Anda di halaman 1dari 11

Farmaka

Volume 14 Nomor 1 1

ARTICLE REVIEW: EFEK PENGGUNAAN TUNGGAL DAN KOMBINASI ASAM


OLEAT SEBAGAI PENINGKAT PENETRASI PADA SEDIAAN TRANSDERMAL

Nur Rahayu, Soraya Ratnawulan Mita

Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran


Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinangor 45363
Telp. (022) 7996200, Fax (022) 7796200 email: ninurra.nr@gmail.com

ABSTRAK
Enhancer merupakan senyawa yang dapat meningkatkan penetrasi obat ke dalam kulit. Salah
satu jenis enhancer kimia yang termasuk ke dalam kelompok asam lemak adalah asam oleat.
Asam oleat bekerja dengan cara membentuk lapisan lipid baru bersama lapisan lipid stratum
korneum untuk menurunkan kapasitas fungsi sawar kulit. Selain digunakan sebagai enhancer
tunggal, asam oleat dapat digunakan bersama enhancer kimia lain sebagai kombinasi untuk
memperbaiki penetrasi obat. Penggunaan asam oleat secara tunggal maupun kombinasi dapat
meningkatkan penetrasi obat ke dalam kulit lebih baik dibandingkan enhancer kimia lainnya
seperti seperti DMSO, span 20, asam laurat, caprylic acid, capric acid dan sebagainya.
Kombinasi enhancer yang sering digunakan adalah asam oleat dengan propilen glikol karena
dapat meningkatkan penetrasi obat dengan optimal.

Kata Kunci: Enhancer, asam oleat, penggunaan tunggal, penggunaan kombinasi.

ABSTRACT
Enhancer is a compound that can improve drug penetration into the skin. Oleic acid is a
chemical enhancer belonging to the group of fatty acids. Oleic acid works by forming a new
lipid layers with stratum corneum lipid to reduce the capacity of the skin barrier function.
Oleic acid not only being used as a single enhancer but also can be used together with the
other chemical enhancers as combination to improve drug penetration. The use of oleic acid
singly or in combination can improve drug penetration into the skin better than other
chemical enhancers such as DMSO, span 20, lauric acid, caprylic acid, capric acid and so
on. Enhancer combination that often used is oleic acid with propylene glycol because it can
increase penetration well.

Keywords: Enhancer, oleic acid, single use, enhancer combination.

PENDAHULUAN berikut (Barry, 1987; Guy dan Hadgraft,


Senyawa peningkat penetrasi (Enhancer) 1987; Barry, 1991a; Ghosh dan Banga,
adalah zat yang dapat meningkatkan 1993). Mekanisme yang pertama adalah
penetrasi atau perembesan obat ke dalam pelarut dimana enhancer bekerja dengan
kulit (Barry, 1983; Pfister and Hsieh, 1990a; melarutkan komponen-komponen jaringan
Finnin and Morgan, 1999). Peningkat pada kulit. Mekanisme yang kedua melalui
penetrasi kulit dapat bekerja melalui satu interaksi antara enhancer dengan lipid
atau kombinasi senyawa melalui mekanisme interseluler sehingga menyebabkan gangguan
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 2

pada strutur kulit dan meningkatkan difusi 7. Dapat digunakan sebagai bahan
obat melalui lipid. Mekanisme yang ketiga farmasi dan kosmetik.

adalah interaksi antara enhancer dengan 8. Memiliki parameter kelarutan mirip

protein intraseluler untuk meningkatkan dengan kulit (misalnya, 20,5 MPa1 /

penetrasi melalui lapisan korneosit. 2 (Liron dan Cohen, 1984)).

Mekanisme keempat yaitu meningkatkan Hingga saat ini belum ada peningkat

partisi obat seperti co-enhancer dan co- penetrasi yang memiliki semua sifat ideal

solvent ke dalam stratum korneum (Barry, seperti yang dikemukakan di atas, namun

1991a). Senyawa peningkat penetrasi yang beberapa senyawa sedang dikembangkan dan

ideal memiliki sifat-sifat berikut (Barry, menunjukkan sifat-sifat yang lebih

1983; Pfister dan Hsieh, 1990a; Finnin dan menjanjikan (Songkro, 2009).

Morgan, 1999): Beberapa senyawa peningkat

1. Memiliki sifat fisika kimia yang penetrasi diklasifikasikan berdasarkan

stabil, inert. struktur kimianya, hal ini dikarenakan tiap

2. Non toksik, non iritatif, non senyawa memiliki berbagai macam


komedogenik, dan non alergi. mekanisme berbeda pada kulit. Senyawa-

3. Memiliki onset yang cepat, durasi senyawa tersebut memiliki sifat fisikokimia

aktivitas dapat diprediksi, memiliki yang berbeda, namun senyawa pada


efek reversible. kelompok yang sama belum tentu memiliki
4. Kompatibel secara fisika dan kimia mekanisme yang sama pula terhadap kulit
dengan bahan-bahan formulasi (Raut et al, 2014).
5. Setelah dihapus dari kulit, lapisan

stratum korneum harus cepat dan

sepenuhnya pulih.

6. Tidak berbau, tidak berasa, tidak

berwarna, dan ekonomis.


Farmaka
Volume 14 Nomor 1 3

Berikut ini adalah tabel jenis enhancer kimia:

Chemical Enhancer
Classification
Alkohol Short chain alcohols
Ethanol, Isopropyl alcohol
Long chain alcohols
Decanol, Hexanol, Octanol, Myristyl alcohol
Amides Azone
Esters Ethyl acetate, Oleyl acetate, Isopropyl myristate, propylene glycol
monocaprylate, Octyl salicylate.
Fatty Acids Lauric acid, Linoleic acid, oleic acid, Palmitic acid, isostearic acid
Glycols Propylene glycol, Dipropylene glycol, 1,2-butylene glycol
Pyrrolidone N-methyl-2-pyrrolidones, 2-pyrrolidone
Sulfoxides Dimethyl sulphoxide, Decylmethyl sulphoxide
Surfactants Anionic surfactants
Sodium lauryl sulphate
Cationic surfactants
Alkylpyridinium halide, Alkyl dimethylbenzyl ammonium halides.
Non-ionic surfactants
Span 80, Tween 80.
Terpenes Cineole, Eugenol, D-Limonene, Linalool, Menthol, Menthone.
Urea Carbamide
Miscellaneous Cyclodextrins, Water, Vitamin E, Phospholipids.
(Raut et al, 2014)
Asam Oleat merupakan enhancer tradisional paling

Asam oleat ((Z) asam -octadec-9- populer diantara berbagai asam lemak.

enoic) adalah asam lemak tak jenuh (Zhong et al, 2001). Pada beberapa

omega-9 dan komponen alami lemak yang literatur disebutkan bahwa penggunaan

berasal baik dari minyak nabati atau lemak asam oleat sebagai enhancer, baik secara

hewan (Rogers et al., 2001). Asam oleat tunggal maupun kombinasi , dapat

dapat melembutkan dan melembabkan meningkatkan jumlah zat aktif obat yang

kulit, dikarenakan sifatnya tersebut, telah berpenetrasi ke dalam kulit, bahkan ada

diproduksi minyak nabati khusus dan pula literatur yang menyebutkan bahwa

tersedia secara komersial seperti minyak asam oleat lebih baik daripada enhancer

bunga matahari. Pengobatan dengan asam lain seperti azone dan cineole untuk zat

oleat secara topikal memiliki keuntungan aktif tertentu (Zhong et al, 2001).

dan efek jangka panjang pada papiloma

kulit (Lotta et al, 2004). Asam oleat


Farmaka
Volume 14 Nomor 1 4

Mekanisme Kerja Asam Oleat bahwa asam oleat memisahkan komponen-


Pada berbagai literatur disebutkan komponen membrane stratum korneum,
bahwa asam oleat bekerja dengan mengurangi proporsi lipid kristalin, dan
memodifikasi lapisan lemak dari startum meningkatkan permeabilitas terhadap asam
korneum untuk membentuk rantai panjang oleat. Pada literature lain juga disebutkan
asam lemak dengan konfigurasi cis. Asam bahwa asam oleat menurunkan suhu fase
oleat bekerja sebagai peningkat penetrasi transisi lapisan lemak kulit dengan
dengan membentuk lapisan lipid baru meningkatkan fluiditas kulit dan
bersama lapisan lipid stratum korneum menurunkan resistensi difusi (Roderick
untuk menurunkan kapasitas fungsi sawar dan Eric, 1996; Ongipipattanakul et al,
kulit setelah pengobatan dengan asam oleat 1996; Aarti et al, 1995). Asam lemak tak
(Hanafi et al, 1997). Literatur lainnya jenuh meningkatkan koefisien difusi secara
menyatakan bahwa karena sifat asam oleat signifikan namun tidak memberikan efek
yang mirip dengan stratum korneum, maka nyata pada koefisien partisi stratum
asam oleat lebih mudah untuk penetrasi ke korneum (Puglia dan Bonina, 2008).
dalam sawar kulit. Setelah masuk ke dalam Dikarenakan berbagai macam mekanisme
kulit, struktur ‘tertekuk’ (berasal dari cis asam oleat tersebut, penetrasi obat baik
ganda) dari asam oleat akan menganggu yang bersifat hidrofilik maupun lipofilik
dan meningkatkan fluiditas lipid. Hal ini dapat ditingkatkan (Songkro, 2009).
menyebabkan penurunan permeabilitas Penggunaan Tunggal Asam Oleat
difusi (Akhter dan Barry, 1984; Cooper, sebagai Enhancer
1984; Barry,1987). Model mekanisme Penggunaan tunggal asam oleat
kerja lain yang telah dipos ulatkan bahwa sebagai enhancer telah banyak dilakukan.
asam oleat menurunkan jalur difusi Pada beberapa zat aktif, pemakaian asam
dikarenakan adanya pori-pori pada oleat sebagai enhancer dapat
permukaan korneosit epidermal (Touitou et meningkatkan penetrasi obat ke dalam
al, 2002). Selain itu, diungkapkan pula kulit secara signifika, namun untuk zat
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 5

aktif tertentu, pemakaian asam oleat meningkatkan difusivitas serta partisi pada
sebagai enhancer bahkan dapat permukaan kulit, sedangkan pada
menurunkan penetrasi obat ke dalam kulit mekanisme melalui rute polar adalah
dibandingkan kontrol. Hal ini dapat terjadi dengan meningkatkan hidrasi stratum
karena adanya inkompatibilitas antara korneum (Barry, 1987). Pada penggunaan
asam oleat dengan zat aktif tersebut. Simvastatin bersama dengan asam oleat,
Peningkatan penetrasi dan terlihat adanya pelepasan obat yang lebih
penyebaran obat terlihat pada penggunaan baik dibandingkan menggunakan enhancer
aspirin dengan asam oleat sebagai span 20 dan dimetil sulfoksida konsentrasi
antiplatelet sediaan gel. Asam oleat 1%, 5%, dan 10% . Pada konsentrasi asam
memberikan peningkatan penetrasi dan oleat 1% dan 10% memberikan hasil
penyebaran aspirin paling baik signifikan dibandingkan konsentrasi 5%.
dibandingkan penggunaan enhancer lain Ini mungkin disebabkan kelarutan obat
seperti metil myristat, limonene, DMSO, maksimal terjadi pada konsentrasi asam

Urea, 𝛽–cyclodextrin (bCyD), dan oleat 5% dan setelahnya terdapat

hydroxypropyl–bCyd (HPbCyD). Pada kejenuhan sehingga penetrasi dan

konsentrasi asam oleat 5% dan 10% penyebaran tidak meningkat( Prashar et

memberikan peningkatan yang lebih baik al., 2014). Selain itu, penggunaan asam

dibandingkan konsentrasi 20% (Ammar et oleat pada zat aktif asam salisilat dan ß-

al, 2007), hal ini dapat terjadi karena estradiol dapat meningkatkan fluks obat

meningkatnya lipofilisitas asam oleat yang cukup tinggi secara in vitro

(Ammar et al, 2006), Walaupun asam (Marepally et al., 2013; Goodman, 1989).

oleat dapat meningkatkan penetrasi dan Pada penelitian formulasi transdermal

penyebaran obat hidrofilik dan lipofilik, ketoprofen bersama dengan enhancer asam

namun mekanisme kerja utama asam oleat oleat 5% menunjukkann waktu pelepasan

adalah dengan meningkatkan permeabilitas obat terpendek serta memberikan

melalui rute non polar dengan peningkatan penetrasi paling kuat


Farmaka
Volume 14 Nomor 1 6

dibandingkan dengan enhancer kimia Kombinasi Asam Oleat sebagai


lainnya seperti lauric acid, capric acid, Enhancer
dan caprylic acid konsentrasi 5% Kombinasi enhancer dapat
(Wongpayapkul et al., 2006). Selanjutnya, digunakan untuk memperbaiki penetrasi
pemeriksaan dengan instrument spektro IR obat ke dalam kulit sekaligus mengurangi
dan scanner kolorimetri menunjukkan efek inkompatibilitas antara asam oleat
bahwa asam oleat menurunkan suhu fasa dengan zat aktif. Hasil kombinasi enhancer
transisi lapisan lipid stratum korneum dan tersebut, dapat meningkatkan penetrasi
meningkatkan fluiditas lipid kulit (Golden obat secara signifikan, bahkan beberapa
et al., 1987). kombinasi menghasilkan peningkatan
Tidak semua obat memberikan penetrasi hingga berkali-kali lipat
peningkatan penetrasi yang signifikan dibandingkan penggunaan dengan satu
bersama dengan asam oleat. Salah satu enhancer kimia.
penelitian mengemukakan bahwa Salah satu penggunaan kombinasi
penggunaan asam oleat 5% bersamaan enhancer asam oleat dilakukan pada
dengan Vitamin D3 memberikan penetrasi sianokobalamin (Vitamin B12). Kombinasi
dan penyebaran yang lebih rendah dua enhancer yaitu etanol 20%, 50% dan
daripada kontrol (tanpa enhancer) (Alsaqr asam oleat 10% memberikan hasil
et al., 2015). Ini disebabkan karena penetrasi dan penyebaran yang paling baik
terbentuknya kompleks lipofilik antara dibandingkan penggunaan satu macam
Vitamin D3 dengan asam oleat (Funke et enhancer saja seperti asam oleat maupun
al., 2002; Gao S et al., 1998), penurunan etanol. Etanol dan asam oleat biasa
yang sama juga terjadi pada penggunaan digunakan sebagai enhaner kimia obat
asam oleat sebagai enhancer pada gel transdermal, etanol dapat berfungsi ganda
alfuzosin hidroklorida (Prasanthi et al., sebagai enhancer sekaligus pelarut zat
2012). aktif. Selain itu ditambahkan pula propilen

glikol (PG) 40%, 70% yang bekerja


Farmaka
Volume 14 Nomor 1 7

sebagai pembawa sehingga penetrasi dan memodifikasi absorbsi perkutan (Okamoto


penyebaran vitamin B12 meningkat secara et al., 1990; B, Bendas et al., 1995).
signifikan (Yang et al.,2011). Kombinasi Penggunaan propilen glikol bersama
enhancer selanjutnya digunakan pada obat enhancer lain seperti asam lemak dapat
terapi keloid, Tranilast dalam sediaan meningkatkan efek yang sinergis (Cooper
topikal. Kombinasi antara asam oleat 10%, et al., 1985; Ruland and Kreuter, 1992).
20% dengan propilen glikol 10% Propilen glikol yang digunakan bersama
meningkatkan penetrasi dan penyebaran asam oleat akan berinteraksi dengan gugus
tranilast hingga berpuluh kali lipat polar sehingga asam oleat akan bergabung
dibandingkan dengan penggunaan satu ke dalam lapisan alkil lipid stratum
macam enhancer saja baik asam oleat atau korneum (Oh et al., 1998). Penggunaan
propilen glikol (Murakami et al., 1998). lain kombinasi asam oleat dan propilen
Kombinasi propilen glikol yang digunakan glikol sebagai enhancer yang ampuh
sebagai kosolven dengan asam oleat tidak adalah hidrokortison, 5-fluorouracil,
sepenuhnya dapat dipahami. Namun, triamcinolone asetonid, estradiol,
diperkirakan bahwa kombinasi tersebut nitrogliserin, dll (Barry & Bennett 1987;
meningkatkan mobilitas intraseluler obat Goodman & Barry 1988; Loftsson et al,
dan membantu pengangkutan asam oleat 1989a, b).
menuju tempat aksi sehingga kombinasi Tidak hanya dengan propilen
tersebut baik sebagai akselerator efektif glikol, asam oleat juga bisa
(Goodman & Barry 1989). Selain itu, dikombinasikan dengan bergbagai
kombinasi asam oleat dan propilen glikol enhancer lain seperti asam laurat, 2-
juga dipakai pada sediaan perkutan dari pirolidon, N-metil-2-pirolidon, dan
tenoxicam (Larrucea et al., 2001). enhancer lainnya. Kombinasi enhancer
Propilen glikol tidak hanya dapat asam oleat 5% pada sediaan transdermal
melarutkan Tenoxicam, namun juga Ketoprofen memberikan hasil penyebaran
merubah struktur kulit sehingga dapat dan penetrasi yang paling baik bersama
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 8

dengan 2-pirolidon 10%, kombinasi propilen glikol karena dapat meningkatkan


bersama dengan asam laurat 5% juga penetrasi obat ke dalam kulit dengan
memberikan hasil yang baik walaupun optimal.
tidak sebaik 2-pirolidon. Kombinasi DAFTAR PUSTAKA
enhancer tersebut bahkan memberikan Aarti, N.; Louk, A.; Pechtoid, R.M.;
Russell, O.; Richard, H.G. 1995.
hasil yang lebih baik dibandingkan Mechanism of oleic acid induced
skin penetration enhancement in
menggunakan satu enhancer saja. vivo in humans. J. Control Release.
Vol 37: 299-306.
Kombinasi enhancer dapat memberikan
Akhter, S.A.; Barry, B.W. 1984.
hasil yang lebih baik dibandingkan Penetration enhancers in human
skin effect of oleic & azone on
penggunaan enhancer tunggal disebabkan flurbiprofen permeation. J. Pharm.
Pharmacol. 36 (suppl.): 7.
mekanisme kerja yang berbeda di antara
Alsaqr, Ahmed; Rasoully,
dua enhancer sehingga menimbulkan efek Mohammed; Musteata, Florin
Marcel. 2015. Investigating
sinergis untuk meningkatkan penetrasi dan Transdermal Delivery of Vitamin
D3. AAPS PharmSciTech. DOI:
penyebaran obat (Wongpayapkul et al., 10.1208/s12249-015-0291-3.
2006). Ammar H.O.; Ghorab, S. M.; El-
Nahhas, et al. 2006. Design of a
KESIMPULAN transdermal delivery system for
aspirin as an antithrombotic drug.
Asam oleat merupakan enhancer kimia Int. J. Pharm. 327: 81-88.
yang termasuk dalam kelompok asam Ammar H.O.; Ghorab, S. M.; El-
Nahhas, et al. 2007. Evaluation of
lemak. Penggunaan asam oleat sebagai chemical penetration enhancers for
transdermal delivery of Aspirin.
enhancer tunggal maupun dalam Asian Journal of Pharmaceutical
Sciences, 2 (3): 96-105.
kombinasi dapat meningkatkan penetrasi
Barry, B. W. 1983. Dermatological
dan penyebaran obat yang lebih baik Formulations: Percuta- neous
Absorption. Marcel Dekker, New
dibandingkan enhancer kimia lain seperti York, U. S.
DMSO, span 20, asam laurat, caprylic Barry, B. W. 1987. Mode of action
of penetration enhancers in human
acid, capric acid dan sebagainya. skin. Journal of Controlled
Release. Vol 6: 85-97.
Kombinasi enhancer yang sering
Barry, B. W., Bennett, S. L. 1987.
digunakan adalah asam oleat dengan
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 9

Effect of penetration enhancers on


the permeation of mannitol, Ghosh, T. K. and Banga, A. K. 1993.
hydrocortisone and progesterone Methods of enhance- ment of
through human skin. J. Pharm. transdermal drug delivery: Part II.
Pharmacol. 39: 535-546. A chemical permeation enhancers.
Pharmaceutical Technology. 4: 62-
Barry, B. W. 1991a. The LPP theory 90.
of skin penetration enhancement. In
In Vitro Percutaneous Absorption: Goodman, M., Barry, B. W. (1988)
Principles, Fundamentals and Action of penetration enhancers on
Applications, R. L. Bronaugh and human skin as assessed by the
H. I. Maibach, editors. CRC Press, permeation of model drugs 5-
Florida, U. S. A., pp 165-185 A., fluorouracil and estradiol. I. Infinite
pp 1-44. dose technique. J. Invest. Dermatol.
91: 323-327.
Bendas,B.; Schmalfuss,U. ; Neubert,
R. 1995. Influence of Propylene
Glycol as Cosolvent on Mechanism Goodman, M., Barry, B. W. 1989.
of Drug Transport from Hydrogels. Action of penetration enhancers on
Int.J.Pharm. 116: 19-30. human stratum comeum as assessed
by differential scanning
Cooper, E.R. 1984. Increased skin calorimetry. In: Bronaugh, R. L.,
permeability for lipophilic Maibach, H. I. (eds). Percutaneous
molecules. J. Pharm. Sci. 73: 1153- Absorption. Marcel Dekker,
1156. NewYork, pp 567-593.
Cooper, E.R.; Merritt, E.W.; Smith, Golden, G. M., J. E. McKie, and R.
R.L. 1985. Effect of Fatty Acids O. Potts. 1987. Role of stratum
and Alcohols on the Penetration of corneum lipid fluidity in
Acyclovir Across Human Skin in transdermal drug flux. Journal of
Vitro. J. Pharm.Sci. 74: 688-689. Pharmaceutical Sciences 76(1):
25–28.
Finnin, B. C. and Morgan, T. M.
1999. Transdermal penetration Guy, R. H. and Hadgraft, J. 1987.
enhancers: application limitations The effect of penetration enhancers
and potential. Journal of on the kinetics of percutaneous
Pharmaceutical Sciences. 88: 955- absorption. Journal of Controlled
958. Release. 5: 43-51.
Funke AP, Schiller R, Motzkus HW, Hanafi, T.; Anita, Bos, V. G., Joke,
Günther C, Müller RH, Lipp R. A.B.; Hans, E. J.; Harry, E.B. 1997.
2002.Transdermal delivery of In vitro human skin perturbation by
highly lipophilic drugs: in vitro Oleic acid: Thermal analysis and
fluxes of antiestrogens, permeation freeze fracture electron microscopy
enhancers, and solvents from liquid studies. Thermochimica Acta. 293:
formulations. Pharm. Res.19(5): 77-85.
661–8.
Larrucea, E.; Arellano, A.; Santoyo,
Gao S, Singh J. 1998. In vitro S.; Ygartua, P. 2001. Combined
percutaneous absorption Effect of Oleic Acid and Propylene
enhancement of a lipophilic drug Glycol on the Percutaneous
tamoxifen by terpenes. J Control Penetration of Tenoxicam and its
Release. Elsevier. 51(2): 193–9. Retention in the Skin. European
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 10

Journal of Pharmaceutics and Drug, Tranilast, by Combined Use


Biopharmaceutics. 52: 113-119. of Oleic Acid and Propylene
Glycol as a Penetration Enhancer:
Liron, Z. and Cohen, S. 1984. Evaluation by Skin Microdialysis
Percutaneous absorption of in Rats. J. Pharm. Pharmacol. 50 :
alkanoic acids II: Application of 49-54.
regular solution theory. Journal of
Pharmaceutical Sciences. 73, 538- Oh, S.Y.; Jeong, S.Y.; Park, T.G.;
542. Lee, J.H. 1998. Enhanced
Transdermal Delivery of AZT
Loftsson, T., Somogyi, G., Bodor, N. (Zidovudine) Using Iontophoresis
1989a. Effect of choline esters and and Penetration Enhancer.
oleic acid on the penetration of J.Control. Release. 51: 812-816.
acyclovir, estradiol,
hydrocortisone, nitroglycerine, Okamoto,H.; Muta,K.; Hashida, M.;
retinoic acid and trifluorothymidine Sezaki, H. 1990. Percutaneous
across hairless mouse skin in vitro. Penetration of Acyclovir Through
Acta Pharm. Nord. 1: 279-286. Excised Hairless Mouse and Rat
Skin: Effect of Vehicle and
Loftsson, T., Gildersleeve, N., Percutaneous Penetration
Soliman, R., Bodor, N. 1989b. Enhancer. Pharm.Res. 1: 64-68.
Effect of oleic acid on diffusion of
drugs through hairless mouse skin. Ongipipattanakul, B.; Burnette,.R.R.;
Acta Pharm. Nord. 1: 17-22. Potts, R.O.; Francorur, M.L.1991.
Evidence that Oleic acid exists in a
Lotta, G.; Irene, L.; Annika, A.; Ann, separate phase within stratum
K. M.; Catharina, S. 2004. corneum lipids. Pharm. Res. 8,
Treatment of skin papillomas with 350-354.
topical α-Lactalbumin-Oleic acid.
New Eng. J. Med. 350: 2663- 2672. Pfister, W. R., and Hsieh, D. S.
1990a. Permeation enhancers
Marepally S, Boakye CHA, Shah PP, compatible with transdermal drug
Etukala JR, Vemuri A, et al. 2013. delivery system. Part I. Selection
Design, Synthesis of Novel Lipids and formulation considerations.
as Chemical Permeation Enhancers Medical Device Technology. 1, 48-
and Development of Nanoparticle 55.
System for Transdermal Drug
Delivery. PLoS ONE 8(12): Prasanthi D, Lakshmi P. 2012. Effect
e82581.doi:10.1371/journal.pone.0 of chemical enhancers in
082581. transdermal permeation of
alfuzosin hydrochloride. ISRN
Michael Goodman BWB. 1989. Pharm. (Article ID 965280):8.
Lipid-protein-partitioning (LPP)
theory of skin enhancer activity: Prashar, Manisha; Aggarwal, Geeta;
finite dose technique. International Harikumar, S,L. 2014.
Journal of Pharmaceutics 57: 29- Formulation and Evaluation
40. doi:10.1016/0378- of Transdermal Drug Delivery
5173(89)90260-3. System of Simvastatin Using
Natural and Synthetic Permeation
Murakami, T; Yoshioka, M; Enhancer. Der Pharmacia Lettre,
Yumoto, R; Higashi, Y; Shigeki S; 6 (5):358-368. ISSN 0975-5071.
Ikuta, Y; Yata N. 1998. Topical
Delivery of Keloid Therapeutic Puglia, C.; Bonina, F. 2008. Effect of
Farmaka
Volume 14 Nomor 1 11

polyunsaturated fatty acids and Songklanakarin. J. Sci. Technol.31


some conventional penetration (3), 299-32.
enhancers on transdermal delivery
of atenolol. Drug Del.15, 107-12. Touitou, E.; Godin, B.; Karl, Y.;
Buianover, S.; Becker, Y. 2002.
Raut, Saurabh Vinod; Nemade, Oleic acid, a skin penetration
Lalita S; Desai, Maya T; Bonde, enhancer, affects langerhans cells
Shailejkumar D; Dongare, Shweta and corneocytes. J. Control Rel. 80,
U. 2014. Chemical Penetration 1-7.
Enhancers: For Transdermal Drug
Delivery System. Int.J.Pharm Vol Wongpayapkul, L; Leesawat, P;
4, 33-40. E-ISSN: 2248-9207. Rittirod, T; Klangtrakul K;
Pongpaibul Y. 2006. Effect of
Roderick, B.W.; Eric, W.S. 1996. Single and Combined Permeation
The role of percutaneous Enhancers on the Skin Permeation
penetration enhnacers. Adv. Drug of Ketoprofen Transdermal Drug
Del. J Pharm Rev. 18, 295-301. Delivery Systems. CMU Journal
Vol 5(1): 41.
Rogers, J.B. ; Dieffenbacher, A.;
Holm, J.V. 2001. Levicon of lipid Yang, Ye; Kalluri, H; Banga A,K.
nutrition (IUPAC Technical 2011. Effects of Chemical and
report). Pure Appl. Chem. 73(4), Physical Enhancement Techniques
685-744. on Transdermal Delivery of
Cyanocobalamin (Vitamin B12) In
Ruland,A.; Kreuter,J.. 1992. Vitro. Pharmaceutics. Vol 3: 474-
Influence of Various Penetration 484;doi:10.3390/pharmaceutics303
Enhancers on the in Vitro 0474.
Permeation of Amino Acids
Across Hairless Mouse Skin. Zhong, J.P.; Zhou, R.R.; Chen, G.S.;
Int.J.Pharm. 85: 7-17. Wang, Y.; Wang, J.G. 1991.
Influence of vehicles on human
Songkro, Sarunyoo. 2009. An skin permeation of norgesterel and
overview of skin penetration levonorgestrel. Yao Xue Xue Bao.
enhancers: penetration enhancing 26: 933-937.
activity,skin irritation potential and
mechanism of action.

Anda mungkin juga menyukai