Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEDIAAN SUSPENSI

Disusun oleh:

1. Dina Fitriana NIS :192010031


2. Nur Freshtika NIS :192010033
3. Siti Rosdiana NIS :192010034
4. Yeni Marsela. NIS :192010036

SMK KESEHATAN BINA PRESTASI TANGERANG


Jl. Raya Mauk KM.15 Jl.Gg.Solo II no. 99 Ds.Buaranjati,Buaran Jati, Sukadiri,
Tangerang, Banten 15330
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
limpahan karunia Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan
tepat waktu. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalh ini.
Kami menyusun Makalah yang berisi tentang “Suspensi” ini untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran farmasi.
Kami mencoba menyusun Makalah ini dengan sebaik baiknya. Makalah ini
memanag masih belum sempurna. Untuk itu, kami mengharapakan kritik dan
saran untuk perbaikannya dalam hal pembuatan makalah selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
B. Persyaratan Sediaan Suspensi
C. Jenis-Jenis Suspensi
D. Kelebihan dan Kekurangan Suspensi
E. Bagaimana Cara Pembuatan Sediaan Suspensi
F.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembuatan suspensi, kita harus mengetahui dengan baik


karakteristik fase terdispersi dan medium dispersinya. Dalam beberapa hal fase
terdispersi mempunyai afinitas terhadap pembawa untuk digunakan dan dengan
mudah "dibasahi" oleh pembawa tersebut selama penambahannya. Obat yang
tidak dipenetrasi dengan mudah oleh pembawa tersebut dan mempunyai
kecendrungan untuk bergabung menjadi satu atau mengambang diatas pembawa
tersebut.
Dalam hal ini yang terakhir, serbuk mula-mula harus dibasahi dengan apa
yang disebut dengan"zat pembasah" agar serbuk tersebut lebih bisa dipenetrasi
oleh medium dispersi. Alkohol, gliserin, dan cairan higroskopis lainnya
digunakan sebagai zat pembasah bila suatu pembawa air akan digunakan sebagai
fase dispersi. Bahan bahan tersebut berfungsi menggantikan udara dicela cela
partikel, mendispersikan partikel tersebut dan kemudian menyebabkan
terjadinya penetrasi dalam medium dispersi kedalam serbuk.
Dalam pembuatan suspensi skala besar, zat pembasah dicampur dengan
partikel-partikel menggunakan suatu alat seperti penggiling koloid (coloid
milld), pada skala kecil, bahan bahan tersebut dicampur dengan mortir dan
stamper. Begitu serbuk dibasahi, medium dispersi (yang telah ditambah semua
komponen komponen formulasi yang larut seperti pewarna, pemberian rasa, dan
pengawet) ditambah sebagian sebagian ke serbuk tersebut, dan campuran itu
dipadu secara merata sebelum penambahan pembawa berikutnya.
Sebagaian dari pembawa tersebut digunakan untuk mencuci alat alat
pencampur agar bebas dari suspenoid, dan bagian ini digunakan untuk
mencukupi volume suspensi dan menjamin bahwa suspensi tersebut
mengandung konsentrasi zat padat yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa itu sediaan suspensi?


 Apa saja persyaratan sediaan suspensi?
 Apa saja jenis-jenis sediaan suspensi?
 Apa kelebihan dan kekurangan sediaan suspensi?
 Bagaimana cara pembuatan sediaan suspensi?
 Apa yang dimaksud dengan stabilitas sediaan suspensi?
 Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas suspensi?
 Bagaimana formulasi suspensi?
 Bagaimana cara pengemasan dan penandaan sediaan suspensi?

1.3 Tujuan

 Mengetahui definisi sediaan suspensi


 Mengetahui persyaratan sediaan suspensi
 Mengetahui jenis-jenis sediaan suspensi
 Mengetahui kekurangan dan kelebihan sediaan suspensi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Suspensi atau suspension menurut farmakope edisi IV adalah sediaan
cairan yang mengandung partikel padat tidak larut, yang terdispersi dalam fase
cair.
Suspensi merupakan salah satu istilah yang ada dalam dunia kimia yang
digunakan untuk menggambarkan kondisi campuran dua ataupun beberapa
macam benda ataupun zat. Dengan kata lain suspensi juga dapat diartikan yaitu
suatu campuran heterogen yang berasal dari zat cair dan zat padat yang
dilarutkan sehingga berubah menjadi sebuah zat cair. Partikel padat yang
terdapat dalam sebuah sistem suspensi biasanya lebih besar dari 1mikrometer
sehingga hal ini memungkinkan untuk terjadinya sedimentasi.
Suspensi yakni salah satu nama kimia sebagaimana untuk kondisi
kombinasi sebagian tipe zat. Suspensi juga dapat didefinisikan sebagai
kombinasi semacam tipe zat yang heterogen, atau semacam zat kopi dengan air.
Kopi dan air adalah 2 zat yang memiliki sifat berbeda, yang mana kopi adalah
zat padatan, sedangkan air adalah cairan. Pada saat kedua zat ini dicampur, zat
tersebut akan terlihat menyatu namun beberapa waktu kemudian akan seperti
terpisah lagi.

B. Persyaratan Sediaan Suspensi


Menurut FI IV 1995 suspensi harus:
 Tidak boleh dipakai melalui intra Vena dan intratekal
 Suspensi digunakan secara tertentu misal untuk mata,harus
menggunakan pengawet
 Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
 Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
Menurut FI 1979 suspensi harus:
 Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap
 Jika dikocok harus terdispersi kembali
 Dapat menggunakan zat tambahan untuk menjamin stabilitas sediaan
suspensi
 Kekentalan sediaan tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan
dituang
 Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran
suspensoid tetap konstan dalam waktu penyimpanan yang cukup lama

C. Jenis-Jenis Suspensi
Suspensi dapat dibagi dalam dua jenis , yaitu suspensi yang siap digunakan
atau suspensi yang direkonstitusikan dengan sejumlah air atau pelarut lain yang
sesuai sebelum digunakan. Jenis produk ini umumnya campuran serbuk yang
mengandung obat dan bahan pensuspensi yang dengan melarutkan dan
pengocokan dalam sejumlah cairan pembawa (biasanya air murni) menghasilkan
bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan.
Berbeda dengan emulsi , pada suspensi terdapat zat padat yang terdispersi
pada cairan sedangkan pada emulsi cairan terdispersi dalam cairan yang lain.
Jenis-jenis suspensi yaitu:
 Suspensi oral
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel dapat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai
dan ditujukan untuk penggunaan oral.
Beberapa suspensi yang di beri etiket sebagai susu atau magma
termasuk dalam kategori ini.
 Suspensi topikal
Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung pertikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan
pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai ”Lotio"
termasuk dalam katagori ini.
 Suspensi tetes telinga
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-
partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian
luar.
 Suspensi optalmik
Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung
partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pambawa untuk
pemakaian pada mata. Obat dalam suspensi harus dalam bentuk
termikrinissasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada
kornet. Suspensi obat mata tidak boleh di guanakan bila terjadi massa
yang mengeras atau menggumpal.
 Suspensi untuk injeksi
Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan tidak di suntikan secara intravena atau ke
dalam larutan spinal.

 Suspensi untuk injeksi terkonstitusi


Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan kering dengan
bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk kelarutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah
penambahan yang sesuai.

D. Kelebihan dan Kekurangan Suspensi


 Kelebihan sediaan suspensi antara lain sebagai berikut:
a. Bahan obat tidak larut dan bekerja sebagai dope, yang dapat
memperlambat terlepasnya obat.
b. Beberapa bahan obat tidak stabil jika terjadi dalam bentuk lautan.
c. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam
larutan, karna rasa obat tergantung kelarutannya

 Kekurangan bentuk suspensi antara lain sebagai berikut:

a. Obat dalam larutan lebih jelas.


b. Praktis bila dibandingkan dengan sediaan lain, misalnya pulveres,
tablet, dan kapsul.
c. Terhadap degredasi dan kemungkinan terjadi reakasi kimia antara
kandungan dalam larutan dimana terjadi air sebagai katalidator.

E. Bagaimana Cara Pembuatan Sediaan Suspensi


Pembuatan suspensi melibatkan pencampuran komponen yang larut dalam
air dengan air untuk membentuk larutan berair. Bahan padat kemudian
ditambahkan ke larutan ini di bawah proses pencampuran geser tinggi secara
berurutan untuk membentuk suspensi. Suspensi disalurkan ke dalam botol
menggunakan mesin penyalur cairan otomatis.
Bubuk untuk suspensi, diproduksi sebagai serbuk kering. Formulasi ini
dirancang agar cepat larut dengan pencampuran lembut dihadapan air. Proses
pembuatan suspensi melibatkan pencampuran serbuk dari komponen formulasi
diikuti dengan mengeluarkannya ke dalam wadah komersial menggunakan botol
otomatis atau mesin pengisi sachet.
Mencampur bahan-bahan dalam jumlah sedikit, seperti pewarna, bisa
menjadi tantangan. Biasanya bahan-bahan tersebut di campur terlebih dahulu
dan/atau diserap pada permukaan bahan lain yang jumlahnya lebih banyak
sebelum dicampur dengan bahan lainnya. Selain itu, bahan yang mungkin cair
pada suhu kamar, seperti perasa cair, diserap ke bahan lain sebelum dicampur
dengan sebagian besar bahan. Bahan-bahan juga dapat disaring atau digiling
bersama untuk memastikan pencampurannya yang menyeluruh.

Suspensi dibuat dengan cara beberapa metode:

a. Metode dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat adalah kedalam mucilago
yang telah terbentuk kemudian baru di encerkan. Perlu di ketahui bahwa
kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle,
hal tersebut karna adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk. Serb7k
6ang sanggat halus mudah ke masukan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah
dan sukarnya serbuk terbasahi. Tergantung besarnya sudut kontak antara zat
terdispersi dengan medium. Bila sudut kontak ±90° serbuk akan mengambang
di atas cairan. Serbuk yang demikian di sebuat memiliki sifat hidrofof. Untuk
menurunkan tegangan antar muka antar partikel zat padat dengan cairan
tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau welling agent.

b. Metode praesipitasi
Zat yang hendak di dispersi dilarutkan terlebih dahulu dalam pelarut
organik yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik
diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air . Akan tetapi endapan halus
dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi. Caiaran oeganik tersebut adalah
etanol, propilenglikol dan polietilenglikol.
Salah satu problem yang dihadapi dalam pembuatan suspensi adalah
memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homo genitas pada
partikel.
Cara tersebut merupakan slah satu tindakan untuk menjaga stabilitas
suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah :
- Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampanbg partikel
tersebut serta daya tekan ke atas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara
ukuran partikel merupakan perbandingan terbaik dengan luas
penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan
keatas, hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel semakin
kecil luas penampangnya. (Dalam volume yang sama). Sedangkan
semakin besar luas dan penampang partikel dayan tekan ke atas cairan
akam semakin memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan
memperkecil ukuran partikel.
- Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari
cairan tersebut,makin kental susu cair kecepatan aliran makiin
turun(kecil). Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempeongaruhi
gerakan turunannya partikel yang terdapat didalamnya. Dengan menanbah
visvositas cairan,gerakan turun dari partikel yang kekentalan suspensi
tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. Hal ini
dapat dibuktikan dengan hukum "STOKES."
Keterangan:v=kecepatan aliran.
D=diameter dari partikel
=Berat jenis dari partikel
O=berat jenis cairan
G=gravitasi
12n= viskositas
 Jumlah partikel (konsentrasi)
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah
besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang
bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan
itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh
karna itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan
terjadinya endapan dalam waktu 6ang singkat.

- Sifat atau muatan partikel


Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam
campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada
kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan
yang sukar larut cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah
mempengaruhi sifat alam. Maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai kondisi suspensi
dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdiatribusi merata. Bila
partikel mengendap mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan
pengocokan yang ringan.
Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh
suatu kekuatan untuk membentuk agregat dan selanjutnya membentuk
kompasted cake dan peristiwa ini disebutin caking
Kalo dilihat dari faktor-faktor tersebut diatas, faktor konsentrasi dan sifat
dari partikel merupakan faktor yang tetap, artinya tidak dapat diubah lagi
karena konsentrasi merupakan jumlah obat yang tertulis dalam resep dan sifat
lartikel merupakan sifat alam. Yang dapat diubah atau disesuaikan adalah
ukuran lartikel dan viskositas.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan
mixer, homogeniser kolloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase
ekstemak dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental ini sering
disebut sebagai suspending agent (bahan pensuppensi), umumnya bersifat
mudah berkembang dalam air (hidrokoloid)
Bahan suspensi dan suspending agent dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu:
- Bahan pensuspensi dari alam
Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disehut hom/hidrokoloid.
Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran
tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago
maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas
suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, ph dan
fermentasi bakteri.

Hal yang dapat dibuktikan dengan suatu percobaan:


 Simpan 2 botol yanhg berisi mucilago sejenis
 Satu botol ditambah dengan asam dan dipanaskan, kemudian keduanya
disimpan ditempat yang sama.
 Setelah beberapa hari diamati ternyata botol yang ditambah dengan asam
dan dipanaskan mengalami penurunan viskositas yang lebih cepat
dibanding dengan botol tanpa pemanasan

Ternasuk golongan gom adalah

- Acasia ( pulvis gummi arabici )


Didapat sebagai eksudat tanaman akasia sp, dapat larut dalam air, tidak
larut dalam alkohol, bersifat asam. Viskositas optimum dari mucilagonya
anatar pH 5-9. Dengan penambahan suatu zat yang menyebabkan pH tersebut
menjadi diluar 5-9 akan menyebabkan penurunan viskositas yang nyata.
Mucilago gom arab dengan kadar 35% kekentalannya kira-kira sama dengan
gliserin. Gom ini mudaj dirusak oleh bakteri sehingga dalam suspensi harus
ditambahkan zat pengawet (preservatif).
- Chondrus
Diperoleh dari tanaman chondrus srispus dan mamilosa, dapat larut
dalam air, tidak larut dalam alkohol, bersifat alkali. Ekstrak dari chondrus
disebut caragen, yang banyak dipakai oleh industri makanan. Caragen
merupakan derivat dari saccharida, jadi mudah dirusak oleh bakteri, sehingga
perlu ditambahkan bahan pengawet untuk suspensi tersebut.
- Tragacanth
Merupakan eksudat dari tanaman astragalus gumnifera. Tragacanth
sangat lambat mengalami hidrasi, untuk mempercepat hidrasi biasanya
dilakukan pemanasan, mocilago tragacanth lebih kental dari mucilago dari
gom arab. Mucilago tragacanth baik sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi
bukan sebagai emulgator.
- Algin
Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Dalam perdagangan
terdapat dalam bentuk garamnya yakni Natrium Alginat. Algin merupakan
senyawa organik yang mudah mengalami fermentasi bakteri sehingga
suspensi dalam algin memerlukan bahan pengawet. Kadar yang dipakai
sebagai suspending agent umumnya 1-2% .

Golongan bukan gom

Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat. Tanah liat yang
sering dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada tiga
macam yaitu bentoine, hectoriedan veegum. Apabila tanah liat dimasukan
kedalam air mereka alan mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan
penggojokan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi. Karena peristiwa tersebut,
kekentalan cairan akan bertambah sehingga stabilitas dari suspensi menjadi
lebih baik.

Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air , sehingga
penambahan bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan menaburkannya
pada campuran suspensi. Kebaikan bahan suspensi dari bahan tanah liat
adalah tidak dipengaruhi oleh suhu atau panas dan fermentasi dari bakteri,
karena bahan-bahan tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan
karbohidrat.

A. Bahan Pensuspensi Sintes


- Derivat selulosa
Termasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa(methol,tylose),karbrsi
metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa. Dibelakang dari nama tersebut
biasamya terdapat angka atau nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini
menunjukkan kemampuan menambah vislositas dari cairan yang
dipergunakan untuk melarutkannya semakin besar angkanya berarti
kemampuannya semakin tinggi. Golongan ini tidak diabsorpsi oleh usus halus
dan tidak beracun sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan. Dalam
farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga digunakan sebagai laksansia dan
bahan penghancur (disintergator) dalam pembutan tablet.
- Golongan organik polimer
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah cabophol 934 (nama
dagang suatu pabrik). Merupakan serbuk putih bereaksi asam ,sedikit
pemakaiannya. Sehingga bahan tersebut banyk digunakan sebagai bahan
pensuspensi. Untuk memperoleh viskositas yang baik diperlukan kadar ± 1%.
Carbophol sangat peka terhadap panas dan elektrolit. Hal tersebut akan
mengakibatkan penurunan viskositas dari larutannya.

F. Stabilitas Sediaan Suspensi


Kestabilan fisik dari suspemsi sendiri bisa didefinisikan keadaan dimana
partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata diseluruh sistem
disprsi.

G. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi


- Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampanbg partikel
tersebut serta daya tekan ke atas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara
ukuran partikel merupakan perbandingan terbaik dengan luas penampangnya.
Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan keatas, hubungan linier.
Artinya semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya.
(Dalam volume yang sama). Sedangkan semakin besar luas dan penampang
partikel dayan tekan ke atas cairan akam semakin memperlambat gerakan
tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.
- Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut,makin kental susu cair kecepatan aliran makiin turun(kecil).
Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempeongaruhi gerakan
turunannya partikel yang terdapat didalamnya. Dengan menanbah visvositas
cairan,gerakan turun dari partikel yang kekentalan suspensi tidak boleh terlalu
tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. Hal ini dapat dibuktikan
dengan hukum "STOKES."
Keterangan:v = Kecepatan aliran.
D = Berat jenis cairan
G = Gravitasi
12n = Viskositas
 Jumlah partikel (konsentrasi)
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar,
maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena
sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan
menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karna itu
makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya
endapan dalam waktu 6ang singkat.
- Sifat atau muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam
campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada
kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan
yang sukar larut cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah
mempengaruhi sifat alam. Maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai kondisi suspensi
dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdiatribusi merata. Bila
partikel mengendap mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan
pengocokan yang ringan.
Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh
suatu kekuatan untuk membentuk agregat dan selanjutnya membentuk
kompasted cake dan peristiwa ini disebutin caking
Kalo dilihat dari faktor-faktor tersebut diatas, faktor konsentrasi dan sifat
dari partikel merupakan faktor yang tetap, artinya tidak dapat diubah lagi
karena konsentrasi merupakan jumlah obat yang tertulis dalam resep dan sifat
lartikel merupakan sifat alam. Yang dapat diubah atau disesuaikan adalah
ukuran lartikel dan viskositas.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan
mixer, homogeniser kolloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase
ekstemak dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental ini sering
disebut sebagai suspending agent (bahan pensuppensi), umumnya bersifat
mudah berkembang dalam air (hidrokoloid)

H. Formulasi suspensi.
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori:

a. Penggunaan "structured vehicle" untuk menjaga pertikel deflokulasi dalam


suspensi structure vehicle, adalah larutan didrokoloid seperti tilose, gom,
bentonit, dan lain-lain.
b. Penggunaan perinsip-perinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun
terjadi cepat. Pengndapan, tepai dengan penggojokan ringan mudah
disuspensi kembali.

Pembuat suspensi sistem flokulasi ialah:

a. Pertikel diberi zat pembasah dan dispersi medium.


b. Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan
atau polimer.
c. Diperboleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.
d. Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka
ditambah stucture vehicle.
e. Priduk akhir yang diperbolah ialah suspensi flokulasi dalam stucture vehicle.
Bahan pemflokulasi yang digunakan dapat berupa larutan elaktrolit,
surfaktan, atau polimer. Untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat
pemflokulasi yang bermuatan negatif dan sebaliknya. Contohnya suspensi
dismuthi subnitras yang bermuatan positif yaitu kalium fosat monobase.
Suspensi sulfamerazin yang bermuatan positif yaitu AIC13 (Alumunium
trichlorida).
Bahan pengawat
Penambahan bahan lain dapat pula dilakykan untuk menambah stabilitas
suspensi, antara lain penambahan bahaNmm pengawat. Bahan ini sangat di
perlukan terutama untuk suspensi yang mengguanakan hidrokoloid alam, karna
bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakateri
Sebagai bahan pengaeat dapat digunakan butil para benzoat (1:1250), etil p.
Benzoat(1:4000), nipasol, nipagin± 1% disamping itu bayak pula digunakan
garam komplek dari mercuri untukm pengawat,karna memerlukan jumlah yang
kecil, ridak toksis dan tidak iritasi. Misalnya fenil mercuri nitrat, fenil mercuri
chlorida, fenil mecuri asetat.

I. Pengemasan dan Penandaam Sediaan

Semua suspensi harus di kemas dalam wadah mulut lebar yang mempunyai
tuang udara diatas caian sehingga dapat di kocok dan mudah dituang.
Kebayakan suspensi harus disimpan dalam wadah tertuup rapat dan
terlindung dari pembekuan, panas dan berlebih dan cahaya. Suspensi perlu
dikocok Setiap kali sebelum digunakan untuk menjamin distribusi zat padat yang
merata dalam pembawa sehingga dosis yang diberi setiapa kali tepat dan
seragam. Pada etiket harus juga disertakan "Kocok Dahulu".

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dalam membuat sediaan suspensi kita harus memperhatikan syarat-sayrat


atau krakteristik bahan yang akan digunakan sehingga hasilnya memuaskan .
Kita juga harus mengetahui kekurangan atau kelemahan disediaan suspensi serta
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi formulasi pembuatan sediaan
farmasi.

B. Saran

Sabagi tenaga kefarmasian kita harus mempelajari dan memahami tentang


sediaan? suspensi. Karna sangat bermanfaat dalam dunia farmasi yang akan kita
geluti.

Anda mungkin juga menyukai