Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA

PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA


DI JAWA TENGAH TAHUN 2022

Bidang : Kesehatan Masyarakat


Seksi : Kesehatan Keluarga Dan Gizi
Indikator Program : Program Pemenuhan Upaya Kesehatan
Perorangan dan upaya Kesehatan Masyarakat
Indikator Program : Persentase kabupaten/kota dengan peningkatan
cakupan kesehatan ibu, bayi dan balita
Kegiatan : Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKP,
Rujukan UKM, dan UKM Rujukan Tingkat Daerah
Provinsi
Indikator Kegiatan : Prosentase Kab/Kota dengan peningkatan
Pelayanan kesehatan reproduksi sesuai standart
60%
Sub Kegiatan : Pengelolaan Kesehatan Ibu dan Anak
Indikator Sub Kegiatan : Kab/Kota dengan peningkatan Pelayanan
kesehatan reproduksi sesuai standart 60%
Sub Sub Kegiatan : Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana

A. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
a. Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
b. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. Undang-Undang nomor 9 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang
merupakan perubahan atas Undang-Undang nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah;
d. Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2017 tentang Sinkronisasi
Perencanan dan Penganggaran Pembangunan Nasional;
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah;
f. Permenkes no. 8 tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2021 tentang Pedoman
Penyusunan APBD Tahun 2022;

1
h. Surat Edaran Kementrian Dalam Negeri No. 910/4350/SJ tentang
Kebijakan Dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2022;
i. Surat Edaran Kementrian Dalam Negeri No. 910/4350/SJ tentang
Kebijakan Dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2022;
j. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 5 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2018-2023;
k. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 9 Tahun 2019 tentang
Sistem Kesehatan Provinsi;
l. Peraturan Gubernur Jawa Tengah nomor 58 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah;
m. Peraturan Gubernur No. 13 Tahun 2019 tentang Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah;
n. Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2019 tentang Standarisasi biaya
kegiatan dan honorarium biaya pemeliharaan dan standarisasi harga
pengadaan barang jasa kebutuhan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;
o. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah No. 900/0013902 Tahun 2021
tentang Pedoman Penyusunan RKA SKPD, RKA SKPKD dan RBA-RSD
Tahun 2022.
p. Perda Provinsi Jawa Tengah No. 12 Tahun 2021 tentang APBD Provinsi
Jawa Tengah TA.2022 (Tanggal 15 Desember 2021).
q. Pergub Jawa Tengah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Penjabaran APBD
Provinsi Jawa Tengah TA. 2022 (Tanggal 15 Desember 2021).
r. Pergub Jawa Tengah No.37 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
APBD TA 2022 ( Tanggal 28 Desember 2021).

b. Gambaran Umum
Dalam rangka percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa
Tengah dari tahun ke tahun sangat variatif, th 2018 menunjukkan trend yang
turun secara signifikan. AKI pada tahun 2018 target sebesar 88/100.000
kelahiran hidup realisasi sebesar 78,6/100.000 kelahiran hidup , sedangkan
pada tahun 2019 AKI turun menjadi 76,93/ 100.000 KH dari target sebesar
87/100.000 kelahiran hidup. Namun pada tahun 2020 adanya pandemi
Covid 19 terjadi peningkatan angka kematian kematian sebesar
98,6/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2021 meningkat tajam menjadi
199/100.000 angka kelahiran hidup dibandingakan target sebesar
84/100.000 angka kelahian hidup. Permasalahan kematian ibu dan neonatal
di Indonesia juga masih menunjukkan adanya masalah akses dan kualitas
pelayanan kesehatan yang serius.

2
Pada tahun 2020 Jumlah ibu hamil di Jawa Tengah sebanyak
575.906 dan jumlah bumil yang ANC sebesar 94,15% yang ditolong oleh
faskes sebesar 99,29 %, peserta KB aktif sebesar 77,47 %. Pada tahun
2021 jumlah ibu hamil mengalami penurunan sebesar 545.813 dan yang
ANC meningkat sebesar 95,5 % dan yang ditolong persalalinan nakes
meningkat menjadi 99,81 %, namun peserta KB aktif mengalami
penurunan sebesar 65,33 %. Berdasarkan data tersebut diatas perlu
adanya penguatan terkait pelayanan KB di Jawa Tengah
Keluarga Berencana (KB) adalah Gerakan untuk untuk membentuk
keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. KB
merupakan suatu program bertujuan untuk mengatur jarak kelahiran, jarak
kehamilan, dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga
setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan yang aman dan sehat.
Pelayanan KB Paska Persalinan (PP) dan Paska Keguguran (PK).
merupakan waktu yang tepat bagi ibu untuk menggunakan salah satu alat
kontrasepsi sesuai dengan pilihan yang rasional, efektif, dan efisien
sehingga dapat meningkatkan taraf kesehatan ibu, bayi, dan anak yang
lebih baik.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berlaku per 1 Januari
2014 oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berupaya untuk
memberikan jaminan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat,
meskipun sejauh ini belum seluruh masyarakat Indonesia terdaftar dalam
BPJS. Salah satu pelayanan kesehatan yang dilayani oleh BPJS terkait
kesehatan reproduksi adalah pelayanan Keluarga Berencana
(kontrasepsi). Pelayanan Keluarga Berencana (KB) diberikan mulai dari
fasilitas kesehatan tingkat pertama sampai fasilitas kesehatan tingkat
lanjutan. Dalam program KB diharapkan Fasilitas Kesehatan dapat
berperan aktif mendukung dan meningkatkan pelayanan KB PP dan PK
guna meningkatkan pencapaian peserta KB baru melalui upaya
peningkatan promosi KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
sejak ANC dan pada saat melahirkan.
Upaya yang diidentifikasi dapat menurunkan kejadian ini adalah
dengan mencegah missed opportunity pada ibu-ibu pasca persalinan.
Pelayanan KB Pasca persalinan adalah pemanfaatan atau penggunaan
alat kontrasepsi sejak sesudah melahirkan sampai 6 (enam) minggu (42)

3
hari sesudah melahirkan dan kontrasepsi yang digunakan tidak
menghentikan dan atau mengganggu Air Susu Ibu (ASI).
Pelayanan KB diharapkan lebih ke arah KB MKJP dengan tujuan
efektifitas dan efisiensi. Harapannya provider maupun pengelola program
akan satu kata untuk meningkatkan promosi terhadap KB MKJP terutama
kepada peserta BPJS untuk goal menurunkan Total Fertility Rate (TFR)
dan juga menurunkan AKI/AKB. Berdasarkan gambaran situasi di atas
Dinas Kesehatan perlu melakukan penguatan pelayanan kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana di Jawa Tengah.

B. Kegiatan Yang Akan Dilaksanakan


a. Uraian Kegiatan
Kegiatan Pertemuan pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana secara online (zoom meeting) dengan mengundang peserta dari
kabupaten kota selama 2 hari.
b. Batasan Kegiatan
Kegiatan Pertemuan pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana ini dilakukan dalam bentuk pertemuan di Provinsi secara online.
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang pelayanan kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana di Provinsi.
b. Tujuan Khusus
1. Mensosialisasikan kebijakan pelayanan Kesehatan reproduksi dan KB
2. Mensosialisasikan tata Laksana Pelayanan Kespro / KB di Fasyankes
dalam upaya jaga mutu pelayanan KB
3. Meningkatkan pemahaman upaya peningkatan KB Pasca salin
4. Mensosialisasikan strategi pelayanan KB Berkualitas dan pemanfaatan
roda KLOP
5. Meningkatkan pemahaman tentang konnseling KB yang bermutu
D. Indikator Keluaran
1. Tersosialisasinya kebijakan pelayanan Kesehatan reproduksi dan KB
2. Tersosialisasinya tata laksana pelayanan Kespro / KB di Fasyankes
dalam upaya jaga mutu pelayanan KB
3. Menigkatnya pemahaman upaya peningkatan KB Pasca salin

4
4. Tersosialisasinya strategi pelayanan KB Berkualitas dan pemanfaatan
roda KLOP
5. Meningkatnya pemahaman tentang konnseling KB yang bermutu
B. Strategi Pelaksanaan Kegiatan

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan ini akan dilaksanakan di Dinas Kesehatan Porvinsi Jawa Tengah
pada tanggal 13-14 April 2022 secara daring

2. Peserta dan Narasumber


a. Peserta Pertemuan terdiri dari :
1) Dinas Kesehatan Kab/Kota, masing masing terdiri dari :
a) Sub Koordinator Kesga Gizi dan pengelola program kespro dan
KB di 35 Kab/kota,
b) 1 (satu) orang Bidan koordinator atau pengelola program
kespro dan Gizi di 5 puskesmas terpilih
2) Pengurus Daerah IBI Jateng : 1 orang
3) Pengurus Cabang IBI Kab/Kota : 35 orang
4) Pengelola program kespro dan KB di Rumah Sakit Umum Daerah
/RSUD di 35 Kab/Kota
5) Pengelola program Kespro dan KB di 7 RS Provinsi Jawa Tengah
6) 1 (satu) orang Pengelola Program Kespro dan KB di 5 Balkesmas
Provinsi Jawa Tengah
7) Lintas Program : Bidang Pelayanan Kesehatan (Seksi PKP Kestrad
dan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan)
b. Narasumber :
1) Direktorat Kesehatan Usia Produktif dan Lansia Kemenkes RI
2) Pengurus Pusat IBI
3) POGI Cabang Semarang
4) P2KS (Pusat Pelatihan Klinik Sekunder)
5) Pengurus Daerah IBI Jawa Tengah
c. Moderator :
1). Dinas Kesehatan Kab Sukoharjo
2). Dinas Kesehatan Kab Katen

5
c. Jadwal
JAM URAIAN Narasumver Moderator
Hari Rabu, 13 April 2022
08.00 – 09.00 Registrasi peserta Panitia
09.00 – 09.30 Pembukaan dan Kepala Dinas
pengarahan Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah
09.30 – 11.30 Kebijakan Pelayanan Direktorat Kesehatan Dinkes Kab
Kespro dan KB Usia Produktif dan Sukoharjo
Lansia Kemenkes RI
11.30 – 12.30 ISHOMA
12.30 – 14.30 Panel : Dinkes Kab
Sukoharjo
a. Upaya peningkatan POGI Cabang
KB Paska Salin Semarang
b. Teknik konseling KB Pengurus Daerah IBI
yang bermutu Jateng
Hari Kamis, 14 April 2022
08.00 - 10.00 Tata Laksana P2KS (Pusat Pelatihan Dinkes Kab
Pelayanan Kespro / KB Klinik Sekunder) Jateng Klaten
di Fasyankes dalam
upaya jaga mutu
pelayanan KB
10.00 – 12.00 Strategi Pelayanan KB Pengurus Pusat IBI Dinkes Kab
yang Berkualitas dan Klaten
pemanfaatan roda
KLOP
12.00 – 12.30 RTL dan Rekomendasi Sub Koordinator kesga
dan gizi
12.30 Penutupan

d. Metode Pelaksanaan
Pertemuan Pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana di
provinsi dengan metode ceramah dan diskusi.
E. Penerima manfaat
a. Tenaga Kesehatan di 35 Kab kota
b. Dinas Kesehatan Kabupaten Kota
c. RSUD Kabupaten / Kota

6
d. RSUD Porvinsi Jawa Tengah
e. Organisasi Profesi (IBI)
f. Lintas Program dan UPT Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

F. Pelaksana dan Penanggung jawab kegiatan


Pelaksana kegiatan ini adalah Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah, dan Penanggung Jawab Kegiatan adalah Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat.
G. Sumber Pembiayaan
Biaya untuk pelaksanaan Pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana bersumber dari dana APBD Provinsi tahun anggaran 2022.

Kuasa Pengguna Anggaran


Bidang Kesehatan Masyarakat

Dr. Wahyu Setianingsih, M.Kes (Epid)


Pembina Tk. I
NIP.19660813 199803 2 002b8

Anda mungkin juga menyukai