada centang.

24
Gmbar 9. Pengaturan scene

10) Jika ingin menambahan background musik agar vidio leebih


menarik,silahkan pilih ikon berlambar nada pada menu bagian kiri
atas, kemudian pilih menu folder seperti pad ggambar dibawah
yang ditunjukkan pada nomor 1 kemudian pilih musik yang akan
digunakan dan klik “Open”.

Gambar 10. Menambahkan audio

12) Langkah selanjutnya jika sudah selesai publikasikan dan


format video dan kualiatas yang diinginkan. Kemudian klik tanda
centang, dan menunggu hasil rendernya selesai.

Penelitian yang Relevan

Sebagai acuan dalam dalam penelitian ini, berikut beberapa penelitian

terdahulu yang relevan dengan penelitian pengembangan yang dilkukan.

Penelitian Fransischa dan Mintohari (2018) merupakan salah satu penelitian

yang relevan dan terbaru. Pada penelitian ini menghasilkan sebuah produk

pengembangan yang layak . Hasil ini dilihat dari persentase validasi materi

25
sebesar 90,38%, persentase validasi media sebesar 88,33% serta hasil angket

siswa pada skla kecil dari skala besar mencapai 93,16% dan 95,41%. Dalam

penelitian ini terlihat peningkatan rata-rata hasil belajar siswa berdasarkan

hasil post-test dan pre-test, pada skala kecil kecil peningkatan nilai nilai dari

60,0 menjadi 71,6 sedangkan dalam ujicoba skala besar peningkatan nilai dari

68,8 menjadi 80,8. Hasil dari ujicoba formalitas dan homogenitas

menunjukkan data berdistribusi normal serta memiliki varian yang sama atau

bersifat homogeny. Hasil uji hipotesis dengan uji t-test menggunakan SPSS

versi 25 diperoleh Sig (2 tailed) 0,019 < 0,05 menyimpulkan bahwa H0 ditolak

dan menunjukkan bahwa media memengaruhi hasil belajar siswa dan

dinyatakan dalam kategori efektif.

Safitri (2018), dalam penelitiannya dihasilkan sebuah produk

pengembangan yang sangat layak. Hal ini ditunjukkan dengan penilaian ahli

media, ahli materi dan pendidik diperoleh persentase nilai rata-rata penilaian

90% pada ahli media, 96% untuk ahli materi dan 87,5% penilaian dari

pendidik. Berdasarkan penilain tersebut, produk pengembangan dinyatakan

sangat layak sebagai media pembelajaran. Ditambah penilaian kemenarikan

dari siswa dalam ujicoba penggunaan yang mencapai 3,70 menunjukkan

kategori media pembelajaran yang sangat menarik bagi siswa.

Penelitian lainnya yang cukup relevan adalah penelitian Silmi dan

Rachmadyanti tahun 2018. Hasil penelitian ini berupa validasi dengan

persentase 83,3% untuk materi dan 95,6% untuk media dengan kategori valid,

serta tingkat kelayakan penggunaan dengan persentase 95,25% dengan

kategori dapat diterapkan. Dengan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan

26
bahwa media ANVIS layak untuk digunakan.

Perbedaan pengembangan yang penulis lakukan dengan penelitian

Franssischa dan Mintohari 2018 yaitu mengembangkan salah satu materi IPA

yang ada dikelas IV, perbedaannnya dengan penulis lakukan terletak pada

materi pembelajaran tema kelas V yang mencakup mata pelajaran IPA,

Bahasa Indonesia, serta SBDP.

Dari penelitian-penelitian diatas terlihat bahwa penggunaan media

pembelajaran berbasis sparkol videoscribe berpengaruh terhadap hasil belajar

sesuai dengan materi yang diteliti. Sehingga dalam penelitian ini berupaya

untuk mengembangkan media pembelajaran dengan aplikasi yang sama

berupa sparkol videoscribe dengan materi yang berbeda yaitu pada tema 7

Peristiwa dalam Kehidupan kelas V SD.

Kerangka Berpikir

Pentingnya keberadaan media pembelajaran yang diharapkan dapat

membantu peserta didik dalam melakukan pemahaman materi sehingga pesrta

didik di harapkan memiliki kemampuan dalam melakukan inovasi untuk proses

pembelajaran sehingga dapat membantu pendidik untuk membuat peserta didik

agar lebh mudah memahami materi pembelajaran dan dapat lebih aktif dalam

proses pembelajaran. Pengembangan media pembelajaran berbasis sparkol

vidioscribe diharapkan dapat membantu peserta didik lebih mudah memahami isi

materi dan lebih aktif dan tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga

tidak ada lagi kesulitan-kesulitan yang terlalu membebani peserta didik dalm

proses belajar.

Penulis menemukan potensi dan masalah pada kelas V SD Negeri 27 Anak air

27
dan SDN 53 Kampung Jambak. Pertama, guru masih mengajar dengan cara

konvensional yakni dengan metode ceramah lalu memanfaatkan papan tulis. Guru

kurang menghadirkan inovasi dan variasi dalam pembelajaran. Kurangya

kesediaan media pembelajaran media pembelajaran yang menunjang evektivitas

penyampaian pesan. Pembelajaran media yang sering ditampilkan guru hanya

berupa gambar yang ada pada buku tema ataupun digambar di papan tulis. Hal

tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan guru dalaam mencari sumber

sumber lin bahkaan memanfaatkan teknologi.

Kedua, ketersediaan fasilitas sekolah yang mampu untuk menyajikan media

pembelajaran audio visual, baik dalam bentuk vidio, film, bahkan akses internet.

Media audio visual sangat diperlukan terutama terhadap pembelajaran yang

memiliki keterbatasan ruang dan waktu, memperoleh tingkat peneimaan yang

tinggi dari peserta didik, serta dapat menarik perhatian.

Media akan lebih baik jika dirancang oleh guru itu sendiri atu disebut by

design dan juga diartikan sebagai media yang dirancang dan dibuat untuk tujuan

pembelajaran tertentu. Kala ini, melakukan hal tersebut bukan hal yang teramat

sulit, karena adanya teknologi, internet, dan sebagainya. Smartphone selain untuk

komnikasi bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran, termasuk

mengembangkan edia pembelajaran audio visual. Salah satu aplikasi yang bisa

dimanfatkan adalah Sparkol Videoscribe. Aplikasi tersebut selain gratis, juga

mudah digunakan dan tidak memberatkan kinerja smartphone.

Penelitian yang penulis lakukan adalah dengan metode reasearch and

development untuk mengembangkan media pembelajaran audio visual khususnya

dipembelajaran tematik terpadu kelas V sekolah dasar. Nantinya media yang

28
dikembangkan diaplikasikan melalui PC (personal computer) yang disambungkan

kelayar penghubung dengan proyektor. Media pembelajaran audio visual ini

nantinya akan di validasi oleh 2 ahli validator, yang mana validator pertama

melihat kelayakan madia, validator kedua melihat kelayakan materi. Media

pembelajaran video berbasis sparkol videoscribe pada siswa kelas V SDN 53

Kampung Jambak dan SDN 27 Anak Air akan divalidasi terlebih dahulu oleh ahli

dalam bidangnya untuk mendapatkan media pembelajaran yang valid. Setelah itu

akan di uji cobakan pada sekolah dasar untuk mengetahui praktikalitasinya.

Kerangka berpikir penelitian ini yaitu sebagai berikut.

Kerangka Berpikir Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi


Berbasis Sparkol Videoscribe pada Pembelajaran Tematik Terpadu Untuk
Siswa Kelas V SDN 53 Kampung Jambak dan SDN 27 Anak Air Dengan
Model ADDIE

Belum Adanya Pengembangan Media


Pembelajaran Video Animasi Berbasis
Sparkol Videoscribe.

Perancangan Media Pembelajaran Video


Anaimasi Berbasis Sparkol Videoscribe

Pengembangan media pembelajaran


video animasi dengan aplikasi Sparkol
Videoscribe pada pembelajaran tematik
terpadu.

Validasi oleh Ahli

29
Revisi

Uji Praktikalitas

Menghasilkan Media Pembelajaran Video Animasi Berbasis


Sparkol Videoscribe pada Pembelajaran Tematik Terpadu
Untuk Siswa Kelas V SDN 53 Kampung Jambak dan SDN 27
Anak Air ynag Valid dan Praktis.

Gamabar 10. Kerangka Berpikir

30
BAB III

METODE PENGEMBANGAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah dikemukakan, maka jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan

yang menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Sugiyono (2013) metode

penelitian dan pengembangan merupakan motode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan suatu prodeuk tertentu dan menguji kelayakan produk

tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis

sparkol videoscribe pada pembelajaran tematik terpadu kelas V Sekolah Dasar.

Prosedur penelitian ini menggunakan pengembangan ADDIE yang terdiri dari

lima tahapan meliputi analisis (analysis), desain (design), pengembangan

(development), implementasi (implementation), evaluasi (evaluation)

(Sugiyono,2015).

Penulis memilih model ADDIE dikarenakan model pengembangan ADDIE

efektif, dinamis dan mendukung kinerja program itu sendiri (Warista, 2011).

Model ADDIE terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstuktur secara

sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima

dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik dan tidak bisa dirubah secara

acak. Kelima tahap atau langkah ini sangat sederhana jika dibandingkan denan

model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan

sistematis maka model desain ini mudah dipahami dan aplikasikan.

31
“Model pengembangan ADDIE teridiri dari lima tahapan yang meliputi

analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development), implementsi

(impilimitation) dan evaluasi (evaluation) “ (Sugiyono, 2015: 200). Adapun

langkah penelitian pengembangan ADDIE dalam penelitian ini jika disajikan

dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut:

Analisis Desain Pengembangan


(Analysis) (Design) (Development)

Evaluasi Implementasi

(Evaluation) (Implementation)

Gambar 11. Langkah-langkah Model Pengembangan ADDIE


(Sugiyono, 2015: 200)

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan


Sesuai dengan model pengembangan media berbasis sparkol vidioscribe

yang digunakan, prosedur pengembangan ADDIE terdiri dari lima tahap yaitu:

1. Tahap Analisis (Analysis)

Pada tahap ini, Sugiyono (2015) kegiatan utama adalah menganalisis perlunya

pengembangan media pembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-

syarat pengembangan media pembelajaran baru . Berdasarkan tahap analisis yang

dilakukan penulis dengan melakukan wawancara di SDN 27 Anak Air dan SDN

53 Kampung Jambak, media pembelajaran yang digunakan tidak variatif yaitu

hanya media bahan cetak berupa buku teks dan LKS saja sehingga membuat

peserta didik kurang bersemangat saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan

permasalahan tersebut perlu adanya pengembangan media pembelajaran tematik.

32
Berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya penulis akan merancang penenganan

yang efektif dengan mengembangkan media berbasis sparkol vidioscribe pada

pembelajaran tematik terpadu untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Adapun yang

dilakukan dalam kegiatan analisis, yaitu sebagai berikut :

a) Analisis kompetensi yang ditunjukkan terhadap peserta didik. Analisis

kompetensi yang ditunjukkan terhadap peserta didik ini bertujuan untuk

mengetahui kompetensi yang ada pada setiap diri peserta didik, tingkat

kemampuannya, sehingga peneliti dapat mengetahui apa yang dibutuhkan

oleh peserta didik dan tingakat kemampuan peserta didik dalam proses

pembelajaran, maka dari itu penlulis akan mengetahui apa yang

dibutuhkan peserta didik dalam pengembangan media pembelajaran

berupa video sparkol videoscribe.

b) Analisis karakteristik peserta didik terkait usia, penampilan,

karakteristik dan sikap yang telah dimiliki peserta didik. Tahapan ini

bertujuan untuk melihat karakteristik peserta didik, sehingga penulis

mengetahui apa saja yang dibutuhkan peserta didik. Pada tahap ini

kegiatan yang dilakukan oleh penulis ialah melaukan pendekatan dengan

peserta didik dengan menanyakan uisanya, kesulitannya dalam belajar dan

sebagainya agar penulis lebih paham dengan peserta didik yang menjadi

subjek dalam pembelajaran.

c) Analisis materi/isi sesuai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang

ada. Media pembelajaran seharusnya sesuai dengan materi pelajaran, sub-

sub bagian dari materi pelajaran, anak sub bagaian materi pelajaran dan

seterusnya agar mudah dipahami peserta didik, Pada tahap analisis materi

33
ini, penulis menyiapakan semua materi/isi yang digunakan dalam video

sesuai KI dan KD yang ada dan sesuai keampuan yang dimiliki

masyarakat.

2. Tahap Desain (Design)

Pada tahap ini desain media yang dikembangkan dalam tahap-tahap

berdasarkan hasil wawancara, diperoleh bahwa SDN 27 Anak Air Padang lebih

banyak menggunakan media buku teks dan LKS, pada tahap design ini menyusun

rencana pembuatan media yang diawali dengan menyusun kerangka pembuatan

media vidio animasi berbasis sparkol videoscribe. Acuan dalam penyusunan

media vidio animasi berbasis sparkol videoscribe adalah spesifikasi/ acuan produk

yang telah dibuat.

Langkah kedua menyusun kerangka pebuatan media, setelah itu penulis

mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan di gambar-gambar animasi yang

sesuai dengan materi yang akan dibuat, mulai dari pemilihan warna yang cocok,

animasi-animasi yang menarik sehingga tidak menimbulkan kesan yang

membosankan bagi peserta didik, pemilihan intrumen atau musik yang sesui

dengan materi. Setelah tahap ini selesai, maka selanjutnya tahap yang dilakukan

yaitu tahap development ( Pengembangan).

3. Tahap Pengembangan (Development)

Development (pengembangan) dalam tahap ADDIE ini berisi kegiatan


rancangan produk. Dalam tahap dwsain sebelumnya telah dibuat kerangkka-
kerangka konsep penerapan model/metode pembelajaran. Dlam tahap
pengembangan , rancangan yang masih konseptual dinyatakan sebagai produk
yang siap diimplementasikan. Kegiatan pada tahap pengembangan , penulis
melakukan pengumpulan referensi yang dibutuhkan untuk pengembangan

34
materi/isi, gambar-gambar animasi bergerak, unsur-unsur media pendukung
misalnya gmabar, video, serta animasi-animasi menarik.

Desain produk yag telah disusun, dikembangkan berdasarkan tahap-tahap

berikut:

a. Penulis mengembangkan bahan-bahan yang sudah terkumpul sesuai dengan

pembuatan media. Setelah itu penulis mengoreksi ulang media hasil

pengembangan sebelum divalidasi, jika sudah sesuai selanjutnya produk telah

siap untuk divalidasi.

b. Membuat angket validitas produk untuk ahli media dan ahli materi,dan

angket untuk respon guru dan peserta didik. Angket validitas produk ahli terdiri

dari aspek pewarnaan, pemakaian kata atau bahasa, grafis, dan desain. Angket

validitas materi terdiri dari aspek pembelajaran, kurikulum, isi materi, interaksi

dan umpan balik. Sedangkan angket respon peserta didik terdiri dari

pemahaman materi, ketertarikan pembelajaran, dan reaksi pemakaian.

c. Validasi desain media pembelajaran vidio animasi berbasis sparkol

vidioscribe yang dilakukan oleh ahli media dan materi. Tujuan dilakukan

vlidasi untuk mendapatkan penilaian dan saran dari ahli materi serta ahli media

mengenai kesesuaian materi dan tampilan media.

d. Setelah mendapatkan masukan dari para ahli dan divalidasi, maka diketahui

kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan

memperbaiki produk yang dikembangkan. Produk yang sudah direvisi dan

mendaptkan predikat baik, maka produk tersebut dilanjutkan ke tahap

selanjutnya yaitu tahap implementasi.

4. Tahap Implementasi (Implementation)

35
Tahap implementasi ini penulis akan mengaplikasikan media pembelajaran

yang telah dibuat pada situasi yang nyata. Selama tahap implementasi

berlangsung, rancangan model dan metode yang dikembangkan diterapkan pada

kondisi yang nyata. Media yang telah dinyatakan valid akan diterapkan kepada

peserta didikpada kegiatan pembelajaran untuk melihat kepraktisan media yang

akan dikembangkan dengan memberikan kuisoner/angkaet kepada guru walikelas

dan peserta didik sebagai subjek penelitian.

Tahap implementasi dilakukan pada kelas V SDN 27 Anak Air Padang

sebanyak 21 peserta didik dan SDN 53 Kampung Jamabak. Selama uji coba

berlangsung, penulis membuat catatan tentang kekurangan dan kendala yang

masih terjadi ketika produk tersebut diimplementasikan, selain itu peserta didik

juga diberi angket respon mengenai penggunaan media pembelajaran video

animasi berbasis sparkol videoscribe. Peserta didik juga diberikan soal tes setelah

penggunaan media untuk mengetahui kelayakan media tersebut.

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Tahap evaluasi ini dilakukan dengan dua bentuk, yaitu evaluasi formatif dan

sumatif. Evaluasi formatif ini dilakukan pada setiap tahap akhir pembelajaran,

sementara evaluasi sumantif akan dilaksankan setelah kegiatan belajar berakhir

secara keseluruhan. Pada evaluasi formatif ini, penulis akan melihat reaksi peserta

didik setelah video pembelajaran di tayangkan,misalnya dengan menanyakan

kembali materi yang dibahas pada video dan apa yang tidak dipahami pada materi

yag disajikan tersebut. Evaluasi sumatif ini berguna untuk mengukur kompetensi

akhir dari pembelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada tahap

evaluasi sumatif ini, penulis melihat hasil akhir setelah produk ini pada kegiatan

36
pemebelajaran berakhir secara keseluruhan dengan melihat indikator pencapaian

yang telah ditetapkan seblumnya. Tahap evaluasi ini dilaksanakan guna melihat

dan mengetahui apakah produk yang sedang dikembangkan berhasil atau tidak

sesuai dengan awal.

Evaluasi yang diperoleh dari hasil angket validasi ahli, peserta didik serta

pendidik. Pada tahap evaluasi ini akan dilakukan revisi akhir produk yang akan

dikembangkan sesuai dengan masukan dan saran yang positif dari validator.

Setelah semua proses atau lngkah-langkah dalam pengebangan media

pembelajaran menggunakan model ADDIE ini selesai, maka media sparkol

videoscribe yang akan dikembangkan diharapkan layak untuk digunakan dalam

kegiatan proses pembelajaran tematik terpadu karena telah memenuhi aspek

kualitas yang ditinjau dari kelayakan materi, bahasa dan media.

C. Uji Coba Produk

1. Subjek Uji Coba


Subjek uji coba untuk pengembangan media pembelajaran video animasi

Pada sub tema Peristiwa dalam Kehidupan di kelas V SD ini yaitu terdiri

dari dosen, guru kelas V, dan peserta didik kelas V. Dosen dan guru sebagai

subjek uji coba ahli yang berperan sebagai validator terhadap media

pembelajaran vidio animasi yang dihasilkan. Untuk pratikalitas media

pembelajaran vidio animasi diujikan kepadaa guru kelas V dan pesrta didik

kelas V SD Negeri 27 Anak Air daan SD Negeri 53 Kampung Jambak..

Dimana jumlah pesera didiknya adalah 40 orang.

Validator media tersebut terdiri dari dua, yakni sebagai ahli media dan

ahli materi. Untuk validator media merupakan dosen PGSD FIP UNP yang

37
berpengalaman dalam mengembangkan media pembelajaran. Validator

materi sendiri dikriteriakan dari dosen PGSD FIP UNP yang menguasai

bidang pembelajaran tematik terpadu di SD. Berdasarkan masukan dan

saran-saran validator, media pembelajaran akan direvisi dan hasilnya akan

digunakan pada uji coba selanjutnya.

2. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif diperoleh dari kritikan, tanggapan dan saran dari ahli materi,

dan ahli media terhadap kualitas media pembelajaran vidio animasi yang

terdapa dalam kolom komentar pada angket. Sedangkan data kuantitatif

diperoleh dari hasil media pembelajaran, ahli materi, dan pesrta didik

melalui angket penilaian praktikalitas media pada saaat uji coba. Penilaian

dari validator yaitu berupa lembar penilaian angket media, sedangkan

penilaian peserta didik berupa angket respon peserta didik terhadap

praktikalitas media pembelajaran vidio animasi yang diuji cobakan. Dengan

kata lain data yang diambil adalah dari hasil validasi media yang dilakukan

oleh validator dan data hasil ujicoba praktikalitas didapatkan pada saat

media pembelajaran diimplementasikan kepada subjek yakni peserta didik

kelas V SD Negeri 27 Anak Air Kota Padang dan SDN 53 Kampung

Jambak.

3. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan ini

adalah sebagai berikut.

1. Instrumen Validasi

38
Instrumen validasi adalah digunakan untuk mengumpulkan data

yang valid atau tidaknya media pembelajaran vidio animasi yang

dikembangkan. Instrumen validasi yang digunakan berupa angket.

Menurut Sugiyono (2016) angket merupakan pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pertanyaan tertulis kepada responden yang dijawab, dan jugaa

pemberian angket akan efisien bila penulis tau pasti apa yang akan

diukur dan tau apa yang bisa diharapkan dari responden.

Skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert merupakan

salah satu skala peelitian yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendaat, dan presepssi seseorang atau kelompok (Sugiyono, 2016).

Media pembelajaran yang dikembangkan akan divalidasi oleh ahli

media dan ahli materi.

a. Angket validasi media, angket validasi media diisi oleh ahli media

yang digunakan untuk mengetahui kevaliddan media pembelajaran

yang dikembangkan. Penyusunan angket validasi media yang

digunkan untuk menilai pembelajaran vidio animasi yang

dikembangkan ini mengacu pada pedoman /kisi-kisi sebagai berikut.

Tabel 1. Kisi-kisi Angket Validitas Media Pembelajaran Vidio


Animasi Berbasis Sparkol Vidioscribe
Aspek Penilaian Pernyataan

Pewarnaan (Colour) 1. Kombinasi warna media menarik


2. Warna tidak mengganggu materi

Pemakaian kata atau bahasa 3. Bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD

(Text Layout) 4. Bahasa yang digunakan mudah dipahami


5. Bahasa yang digunakan konsisten

39
6. Ukuran font pada media jelas

Grafis (Graphics) 7. Penyajian materi pada media jelas dan mudah


Dipahami
8. Desain tampilan orisinil
9. Tampilan media menarik
10. Media dapat digunakan sebagai alternative
Desain (Interface) pembelajaran
11. Media mudah dan aman untuk digunakan
12. Media kuat dan tidak mudah rusak
13. Media bersifat fleksibel (mudah dipindah
dan dibawa)
Sumber Modifikasi dari Purwono (2008: 106)
a. Angket validasi materi, instrumen validasi ini diisi oleh ahli materi

digunakan untuk mengetahui kelayakan materi dalam media

pembelajaran vidio animasi yang telah dikembangkan. Dengan kata

lain, angket ini bertujuan untuk memvalidasi kebenaran konsep dan

penyajian materi dalam membantu keterlaksanaan proses

pembelajaran tematik terpadu. Penyusunan angket validasi materi

yang terdapat dalam media pembelajaran vidio animasi yang

dikembangkan mengacu pada pedoman/ kisi-kisi sebagai berikut

Tabel 2. Kisi-kisi Angket Validasi Materi Pada Media


Pembelajaran Vidio Animasi berbasis Sparkol Vidioscribe.

Aspek Penilaian Pernyataan


1. Media digunakan untuk pembelajaran
Pembelajaran kelompok kecil dan kelas
2. Penggunaan judul menarik dan
membuat peserta didik termotivasi
3. Media relevan dengan materi yang harus
Kurikulum (Curiculum) dipelajari peserta didik
4. Media sudah sesuai dengan kurikulum yang
Berlaku

40
5. Tujuan dan manfaat disampaikan dengan
Jelas
6. Isi materi memiliki konsep yang benar dan
Tepat
Isi Materi (Conten of 7. Isi materi sesuai dengan Kompetensi Inti (KI)
Matter)
8. Isi materi sesuai dengan Kompetensi Dasar
(KD)
Interaksi (Interactional) 9. Media mudah dioperasikan/digunakan
Umpan Balik (Feedback) 10. Pengguna tidak bosan menggunakan media
Penanganan Kesalahan 11. Materi meliputi ilustrasi dan contoh soal
(Treatment of Errors) 12. Dalam latihan soal, media mendorong
peserta didik berusaha memperoleh jawaban
yang benar

Dimodifikasi dari Purwono (2008: 106)

2. Instrumen Praktikalitas

Instrumen praktikalitas kegunaannya yaitu untuk mengumpulkan

data berupa kepraktisan media pembelajaran yang dikembangkan.

Instrumen praktikalitas yang digunakan yaitu:

a. Angket respon guru terhadap praktikalitas media pembelajaran

tematik yang dikembangkan. Angket respon guru kegunaannya yaitu

untuk mendapatkan respon terhadap praktikalitas media pembelajaran

tematik yang dikembangkan setelah melihat tampilan media yang

ditayangkan.

Penyusunan angket yang digunakan untuk menilai respon guru

terhadap praktikalitas media pembelajaran audio visual yang

dikembangkan mengacu pada pedoman/kisi-kisi pada tabel 3.

41
Tabel 3. Kisi-kisi Angket Respon Guru Terhadap Praktikalitas
Media Pembelajaran Vidio Animasi
Aspek Penilaian Pernyataan
1. Media digunakan untuk pembelajaran kelompok
Pembelajaran kecil dan kelas
2. Penggunaan judul menarik dan membuat peserta
didik termotivasi
3. Media relevan dengan materi yang harus
Kurikulum (Curiculum) Dipelajari peserta didik
4. Media sudah sesuai dengan kurikulum yang
Berlaku
5. Tujuan dan manfaat disampaikan dengan jelas
6. Isi materi memiliki konsep yang benar dan tepat
Isi Materi (Conten of Matter) 7. Isi materi sesuai dengan Kompetensi Inti (KI)
8. Isi materi sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD)
Interaksi (Interactional) 9. Media mudah dioperasikan/digunakan
Umpan Balik (Feedback) 10. Pengguna tidak bosan menggunakan media
Dimodifikasi dari Purwono (2008: 106)
b. angket respon peserta didik terhadap praktikalitas media

pembelajaran tematik yang dikembangkan. Angket perserta didik

kegunaanya yaitu untuk mendapatkan respon peserta didik

terhadap praktikalitas media pembelajaran tematik yang

dikembangkan. Instrumen ini diisi oleh perserta didik dalam

bentuk soal esay setelah mengikuti proses pembelajaran ataupun

setelah diperlihatkan tayangan media vidio animasi. Sebgaimana

yang dikatakan Sugiyono (2016) bila menggunakan angket, maka

bentuk pilihan ganda lebih komunikatif. Hal tersebut untuk

memudahkan peserta didik untuk mengisi angket tersebut.

Penyusunan angket yang digunakan utuk menilai respon

peserta didik terhadap praktikalitas media pembelajaran vidio

42
animasi yang dikembangkan mengacu pada pedoman atau kisi-kisi

pada tabel 4. berikut.

Tabel 4. Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik Terhadap


Praktikalitas Media Pelajaran Vidio Animasi
Aspek Penilaian Pernyataan

Pengoperasian/ penggunaan 1. Media mudah dioperasikan/ digunakan

media 2. Petunjuk penggunaan media jelas

3. Pengguna merasa senang menggunakan


Media
4. Pengguna tidak bosan menggunakan media
5. Pengguna bersemangat dan termotivasi
Belajar setelah menggunakan media ini

Reaksi pemakaian (user 6. Pengguna paham dan jelas terhadap

reaction) penyajian materi yang terdapat dalam media

7. Pengguna berminat dan tertarik jika


belajar disekolah dan di rumah
menggunakan media ini
8. Pengguna ingin memiliki media ini
9. Pengguna tertarik dengan tampilan media
Fasilit as pendukung/ 10. Terdapat fasilitas pengetahuan tambahan
tambahan (supplementary tentang materi Subtema Keunikan Daerah
materia) Tempat Tinggalku

Dimodifikasi dari Purwono (2008: 106)

4. Teknik Analisis Data

Data yang diambil dari penelitian ini adalah saat analisis kebutuhan

pelaksanaan uji coba berupa kevalalidan dan praktikalitas media

43
pembelajaran vidio animasi yang dihasilkan. Data yang sudah diperoleh

kemudian dianalisis dengan berikut.

a. Analisis Data Kuantitatif

Untuk menganalisis data yang terkumpul dari angket, maka akan

digunakan analisis kuantitatif. Data dari angket akan dianalisis untuk

mendapatkan gambaran tentang media pembelajaran yang akan

dikembangkan. Analisis kuantitatif ada dua, yaitu sebagai berikut :

1) Analisis Kevalidan Media

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan produk yang dihasilkan. Validitas yang

digunakan dalam penelitian pengembangan media pembelajaran audio

visual ini dimaksud untuk menguji kesesuaian media dengan materi yang

dikembangkan dan apakah media pembelajaran tersebut dapat digunakan

sebagai salah satu media pembelajaran yang baik atau tidak. Media

pembelajaran yang dikembangkan akan divalidasi oleh ahli media dan ahli

materi.

2) Sedangkan data kualitatif berupa:

a) Informasi mengenai pembelajaran tematik terpadu yang diperoleh

melalaui wawancara dengan guru wali kelas kelas V SD Negeri 27 Anak

Air Padang dan SDN 53 Kampung Jambak

b) Masukan, tanggapan, dan saran perbaikan berdasarkan hasi penilaian

44
ahli yang diperoleh melalui wawancara atau konsultasi dengan ahli media

dan ahli materi .

Data hasil analisis media pembelajaran yang diperoleh, dianalisis

terhadap seluruh aspek yang disajikan dalam bentuk tabel dengan

menggunakan skala Likert. Berdasarkan lembar validasi, penskroran untuk

masing-masing kategori dapat dilihat pada tabel 5. berikut.

Tabel 5. Kategori Penilaian Skala Likert


No Skor Keterangan
1. Skor 5 Sangat setuju/ selalu/ sangat positif/ sangat layak/ sangat
baik/ sangat bermanfaat/ sangat memotivasi
2. Skor 4 Setuju/ baik/ sering/ positif/ sesuai/ mudah/ layak/
bermanfaat/ Memotivasi
3. Skor 3 Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral/ cukup setuju/ cukup baik/
cukup sesuai/ cukup mudah/ cukup menarik/ cukup layak/
cukup bermanfaat/cukup memot ivasi
4. Skor 2 Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negatif/ kurang setuju/
kurang baik/ kurang sesuai/ kurang menarik/ kurang paham/
kurang layak/ kurang bermanfaat/ kurang memotivasi
5. Skor 1 Sangat tidak setuju/ sangat kurang baik/ sangat kurang
sesuai/ sangat kurang menarik/ sangat kurang paham/ sangat
kurang layak/ sangat kurang bermanfaat

Dimodifikasi oleh Sugiyono (2013: 94)


Selanjutnya, uji validasi ahli media dapat dilakukan dengan

membandingkan jumlah skor responden (∑) dengan jumlah skor ideal (N)

yang telah didapat dengan skala Likert tersebut diukur nilai persentase

skor yang diperoleh dari ahli menggunakan rumus Arifin (dalam

Endang,2003), yaitu sebagai berikut.

45
∑R
P = ─ x 100%
N
Keterangan :

P = Persentase skor (dibulatkan)

∑R = Jumlah skor yang diberikan validator

N = Jumlah keseluruhan skor ideal dalam satu item

100= Bilangan tetap

Dari nilai persentase skor yang telah diperoleh kemudian

ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif dengan kriteria

interprestasi dari Riduwan (2012), dapat dilihat pada tabel 6. berikut.

Tabel 6. Kriteria Interpretasi Skor

Tingkat
No Pencapai Kualifikasi Keterangan
an (%)
1. 81 – 100 % Sangat baik Sangat layak/ sangat valid/ tidak perlu di
revisi
2. 61 – 80 % Baik La yak/ valid/ tidak perlu di revisi
3. 41 – 60 % Cukup baik Kurang layak/ kurang valid/ perlu direvisi
4. 21 – 40 % Kurang baik Tidak laya k/ tidak valid/ perlu revisi
5. < 20 % Sangat kurang Sangat tidak layak/ sangat tidak valid/
baik perlu revisi
Dimodifikasi dari Arikunto (2010: 224)

1) Analisis Data Praktikalitas

Teknik analisis praktikalitas kegunaannya yaitu untuk analisis data

hasil pengamatan ke terlaksanaan angket respon peserta didik dan

46
respon guru. Data tetang respon peserta didik dan guru terhadap media

pembelajaran audio visual yang di analisis dengan menggunakan

ketentuan yang dikonfirmasi dalam rubrik seperti tabel 7. berikut

modifikasi dari Purwanto oleh Gustinasari (2017).

Tabel 7 Kategori Skala Penilaian Angket Respon


Peserta Didik dan Guru
Tingkat
No Pencapaian Kualifikasi Keterangan
(%)
1. 81 – 100 % Sangat baik Sangat layak/ sangat valid/ tidak perlu di
revisi
2. 61 – 80 % Baik Layak/ valid/ tidak perlu di revisi
3. 41 – 60 % Cukup baik Kurang layak/ kurang valid/ perlu direvisi
4. 21 – 40 % Kurang baik Tidak layak/ tidak valid/ perlu revisi
5. < 20 % Sangat kurang Sangat tidak layak/ sangat tidak valid/
baik perlu revisi
Dimodifikasi dari Arikunto(2010: 224)

Selanjutnya, uji ahli media dapat dilakukan dengan

membandingkan jumlah skor responden (∑) dengan jumlah skor ideal (N)

yang telah didapat dengan skala Likert tersebut diukur nilai persentase

skor yang diperoleh dari ahli menggunakan rumus Arifin (dalam

Endang,2003), yaitu sebagai berikut.

∑R
P = ─ x 100%
N
Keterangan :

P = Persentase skor (dibulatkan)

∑R = Jumlah skor yang diberikan validator

N = Jumlah keseluruhan skor ideal dalm satu item

47
100= Bilangan tetap

Setelah nilai persentase skor diperoleh, dilakukan pengelompokan

sesuai kriteria yang dimodifikasi dari Purwanto (2012) dapat dilihat

dari tabel 8. berikut.

Tabel 8. Kriteria Interpretasi Kelayakan Media Pembelajaran

Tingkat
No Pencapaian Kualifikasi Keterangan
(%)
1. 81 – 100 % Sangat baik Sangat layak/ sangat valid/ tidak perlu di
revisi
2. 61 – 80 % Baik Layak/ valid/ tidak perlu di revisi
3. 41 – 60 % Cukup baik Kurang layak/ kurang valid/ perlu direvisi
4. 21 – 40 % Kurang baik Tidak layak/ tidak valid/ perlu revisi
5. < 20 % Sangat kurang Sangat tidak layak/ sangat tidak valid/
baik perlu revisi
Dimodifikasi Arikunto (2010: 22)

48
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data Uji Coba

1. Media Pembelajaran yang dibuat berdasarkan Model ADDIE

Jenis penelitian yang dilakuaka ini adalah Research and development (R&D)

dengan hasil produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran berbentuk

video yaitu sparkol videoscribe. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat

media pembelajaran berbentuk video yang telah dibuat, melihat tingkat kevalidan,

dan kepraktisan media yang dikembangkan berdasarkan angket respon validator,

angket respon guru wali kelas, angket respon pesrta didik d. Model

pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE,

dengan tahapan analysis (analisis), design (desain), development (pengembangan),

implementation (implementasi) dan evaluation (evaluasi). Berikut ini akan

disajikan hasil dari penelitian dan pengembangan media pembelajaran berbasis

sparkol videoscribe.

a. Analysis (Analisis)

Dalam tahapan ini peneliti melakukan analisis kebutuhan, analisis

kurikulum, dan analisis peserta didik. Hasil dari analisis sebagai berikut ini

1) Analisis Karakteristik Peserta Didik

Analisis karakteristik peserta didik ini dilakukan bertujuan untuk

melihat kemampuan dari setiap peserta didik. Data ini bersumber dari

wawancaea yang dilakukan dengan guru wali kelas di SDN 27 Anak Air

dan SDN 53 Kampung Jambak. Berdasarkan hasil wawancara yang

49
dilakukan dengan ibu tersebut dapat disimpulkan karakteristik peserta

didik, yaitu:

a) Nilai rata-rata dari hasil ulangan peserta didik masih termasuk rendah.

b) Rendahnya kemampuan peserta didik dalam memahami materi dan

menyelesaikan masalah-masalah yang disajikan guru terkait kehidupan

sehari-hari.

2) Analisis Kurikulum

Kurikulum yang digunakan peneliti dalam mengembangakn media

pembelajaran adalah kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Bertujuan untuk

mengetahui gambaran-gambaran tentang rancangan media pembelajaran

yang cocok digunakan dalam mengembangan media pembelajaran sesuai

dengan kurikulum 2013. Analisis kurikulum yaitu sebagai berikut :

a. Kompetensi Inti (KI)

a) Menerima dan menjalankan ajaran agamanya yang


dianutnya.

b) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, guru, dan tetangga.

c) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati,

(mendengar, melihat, membaca) dan menanyakan

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, serta benda-bendaa yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah.

50
d) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,

sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

b. Kompetensi Dasar (KD)

KD pada tema 7 subtema 1 Pembelajaran 5 dan 6 dalam

penelitian ini yaitu:

Bahasa Indonesia

3.5 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang


disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di
mana,kapan, siapa, mengapa,dan bagaimana.

4.5 Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah


menggunakan aspek: apa, di mana, kapan,siapa, mengapa, dan
bagaimana serta kosakata baku dan kalimat efektif

IPA

3.7 Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan


wujud benda dalam kehidupan seharihari

4.7 Melaporkan hasil percobaan pengaruh kalor pada benda

SBdp

3.2 Memahami tangga nada

4.2 Menyanyikan lagu-lagu dalamberbagai tangga nada


dengan iringan musik.

51
PPKn

3.3 Menganalisis Keberagaman social budaya masyarakat.

4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang mendukung


keberagaman social.

c. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca teks tentang peristiwa kedatangan


bangsa barat di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi latar
belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia
secara benar.

2. Dengan membuat peta pikiran, siswa dapat menjelaskan


peristiwa kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia
dengan menggunakan kosakata baku secara tepat.

3. Dengan membaca teks, siswa dapat menjelaskan tentang


sifat-sifat benda padat, cair, dan gas.

4. Dengan berdiskusi tentang ulasan teks, siswa dapat


menjelaskan isi dan informasi sebuah teks secara tepat.

5. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menunjukkan


perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas).

6. Dengan membaca teks tentang menghargai jasa para


pahlawan, siswa dapat menunjukkan contoh sikap para
pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Dengan membaca teks, siswa dapat menghargai jasa para


pahlawan.

8. Dengan berdiskusi tentang ulasan teks, siswa dapat


menjelaskan sifat-sifat menghargai jasa para pahlawan.

9. Dengan bernyanyi bersama-sama, siswa dapat memahami


makna dari lirik lagu .

52
a. Analisis Materi dan Media Pembelajaran

Analisis materi dan media pembelajaran ini dilakukan guna melihat

dan mengetahui media apa saja yang digunakan selama proses

pembelajaran. Analisis ini juga bertujuan untuk melihat apakah media

yang digunakan sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Berdasrkan

hasil wawancara peneliti dilakukan dengan salah satu peserta didik di

kelas V SDN 27 Anak Air dan SDN 53 Kampung Jambak dapat

disimpulkan:

a) Guru masih jarang menggunakan media dalam pembelajaran.Guru

masih berpatokan pada buku paket dan LKS yang tersedia dan belum

mengembangkan media pembelajaran termasuk media pembelajaran

berbentuk video.

b) Di kelas V SDN 27 Anak Air dan SDN 53 Kampung Jambak masih

terdapat beberapa peserta didik yang malas dan tidak bersemangat

dalam mengikuti proses pembelajaran . Hal ini dikarenakan guru masih

belum mampu mengembangkan media yang dapat meningkatkan

minat peserta didik dalam belajar sehingga meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Sekalipun guru menggunakan media dalam

pembelajaran, media tersebut masih termasuk meia klasik dan belum

mampu meningkatan minat peserta didik dalam belaajar dan

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis karakteristik peserta didik dan media pembelajaran

yang telah disebutkan, maka evaluasi dari penelitian yang dilakukan di SDN 53

53
Kampung Jambak dan SDN 27 Anak Air memerlukan suatu pengembangan media

pembelajaran, sehingga dibutuhkannya suatu media pembelajaran untuk

menjawab hasil dari analisis tersebut, yaitu dengan membuat media pembelajaran

yang menarik berdasarkan tampilan, isi maupun penggunaanya yang dapat

meningkatkan minat peserta didik dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik terutama dalam pembealajaran tematik terpadu.

Berdasarkan analisi yang dilakukan di SDN 53 Kampung Jambak dan SDN 27

Anak Air maka peneliti akan membuat dan menghasilkan sebuah media

pembelajaran berbentuk video animasi berbasis sparkol videoscribe yang mudah

digunakan dalam pembelajaran, praktis dan dapat mengingkatkan minat peserta

didik dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya

pada materi tema 7 Periatiwa dalam Kehidupan.

b. Design (Desain)

Setelah tahap analisis dilakukan tahap selanjutnya yang akan dilakukan

dalam model pengembangan ADDIE yaitu tahap desain atau perancangan. Dalam

penelitian ini media yang dihasilkan yaitu berupa video dengan menggunakan

sparkol videoscribe. Adapun tahap desain atau pembuatan video, yaitu sebagai

berikut:

1) Perancangan Media Pembelajaran

Perancangan desain atau pembuatan video di awali dengan

opening atau pembukaan, pengenalan atau identitas penulis, foto penulis,

judul materi, kompetenssi inti dan kompetensi dasar, isi dan materi,

penutup disertai dengan animasi-animasi dan tampilan-tampilan yang

54
menarik. Slide-per-slide mulai dirancang dibuat.

Kegiatan pembelajaran pada video tersebut dimulai dengan

pembukaan atau kata salam, pengenalan nama, jurusan dan asal kapus

penulis, foto penulis, pembeahasan kompetensi inti dan kompetensi dasar,

kemudian masuk pada materi pelajaran. Pada materi pelajaran ini diawali

dengan penyajian masalah-maslah yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari dan juga foto-foto animasi yang akan merangsang pikirian

peserta didik. Kemudian diakhiri dengan penutup. Selain itu, yang tidak

kalah penting yaitu pembuatan animasi-animasi dan warna yang menarik

agar tidak menimbulkankesan yang membosankan bagi peserta didik

dalam belajar.

Setelah setiap slide selesai dibuat, animasi dan gambar tampilan

digabungkan menjadi sebuah video, kemudian langkah terakhir yang

dilakukan penulis yaitu menambahkan instrumen musik yang sesuai

dengan video. Penambahan instrumen musik ini bertujuan agar peserta

didik tidak hanya melihat tayangan video tetapi dapat mendengarkan

musik sekaligus penayangan video. Rancangan pembuatan video

pembelajara :

1) Pembuatan Media /Video

Pada tahap ini penyusunan media pembelajaran sparkol

videoscribe dilakukan dengan menggabungkan seluruh slide yang telah

dibuat dengan instrumen musik yang dipilih menjadi sebuah video

pembelajaran yang menarik. Sparkol videoscribe ini adalah salah satu

55
bentuk video berbentuk papan tulis yang didalamnya terdapat gambar

tangan bergerak untuk meuliskan materi apa yang kita buat. Langkah-

langkah penggunaan sparkol videoscribe ini aalah seagai berikut :

a) Pertama download dan install software sparkol videoscribe terlebih

dahulu. Pada saat men-download sparkol videoscribe akan

membutuhkan jaringan internet.

b) Langkah kedua silahkan masuk ke aplikasi sparkol videoscriebe

untuk digunkan , saat pertama kali menjalankan sparkol

videoscribe kita diharuskan mengisi emal yang aktif dan pasword

seperti gambar dibawah ini :

Gambar 11. Login ke Sparkol Videoscribe

c) Setelah login ke sparkol videosribe kita akan melihat halaman

seperti gambar berikut agar cara kerja ssparkol videoscribe

dilakukan secara offline.

56
Gambar 12. Cara kerja Sparkol Videoscribe Secara Offline

d) Setelah itu kita akan masuk ke aplikasi sparkol videoscribe . Untuk

menambahakan video silahkan klik (+) yang ada pada halaman

selanjutnya, akan muncul seperti papan tulis kosng dan kita sudah

membuat video dengan animasi sesuai yang diinginkan. Untuk

animasi-animasi yang menrik sudah terlampir dalam sparkol

videoscribe , kita tinggal memilih bagian mana animasi yang akan

dipakai. Untuk penmbahan musik kita tinggal klik gambar musik

dibagaian atas dan pilih musik yang akan kita gunakan dari media,

seperti gambar berikut ini:

57
Gambar 13. Animasi-animasi yang terdapat di Sparkol Videoscribe

e) Setelah slide dan musik selesai dibuat langkah-langkah yang

terakhir yaitu menyimpan video. Kita tinggal pilih menu tanda

panah ke atas (t) dibagaian kanan atas untuk menyimpan video dan

jnagan lupa tulis nama file-nya dan video siap disimpan menjadi

video yang utuh.

Gambar 14. Cara Penyimpanan Video Animasi yang dibuat

d. Development (Pengembangan)

Pada tahap pengembangan media pembelajaran video animasi berbasis

sparkol videoscribe yang telah selesai dirancang kemudian dilakukan validasi oleh

ahli materi, dan ahli media, setelah mendaptakan hasil validasi maka dilakukan

revisi media dan dilanjutkan dengan validasi selanjutnya, ketika produk yang

dibuat sudah valid maka dapat dilakukan uji coba produk pada kelas V Sekolah

Dasar.

Dosen ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa yang memberikan nilai

58
kevalidan produk media pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 9. Daftar Nama Validator

No Nama Dosen NIP Keterangan

1. Drs. Yunisrul, M.Pd 195906121987101001 Dosen Ahli

Media

2. Atri Waldi, S.Pd., M.Pd 199105012019031016 Dosen Ahli

Materi

c. Implementasi ( Penerapan)

Media yang sudah divalidasi dan direvisi kemudian dilakukan uji

coba produk yaitu di SDN 53 Kampung Jambak dengan jumlah peserta

didik 20 orang, dan di SDN 27 Anak Air berjumlah 20 peserta didik, jadi

total subjek penelitian adalah 40 orang, dimana tujuan dari implementasi

ini adalah untuk melihat kepraktisan produk yang dibuat.

d. Evaluation (Evaluasi)

Tahap evaluasi merupakan tahap terakhir dalam penelitian yang telah

dilakukan. Hasil evaluasi didapatkan dari tahap implementasi yaitu

59
penilaian dari angket praktikalitas peserta didik dan angket respon guru

terhadap media pembelajaran sparkol videoscribe..

1. Penyajian Data Hasil Uji Coba

a) Hasil Uji Validitas Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang sudah divalidasi kemudian direvisi

sesuai dengan kritik dan saran dari dosen validator. Hasil revisi ini

digunakan untuk perbaikan media pembelajaran yang sudah dibuat dengan

menambahkan kritik dan saran yang diberikan oleh validator sehingga

menghasilkan media pembelajaran yang valid.

1) Dosen Ahli Media

Data uji validitas aspek media diperoleh dari dosen yang ahli pada

bidang seni, yaitu Bapak Drs. Yunisrul, M.Pd selaku dosen seni di

PGSD FIP UNP. Uji validitas dilakukan dengan cara melakukan

penilaian terhadap media pembelajaran menggunakan lembar validasi,

aspek yang dinilai dapat dilihat pada lampiran perhitungan lembar

validasi.

Validasi media pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali dan

mendapatkan tingkat kevalidan yang berbeda, pada validasi pertama

mendapatkan penilaian dapat digunakan namun ada sedikit revisi,

dengan adanya kritikan dan saran validasi kedua menyempurnakan

media yang dibuat sehingga media sudah valid dan dapat digunakan

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dan layak untuk di

ujicobakan ke lapangan.

2) Dosen Ahli Materi

60
Data uji validitas aspek materi diperoleh dari Bapak Atri Waldi,

S.Pd., M.Pd selaku dosen PKn di PGSD FIP UNP. Uji validitas

dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap media

pembelajaran menggunakan lembar validasi, aspek yang dinilai dapat

dilihat pada lampiran perhitungan lembar validasi.

Validasi media pembelajaran oleh ahli materi dilakukan sebnyak

dua kali dimana mendapatkan tingkat ke validan yang berbeda, yaitu

pada validasi pertama dapat digunakan dengan banyak revisi, setelah

revisi dan validasi kedua dengan masukan yang diberikan sebelumnya

media pembelajaran dalam aspek materi sudah valid, materi ini layak

digunakan pada tahap kegiatan penelitian.

b) Hasil Uji Praktikalitas Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang telah valid, selanjutnya ialah melakukan

uji coba produk untuk mengetahui tingkat praktikalitas dari media

pembelajaran yang dibuat. Uji coba dilakukan pada peserta didik Kelas

V SDN 53 Kampung Jambak yang berjumlah 22 orang dan SDN 27

Anak Air dengan peserta didik sebanyak 21 orang. Praktikalitas dari

media pembelajaran video animasi sparkol videoscribe dapat dilihat

dari hasil angket respon peserta didik dan angket respon guru.

Selanjutnya dapat dilihat uraian sebagai berikut :

1) Hasil Angket Respon Peserta Didik Terhadap Praktikalitas Media

Pembelajaran Video Sparkol Videoscribe

61
Angket respon peserta didik diberikan untuk mengetahui pendapat

tingkat kepraktisan dari media pembelajaran yang telah dikembangkan.

Pengisian angket respon peserta didik dilakukan pada SDN 53 Kampung

Jambak dan SDN 27 Anak Air dengan total peserta didik yaitu 40 orang.

Hasil uji praktikalitas yang dikembangan mendapatkan hasil sangat praktis

dari kedua sekolah dan dapat dilihat pada lampiran perhitungan lembar

praktikalitas.

2) Hasil Angket Respon Guru Terhadap Praktikalitas Media

Pembelajaran Video Animasi Sparkol Videoscribe

Setelah melaksanakan uji coba media pembelajaran video sparkol

videoscribe yang telah dikembangkan, kemudian guru wali kelas V

memberikan penilaian terhadap praktikalitas media pembelajaran yang

telah di tampilkan dengan cara mengisi angket respon untuk guru yang

telah peneliti siapkan. Hasil penelitian uji praktikalitas yang telah

dilakukan mendapatkan hasil yang praktis dan sangat praktis, uraiannya

dapat dilihat pada lampiran perhitungan lembar praktikalitas.

B. Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menjelaskan data uji coba sehingga

dapat dipahami. Analisis data digunakan sebagai acuan untuk melakukan

revisi terhadap produk yang dikembangkan.

1. Analisis Hasil Uji Validitas Media pembelajaran

a) Analisis Hasil Uji Validitas Ahli Media

62
Pengembilan data uji validitas oleh Bapak Drs. Yunisrul,

M.Pd selaku ahli media dilaksankan pada tanggal 21 Maret 2021

untuk validasi pertama dan validasi kedua langsung dilaksanakan

setelah produk direvisi.

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran

9, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari ahli media untuk validasi

pertama antara 3 s/d 5 dengan jumlah 83,30 dengan kategori

“valid” dengan sedikit revisi. Kemudian pada validasi kedua

setelah revisi nilai dari validator berkisar antara 4 s/d 5 dengan

jumlah 96,40% memiliki kategori “sangat valid”. Dimana validasi

kedua menunjukkan hasil media sudah valid dan dapat digunakan

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

b) Analisis Hasil Uji Validitas Ahli Materi

Pengembilan data uji validitas ahli materi oleh Bapak Atri

Waldi, S.Pd., M.Pd dilaksankan pada tanggal 1 April 2021 untuk

validasi pertama dan validasi kedua langsung dilaksanakan setelah

produk direvisi yaitu tanggal 4 April2021.

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran

8, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari ahli media untuk validasi

pertama antara 3 s/d 5 dengan jumlah 78,20% dengan kategori

“cukup valid” dengan banyak revisi sesuai dengan kritik dan saran

yang diberikan. Kemudian pada validasi kedua setelah revisi nilai

dari validator berkisar antara 4 s/d 5 dengan jumlah 84,60%

memiliki kategori “valid”. Dimana validasi kedua menunjukkan

63
hasil media sudah valid dan materi ini layak digunakan pada tahap

kegiatan penelitian.

c) Hasil Analisis Validasi Keseluruhan

Tabel di bawah ini menunjukkan hasil validasi media

pembelajaran sparkol videoscribe dari ahli media dan ahli materi

yang valid dengan presentase 90,5% yang berarti media

pembelajaran oleh sparkol videoscribe dapat digunakan di Sekolah

Dasar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.

Tabel 10. Hasil Analisis Validasi Media

No Aspek yang Divalidasi % keterangan

1 Aspek Media 96,40% Sangat Valid

2 Aspek Materi 84,63% Sangat Valid

Rata-Rata 90,5% Sangat Valid

2. Analisis Hasil Uji Praktikalitas Media Pembelajaran

a) Analisis Hasil Uji Praktikalitas (Peserta Didik)

Pengambilan hasil uji praktikalitas pada peserta didik untuk

mengetahui tingkat kepraktisan media pembelajaran dilakukan oleh

peserta didik kelas V SDN 53 Kampung Jambak dengan jumlah

peserta didik 22 orang sedangkan di SDN 27 Anak Air berjumlah

21 orang. Dimana memiliki tingkat kepraktiisan yang berbeda di

anatara kedua sekolah tersebut.

Dapat dilihat pada tabel pada lampiran 12 perhitungan

praktikalitas yang mana di SDN 53 Kampung Jambak

64
menunjukkan nilai kepraktisan yaitu 92,90% kategori “sangat

praktis” dan SDN 27 Anak Air dengan nilai keperaktisan adalah

94,20% berkategori “sangat praktis”. Berdasarkan penjelasan dapat

disimpulkan secara umum peserta didik terbantu dengan

menggunakan media pembelajaran video sparkol videoscribe.

b) Analisis Hasil Uji Praktikalitas (Respon Guru)

Pengambilan data angket respon guru tehadap praktikalitas

media pembelajaran dilakukan oleh Ibu Putri Tresna Dewi, S.Pd

wali kelas V di SDN 27Anak Air dan Ibu Nur’abi Aisyah, SP.d

wali kelas V SDN 53 Kampung Jambak.

Berdasarkan perhitungan lembar praktikalitas dapat dilihat

pada lampiran 14 didapatkan nilai kepraktisan dari angket respon

guru SDN 53 Kampung Jambak dengan rentang nilai 4 s/d 5

dengan jumlah 81,60% termasuk dalam kategori praktis dan nilai

kepraktisan di SDN 27 Anak Air dengan rentang nilai 3 s/d 4 yang

berjumlah 96,50% memiliki kategori “sangat praktis”. Jadi bisa

disimpulkan bahwa guru menilai media pembelajaran yang

dikembangkan oleh peneliti dapat membantu guru dan peserta

didik dalam proses pembelajaran.

C. Revisi Produk

1. Hasil Revisi Validitas Ahli Materi

Berdasarkan komentar dan saran ahli materi, media

pembelajaran yang dikembangkan silahkan direvisi, materi ini layak

65
dilanjutkan ke tahap penelitian dengan banyak revisi. Bagian yang

telah diperbaiki dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 11. Revisi Validasi Ahli Materi

No Bagian yang di Revisi Bagian yang sudah di Revisi

1. Usahakan antar muatan Media pembelajaran sudah di

pembelajaran satu dengan yang perbaiki dan materi pembelajaran

lainnya tidak terpisah. sudah di tambahkan pada media.

2. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran sudah di

tambahkan ke dalam media

3. Tambahkan biodata Sudah dilampirkan

Berikut ini merupakan tampilan media pembelajaran sebelum dan

sesudah di revisi berdasrkan saran ahli materi :

Tabel 8. Tampilan Gambar Validasi Ahli Materi

Media Sebelum Revisi Media Sesudahh Revisi

Sebelumnya belum ada

biodata

66
Sebelumnya tidak ada

Tujuan Pembelajaran di

dalam media yang di buat

Tambahan materi soal

Latihan pada media.

2. Hasil Revisi Validitas Ahli Media

Berdasarkan komentar dan saran dari ahli media pembelajaran,

media sudah dapat digunakan dengan sedikit revisi, berikut ini bagian

yang perlu di revisi dari media pembelajaran :

Tabel 12. Revisi Validasi Ahli Media

No Bagian yang di Revisi Bagian yang sudah di Revisi

1. Pada background putih perlu di Warna putih background sudah di

tambahkan warna yang harmonis rubah warnanya

2. Iringi media dengan music Sudah di tambah dengan instrument

instrument yang hangat. music.

3. Sesuaikan gerakan video dengan Sudah disesuaikan dengan baik.

intonasi suara.

67
Berikut ini merupakan tampilan media pembelajaran growtopia

powerpoint sebelum dan sesudah revisi sesuai dengan saran dosen ahli media :

Tabel 13. Tampilan Gambar Validasi Ahli media

Media Sebelum Revisi Media Sesudah Revisi

Sebelumnya tidak ada


warna

Sebelumnya tidak ada Sudah ditambahkan instrumen musiknya


instrumen musik

Sesuaikan intonasi suara Sudah disesuaikan dengan baik


dengan gerakan Video
pembelajaran

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijelaskan dapat kita lihat

bahwa media pembelajaran video animasi sparkol videoscribe pada tema 7

subtema 1 siswa kelas V Sekolah Dasar sudah sesuai dengan model

ADDIE yang terdiri dari lima tahapan, yaitu sebagai berikut : (1) tahap

analysis, (2) tahap design, (3) tahap development, (4) tahap

implementation, (5) tahap evaluation. Tahapan ini dilakukan dengan cara

68
terstruktur dari awal sampai akhir. Kelebihan dari model ADDIE yaitu

lebih sederhana, teratur, dan banyak dipakai dalam membuat program

maupun produk pembelajaran secara efektif dan tervalidasi oleh ahli

(Soesilo & Munthe, 2020).

Penilaian media pembelajaran video animasi sparkol videoscribe

pada tema 7 subtema 1 siswa kelas V Sekolah Dasar sudah sangat baik

dapat dilihat dari hasill uji validitas media yang dilakukan oleh ahli media

dan ahli materi. Dimana perolehan skor aspek media memperoleh

persentase skor 96,40% dengan kategori sangat valid. Uji validitas aspek

materi memperoleh persentase skor 84,60% dengan kategori valid dan

perolehan hasil rata-rata validitas dari dua dosen validator ahli yaitu

sebesar 90,5% dengan kategori sangat valid. Sedangkan penilaian uji

praktikalitas media dilakukan di dua sekolah yaitu SDN 53 Kampung

Jambak memperoleh persentase skor 92,90% dengan kategori sangat

praktis, di SDN 27 Anak Air didapatkan persentase skor 94,20% dengan

kategori sangat praktis. Hasil angket respon guru di SDN 53 Kampung

Jambak memperoleh persentase skor 81,60% dengan persentase praktis

dan SDN 27 Anak Air memperoleh skor 96,50% dengan kategori sangat

praktis, dari hasil yang diperoleh media pembelajaran video animasi

sparkol videoscribe layak digunakan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di dua sekolah yaitu

SDN 53 Kampung Jambak dan 27 Anak Air mendaptakan respon yang

positif dari warga sekolah, dalam pelaksanaan uji coba peserta didik

berperan aktif dalam proses pembelajaran dan bersemangat dalam belajar.

69
Dan pengembangan media pembelajaran video animasi sparkol

videoscribe yang digunakan terbukti sangat valid dan praktis setelah

perhitungan skor yang dilakukan.

70
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Video

Animasi Berbasis Sparkol Videoscribe pada Pembelajaran Tematik

Terpadu Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Sudah dikembangkan

menggunakan model ADDIE memperoleh hasil rata-rata dari dua

dosen validator ahli sebesar 90,5% dengan kategori sangat valid dan

media pembelajaran saprkol videoscribe layak digunakan di lapangan.

2. Media pembelajaran video sparkol videoscribe yang dikembangkan

pada Kelas V Sekolah Dasar menghasilkan media pembelajaran yang

sangat praktis digunakan di Sekolah Dasar. Berdasarkan uji coba yang

dilakukan di SDN 53 Kampung Jambak tingkat keperaktisan media

pembelajaran yaitu 92.90% berkategori sangat praktis sedangkan di

SDN 27 Anak Air didaptakan sebesar 94,20% dengan kategori sangat

praktis. Hasil dari angket respon guru di SDN 53 Kampung Jambak

ialah 81,60% dengan kategori praktis dan angket respon guru di SDN

27 Anak air adalah 96,50% memiliki kategori sangat praktis. Dengan

itu membuat media pembelajaran video sparkol videoscribe sangat

membantu siswa dalam proses pembelajaran.

71
A. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan

beberapa saran, sebagai berikut :

1. Bagi guru, memberikan masukan sebagai upaya pemanfatan media

pembelajaran video sparkol videoscribe dalam proses pembelajaran

serta sebagai acuan/referensi untuk mengembangkan sebuah media

yang membuat proses pembelajaran yang lebih menyenangkan.

2. Bagi peneliti lain, agar dapat mengembangkan media pembelajaran

video menggunakan sparkol videoscribe dengan situasi dan kondisi

yang berbeda.

3. Bagi Peneliti lain, dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan

penelitian berikutnya menggunakan media pembelajaran video sparkol

videoscribe.

72
DAFTAR PUSTAKA

Airtanah, A. (2014). Bab ii kajian teori. Bab II Kajian Teori, 1, 9–34.

Algensindo.Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pendidikan. Bandung:


Alfabeta.

Anitah. (2010). Pengembangan Video Tematik Sebagai Pengantar Pembelajaran


Kurikulum2013 di Sekolah Dasar. 8(1).
https://doi.org/10.25273/pe.v8i1.2233

Ahmadi, L. K. & Amri, S. 2014. Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik

Integratif. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Peneliti an Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2016. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Asyha.

Ayu Diaras bati, Putu. dkk. 2017.“Penerapan Model Open Ended Berbantuan
Media Visual Dapat Meningkatkan Keaktifan Dan Penguasaan
Kompetensi Pengetahuan Matematika”. Jurnal: PGSD. Vol. 4. No. 1.

Basri, Syamsuriana. Husnul Khatimah. “ Efektivitas Penggunaan


MediaPembelajaran Sparkol Videoscribe Terhadap Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 6 Jeneponto”. Jurnal: Pendidikan
Fisika dan Terapannya. Vol. 2. No. 2.

Daryanto. 2015.Media Pembelajaran.Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani

Dwiyogo, W. D. 2013. Media Pembelajaran. Malang: Wineka Media.

Fransisca, Indyra & Mintohari. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran Video

Berbasis Sparkol Videoscribe Pada Pelajaran Ipa Dalam Materi


TataSurya Kelas VI SD. JPGSD. Vol: 06 1916-1927. http://bit.ly/2IHzhot.
[Diakses pada 19 Mei 2019]

Jihad, A. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

73
Majid,A. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Masyhud, M. S. 2015. Analisis Data Statistik untuk Penelitian Pendidikan.


Jember:Lembaga Pengembangan Manajemen dan Profesi Kependidikan
(LPMPK).

Masyhud,M.S.2016.Metode Penelitian Pendidikan. Jember: Lembaga


Pengembangan Manajemen dan Profesi Kependidikan.

Miarso,Yusufhadi. 2013. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:


Pernada Media Grup

Mutrofin. 2018. Hasil Pembelajaran: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:


LaksBang PRESSindo.

Nurseto, T. (2012). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Ekonomi


Dan Pendidikan, 8(1), 19–35. https://doi.org/10.21831/jep.v8i1.706

Nusa,Putra.2012. Research and Development. Depok: Rajagrafindo Persada.

Prasetyo, F. (2018). Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Powerpoint


2016 pada Subtema 1 Manusia dan Lingkungan di KELAS v Sekolah Dasar.

Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Mambuat Bahan Ajar Inovatif.


Yogyakarta: Diva Press.

Purwanto, Ngalim. (2013). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran.


Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Riduwan. 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung: ALFABETA.

Riyana, C. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI.

Safitri,Devi.2018. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Sparkol


Videoscribe Materi Aksara Lampung Kelas III. Lampung : UIN Raden
Intan Lampung.http://bit.ly/31GhkTi. [Diakses pada 08 Mei 2019]

Silmi, Munida Q. & Rachmadyanti P.. 2018.Pengembangan Media Pembelajaran

Video Animasi Berbasis Sparkol Videoscribe Tentang Persiapan

74
Kemerdekaan RI SD Kelas V. JPGSD. Vol: 06 486-495.
http://bit.ly/31sFsFj. [Diakses pada 19 Mei 2019]

S, M. B., & Ardianto, D. T. (2019). Jurnal Teknologi Pendidikan Pengembangan


Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Video Tutorial Di Sekolah
Menengah Kejuruan. 21(2), 119–134.
Sudjana, N. & Rivai. 2015.Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru

Sadiman, Arief. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sherviyana, & Mansurdin. (2020). Penerapan Model Discovery Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Terpadu di Sekolah Dasar (Studi
Literatur). Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(3), 2083–2096.
Soesilo, A., & Munthe, A. P. (2020). Pengembangan Buku Teks Matematika
Kelas 8 Dengan Model ADDIE. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 10(3).
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta

Sumantri, M. S. (2016). Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Premiere


Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 9(1), 11–12.
https://doi.org/10.25273/pe.v9i1.3059
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,
2009.
Wahyuni, S., Rahmadhani, E., Mandasari, L., & Matematika, J. T. (2020).
Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif dengan Menggunakan
Powerpoint. Jurnal Abdidas, 1(6), 597–602.
Wardani, R. K., & Syofyan, H. (2018). Pengembangan Video Interaktif pada
Pembelajaran IPA Tematik Integratif Materi Peredaran Darah Manusia.
2(4), 371–381.
Wina Sanjaya. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Wirasamita, R. H., & Putra, Y. K. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran
Video Tutorial Interaktif Menggunakan Aplikasi Camtasia Studio dan
Macromedia Flash. 1, 35–43.
Yuanta, F. (2019). Pengembangan Media Video Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 1(2), 91–100.

75

Anda mungkin juga menyukai